Anda di halaman 1dari 29

Manajemen Bencana Gempa Bumi

oleh:

Kelompok 3
Irpan
Nindi Elfiza
Pesona Dessritina
Vitratul Ilahi

Prodi Magister Epidemiologi Universitas Andalas


2020
Bencana alam

Berdasarkan tentang kejadian-kejadian bencana alam di Indonesia,


mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan
sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana. Sesuai
dengan tujuan utamanya yaitu mengurangi dan / atau meniadakan
korban dan kerugian yang mungkin timbul, maka titik berat perlu
diberikan pada tahap sebelum terjadinya bencana, yaitu terutama
kegiatan penjinakan / peredaman atau dikenal dengan istilah Mitigasi.
Pengertian Gempa Bumi

Gempa Bumi atau Gempa bumi juga diartikan sebagai


seisme banyak diartikan suatu pergeseran lapisan secara
sebagai getaran atau tiba-tiba yang berasa dalam bumi.
guncangan yang timbul Karena gempa bumi dikatakan
di permukaan bumi bersumber dari dalam bumi atau
lapisan bawah bumi berarti gempa
yang terjadi karena
bumi adalah getaran pada kulit
adanya pergerakan bumi yang disebabkan oleh
lempeng bumi kekuatan dari dalam bumi. Getaran
gempa biasa dinyatakan dalam
skala richter.
Penyebab terjadinya gempa bumi

Gempa bumi banyak disebabkan oleh


gerakan-gerakan lempeng bumi. Bumi
kita ini memiliki lempeng-lempeng yang
suatu saat akan bergerak karena adanya
tekanan atau energi dari dalam bumi.
Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak Energi yang tersimpan dan sulit keluar
menjauh (divergen) mendekat (konvergen) menyebabkan energi tersebut
atau melewati (transform). Gerakan tersimpan sampai akhirnya energi itu
lempeng-lempeng tersebut bisa dalam tidak dapat tertahan lagi dan terlepas
yang menyebabkan pergerakan lem-
waktu yang lambat maupun dalam waktu
peng secara cepat dalam waktu yang
yang cepat singkat yang menyebabkan terjadinya
getaran pada kulit bumi.
Aktivitas gempa bumi di indonesia

Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda


yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania.
Jalur pegunungan tersebut merupakan salah
satu dari proses pembentukan batuan dan
dampak dari gempa yang sering terjadi
sehingga mengakibatkan tumbukan antar
lempeng terus terjadi dan mem-bentuk suatu
pegunungan yang panjang.
Mitigasi
Mitigasi yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh
bencana. Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam
sehingga risiko bencana alam dapat dikurangi.

Mitigasi dapat dilakukan dengan tiga tahapan yaitu :


sebelum terjadi, ketika berlangsung dan setelah terjadi gempa bumi
Preparedness (Kesiapsiagaan)

Preparedness (Kesiapsiagaan) adalah upaya yang dilakukan pemerintah, masyarakat


dan individu agar pada keadaan bencana respon dapat terjadi secara cepat, tepat, dan
efektif.

Tujuan Kesiapsiagaan antara lain :


-Mengurangi korban akibat bencana
-Meningkatkan kesiapan bencana
-Meringankan penderitaan korban
-Kerja sama dengan pihak terkait.
Recovery
Recovery adalah proses pemulihan kondisi masyarakat
yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali
prasarana dan sarana pada keadaan semula.

Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana


dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar
puskesmas, dll)

Recovery sendiri meliputi dua hal, yakni tahap rehabilitasi


dan rekonstruksi didalamnya
Rencana tindakan Penanggulangan Gempa Bumi

A. Pencegahan dan mitigasi


Menurut pedoman penyusunan rencana penanggulangan bencana
BNPB (PERKA BNPB No.4 tahun 2008) ,Upaya atau kegiatan dalam
rangka pencegahan dan mitigasi yang dilakukan, bertujuan untuk
menghindari terjadinya bencana serta mengurangi risiko yang
ditimbulkan oleh bencana. Tindakan mitigasi dilihat dari sifatnya
dapat digolongkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu mitigasi pasif dan
mitigasi aktif.
Tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi pasif antara lain:
1. Penyusunan peraturan perundang-undangan
2. Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah.
3. Pembuatan pedoman/standar/prosedur
4. Pembuatan brosur/leaflet/poster
5. Penelitian / pengkajian karakteristik bencana
6. Pengkajian / analisis risiko bencana
7. Internalisasi PB dalam muatan lokal pendidikan
8. Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana
9. Perkuatan unit-unit sosial dalam masyarakat, seperti forum
10. Pengarus-utamaan PB dalam perencanaan pembangunan
Sedangkan tindakan pencegahan yang tergolong
dalam mitigasi aktif antara lain:
1.Pembuatan dan penempatan tanda-tanda
peringatan, bahaya, larangan memasuki daerah
rawan bencana dsb.
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai 4. Pemindahan penduduk dari
peraturan tentang penataan ruang, ijin mendirikan daerah yang rawan bencana ke
bangunan (IMB), dan peraturan lain yang daerah yang lebih aman.
berkaitan dengan pencegahan bencana. 5. Penyuluhan dan peningkatan
3. Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan kewaspadaan masyarakat.
masyarakat. 6.Perencanaan daerah
penampungan sementara dan jalur-
jalur evakuasi jika terjadi bencana.
7. Pembuatan bangunan struktur
yang berfungsi untuk mencegah,
mengamankan dan mengurangi
dampak yang ditimbulkan oleh
bencana, seperti: tanggul, dam,
penahan erosi pantai, bangunan
tahan gempa dan sejenisnya
B. Kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya


bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan
berubahnya tata kehidupan masyarakat. Upaya kesiapsiagaan dilakukan pada
saat bencana mulai teridentifikasi akan terjadi, kegiatan yang dilakukan antara
lain:

1. Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya.


2. Pelatihan siaga / simulasi / gladi / teknis bagi setiap sektor Penanggulangan bencana (SAR,
sosial, kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum).
3. Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan
4. Penyiapan dukungan dan mobilisasi sumberdaya/logistik.
5. Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan terpadu guna mendukung tugas
kebencanaan.
6. Penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini (early warning)
7. Penyusunan rencana kontinjensi (contingency plan)
8. Mobilisasi sumber daya (personil dan prasarana/sarana peralatan)
C. Tanggap darurat
Tahap Tanggap Darurat merupakan tahap penindakan atau
pengerahan pertolongan untuk membantu masyarakat yang
tertimpa bencana, guna menghindari bertambahnya korban jiwa.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat meliputi:

1. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan,


kerugian, dan sumber daya;
2. penentuan status keadaan darurat bencana;
3. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
4. pemenuhan kebutuhan dasar;
5. perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
6. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
C.Tahap pemulihan

meliputi tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Upaya yang dilakukan pada tahap
rehabilitasi adalah untuk mengembalikan kondisi daerah yang terkena bencana yang
serba tidak menentu ke kondisi normal yang lebih baik, agar kehidupan dan
penghidupan masyarakat dapat berjalan kembali

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi:


1. perbaikan lingkungan daerah bencana;
2. perbaikan prasarana dan sarana umum;
3. pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
4.pemulihan sosial psikologis;
5. pelayanan kesehatan;
6. rekonsiliasi dan resolusi konflik;
7. pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya;
8. pemulihan keamanan dan ketertiban;
9. pemulihan fungsi pemerintahan; dan
10. pemulihan fungsi pelayanan publik
Sedangkan tahap rekonstruksi merupakan tahap untuk membangun kembali sarana
dan prasarana yang rusak akibat bencana secara lebih baik dan sempurna. Oleh sebab
itu pembangunannya harus dilakukan melalui suatu perencanaan yang didahului oleh
pengkajian dari berbagai ahli dan sektor terkait.

Kegiatan yang dilakukan :


1. pembangunan kembali prasarana dan sarana;
2. pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;
3. pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
4. penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang
lebih baik dan tahan bencana;
5. partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia
usaha dan masyarakat;
6. peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya;
7. peningkatan fungsi pelayanan publik; atau
8. peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat
Peristiwa Kejadian gempa bumi di Indonesia

Gempa bumi Yogyakarta tahun 2006

Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik kuat


yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta  dan  Jawa Tengah  pada Sabtu
pagi, 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05:55:03 WIB selama 57 detik. Gempa Bumi
tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.  United States Geological
Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala Richter. Dengan
data korban yang tewas sebanyak 6.324

Gedung-gedung yang rusak parah akibat gempa


1.Mall Saphir Square mengalami kerusakan parah di lantai 4 dan 5. Tembok depan Mall
lantai tersebut roboh hingga berlubang, kanopi teras Mall ambruk dan menimpa teras
Mall yang sebagian ikut roboh
2.ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km.6,5 kerusakan sangat parah.
3.Candi Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah dan ditutup sementara
untuk diteliti lagi tingkat kerusakannya. Kerusakan yang dialami candi prambanan
kebanyakan adalah runtuhnya bagian-bagian gunungan candi dan rusaknya beberapa
batuan yang menyusun candi
KERUSAKAN MALL SAPHIR SQUARE

70% Rumah di Kecamatan Rata dengan Tanah


Gempa Bumi Sumatera Barat 2009

Gempa Bumi Sumatra Barat 2009 terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala


Richter di lepas pantai Sumatra Barat pada pukul 17:16:
10 WIB tanggal 30 September 2009.  Gempa ini terjadi di lepas
pantai Sumatra, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa
menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatra Barat
seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir
Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang,
 Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut
data Satkorlak PB, sebanyak 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang
tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatra Barat, korban luka berat
mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang.
Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, &
78.604 rumah rusak ringan
Dampak akibat gempa

Peringatan tsunami sempat dikeluarkan namun segera dicabut dan terdapat


laporan kerusakan rumah maupun kebakaran. Sejumlah hotel di Padang rusak,
dan upaya untuk mencapai Padang cukup sulit akibat terputusnya komunikasi.
 Korban tewas akibat gempa terus bertambah, dikhawatirkan mencapai ribuan
orang. Namun, hingga tanggal 4 Oktober 2009, angka resmi yang
dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah 603
orang korban tewas dan 343 orang dilaporkan hilang. Pada tanggal 13 Oktober
2009, angka korban tewas meningkat menjadi 6.234 jiwa. Pertolongan yang
sangat dibutuhkan oleh korban gempa terutama adalah kekurangan obat-
obatan, air bersih, listrik, dan telekomunikasi, serta mengevakuasi korban
lainnya.
Salah satu gedung pemerintahan yang ambruk di
Padang
Kerusakan di Kawasan Kampung Cina Pondok
Pembersihan Puing-Puing Perpustakaan Kota
yang Runtuh
Pertokoan dan bimbel yang hancur diguncang gempa
Data Kejadian gempa (1629-2019)
Source: (wikipedia.org,bmkg.go.id)
Tabel diatas adalah rekapitulasi data gempa di Indonesia
mulai dari tahun 1929-2019. Letak Indonesia yang berada
di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng
Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta
beradaposisi Ring
di of fire  menjadikan Indonesia kerap
kali diterpa bencana gempa Bumi dan letusan gunung
berapi.

Anda mungkin juga menyukai