Okta Risa 1411211025 Dhilla Lharisa 1411212037 Afira Septria1411212043 Nihayatul Putri 1411212050 1. Pengertian Bencana Bencana atau disaster adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis dan terjadi secara tiba-tiba. 2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Bencana Terjadi 1. Alam Bencana alam murni penyebab utamanya adalah alam itu sendiri. Contoh bencana alam murni adalah gempa bumi,tsunami, badai, dan letusan gunung berapi. Bencana- bencana tersebut bukan disebabkan oleh ulah negatif manusia. 2. Perbuatan manusia Bencana alam yang terjadi karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Bukan berarti bencana ini dibuat oleh manusia tetapi akibat dari ulah manusia atau dipicu dari perbuatan manusia, seperti penebangan hutan secara liar, penambangan liar, pengambilan air tanah secara berlebihan dan lain-lain. Perbuatan perbuatan tersebut lambat laun akan menyebabkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan erosi tanah. 3. Pengertian Manajemen Bencana
Manajemen bencana adalah kegiatan-
kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan bencana dan keadaan darurat sekaligus memberikan kerangka kerja untuk menolong masyarakat dalam keadaan beresiko tinggi agar dapat menghindari ataupun pulih dari dampak bencana. 4. Tujuan Manajemen Bencana Secara umum, manajemen bencana bertujuan untuk : Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia serta kerusakan harta benda dan lingkungan hidup. Menghilangkan kesengsaraan dan kesulitan dalam kehidupan dan penghidupan korban. Mengembalikan korban bencana dari daerah penampungan/ pengungsian ke daerah asal bila memungkinkan atau merelokasi ke daerah baru yang layak huni dan aman. Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama, seperti komunikasi/ transportasi, air minum, listrik, dan telepon, termasuk mengembalikan kehidupan ekonomi dan sosial daerah yang terkena bencana. Mengurangi kerusakan dan kerugian lebih lanjut. Meletakkan dasar-dasar yang diperlukan guna pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam konteks pembangunan. Tujuan manajemen bencana yang baik adalah: 1.Menghindari kerugian pada individu, masyarakat, maupun negara melalui tindakan dini (sebelum bencana terjadi). 2.Meminimalisasi kerugian pada individu, masyarakat, maupun negara berupa kerugian yang berkaitan dengan orang, fisik, ekonomi, dan lingkungan bila bencana tersebut terjadi. 3.Meminimalisasi penderitaan yang ditanggung oleh individu dan masyarakat yang terkena bencana. 4.Untuk memperbaiki kondisi sehingga individu dan masyarakat dapat mengatasi permasalahan akibat bencana. 5. Siklus Manajemen Bencana 1. Penanganan Darurat; yaitu upaya untuk menyelamatkan jiwa dan melindungi harta serta menangani gangguan kerusakan dan dampak lain suatu bencana. 2. Pemulihan (recovery);adalah suatu proses yang dilalui agar kebutuhan pokok terpenuhi.Proses recovery terdiri dari: a. Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan secara langsung yang sifatnya sementara atau berjangka pendek. b. Rekonstruksi : perbaikan yang sifatnya permanen 3. Pencegahan (prevension); upaya untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya suatu ancaman. Misalnya : pembuatan bendungan untuk menghindari terjadinya banjir, biopori, penanaman tanaman keras di lereng bukit untuk menghindari banjir dsb. Namun perlu disadari bahwa pencegahan tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian besar bencana. Lanj.... 4. Mitigasi (mitigation); yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman. Misalnya : penataan kembali lahan desa agar terjadinya banjir tidak menimbulkan kerugian besar.
5. Kesiap-siagaan (preparedness); yaitu
persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi(atau kemungkinan akan terjadi) bencana. 6. Manajemen Kegawatdaruratan Manajemen kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penaggulangan kedaruratan, pada menjelang, saat, dan sesudah terjadi keadaan darurat. 1.Manajemen kedaruratan adalah pengelolaan kemampuan dan sumberdaya untuk menangani ancaman terhadap keselamatan masyarakat dan individu- individu akibat terjadinya bencana. Tiga lembaga yang baik untuk dijadikan contoh penerapan manajemen kedaruratan: 1.Pemadam Kebakaran (Fire Squad) 2.Unit Gawat Darurat Rumah Sakit – UGD (Emergency Hospital) 3.Gegana (Bomb Threat Handling Unit). Persiapan kedaruratan meliputi: Pencegahan bencana, peringatan dini, skenario tak terduga, penyiapan sistem dan panduan tanggap darurat, memastikan dukungan dana dari pihak berwenang (pemerintah atau donatur), penyediaan bahan dan alat lebih awal (stand-by resources), penempatan bahan dan alat mendekati lokasi (berdasarkan prediksi kedaruratan) dan pelatihan untuk semua personil yang terlibat.
Tindakan tanggapan darurat meliputi: Pendataan kondisi
dan kebutuhan sumberdaya, pengerahan sumberdaya, penanganan sumbangan dan hubungan media, perencanaan operasi, pelaksanaan lapangan dan koordinasi, monitor dan evaluasi, dan penyiapan transisi ke penanganan pasca keadaan darurat. 7. Bentuk Kegiatan Tanggap Darurat Contoh bentuk kegiatan tanggap darurat yaitu :
Pada bencana tsunami di Aceh pada 26 Desember
2004. Pada masa tanggap darurat ini pemerintah biasanya yang akan menetapkan jadwal masa tanggapdarurat, biasanya masa tanggap darurat ini sangat tergantung dari jenis bencana yang terjadi pada suatu wilayah. Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 di Aceh, pada awalnya ditetapkan masa tanggap darurat selama 3 bulan, tetapi setelah dilihat kenyataan dilapangan terbukti masa tanggap darurat selama 3 bulan tidak efektif, akhirnya pemerintah memperpanjang masa tanggap darurat menjadi 6 bulan. Jenis Bantuan Darurat : 1. Pangan 2. Sandang 3. Tempat tinggal sementara 4. Kesehatan 5. Sanitasi 6. Air Bersih Terima Kasih