Anda di halaman 1dari 18

PERAN KESEHATAN MASYARAKAT

DALAM MANAGEMEN BENCANA DAN


MITIGASI BENCANA

MARDIANA, S.KM., M.KES


PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2019
o Manajemen bencana meliputi rencana, struktur
serta pengaturan yang dibuat dengan
melibatkan usaha dari pemerintah,
sukarelawan dan pihak – pihak swasta dengan
cara yang terkoordinir dan komprehensif untuk
merespon seluruh kebutuhan darurat bencana.

o Manajemen bencana terdiri atas perencanaan,


pengorganisasian dan mobilisasi sumber daya
yang dibutuhkan untuk penangnan semua fase
bencana.
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

Pada tahap ini dilakukan


penanggulangan bencana,
pengurangan risiko bencana,
pencegahan, pemaduan dalam
perencanaan pembangunan, PRA BENCANA
persyaratan analisis risiko
bencana, penataan ruang,
pendidikan dan pelatihan, mitigasi Pada tahap ini dilakukan hal-hal
bencana. yang mencakup pengkajian
SAAT BENCANA terhadap lokasi bencana,
kerusakan dan sumber daya,
penentuan status keadaan darurat,
Pada tahap ini mencakup kegiatan
penyelamatan dan evakuasi,
rehabilitasi (pemulihan daerah,
PASCA BENCANA pemenuhan kebutuhan dasar serta
sarpras umum, perbaikan rumah,
pelayanan psikososial dan
kehidupan sosial, psikologis,
kesehatan.
yankes, serta keamanan dan
ketertiban). Selain itu ada
rekonstruksi yaitu pembangunan
kembali, pembangkitan dan
peningkatan sarpras termasuk
fungsi yankes.
MITIGASI
BENCANA

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya


untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21
Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana).
KEBIJAKAN DALAM PELAKSANAAN MITIGASI BENCANA

1. Pembangunan persepsi yg sama bagi semua pihak termasuk


pemerintah dan masyarakat berdasarkan pedoman umum yang telah
ditetapkan.

2. Dilaksanakan secara terpadu, terkoordinir dan melibatkan seluruh


potensi pemerintah dan masyarakat.

3. Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban jiwa


dapat diminimalkan.

4. Penggalangan kekuatan melalui kerjasama dengan semua pihak,


salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat
STRATEGI DALAM PELAKSANAAN MITIGASI BENCANA
4. SOSIALISASI DAN
PENYULUHAN 3. PENYEBARAN
o INFORMASI
Sosialisasi dan penyuluhan tentang
segala aspek kebencanaan kepada o Penyebaran informasi dapat
SATKOR_LAK PB, SATLAK PB dan dilakukan secara langsung atau
masyarakat dgn tujuan untuk dengan melalui media cetak dan
peningkatan kewaspadaan dan kesiapan elektronik.
dalam menghadapi bencana o Tujuannya untuk peningkatan
kewaspadaan terhadap bencana
5. PELATIHAN DAN geologi di wilayah tertentu.
PENDIDIKAN
o 2. PEMANTAUAN
Pelatihan focus pada tata cara
pengungsian dan penyelamatan ketika o Pemantauan dilakukan terutama
terjadi bencana.
o didaerah vital dan strategis.
Tujuannya untuk membentuk o Dengan mengetahui tingkat
kesiapsiagaan tinggi menghadapi
kerawanan secara dini, maka dapat
bencana
dilakukan antisipasi terhadap
bencana.
6. PERINGATAN DINI
o 1. PEMETAAN
Dilakukan untuk memberitahukan tingkat kegiatan
hasil pengamatan secara kontinyu di daerah
rawan bencana serta untuk antisipasi jika o Peta rawan bencana sangat berguna
sewaktu-waktu terjadi bencana. untuk pengambilan keputusan terutama
dalam antisipasi kejadian bencana alam.
MANAJEMEN DALAM MITIGASI BENCANA

1.Penguatan institusi penanganan 2. Peningkatan kemampuan 3. Peningkatan kepedulian dan 4. Peningkatan keamanan
bencana tanggap darurat kesiapan masyarakat pada terhadap bencana pada sistem
masalah berhubungan dengan infrastruktur dan utilitas
resiko bencana
a. Perbaikan dan sosialisasi a. Persiapan rencana
Prosedur Tetap (Protap) penanganan keadaan darurat
a. Pengembangan materi a. Identifikasi daerah rawan
yang mendalam dan terpadu
SATKORLAK PB dan SATLAK kampanye pendidikan untuk dengan prioritas ditekankan
meliputi tugas dan
PB yg membuat tugas dan masyarakat tentang kepedulian pada peningkatan
tanggungjawab pihak yang
tanggungjawab instansi terkait terhadap bencana kemampuan/keamanan
terlibat ( internal – eksternal),
dalam managemem bencana. b. Penyebarluasan informasi terhadap bencana
b. Peningkatan kerjasama antara organisasi tim tanggap darurat
bencana secara singkat b. Penyusunan program jangka
instansi terkait bencana, mekanisme
melalui media cetak, elektronik pendek – panjang yg
c. Peningkatan kemampuan pencarian dan penyelamatan
dan lainnya secara rutin diprioritaskan pada
korban (SAR) dan inventarisasi
SATKORLAK PB dan SATLAK melalui organisasi peningkatan kemampuan dan
sarpras yg dibutuhkan,
PB (sistem, peralatan dan kemasyarakatan yang ada. kekuatan sistem dalam
b. Peningkatan koordinasi
sumberdaya) c. Pelaksanaan kampanye menghadapi risiko bencana
pertolongan dalam keadaan
d. Pengembangan sistem pendidikan ttg bencana pada c. Penilaian kerentanan terhadap
informasi sebagai usaha darurat dan kemampuan
masyarakat mellaui lokakarya bencana secara terperinci
peningkatan kesiapan komunikasi antar instansi
dan seminar. pada infrastruktur dan jaringan
SATKORLAK PB dan SATLAK dengan pengembangan Ruang
d. Pemberian saran terkait utilitas meliputi pengadaan air
Pusat Pengendalian
PB serta masyarakat dalam pembangunan gedung agar minum, listrik, telekomunikasi,
Operasional (RUPUSDALOP)
menghadapi bencana meliputi memperhatikan syarat jalan dan jembatan, fasilitas
SATKORLAK PB dan SATLAK
penyusunan strategi informasi, konstruksi yg tahan bencana bandara, kereta api, drainase,
PB
pengembangan sistem e. Peningkatan partisipasi saluran pembuangan air
c. Peningkatan kemampuan
penyebaran informasi dan masyarakat (pemberdayaan kotoran dan limbah dan
penyiapan database kajain tanggap darurat PUSDALOP,
masyarakat) dalam mitigasi lainnya.
terkait bencana fasilitas, sarana dan prasarana
bencana.
terkait kondisi gawat darurat.
MANAJEMEN DALAM MITIGASI BENCANA

5. Peningkatan keamanan 6. Peningkatan keamanan 7. Peningkatan keamanan 8. Peningkatan keamanan


terhadap bencana pada bangunan terhadap bencana daerah terhadap bencana pada bangunan terhadap bencana pada bangunan
strategi dan penting perumahan dan fasilitas umum industri dan kawasan industri sekolah dan anak sekolah

a. Pengidentifikasian semua a. Identifikasi dan penilaian a. Identifikasi dan penilaian


bangunan strategis dan kerentanan bangunan di terhadap kerentanan kawasan a. Pengadaan program keamanan
penting untuk tanggap darurat sekitar perumahan dan fasilitas industri dan bangungan gedung sekolah terhadap resiko
dan menilai tingkat keamanan umum terhadap bencana bencana melalui identifikasi sekolah
bangunan b. Peningkatan keamanan b. Peningkatan keamanan rawan, memberi rekomendasi teknis
b. Peningkatan keamanan terhadap bencana pada kawasan industri dan untuk perbaikan struktur bangunan
bangunan strategis/penting fasilitas umum seperti pusat bangungan yang rawan sekolah, pengembangan standar
terhadap bencana untuk dapat perbelanjaan, pasar terhadap bencana struktur bangunan sekolah sert
memberikan pelayanan darurat tradisional, pertokoan, stasiun c. Pemberian rekomendasi teknis pengembangan program perbaikan –
tanpa mengalami gangguan kereta api, terminal bis dan tentang bagaimana menghadapi relokasi gedung yg rawan
selama bencana tempat rekreasi resiko bencana dan bencana b. Pengembangan program kampanye
c. Pemberian rekomendasi susulan pendidikan mengenai resiko bencana
teknis/nasehat untuk antisipasi d. Pemberian pelatihan tentang pada anak sekolah mislanya
resiko bencana kepada penanggulangan dan pembentukan Palang Merah
pengeloa dan pengguna pengamanan pada saat situasi c. Perbaikan bangunan sekolah,
gedung darurat akibat bencana perbaikan tata letak sekolah untuk
d. Pelaksanaan studi instansi evakuasi darurat ketika terjadi
bangunan penting/berbahaya bencana
misalnya Reaktor Nuklir,
Industri Kimia dan lainnya.
MANAJEMEN DALAM MITIGASI BENCANA

9. Perhatian keamanan terhadap 10. Peningkatan pengetahuan 11. Pemasukan prosedur kajian 12. Peningkatan kemampuan
bencana dan kadiah bangunan para ahli tentang fenomena resiko bencana kedalam pemulihan masyarakat dalam
tahan gempa, tsunami serta banjir bencana, kerentanan terhadap perencanaan tata ruang/tata guna jangka panjang setelah terjadi
dalam pembuatan konstruksi baru bencana dan teknik mitigasi lahan bencana

a. Persiapan rencana pemulihan kota


a. Mendukung pengembangan a. Peningkatan zonasi yg sudah ada b. Rencana pemulihana yg
penelitian tentang bangunan rawan tentang tata ruang/ tata guna lahan yg diakomodasikan dalam keputusan-
a. Perancangan peraturan tentang bencana, identifikasi bencana dan didasarkan pada kajian resiko keputusan darurat sewaktu terjadi
mitigasi bencana termasuk perbaikan bangunan dan struktur b. Penyediaan lapangan terbuka untuk zona bencana
didalamnya pengawasan terhadap yang rawan bencana perantara (Butter Zona), evaluasi dan c. Perencanaan perumahan dan
desain pembangunan tahan gempa b. Pengadaan program pelatihan akses darurat sekolah sementara
b. Peningkatan pengetahuan dan untuk para professional tentang c. Pemberian rekomendasi tentang d. Pengembangan rencana
pengertian tentang prinsip-prinsip kerentanan dan desain perkuatan perlakuan khusus daerah rawan dan pendanaan masyarakat untuk
sesuai jenis bencana (retrofit) serta teknik mitigasi lainnya berbahaya program rekonstruksi jangka
c. Pemberian alternatif untuk c. Pemberian informasi melalui diskusi d. Pemberian rekomendasi tentang panjang
pembangunan konstruksi lahan rutin di Kecamatan atau Dinas penanganan khusus dalam kajian resiko e. Pemberdayaan Dinas Sosial, Dinas
gempa lainnya untuk daerah dengan bangunan Pendidikan dan Dinas Agam dalam
d. Pemberian petunjuk teknis/praktis d. Penyebaran informasi tentang e. Pendidikan dan studi banding tentang pemulihan mental dan spiritual
untuk bangunan sederhana yang bencana dan rencana tindakan mitigasi bencana korban bencana
tahan terhadap bencana dalam bentuk sederhana f. Studi didaerah rawan bencana untuk f. Perencanaan pendanaan yg
e. Penekanan peraturan melalui memahami mekanisme bencana susulan transparan dan manajemen
sistem perijinan dalam mendirikan g. Penyiapan database pada studi bencana distribusi bantuan
bangunan termasuk sarpras Early Warning System g. Hasil studi resiko bencana
f. Peningkatan sistem kewaspadaan (EWS) dimasukkan dalam studi dampak
terhadap bangunan lingkungan proyek baru (AMDAL)
PENGARUH UMUM BENCANA PADA KESEHATAN
MASYARAKAT
o Pengaruh bencana yang terjadi secara tiba-tiba tidak hanya menyebabkan banyaknya
kematian, tetapi juga gangguan sosial, kejadian luar biasa (KLB) penyakit epidemik serta
kelangkaan pangan.

o Pengamatan sistematis yang dilakukan terhadap pengaruh bencana alam pada kesehatan
manusia menghasilkan berbagai kesimpulan baik tentang pengaruh bencana terhadap
kesehatan dan tentang cara paling efektif dalam penyediaan bantuan kepada masyarakat.

o Bencana memberikan pengaruh pada tingkat kerentanan yang berbeda pada daerah
dengan kondisi sosial, kesehatan dan ekonomi tertentu.
PENGARUH UMUM BENCANA PADA KESEHATAN
MASYARAKAT

o Terdapat o Sebagian pengaruh bencana


hubungan antara

01 02
jenis bencana dan adalah sebagai ancaman yang
pengaruhnya terhadap potensial, bukan ancaman
kesehatan. Dampak secara yang dapat dihindari, terhadap
langsung dari bencana adalah kesehatan.
o Perpindahan penduduk dan
menyebabkan cedera .
o Tidak semua risiko kesehatan yang perubahan lingkungan akan
o Kebutuhan
potensial dan actual pasca bencana akan menyebabkan makanan, tempat
peningkatan

03 04
tinggal
risiko sementara dan
penularan layanan
penyakit
terjadi diwaktu bersamaan.
o Risiko kesehatan cenderung muncul di kesehatan
sampai dasar saat kasus
menjadi bencana
biasanya
epidemik. tidak terpenuhi secara
waktu yang berbeda.
o Jatuhnya korban diwaktu dan tempat keseluruhan sehingga berisiko
untuk terjadinya masalah
terjadinya dampak dan korban
kesehatan.
membutuhkan perawatan akibat cidera.
o Selain itu, perang sipil dan konflik
o
DAMPAK BENCANA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT
• Salah satu dampak bencana adalah penurunan
kualitas hidup penduduk yang dapat dilihat dari
berbagai permasalahan kesehatan masyarakat.
• Dampak bencana selain korban manusia, terjadi
peningkatan risiko penyakit menular, kerusakan
1 fasilitas kes serta sistem penyediaan air (sanitasi).

• Timbulnya masalah kesehatan antara lain karena


kurangnya air bersih yang berakibat pada kurangnya
kebersihan diri, buruknya sanitasi lingkungan yang
2 kemudian menjadi penyakit menular.

BENCANA KESEHATAN
MASYARAKAT
• Persediaan pangan yg tidak mencukupi juga
sebagai awal dari proses penurunan derajat
3 kesehatan.
• Pengungsian tempat tinggal kadang tidak memenuhi
syarat sehingga secara langsung – tidak langsung
dapat menurunkan daya tahan tubh yang kemudian
berisiko untuk terjadi masalah kesehatan.
4
• Bencana yang terjadi dalam waktu relatif lama akan
menyebabkan kerusakan sistem sanitasi dan air bersih serta
peningkatan risiko terjadinya KLB penyakit-penyakit yg
ditularkan melalui air (water borne disease)
KELOMPOK RENTAN MENGALAMI MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA
(UU NO.24 TAHUN 2007)

Bayi

Balita

Anak-anak

Ibu hamil – menyusui

Penyandang cacat

Orang lanjut usia


PERSIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN DI LOKASI BENCANA

o Pada saat terjadinya bencana, dibutuhkan mobilisasi SDM kesehatan dalam bentuk Tim Penanggulangan
Krisis yang meliputi :

1.TIM 2.TIM 3.TIM


REAKSI CEPAT PENILAIAN CEPAT (RAPID BANTUAN KESEHATAN
HEALTH ASSESMENT)
Koordinator Tim adalah Kepala Dinkes Koordinator Tim adalah Kepala Dinkes
Provinsi/Kab/Kota Koordinator Tim adalah Kepala Dinkes Provinsi/Kab/Kota
Provinsi/Kab/Kota

o Tim yang diharapkan dapat segera o Tim yang diberangkatkan berdasarkan


bergerak dalam waktu 0-24 jam setelah o Tim yang diberangkatkan bersama dengan kebutuhan setelah Tim Reaksi Cepat dan
adanya informasi kejadian bencana Tim Reaksi Cepat atau menyusul dengan Tim RHA kembali dgn laporan hasil
waktu kurang dari 24 jam setelah adanya kegiatan dilapangan
informasi kejadian bencana
o Pelayanan medik (dokter umum, dokter o Dokter umum
sp.bedah, dokter sp.anestesi, perawat, o Apoteker dan asisten
apoteker dan tenaga DVI (Disaster o Dokter umum o Perawat
Victims Identification) o Epidemiolog o Bidan
o Surveilans Epidemiologi o Sanitarian o Sanitarian
o Sanitarian o Ahli Gizi
o Petugas Komunikasi o Tenaga surveilans
o Entomolog
TUJUAN PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN PADA KONDISI BENCANA

Pemenuhan
pemberantasan Terpenuhinya
dan pencegahan kesehatan
penyakit menular lingkungan
bagi korban bagi korban
bencana dan dan pengungsi
1 pengungsi sesuai 3 sesuai standar 5
standar minimal minimal

Pemenuhan Pemenuhan Pemenuhan


pelayanan kebutuhan kebutuhan
kesehatan 2 pangan dan 4 papan dan
bagi korban gizi bagi sandang bagi
bencana dan korban korban
pengungsi bencana dan bencana dan
sesuai standar pengungsi pengungsi
minimal sesuai standar sesuai standar
minimal minimal
PERAN PETUGAS KES DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
1. Pembuatan peta geomedik daerah rawan
bencana

2. Pembuatan jalur evakuasi

3. Inventarisasi sumber daya berdasarkan potensi


bahaya yg kemungkinan dapat terjadi
PRA BENCANA
4. Menerima dan menindaklanjuti informasi
peringatan dini (early warning disease) untuk
kesiapsiagaan bidang kes

5. Pembentukan tim kesehatan lapangan yg


bergabung dalam Satgas

6.Pengadaan koordinasi dgn lintas sektor


PERAN PETUGAS KES DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
1. Pelaksanaan penilaian cepat kesehatan (Rapid
Health Assesment) SAAT BENCANA

1. Pemeriksaan kualitas air bersih dan sanitas

2. Pelaksanaan surveilans penyakit menular dan gizi


buruk yg kemungkinan timbul

PASCA BENCANA
3. Tindakan penyelidikan dan pelaporan apabila terjadi
KLB terutama penyakit menular dan gizi buruk akibat
bencana

4. Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)


kepada masyarakat luas, bimbingan pada kelompok
serta konseling pada individu yg berpotensi mengalami
gangguan psikologis akibat bencana
Thank You
And
Have a Good Day

Anda mungkin juga menyukai