Anda di halaman 1dari 20

KAJIAN RESIKO

BENCANA
MATERI
• RANCANGAN KAJIAN RISIKO
BENCANA
KAJIAN RESIKO BENCANA
• Mekanisme terpadu untuk memberikan
gambaran menyeluruh terhadap risiko
bencana suatu daerah dengan
menganalisis tingkat ancaman, tingkat
kerugian, dan kapasitas daerah dalam
bentuk tertulis dan peta.
KAJIAN RESIKO BENCANA
• Kajian risiko bencana dilakukan dengan
melakukan identifikasi, klasifikasi dan
evaluasi risiko melalui beberapa langkah,
yaitu:
1. Pengkajian Ancaman
2. Pengkajian Kerentanan
3. Pengkajian Kapasitas
4. Pengkajian Dan Pemeringkatan Risiko
PENGKAJIAN ANCAMAN
• Pengkajian
ancaman dimaknai sebagai
cara untuk memahami jenis dan unsur-
unsur ancaman yang berisiko bagi daerah
dan masyarakat. Kajian ancaman bencana
berdasarkan penilaian peluang atau
kemungkinan terjadinya bencana dan
dampak bencana atau dampak kerugian
atau kerusakan yang ditimbulkan akibat
bencana.
PENGKAJIAN ANCAMAN
• Karakter-karakter ancaman pada
suatu daerah dan masyarakatnya
berbeda dengan daerah dan
masyarakat lain. Pengkajian karakter
ancaman dilakukan sesuai tingkatan
yang diperlukan dengan
mengidentifikasikan unsur-unsur
berisiko oleh berbagai ancaman di
lokasi tertentu.
PENGKAJIAN KERENTANAN
• Kerentanan (Vulnerability); adalah
sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat
keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan) yang berpengaruh buruk
terhadap upaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan bencana. Faktor
kerentanan tersebut meliputi;
PENGKAJIAN KERENTANAN
• Fisik: Kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan,
jembatan) terhadap ancaman bencana
• Sosial: Kondisi demografi (jenis kelamin, usia,
kesehatan, gizi, perilaku masyarakat) terhadap
ancaman bencana
• Ekonomi: Kemampuan finansial masyarakat
dalam menghadapi ancaman di wilayahnya
• Lingkungan: Tingkat ketersediaan/kelangkaan
sumberdaya (lahan, air, udara) serta kerusakan
lingkungan yang terjadi.
• Pengkajian kerentanan dilakukan dengan
menganalisa dan menilai tingkat
kerentanan suatu masyarakat, wilayah dan
penghidupannya dari faktor-faktor berisiko.
Penilaian kerentanan ditentukan dengan
mengkaji aspek sosial-budaya,
sumberdaya/lingkungan, infrastruktur dan
ekonomi terhadap ancaman dan dampak
bencana yang ada
PENGKAJIAN KAPASITAS
• Kapasitas (Capacity) adalah kekuatan dan
potensi yang dimiliki oleh perorangan,
keluarga dan masyarakat yang membuat
mereka mampu mencegah, mengurangi,
siap-siaga, menanggapi dengan cepat atau
segera pulih dari suatu kedaruratan dan
bencana.
PENGKAJIAN KAPASITAS
• Pengkajian kapasitas dilakukan dengan
mengidentifikasikan status kemampuan individu,
masyarakat, lembaga pemerintah atau non
pemerintah dan aktor lain dalam menangani
ancaman dengan sumber daya yang tersedia
untuk melakukan tindakan pencegahan, mitigasi,
dan mempersiapkan penanganan darurat, serta
menangani kerentanan yang ada dengan
kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.
PENGKAJIAN DAN PEMERINGKATAN
RISIKO
• Risiko (Risk) adalah besarnya kerugian
atau kemungkinan terjadi korban manusia,
kerusakan dan kerugian ekonomi yang
disebabkan oleh bahaya tertentu di suatu
daerah pada suatu waktu tertentu.
PENGKAJIAN DAN PEMERINGKATAN
RISIKO
• Pengkajian risiko merupakan penilaian
dari hasil-hasil pengkajian
ancaman/bahaya, kerentanan dan
kemampuan/ketahanan suatu daerah
terhadap bencana.
PENGKAJIAN DAN PEMERINGKATAN
RISIKO
• Hasil penilaian berupa peringat risiko
bencana yang ada pada suatu wilayah.
Hasil kajian risiko bencana akan menjadi
dasar menentukan skala prioritas tindakan
yang dibuat dalam bentuk rencana kerja
dan rekomendasi guna mengurangi risiko
bencana.
PENGKAJIAN DAN PEMERINGKATAN
RISIKO
• Hubungannya risiko bencana dapat dirumuskan sebagai
berikut
• Kajian Risiko Bencana dilaksanakan pada
seluruh tingkat pemerintahan dari
kabupaten/kota, provinsi hingga nasional.
Produk dari kajian risiko bencana berupa
peta akan menyediakan gambaran Tingkat
Risiko bencana suatu daerah secara
spasial (grafik, peta, gambar) dan non
spasial (deskripsi) berdasarkan Kajian
Risiko Bencana suatu daerah
• Kajian dan peta risiko bencana ini harus
mampu menjadi dasar yang memadai bagi
daerah untuk menyusun kebijakan
penanggulangan bencana. Ditingkat
masyarakat hasil pengkajian diharapkan
dapat dijadikan dasar yang kuat dalam
perencanaan upaya pengurangan risiko
bencana.
PRASYARAT UMUM UNTUK MEMBUAT
PETA RISIKO

• Memenuhi aturan tingkat kedetailan analisis


(kedalaman analisis di tingkat nasional minimal hingga
kabupaten/kota, kedalaman analisis di tingkat Propinsi
minimal hingga kecamatan, kedalaman analisis di
tingkat kabupaten/kota minimal hingga tingkat
kelurahan / desa / kampong).
• Skala peta minimal adalah 1:250.000 untuk Propinsi;
peta dengan skala 1:50.000 untuk kabupaten/kota di
Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi; peta
dengan skala 1:25.000 untuk kabupaten/kota di Pulau
Jawa dan Nusa Tenggara.
PRASYARAT UMUM UNTUK MEMBUAT
PETA RISIKO
• Mampu menghitung jumlah jiwa terpapar
bencana (dalam jiwa).
• Mampu menghitung nilai kerugian harta
benda dan kerusakan lingkungan (dalam
rupiah).
• Menggunakan 3 kelas interval tingkat
risiko, yaitu tingkat risiko tinggi, sedang dan
rendah.
• Menggunakan GIS dengan Analisis Grid (1
ha) dalam pemetaan risiko bencana.

Anda mungkin juga menyukai