Anda di halaman 1dari 18

QBD 1: BERBAGAI JENIS

BENCANA, KAITANNYA DENGAN


INDONESIA DAN SIKLUS BENCANA
Nur Chrysanti Monita
1606833444
Bencana
Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.

Kasus yang akan saya bahas adalah Gempa Bumi di Tasikmalaya 2017.
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api
atau runtuhan batuan.
Siklus Bencana
Siklus Bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi:
1. Pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini;
■ Pencegahan (prevension); upaya untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya suatu ancaman.
■ Mitigasi (mitigation); yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman.
■ Kesiap-siagaan (preparedness); yaitu persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi(atau kemungkinan akan terjadi)
bencana. Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan darurat danidentifikasi atas
sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Perencanaan ini dapat mengurangi dampak buruk dari
suatu ancaman.
2. Tanggap Darurat (Emergency Response), saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk
meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian;
3. Pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Pemulihan (recovery);adalah suatu proses yang dilalui agar kebutuhan pokok terpenuhi. Proses recovery terdiri dari:
■ Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan secara langsung yang sifatnya sementara atau berjangka pendek.
■ Rekonstruksi : perbaikan yang sifatnya permanen
Siklus Gempa Bumi
1. Gempa bumi terjadi pada saat batuan di
kerak bumi mengalami tekanan yang sangat
hebat oleh pergerakan lempeng-lempeng
yang menjadi landasan benua.
2. Dua lempengan di kerak bumi saling
bergesekan. Lempengan yang dimaksud
yaitu lempeng samudera dan lempeng
benua.
3. Ketika lempeng saling bergesek dan
bertumbukan, akan menghasilkan
gelombang kejut.
4. Terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh
lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses
tersebut mengakibatkan getaran partikel ke
segala arah yang disebut sebagai
gelombang gempa bumi (seismic waves).
Jenis-jenis Bencana
■ Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

■ Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan wabah penyakit.

■ Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok
atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.


Gempa Bumi dan Kaitannya dengan
Indonesia
■ Indonesia terbentuk dari 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia,
dan lempeng Hindia-Australia.
■ Tatanan tektonik Indonesia yang merupakan pertemuan dari 3 lempeng tektonik
memberikan segelintir dampak positif dan negatif. Dampak positifnya yaitu tanah subur,
pemandangan indah, dan banyak kandungan mineral logam, non-logam dan migas.
Sedangkan dampak negatifnya, diantaranya adalah rawan bencana geologi, seperti
terjadinya bencana gempa bumi
■ Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di
Amerika Serikat (Arnold, 1986).
■ Hampir seluruh wilayah seperti Jawa, Sumatra, Bali bahkan wilayah-wilayah di Timur
masuk kategori rawan gempa bumi. Hanya Kalimantan Tengah dan Barat saja yang
relatif bebas dari gempa dan tsunami.
Gempa Bumi Tasikmalaya 2017
■ Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) menyatakan bahwa gempa bumi tektonik
berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR) terjadi pada
Jumat 15 Desember 2017 pukul 23.47 WIB. Gempa
bumi ini terjadi dengan koordinat episenter pada 7,75
lintan selatan (LS) dan 108,11 bujur timur (BT). Pusat
gempa tepatnya berlokasi di darat pada jarak enam
kilometer arah tenggara Bantarkalong, Kabupaten
Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, pada kedalaman
107 kilometer.
■ Seperti dikutip dari Kantor Beria Antara, Kepala Pusat
Gempabumi dan Tsunami BMKG Moch Riyadi, pada
Sabtu 16 Desember 2017 dini hari, mengumumkan
berdasarkan peta tingkat guncangan (shakemap)
BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi
berupa guncangan dirasakan di berbagai daerah.
Jakarta, Bandung, Depok, Kebumen, hingga
Yogyakarta adalah yang masuk dalam pemantauan
BMKG.
Gempa Bumi Tasikmalaya 2017
■ Hasil monitoring BMKG, telah menunjukkan
adanya aktivitas gempa bumi susulan
(aftershock) sebanyak tiga kali dengan
kekuatan terbesar 3,4 SR. BMKG bahkan
sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami
tidak lama setelah terjadinya gempa.
Peringatan dini tersebut, bertujuan untuk
meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di
sejumlah wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah,
dan Yogyakarta.
■ Gempa 6,6 skala Richter yang mengguncang
sebagian wilayah selatan Jawa Barat dan Jawa
Tengah telah mengakibatkan dua orang
meninggal dunia, demikian keterangan otoritas
terkait. Gempa itu juga menyebabkan
setidaknya tujuh orang terluka akibat tertimpa
bangunan terutama di wilayah Tasikmalaya,
Pangandaran dan Ciamis. Berdasarkan data
BNPB, sebanyak 1239 rumah rusak akibat
gempa 7,3 skala Richter itu.
kajian risiko bencana meliputi: (hazard) ancaman, risiko, dan
(vulnerability) kerentanan serta kapasitas dalam pengelolaan
bencana secara umum dan sesuai dengan kasusnya

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk


mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. Dalam melakukan
tindakan mitigasi bencana, langkah awal yang kita harus
lakukan ialah melakukan kajian resiko bencana terhadap
daerah tersebut. Dalam menghitung resiko bencana sebuah
daerah kita harus mengetahui Bahaya (hazard),
Kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capacity) suatu
wilayah yang berdasarkan pada karakteristik kondisi fisik
dan wilayahnya
Kajian Risiko Bencana Secara Umum
■ Bahaya (hazard) adalah suatu kejadian yang mempunyai
potensi untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan, Risk (R) = H xV/ C
cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan harta benda.
Bahaya ini bisa menimbulkan bencana maupun tidak. Keterangan => R : Resiko Bencana
Bahaya dianggap sebuah bencana (disaster) apabila telah
H : Bahaya
menimbulkan korban dan kerugian.
V : Kerentanan
■ Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang C : Kapasitas
menentukan apakah bahaya (baik bahaya alam maupun
bahaya buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan
bencana (disaster) atau tidak. Rangkaian kondisi,
umumnya dapat berupa kondisi fisik, sosial dan sikap
yang mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam
melakukan pencegahan, mitigasi, persiapan dan tindak-
tanggap terhadap dampak bahaya.
■ Kapasitas (capacity) adalah kemampuan untuk
memberikan tanggapan terhadap situasi tertentu dengan
sumber daya yang tersedia (fisik, manusia, keuangan dan
lainnya).
Kajian Risiko Bencana Gempa Bumi

■ Bahaya (hazard) ■ Kerentanan (vulnerability)


Banyaknya jalan yang retak, banyaknya
bangunan yang rubuh, korsleting
listrik.
■ Kapasitas (Capacity)
Berdasarkan pemeriksaan lapangan,
masyarakat di daerah tasikmalaya
belum pernah mendapat kegiatan
sosialisasi, simulasi dan pelatihan
gempabumi.
Struktur dan Pengelolaan Bencana di Skala
Lokal, Nasional dan Internasional
Struktur dan Pengelolaan Bencana di
Skala Lokal, Nasional dan Internasional
1. Bencana Skala Lokal
Dalam draft Peraturan Presiden Republik Indonesia, bencana tingkat local
(kabupaten/kota) ditetapkan jika jumlah korban jiwa kurang dari 100 orang, kerugian
kurang dari 1 milyar, cakupan wilayah kurang dari 10 km, dampak sosial ekonomi yang
ditimbulkan terbatas. Hal ini masih ditangani oleh pemerintah daerah (kabupaten/kota)
dengan catatan pemerintah daerah masih mampu menangani bencana tersebut
berdasarkan Sumber Daya Manusia (SDM), finansial, teknologi, dan pemerintah daerah
masih berjalan semestinya.
Bencana tingkat provinsi yang ditetapkan oleh gubernur, memiliki indicator jika korban
jiwa kurang dari 500 orang, kerugian kurang dari 1 triliun, cakupan bencana mencakup
beberapa kabupaten/kota, dampak sosial ekonomi dan kerusakan sarana dan
prasarana yang ditimbulkan menengah dalam artian beberapa kerusakan mengganggu
kehidupan masarakat
Struktur dan Pengelolaan Bencana di
Skala Lokal, Nasional dan Internasional
2. Bencana Skala Nasional
Bencana tingkat nasional akan ditetapkan oleh presiden jika pemerintah daerah
(pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah provinsi) sudah tidak dapat
menanganinya dan indikator-indikator menunjukkan bahwa tingkatan bencana
sudah melebihi bencana tingkat provinsi. alam menetapkan tingkat bencana
nasional ini, Presiden RI memperoleh pertimbangan dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB).
3. Bencana Skala Internasional
Kejadian bencana terkadang mencakup hingga beberapa negara. Hal ini dapat
terjadi pada bencana dahsyat, misalnya tsunami yang cakupan wilayah
bencananya sangat luas. Untuk itu, negara yang terkena dampak bencana dapat
meminta bentuan dari pihak internasional baik organisasi maupun negara lain.
Prinsip Etika dan Hukum dalam
pengelolaan bencana
1. Cepat dan Tepat
2. Prioritas
3. Koordinasi dan keterpaduan
4. Berdaya guna
5. Transparansi dan akuntabilitas
6. Kemitraan
7. Pemberdayaan
8. Non diskriminatif
9. Non proletisi
Masalah Etika dan Hukum yang Terjadi
Pada Pengelolaan Bencana
■ Masalah etik dan hukum yang bisa terjadi bisa dikarenakan peran-peran
pemerintah dengan lembaga internasional, NGO internasional dan NGO/LSM lokal
dan lembaga-lembaga kerelawanan serta perusahaan dalam pemberian bantuan
pada korban bencana sehingga terjadinya tumpeng tindih bantuan.
■ Adanya oknum yang menjual barang bantuan secara sengaja.
■ Banyaknya bantuan menyebabkan korban menjadi malas dan mengandalkan
bantuan yang ada.
■ Masalah etika dan hukum selanjutnya yang bisa terjadi adalah Pelaporan
penerimaan dan pendayagunaan sumbangan/bantuan yang dikoordinir oleh pihak
non pemerintah butuh untuk diatur agar menjamin transparansi dan ketersampaian
bantuan tersebut.
Referensi
■ http://pendidikankebencanaan.com/e-learning-gempa-bumi/proses-terjadinya-gempa-
bumi/
■ https://www.bnpb.go.id/home/definisi.html
■ http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2017/12/16/ini-fakta-tentang-gempa-bumi-
dini-hari-tadi-415959
■ http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42376597
■ http://regional.kompas.com/read/2017/12/16/12260241/foto-foto-kerusakan-
bangunan-dan-korban-gempa-tasikmalaya
■ http://regional.kompas.com/read/2017/12/16/19230461/analisis-gempa-
tasikmalaya-terpantau-13-gempa-susulan-terjadi?page=all
■ http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html
■ http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/viewFile/30/30
■ http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197106041999031-
IWAN_SETIAWAN/Penanggulangan_bencana.pdf

Anda mungkin juga menyukai