Anda di halaman 1dari 27

QBD-2

PENGELOLAAN
BENCANA
PRIMA CHRISTIN NATALIA SIAHAAN
1906352584
FAKULTAS KEDOKTERAN
JELASKAN PENGELOLAAN BENCANA PADA
SKALA LOKAL, NASIONAL, DAN
INTERNASIONAL. JELASKAN MASALAH YANG
DAPAT TERJADI DALAM PENGELOLAAN
BENCANA (PERMASALAHAN KESEHATAN,
LINGKUNGAN K3, GIZI, PELAYANAN
KESEHATAN, KOORDINASI, PENGUNGSIAN,
LOGISTIK, DAN SURVEILANS)
BENCANA LOKAL
KABUPATEN/KOTA
◦Ditetapkan sebagai bencana lokal apabila:
◦ Korban <100
◦ Kerugian <1 milyar
◦ Wilayah terdampak <10 meter persegi
◦ Dampak sosial dan ekonomi terbatas
◦Bencana ditanggung oleh pemerintah daerah dengan
rekomendasi BPBD dengan syarat pemerintah daerah masih
dapat menganangani SDM, finansial, teknologi
BENCANA LOKAL PROVINSI
◦ Dianggap sebagai bencana lokal provinsi apabila:
◦ Korban jiwa 100-500
◦ Kerugian 1 milyar – 1triliun
◦ Cakupan bencana kabupaten/kota
◦ Dampaknya dapat mengganggu kehidupan masyarakat

◦ Ditangani oleh BPBD, yang bertugas untuk:


◦ Menetapkan pengarahan sesuai BNPB mengenai usaha penanggulangan bencana
◦ Menetapkan standardisasi penanggulangan bencana
◦ Menyusun peta rawan bencana dan prosedur penanganan bencana
◦ Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana
BENCANA NASIONAL
◦ Dianggap sebagai bencana nasional apabila:
◦ Jumlah korban >500
◦ Kerugian mencapai >1 triliun
◦ Cakupan wilayahnya dari beberapa provinsi
◦ Tidak dapat ditangani pemerintah

◦ Pengelolaannya ditetapkan presideng dengan rekomendasi BNPB, yang memiliki tugas


sebagai berikut:
◦ Memberikan pedoman dan pengarahan dalam penanggulangan bencana
◦ Menetapkan standardisasi kebutuhan penanggulangan bencana
◦ Menginformasikan kegiatan pada masyarakat
◦ Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada presiden
◦ Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan internasional
◦ Menyusun pedoman pembentukan BPBD
BENCANA TINGKAT
INTERNASIONAL
◦ Terjadi bencana dahsyat dan dampaknya dirasakan beberapa negara
◦ Badan-badan yang terlibat seperti: PBB, WHO, OCHA, UNISDR, FAO, dan UNICEF
MASALAH YANG MUNGKIN
TERJADI
1. Kesehatan: penyakit menular, sistem penyediaan air, penurunan persediaan
pangan/kebutuhan gizi, cedera fisik, kejadian luar biasa (KLB)
2. Lingkungan: keadaan lingkungan yang tidak memadai (sulit jalannya penanganan
bencana), kemungkinan adanya bencana lanjutan, pengoperasian fasilitas kesehatan
dan penyediaan air pada lingkungan yang tidak memadai
3. K3: penyediaan APD bagi relawan atau tenaga penolong lainnya, alat komunikasi
yang memadai, pelatihan, dan pengevaluasian situasi daerah bencana secara berkala
4. Gizi: penurunan ketersediaan bahan pangan, sulit mencari makanan yang bersih dan
layak makan
5. Pelayanan kesehatan: kerusakan fasilitas kesehatan, jumlah obat dan alat kesehatan
yang kurang memadai, SDM tenaga kesehatan terbatas, dana operasional terbatas
MASALAH YANG MUNGKIN
TERJADI
6. Koordinasi: kesulitan dalam menyeimbangkan aturan-aturan standar koordinasi
dalam penanggulangan bencana
7. Pengungsian: akses listrik, air, bahan pangan dan kebutuhan dasra lainnya,
alokasi sumber daya, sanitasi dan ketersediaan air bersih di tempat pengungsian,
penyakit menular, akses pada sarana prasarana kesehatan
8. Logistik dan surveilans: pemindahan dan alokasi sumber daya dan barang,
kekurangan peralatan, sumber daya dan dana untuk mengoptimalkan proses
penanggulangan bencana, tindakan laporan yang tidak lengkap, laporan memihak
satu sisi, dan kualitas data surveilans yang tidak memadai
JELASKAN YANG DIMAKSUD
DENGAN TRIASE BENCANA PADA
PENGELOLAAN BENCANA!
TRIASE BENCANA?
Adalah suatu proses pengalokasian sumber daya yang terbatas pada saat
terjadinya bencana
Berasal dari bahasa Perancis “trier” yang berarti memisahkan,
mengategorisasikan atau mengklasifikasi. Pada hal ini, kata itu ditujukan
kepada pemrioritasan korban (pasien yang lebih gawat darurat lebih
diprioritaskan dalam mendapatkan perawatan)
Biasanya dilaksanakan dalam 3 tahap:
1. Triase primer: biasa dilakukan oleh petugas kedaruratan segera setelah terjadinya
bencana. Pada tahap ini, dilakukan penyortiran korban dan pemindahan korban-korban
tersebut ke pusat perawatan
2. Triase sekunder: Dilakukan oleh dokter umum pada saat korban sampai di rumah sakit
3. Triase teriser: Pemindahan pasien ke ruang operasi atau ICU dan ditangani oleh dokter
spesialis
JENIS-JENIS TRIASE BENCANA
◦Dikelompokkan menjadi triase bencana primer (untuk orang
dewasa dan anak-anak), triase bencana sekunder, dan triase
bencana di rumah sakit:
1. Triase bencana primer:
a. Orang dewasa  START, Homebush triage, Standard, Sieve, CareFlight,
STM, Military, Cesire Protocol, Mass, Revers, CBRN Triage, Burn Tirage,
Meta Triage, Mass Gathering Triage, SwiFT triage, MPTT, TEWS Triage,
Medical Triage, SALT, mSTART, ASAV
b. Anak-anak  JumpSTART, PTT
2. Triase bencana sekunder: SAVE, Sort triage
3. Triase bencana di rumah sakit: ESI triage, CRAMS triage
START (Simple Triage and Rapid
Treatment)
◦Paling sering digunakan di Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa
bagian di Australia
◦Dibuat oleh Newport Beach Fire Department dan Hoag Hospiral di
California pada tahun 1980
◦Di dalam sistem ini, ada kriteria yang harus dicek pada korban
dewasa, antara lain: kemampuan berjalan, laju nafas, laju detak
jantung, kecepatan pengisian kembali kapiler darah, dan
kemampuan korban dalam mengikuti perintah
◦Perawatan darurat yang diperbolehkan hanya pembukaan jalan
nafas kontrol pendarahan (direct pressure)
START

START. Source: Basyar J, Farrokhi M, Khankeh H. Triage systems in mass casualty incidents and disasters: a
review study with a worldwide approach. Open Access Maced J Med Sci. 2019 Feb 15; 7(3): 482-494
MSTART (MODIFIED
START)
 DILAKUKAN SAAT
PEMERIKSAAN
PENGISIAN KAPILER
TIDAK BISA
DILAKUKAN KARENA
SUHU TEMPAT
KEJADIAN YANG
DINGIN ATAU TEMPAT
GELAP
MSTART. Source: Basyar J, Farrokhi M, Khankeh H.
Triage systems in mass casualty incidents and
disasters: a review study with a worldwide approach.
Open Access Maced J Med Sci. 2019 Feb 15; 7(3):
482-494
SALT (Sort, Assess, Lifesaving
intervention, Treatment/Transport)
◦Dikenalkan oleh CDC pada tahun 2008
◦Termasuk dalam triase ini adalah pengelompokkan korban terlebih
dahulu berdasarkan perintah suara sederhana
1. Kelompok pertama: korban luka yang dapat berjalan ke area yang diperintahkan
oleh petugas traise
2. Kelompok kedua: korban luka yang hanya dapat menggoyangkan kaki atau tangan
3. Kelompok ketiga: korban luka yang tidak dapat bergerak atau menunjukkan kondisi
yang mengancam nyawa
◦Perawatan kedaruratan yang dilakukan adalah pembukaan jalan nafas,
kontrol pendarahan eksternal, injeksi antiracun untuk kemungkinan
keracunan, dan thoracostomy untuk korban pneumothoraks
SALT

SALT. Source: Basyar J, Farrokhi M, Khankeh


H. Triage systems in mass casualty incidents
and disasters: a review study with a
worldwide approach. Open Access Maced J
Med Sci. 2019 Feb 15; 7(3): 482-494
JUMPSTART
◦Didesain oleh Dr. Romig pada tahun 1995 sebagai bentuk triase bagi
anak-anak umur di bawa 8 tahun
◦Beberapa modifikasi dilakukan pada desain ini pada tahun 2001, dan
perubahan ini dilakukan berdasarkan beberapa triase START yang tidak
bisa diaplikasikan pada anak-anak, yaitu: anak-anak memiliki risiko
kegagalan nafas yang lebih tinggi daripada orang dewasa,
adanya perbedaan laju nafas pada tiap anak yang berbeda, dan
ketidakmampuan anak-anak untuk mengikuti perintah verbal
◦Oleh sebab itu, AVPU digunakan untuk menggantikan pemberian
perintah verbal untuk menilai kesadaran anak-anak
JUMPSTART

JUMPSTART. Source: Basyar J, Farrokhi M, Khankeh H.


Triage systems in mass casualty incidents and disasters:
a review study with a worldwide approach. Open Access
Maced J Med Sci. 2019 Feb 15; 7(3): 482-494
JELASKAN YANG DIMAKSUD
DENGAN INISIAL
ASSESSMENT/RAPID HEALTH
ASSESSMENT!
RAPID HEALTH ASSESSMENT?
Adalah kegiatan mengumpulkan informasi yang bertujuan untuk mengukur
kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang dibutuhkan segera
setelah terjadinya bencana
 RHA dilakukan segera setelah adanya tanda-tanda awal bencana atau segera
setelah bencana terjadi (dalam 2-4 hari)
 RHA bertujuan untuk:
1. Mengkonfirmasi kedaruratan situasi pascabencana
2. Untuk mendeskripsikan tipe, dampak, dan kelanjutan dari kedaruratan bencana
3. Untuk mengukur dampak-dampak kesehatan yang mungkin terjadi
4. Untuk menilai apakah respons bencana sudah cukup atau membutuhkan bantuan tambahan
5. Untuk merekomendasikan kegiatan yang lebih perlu diprioritaskan untuk dilakukan terlebih
dahulu
RHA: METODE

1.Menentukan prioritas penilaian


2.Mengumpulkan data: dengan melihat informasi
yang sudah tersedia, memeriksa daerah yang
terkena bencana, mewawancara orang-orang
tertentu, dan survei cepat
3.Menganalisis data
4.Menampilkan hasil dan kesimpulan
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN?

Informasi yang dibutuhkan dalam RHA. Source: World Health Organization. Emergency health training programme for
Africa [internet]. Geneva: World Health Organization. 1998 July [cited 2020 March 10]. Available from:
http://apps.who.int/disasters/repo/5526.pdf
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN?

Informasi yang dibutuhkan dalam RHA. Source: World Health Organization. Emergency health training programme for
Africa [internet]. Geneva: World Health Organization. 1998 July [cited 2020 March 10]. Available from:
http://apps.who.int/disasters/repo/5526.pdf
JELASKAN KESIAPAN (MITIGASI DAN
KESIAPSIAGAAN) MENGHADAPI
BENCANA PADA SKALA LOKAL,
NASIONAL, DAN INTERNASIONAL!
KESIAPAN MENGHADAPI
BENCANA
◦Mitigasi: usaha untuk meminimalisasi risiko bencana
◦Mitigasi terdiri atas:
oMitigasi struktural  fokus pada pembangunan sarana
oMitigasi nonstruktural  fokus pada pengembalian
kehidupan sosial-ekonomi
◦Kesiapsiagaan: usaha mengetahui tindakan efektif
yang akan dilakukan apabila bencana terjadi
KESIAPAN MENGHADAPI
BENCANA
◦ Skala Lokal ◦ Koordinasi dengan BNBD
◦ Koordinasi dengan BPBD ◦ Kesiapsiagaan, peringatan dini dan
mitigasi
◦ Oleh pemerintah: perencanaan,
pelatihan, kebijakan, fasilitas ◦ Skala Internasional
◦ Oleh masyarakat: pelatihan ◦ Koordinasi dengan PBB
penyelamatan diri sendiri dan orang
◦ Mengelola bantuan dari UN Disaster
lain
Assessment and Coordination Team
◦ Peringatan dini dan mitigasi
◦ Kerjasama dengan organisasi-
◦ Skala Nasional organisasi lain dengan koordinasi
BNPB
REFERENSI:
1. Basyar J, Farrokhi M, Khankeh H. Triage systems in mass casualty incidents and disasters: a review
study with a worldwide approach. Open Access Maced J Med Sci. 2019 Feb 15; 7(3): 482-494
2. World Health Organization. Emergency health training programme for Africa [internet]. Geneva:
World Health Organization. 1998 July [cited 2020 March 10]. Available from:
http://apps.who.int/disasters/repo/5526.pdf

Anda mungkin juga menyukai