Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM IDK

RESPONS RADANG &


PEMULIHAN JARINGAN

NAMA : Rofi Istiyani


KELAS : A
NPM : 1806270116
FIK EKSTENSI 2018

Radang

Here is a laboratory instrument called a Coulter Counter that enumerates the white
blood cells, red blood cells, and platelets in the peripehral blood. A "CBC" (complete
blood count) is a commonly ordered laboratory test that is done on this instrument and
gives important data, particularly in regard to WBC's.

Apa pengertian dan tujuan pemeriksaan darah tepi dan hitung darah lengkap?
Jawab:
Apakah kaitan pemeriksaan tersebut dengan radang?
a) pemeriksaan darah tepi adalah salah satu tindakan diagnostik yang sering di
gunakan untuk tes tindak lanjut hasil abnormal pada hitung darah lengkap.
Tujuannya biasanya untuk mengevaluasi berbagai jenis sel darah. Tiga sel darah
utama yang di fokuskan yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan trombosit. Tes ini untuk membantu mendiagnosa, memantau berbagai kondisi
yang mempengaruhi sel darah. Di dalam tes ini memberikan informasi tentang
jumlah, ukuran , kematangan dan bentuk sel-sel. Biasanya ini merupakan tindakan
awal yang dilakukan untuk mendeteksi suatu penyakit.
Pemeriksaan sel darah lengkap adalah suatu jenis pemeriksaan penyaring untuk
menunjang diagnose suatu penyakit atau untuk melihat respon tubuh terhadap suatu
penyakit. Di dalam pemeriksaan darah lengkap terdiri dari : hemoglobin, hematocrit,
leukosit, trombosit, eritrosit, indeks eritrosit, laju endap darah, hitung jenis leukosit,
platelet distribution width, dan red distribution width. Jadi pemeriksaan darah
lengkap untuk melihat secara garis besar, sedangkan pemeriksaan sel darah tepi itu
lanjutan dari pemeriksaan darah lengkap, jika di temukan hasil abnormal pada
pemeriksaan sel darah lengkap. Karena di dalam pemeriksaan sel darah tepi lebih
spesifik mengevaluasi sel sel darah.
Kaitannya pemeriksaan tersebut dengan radang .
Leukosit (Sel darah putih) merupakan indikator utama dalam peradangan karena
fungsi utama sel darah putih melawan kuman atau infeksi. Jika terdapat banya
leukosit dalam pemeriksaan darah lengkap, kemudian saat dilakukan pemeriksaan
darah tepi lebih detail mengevaluasi jenis sel darah putih (eusinofil, basophil,
neutrofil )dan terjadi peningkatan, itu merupakan respon tubuh terhadap proses
penyembuhan atau pemulihan dari suatu radang.

Jelaskan mekanisme aksi neutrofil pada proses radang akut !


b) Neutrofil merupakan bagian dari leukosit, dimana fungsinya sebagai fagositosis
bakteri dan penghancur sel bekerja sama dengan enzim lisosomal.
Neutrofil berpindah dari plasma menuju radang melalui diapedesis ( Kemampuan
leukosit menembus atau keluar dari dinding pembuluh darah kapiler melewati celah
antara dua endotel), sel netrofil keluar dari pembuluh darah menuju ke lokasi
jaringan yang cedera secara kemotaksis. Kemotaksis merupakan proses pergerakan
leukosit di interstitial pada jaringan yang meradang setelah leukosit tersebut
beremigrasi tidak secara acak tetapi terarah pada berbagai sinyal kimia yang berasal
dari mikroorganisme (Pringgoutomo, 2002). Ketika sampai pada tempat kuman
penyakit yang menyerang pertahanan tubuh, kemudian neutrophil akan
memfagositnya.

Perhatikan fibrin dalam inflamasi akut berikut ini

Here is an example of the fibrin mesh in fluid with PMN's that has formed in the
area of acute inflammation. It is this fluid collection that produces the "tumor" or
swelling aspect of acute inflammation.

Apa peran benang-benang fibrin dalam proses inflamasi?


c) benang – benang fibrin merupakan serat-serat protein yang tidak larut dalam
plasma pada proses penggumpalan atau pembekuan darah. Dengan terbentuknya benang-
benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup sehingga darah membeku.

Perhatikan gambaran mikroskopik di bawah ini!


Acute inflammation is marked by an increase in inflammatory cells. Perhaps the
simplest indicator of acute inflammation is an increase in the white blood cell count in
the peripheal blood, here marked by an increase in segmented neutrophils (PMN's).

Gambarkan di lembar praktikum! Gambaran apa yang ada pada slide tersebut?
Apakah penanda paling sederhana suatu radang dikatakan radang akut?
d) yang terjadi pada slide adalah proses peradangan. Penanda radang akut yaitu
terjadinya emigrasi sel radang dari darah. Yang di tandai dengan adanya sel leukosit
yang paling banyak bereaksi adalah sel netrofil atau PMN (polimorfonucleus)pada fase
pertama (24jam pertama). Di fase kedua (sampai pada 48jam selanjutnya), sel makrofag
dan sel sel yang berperan pada kekebalan tubuh seperti limfosit dan sel plasma akan
bereaksi. Fungsi PMN menelan dan merusak bakteri, kompleks imun dan debris yang
berasal dari enzim dan radikal beracun yang menyebabkan makin luasnya reaksi radang
atau makin banyak kerusakan jaringan. Tanda dan gejala yang terjadi pada tubuh saat
peradangan akut yaitu proses seperti merah,bengkak,panas,nyeri, dan hilangnya fungsi

Apakah isi dan manfaat granula dalam neutrofil dalam proses radang?
e) Fungsi neutrofil yaitu :
1. fagositosis awal mikroorganisme karena membentuk garis pertahanan utama pada
tubuh jika ada infeksi bakteri. Langkah-langkah yang terlibat adhesi dari neutrofil ke
endotelium vaskular, emigrasi melalui dinding pembuluh darah, kemotaksis, menelan,
degranulasi, membunuh dan degradasi bahan asing.

2. penanganan kompleks antigen-antibodi dan bahan mikroba

3. efek berbahaya dari neutrophil dalam menyebabkan kerusakan pada membrane basal
glomeruli dan pembuluh darah kecil.(Mohan,2010:141)

Di dalam neutrophil terdapat granula intraseluler. Berikut enzim yang terdapat pada
granula intraseluler:
- MPO (mieloperoksidase) komponen aktif granulosit. Merupakan enzim antibakteri
utama yang bergabung dengan hydrogen peroksidase.
- Hidrolase Asam. Yang bekerja pada benda organic termasuk bakteri.
- Protease.yang berperan mendegradasi protein termasuk elastin,kolagen,dan protein
yang dijumpai pada membrane basalis.
- Lisozim. Yang bekerja pda mikroorganisme melalui hidrolisis dan ditemukan pada
netrofil dan monosit.
- Protein kation. Yang mencegah pertumbuhan bakteri dan mengakibatkan kemotaksis
monosit dan permeabilitas vaskuler (Pringgoutomo et al,2006)

Dominasi PMN jenis Neutrofil khas terdapat pada mekanisme jenis inflamasi apa
saja?
f) PMN (polimorfonukles) akan tampak pada inflamasi akut. Karena PMN fungsi
utamanya memfagositosis awal bakteri. (Mohan,2010)

Makrofag yang teraktivasi akan mensekresi


g) interleukin 1(IL-1) yang akan mengaktifkan sel T unuk menghasilkan interleukin 2
(IL-2). setelah teraktivasi makrofag mensekresi limfokin. (Pringgoutomo, 2006)

Pahami gambaran mikroskopik tuba fallopi normal berikut! Perhatikan struktur


lapisan mukosa, lumen dan tuba fallopi (klik tukisan yang ada di kanan
gambar)! http://pathcuric1.swmed.edu/PathDemo/inf1/inf110.htm

Terkait dengan radang, apa yang bisa Anda simpulkan dari gambaran
tersebut?
h) gambar tidak dapat di lihat.

Berikut gambaran tuba fallopi dengan kelainan di bawah ini dan perhatikan
struktur-struktur berikut secara detail; serviks, tuba fallopi, normal ovarium
dan masa tuba-ovarium yang mengalami radang. (klik tulisan di sebelah
kanan gambar)!
http://pathcuric1.swmed.edu/PathDemo/inf1/inf130.htm
Apa cardinal signs yang bisa Anda amati pada kasus tersebut? Apa
mediator utama yang berperan dalam peningkatan aliran darah ke area
radang?
i) Gambar tidak dapat dilihat. Mediator utama yang berperan dalam peningkatan
aliran darah ke area radang adalah mediator inflamasi yaitu histamine, serotonin,
bradikinin, C3a, C5a, LTC4, LTD4, PGI2, PGE2, PGD2, PGF2, factor Hageman
yang aktif, fragmen kinonogen dan fibrinopeptida (Edwards, 2014)

Mengapa bentuk tuba-ovarium yang mengalami radang memanjang dan


tidak beraturan? Mekanisme apa yang mendasari? Bagaimana kira-kira
riwayat penyakit klien dengan kelainan tersebut?
j) tuba ovarium yang radang bisa saja sedang mengalami pembengkakan Karen aliran
darah yang tertuju pada area radang, sehingga tuba ovarium tampak memanjang dan
tidak beraturan.
Mekanisme yang terjadi yaitu vasodilatasi , pelebaran pembuluh darah sehingga volume
darah yang mengalir lebih banyak. Maka terjadilah penumpukan cairan dan sel pada area
tersebut. Pada kondisi ini disebut eksudat yang menyebabkan bentuk tidak beraturan.
Riwayat penyakit klien: salpingitis yaitu peradangan yang terjadi pada tuba falopii
karena bakteri, dan menybabkan tertutupnya salran tuba falopii.

Bedakan gambaran mikroskopik tuba fallopi normal sebelumnya dengan mikroskopik


tuba yang mengalami radang di bawah ini dan gambarkan pada lembar praktikum!
http://pathcuric1.swmed.edu/PathDemo/inf1/inf150.htm

Perhatikan sebukan neutrofil pada lumen dan batas mukosa pada gambar dengan
cara mengeklik tulisan di sebelah kanan slide!

Mekanisme apa yang mendasari pindahnya neutrofil dari plasma menuju ara
radang?
k) gambar tidak dapat di lihat. Mekanisme perpindahan neutrophil dari plasma ke area
radang adalah melalui diapedesis sel. Sedangkan proses perpindahan ini sering disebut
kemoktasis. Ini dapat terjadi karena mendapat sinyal kimiawi dari sel sel yang terinfeksi
mikroba. Neutrophil dengan cepat memasuki jaringan yang terinfeksi, kemudian
memakan dan merusak mikroba yang terdapat di dalam nya, atau disebut proses
fagositosis.

Perhatikan gambaran mikroskopik dengan pembesaran bawah ini!


http://pathcuric1.swmed.edu/PathDemo/inf1/inf160.htm

Gambaran apa struktur tersebut? Diambil dari klien dengan keluhan apa kira-
kira mikroskopik tersebut?
l) gambar tidak dapat di lihat.

Perhatikan struktur-struktur berikut secara lebih cermat; lumen, mukosa,


submukosa, sel plasma, dan neutrofil! Adanya sel plasma pada gambaran tersebut
dapat menandakan apa?
m) gambar tidak dapat dilihat.

Eksudat

Perhatikan gambar berikut!


Here is an example of fluid collection into a body cavity, called an effusion. This
is a right pleural effusion (in a baby). Note the clear, pale yellow appearance of the fluid.
This is a serous effusion. Extravascular fluid collections can be classified as follows:

 Exudate: extravascular fluid collection that is rich in protein and/or cells. Fluid appears
grossly cloudy.
 Transudate: extravascular fluid collection that is basically an ultrafiltrate of plasma with
little protein and few or no cells. Fluid appears grossly clear.

Effusions into body cavities can be further described as follows:

 Serous: a transudate with mainly edema fluid and few cells.


 Serosanguinous: an effusion with red blood cells.
 Fibrinous (serofibrinous): fibrin strands are derived from a protein-rich exudate.
 Purulent: numerous PMN's are present. Also called "empyema" in the pleural space.

Tampilan apakah yang tampak pada gambar tersebut?


n) pada gambar diatas adalah kejadian dimana terdapat cairan di dalam pleura pada bayi.
Kejadian ini disebut efusi pleura. Tampak cairan agak pucat kekuningan. Efusi pleura
adalah istilah yang digunakan bagi penumpukan cairan dalam rongga pleura.
(Price&Wilson,2006).Efusi pleura biasanya di akibatkan oleh eksudat atau transudate
yang berlebih dari permukaan pleura. Efusi pleura merupakan indikasi suatu penyakit
yang mendasar. Di bedakan menjadi eksudat dan transudate berdasar penyebabnya.efusi
pleura bisa juga sebagai komplikasi dari berbagai penyakit.

Efusi pleura dapat terjadi pada klien dengan masalah apa?


o) efusi pleura dapat terjadi pada pasien dengan diagnose
1. ca paru
2. tbc
3. pneumonia
4. emboli paru
5. gagal jantung
6. sle
Bedakan gambar sebelumnya dengan gambar berikut!

Here is an example of bilateral pleural effusions. Note that the fluid appears
reddish, because there has been hemorrhage into the effusion. This is a serosanguinous
effusion.

Apakah beda antara eksudat dan transudat? Mengapa eksudat dikategorikan


sebagai serosa, seroanguinosa, fibrinosa, dan purulenta? Bedakan berbagai eksudat
tersebut!
p) perbedaan eksudat dan transudate:
eksudat: merupakan cairan kaya protein dan sel darah putih yang tertimbun di
ekstravaskular karena adanya peradangan.
transudat: merupakan cairan ekstravaskular dengan kadar protein yang rendah dan berat
jenis di bawah 1,102. Transudate adalah plasma darah yang terbentuk karena kenaikan
tekanan cairan, atau penurunan tekanan osmotic dalam plasma.
Eksudat di kategorikan menjadi:
Eksudat serosa: berbentuk cairan yang mengandung rendah protein. Ini dihasilkan dari
plasma yang memasuki area inflamasi.
Eksudat seroanguinosa: cairan yang berwarna kemerahan, biasanya karena adanya
perdarahan
Eksudat fibrinosa: cairan yang mengandung fibrinogen dalam jmlah besar, tebal dan
lengket seperti serat.
Eksudat purulent atau supuratif: cairan mengandung pus, dari kumpulan sel darah
putih, protein, dan jaringan yang terdegradasi.
Perhatikan gambar di bawah ini!

Collection of fluid in a body cavity is an effusion. It is called a transudate if


there are few cells and/or protein. If this fluid is protein-rich and/or has many cells within
it, then it becomes an exudate. The large amount of fibrin in such fluid can form a
fibrinous exudate on body cavity surfaces. Here, the pericardial cavity has been opened to
reveal a fibrinous pericarditis with strands of stringy pale fibrin between visceral and
parietal pericardium.

Proses apakah yang terjadi dan apa penyebabnya? Apakah kira-kira


dampak proses tersebut bagi fungsi organ dan bagi klien penderita?
q) proses inflamasi fibrinosa. Keadaan meningkatnya permeabilitas vascular yang
memungkinkan moekul yang lebih besar (khususnya fibrinogen) dapat melewati barrier
endotel. Eksudat ini dapat di degradasi oleh fibrinolysis, dan debris yang terakumulasi
dapat di marofag sehingga menyebabkan perbaikan pada struktur jaringan normal, tapi
jika tidak dapat di fibrinolysis dengan sempurna, fibroblast dan pembuluh darah tumbuh
ke dalam membentuk jaringan parut.
Fungsi organ penderita: penderita mengalami pericarditis fibrinosa. Jumlah eksudat
biasanya sedikit,jika eksudat banyak, fibrin mungkin berlapis dan jantung tampak seperti
berambut. Pada pasien dengan pericarditis fibrinosa biasnya di sertai demam.

Perhatikan jenis eksudat lain berikut!

A purulent exudate is a feature of acute inflammation. Here a purulent exudate


is seen beneath the meninges in the brain of this patient with acute meningitis from
Streptococcus pneumoniae infection. The exudate obscures the sulci.

The abdominal cavity is opened at autopsy here to reveal an extensive purulent


peritonitis that resulted from rupture of the colon. A thick yellow exudate coats the
peritoneal surfaces. A paracentesis performed prior to death yielded fluid with the
properties of an exudate: high protein content with many cells (mostly PMN's). A culture
of the fluid grew multiple organisms.

Bagaimana proses ini dapat mengganggu fungsi organ dan


apakah dampaknya bagi klien?
r) ada 2 gambar:
 Meningitis akut: merupakan infeksi akut yang terjadi di pia arachnoid dan CSF
yang ada di dalam ruang sub arachnoid. Ruang sub arachnoid meluas dari otak,
sumsum tulang belakang dan saraf optic, bila infeksi menyebarke sluruh
meninges serebrospinal samapai ke ventrikel. Pada gambaran makroskopik, pus
berkumpul di ruang subarachnoid sehingga CSF yang biasanya jernih menjadi
keruh. Biasanya terlihat pada sulci dan di dasar otak dimana terdapat ruang yang
luas. Purulen juga dapat mengganggu aliran CSF dan bisa jadi hidrosefalus
obstruktif.
Dampak bagi klien : biasanya pasien dengan meningitis akut akan mengalami
sakit kepala berat, muntah, terjadi penurunan kesadaran, cenderung mengantuk,
pingsan ,koma, dan kadang terjadi kejang. Gejala klinis yang paling penting
biasanya terjadi kekakuan leher.
 Peritonitis : merupakan peradangan yang terjadi di peritoneum, di sebabkan
infeksi dari bakteri maupun jamur, jika tidak segera di atasi, peritonitis akan
menyebar ke darah (sepsis) dan organ lain, yang akan menyebabkan rusaknya
organ tau bahkan kematian.
Pada gambar, tampak purulent luas karena pecahnys usus besar. Terlihat eksudat
kuning tebal melapisi permukaan peritoneum. Parasintesis menghasilkan cairan
dengan sifat eksudat yang kaya protein dengan sel (kebanyakan PMN) dan kultur
cairan menumbuhkan banyak organisme. Tampilan morfologi tergantung durasi
dan jenis bakteri penyebab peritonitis. Akumulasi cairan serosa, keruh, seperti
krim sampai ke bentuk suppuratif. Produksi cairan dapat di atasi dengan
pembentukan adhesi fibrosa.
Dampak bagi klien: biasanya akan terjadi penurunan nafsu makan, ada mual
muntah, nyeri perut, terlebih saat di gerakkan. Gejala klinis lain biasanya tampak
distensi abdomen, demam dan sulot BAB
Abses

Tampilan apakah gambar –gambar mikroskopik di bawah ini?

The white arrows mark areas of abscess formation in the upper lobe of this lung.
The liquefactive necrosis of an abscess is apparent, because the purulent contents are
draining out to leave a cavity. On a chest radiograph, the liquefied central contents of an
abscess can appear as an "air-fluid level".
This abscessing bronchopneumonia has numerous areas of raised, lighter tan
appearance which are the areas containing the extensive neutrophilic infiltrates.

Jelaskan definisi dan mekanisme terjadinya abses!


s) Abses Paru Merupakan pengumpulan nanah di dalam jaringan paru. Abses paru
dapat terjadi pada bagian distal dari obstruksi bronkial, utamanya dari benda asing yang
teraspirasi atau adanya tumor (Black, 2014).
Abses Paru Merupakan Lesi Nekrotik setempat yang terletak pada parenkim paru dan
mengandung bahan purulen, lesi mengalami kolaps sehingga membenuk ruang (Brunner
& suddarth, 2002).
Mekanisme terjadinya Abses Paru
Sebagian besar abses paru terjadi karena bahan terspirasi dari hidung atau mulut. Abses
juga terjadi sekunder terhadap obstruksi mekanik atau fungsional bronkhi, termasuk di
dalamnya adanya tumor, benda asing atau stenosis bronkial. Atau dapat juga terjadi
akibat nekrotisasi pneumonia, tuberkulosis, embolisme paru atau trauma dada.
Dalam tahapan klinis, kavitas dalam paru dapat atau tidak meluas secara langsung ke
dalam bronkus. Pada akhirnya abses akan dikelilingi atau encapsulated (dilapisi) oleh
dinding jaringan fibrosa kecuali pada satu atau dua titik dimana proses nekrotik meluas
hingga mencapai lumen dari beberapa bronkus atau ruang pleura dan dengan demikian
membentuk hubungan dengan saluran pernapasan kavitas paru atau keduanya. Jika
terkena pada bagian bronkus, maka kandungan purulen akan diekspetorasikan secara
kontinu dalam bentuk sputum, sementara jika pleura yang terkena terjadi empiema
(pengumpulan pus dalam kavitas pleura) jika kedua tipe komunikasi terjadi maka akan
muncul fistula bronkopleura. Organisme aerobik yang paling sering berkaitan dengan
abses paru adalah Staphyococcus Aureus, namun begitu organisme anaerobik lebih
prevalen. Tetapi bergantung juga pada faktor predisposisi yang mendasari.
Ulkus

One consequence of acute inflammation is ulceration. This occurs on epithelial


One consequence of acute inflammation involving an epithelial surface is ulceration. The
inflammation destroys the mucosa, typically in a localized manner. Here the gastric
mucosa has been focally lost, or ulcerated. A larger ulcer and several adjacent smaller
ones with surrounding erythema appear at the left of center.The destruction of the
epithelium can predispose to bleeding, pain, and even extension through the muscular
wall of the stomach (perforation).

Ulkus
Menampilkan gambaran apakah sediaan berikut? Apakah penyebab proses
tersebut? Apakah konsekuensinya untuk klien?
t) Ulkus peptikum. Ulkus peptikum adalah defek local pada mukosa atau duodenum yang
membesar ke submukosa atau lebih dalam lagi.. Ulkus peptikum terjadi hanya pada area
saluran GI yang terpajan pada asam hidroklorida dan pepsin. Ulkus peptikum pada
korpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam berlebihan. Beberapa faktor
predisposisi yang muncul antara lain pendapat yang mengatakan stress/marah yang
tidak dapat diekspresikan, hubungan herediter (golongan darah O lebih rentan daripada
individu golongan darah lain), pengunaan obat-obatan (NSAID),gastritis kronik,
merokok dan minum alkohol. Dapat bersifat akut maupun kronik.
Etiologi Ulkus peptikum masih belum dipahami, namun bakteri gram negaif H. Pylori
telah sangat diyakini sebagai faktor penyebab , jiga karena terjadinya ketidakseimbangan
antara pertahanan mukosa dan factor agresi.
Konsekuensi nya yaitu : biasanya psien merasakan nyei ulu hati, panas, , atau sebagian
kecil juga ada pasien yang sampai terjadi perdarahan. Salah satu ciri keganasan yang
sering di abaikan biasanya mual, muntah, kembung atau sendawa, dan pasien mengalami
penurunan BB.

Perhatikan contoh ulkus pada organ lain dengan penyebab yang berbeda berikut.
Bagaimana mekanisme terjadinya ulkus-ulkus tersebut?

u) MEKANISME TERJADINYA ULKUS


Yang terjadi pada gambar di atas, pasein dengan diabetes mellitus dan terjadi
aterosklerosis ( penyempitan arteri). Saat arteri perifer ke kaki terlibat, maka iskemi jaringan
lunak dan tulang terjadi. Bahkan jika pasien mengalami trauma kecil dan menyebabkan ulserasi
yang tidak kunjung sembuh akan menimbulkan infeksi sekunder. Bahkan bisa di amputasi.
v)http://medicalimages.allrefer.com/large/areas-where-bedsores-occur.jpg
http://i.ehow.com/images/GlobalPhoto/Articles/2184995/22320032-main_Full.jpg
gambar tidak dapat dilihat.

Jaringan Granulasi

Perhatikan gambaran jaringan granulasi pada sediaan berikut.


http://www.skilledwoundcare.com/wp-
content/uploads/2014/05/027cb886d13755e7522085d4bbcbfb1
Apakah jaringan granulasi? Proses fisiologis atau
patologiskah terbentuknya jaringan granulasi?
w) jaringan granulasi adalah jaringan yang terbentuk kembali secara fisiologis sebagi
proses penyembuhan luka.

Berdasarkan tampilannya melalui jenis pemulihan luka primer ataukah sekunder


proses pemuliahnnya? Mengapa demikian?
x) gambar tidak dapat di lihat
berdasarkan tampilannya jenis pemulihan luka terbagi 2 : primer dan sekunder.

Jaringan Skar

The best possible outcome following an inflammatory process is complete


resolution, leaving the tissues intact and undamaged. However, chronic inflammation
may occur in conjunction with some degree of scarring. Here, chronic inflammation of
the bronchi in the distal lung parenchyma has led to dilation and scarring with increased
tan to white collagenous tissue.
Perhatikan sediaan makroskopik berikut. Proses apakah yang terjadi pada organ-
organ tersebut dan mengapa terjadi proses tersebut? Apakah dampaknya bagi
fungsi masing-masing organ tersebut?
y) Jaringan skar: merupakan tanda sisa dari proses penyembuhan luka, atau proses
penyakit lain yang biasanya terjadi pada radang kronis.
Dampak nya adalah organ yang mengalami menjadi tampak tidak sempurna , dan dapat
dilihat dengan mata telanjang karena jaringan skar terjadi di epitelium.

Anda mungkin juga menyukai