1. Apa pengertian dan tujuan pemeriksaan darah tepi dan hitung darah lengkap?
Apakah kaitan pemeriksaan tersebut dengan radang?
Jawaban:
a. Pemeriksaan darah tepi: pemeriksaan jumlah leukosit di dalam perifer.
Tujuan dari pemeriksaan darah tepi adalah untuk membantu dalam
pembuatan diagnosis penyakit darah dengan mendeteksi leukopenia.
b. Pemeriksaan hitung darah lengkap: perhitungan hemoglobin, leukosit dan
jenis leukosit, eritrosit, dan trombosit, Tujuan dari hitung darah lengkap
adalah untuk mengukur jumlah, ukuran, dan kematangan sel darah.
Kaitan dari dua pemeriksaan ini adalah keduanya menjadi indikator telah
terjadinya peradangan/ proses pemulihan, misalnya hasil pemeriksaan yang
menunjukkan jumlah eosinofil dalam leukosit.
(Price, 2005)
4. Apakah isi dan manfaat granula dalam neutrofil dalam proses radang?
Jawaban:
Isi dan manfaat granula dalam neutrofil pada proses radang adalah sebagai
berikut:
a. Di dalam granula intraseluler terdapat ensim lisosom yang terdiri atas:
- Mieloperoksidase (MPO): yaitu komponen aktif granulosit yang
merupakan enzim antibakteri utama dan bergabung dengan hydrogen
peroksidase.
- Hidrolase asam: enzim yang bekerja pada benda organic termasuk
bakteri.
- Protease: mengakibatkan degradasi protein termasuk elastin, kolagen, dan
protein yang dijumpai pada membrane basalis.
- Lisozime: bekerja pada mikroorganisme melalui hidrolisis dan dijumpai
pada netrofil dan monosit (makrofag dan histiosit).
- Protein kation: mencegah pertumbuhan bakteri dan mengakibatkan
kemotaksis monosit dan permeabilitas vascular.
Pengeluaran enzim lisosomal pada jaringan ekstravaskuler akan
mengakibatkan reaksi radang lokal.
b. Histamin dan heparin: untuk reaksi hipersensitifitas.
c. Protein: meningkatkan permeabilitas bakterisidal yang dapat menyebabkan
aktivasi fosfolipase dan degradasi fosfolipid membran.
d. Protein dasar: unsur granula eosinophil yang penting dengan sitoksitas yang
kuat terhadap parasit.
e. Defensin: peptide yang membunuh mikroba dengan membentuk lubang di
dalam membrannya.
(Kumar, Abbas, Aster, & Perkins, 2018) & (Othman et al, 2021).
Fibrinosa: benang fibrin yang berasal dari eksudat (kaya akan protein)
9. Apa yang menyebabkan perikarditis fibrinosa? Apa dampak dari proses ini pada
fungsi organ dan bagi pasien?
Jawaban:
Pericarditis fibrinosa merupakan kondisi peradangan pada pericardium sehingga
menyebabkan terbentuknya jaringan fibrin atau benang-benang fibrin.
a. Penyebab pericarditis fibrinosa: infeksi bakteri atau virus, trauma atau
cedera, kondisi autoimun, kanker paru-paru.
b. Dampak pada fungsi organ: penurunan elastisitas jantung, pembatasan
kapasitas jantung, meningkatkan tamponade jantung, dan penyakit jantung
kambuhan.
c. Dampak bagi pasien: pasien akan merasakan tanda dan gejala seperti nyeri
dada, sesak napas, lemas dan mudah lelah, hingga demam karena infeksi dari
bakteri atau virus.
(Sherwood, 2010)
10. Apa yang menyebabkan luka tekan? Apa akibatnya bagi klien?
Jawaban:
Luka tekan (pressure ulcer) adalah luka yang diakibatkan karena adanya tekanan
atau gesekan yang berkepanjangan pada area tertentu sehingga menyebabkan
kerusakan pada kulit dan jaringan dibawahnya. Biasanya terjadi pada pasien yang
memiliki mobilitas rendah (bedrest) dalam jangka waktu yang lama.
a. Faktor penyebab luka tekan:
- Tekanan yang berlebihan: tekanan yang terus menerus atau berlebihan
pada area tertentu dari tubuh terutama dibawah tulang-tulang yang
menonjol atau area yang tidak dilindungi oleh jaringan lemak atau otot,
dapat menghambat aliran darah ke kulit dan jaringan dibawahnya.
- Gesekan: gesekan antara kulit dan permukaan tempat tidur atau bahan
yang bersentuhan dengan tubuh menyebabkan luka tekan.
- Kelembapan: kulit yang lembab atau basah dapat membuat kulit lebih
rentan terhadap luka tekan.
- Gaya gesekan : pada saat pasien digeser atau dipindahkan gaya gesekan
antara kulit dan permukaan dibawahnya dapat menyebabkan kerusakan.
- Kurang nutrisi dan hidrasi
Carrillo J. L., Garcia F. P., Coronado et al. (2017). Physiology and Pathology of
Innate Immune Response Against Pathogens, In : Physiology and Pathology of
Immunology, Intechopen, pp. 99-134.
Damjanov, I. (2017). Pathology for The Health Professions. (5th Ed). St. Louis:
Elsevier.
Hidayati, A.N., dkk. (2019). Infeksi Bakteri Kulit. Surabaya: Pusat Penerbitan dan
Percetakan Universitas Airlangga (AUP).
Kumar, V., Abbas, A. K., Aster, J. C., & Perkins, J. A. (2018). Robbins basic
pathology. (Tenth edition.). Philadelphia: Elsevier.
Othman, A., Sekheri, M.,& Filep, J. G. (2021). Roles of neutrophil granule proteins
in orchestrating inflammation and immunity. Diakses dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov. Diperoleh pada 19 September 2023.
Price, S.A. (2005). Pathophysiology : Clinical Concepts of Disease Processes. (Terj.
Brahm U. Pendit, dkk). Eds. Huriawati Hartanto, dkk. Jakarta: EGC.
Pringgoutomo, S., Himawan, S.,& Tjarta, A. (2006). Buku Ajar Patologi I (Umum).
Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto.
Sherwood L. (2010). Human Physiology from cells to system. (7th Ed). Pacific
Grove: Brooks/Cole Cengange Learning.
Tkacs, N., Herrmann, L.L., dan Johnson, R.L. (2021). Advance Physiology and
Pathophysiology Essentials for Clinical Practice. New York: Springer Publishing
Company, LLC.