7 = neutrofil 12 = basofil
10 = eosinofil 16 = monosit limfosit
Inflamasi bisa terjadi secara akut (dlm waktu singkat)
atau secara kronis (menetap dalam waktu lama).
• Inflamasi akut (mulai dlm hitungan detik/menit)
ketika jaringan rusak akibat luka fisik, infeksi,
radang tenggorokan/flu, kulit lecet atau respon imun
• Inflamasi kronis : mekanisme lebih rumit, bertahan
bbrp bulan /tahun. Inflamasi kronis bisa akibat tubuh
tidak mampu menghilangkan penyebab inflamasi
akut, paparan penyebab inflamasi yg terus-menerus,
atau akibat respon autoimun (sistem imun
menyerang jar. sehat)
• Inflamasi kronis : asma, tuberkulosis, hepatitis
kronis, peny. autoimun rheumatoid arthritis
Gambaran Peradangan Akut
Peradangan akut = respons langsung tubuh
1. Rubor (kemerahan):
Pada reaksi radang: arteriol melebar banyak
darah yang mengalir ke dalam mikrosirkulasi
lokal warna merah lokal, dinamakan
hiperemia atau kongesti. Timbulnya hiperemia
disebabkan oleh histamin.
2. Kalor (panas)
Panas di permukaan tubuh bersamaan dengan
merah. Daerah peradangan pada kulit lebih
panas sebab jumlah darah yang disalurkan ke
permukaan radang lebih banyak daripada
normal.
3.Dolor (sakit)
Perubahan pH lokal (konsentrasi lokal ion
tertentu) merangsang ujung saraf keluar zat
kimia histamin/zat kimia bioaktif lain yang
merangsang saraf. Jaringan radang yang
bengkak peningkatan tekanan lokal.
4. Tumor (bengkak)
= akibat kiriman cairan & sel sirkulasi darah ke
jaringan interstitial. Campuran sel & cairan di
daerah radang (= eksudat)terutama tdd cairan.
Leukosit tertimbun dalam eksudat.
Kemotaksis
= Gerakan leukosit akibat adanya sinyal kimia
pada jaringan interstitial yang meradang.
Gabungan proses peningkatan
pengiriman leukosit ke daerah radang
(hiperemia) + perubahan aliran darah
(mengeras & marginasi) & orientasi
kemotaktik gerakan leukosit akumulasi
cepat dari leukosit dalam eksudat.
4. Mematikan bakteri
organisme.
Berespon pada rangsang kemotaktis reaksi alergi dan
enzim intrasel.
Saat masuk jaringan belum matang sempurna.
Dapat berubah menjadi sel epiteloid atau
menangkap mikroba,
menghancurkan sisa jaringan
hingga proses perbaikan dimulai.