1. Inflamasi Kataral
Terbentuk diatas permukaan mukosa, dimana terdapat sel-sel yang
mensekresikan musin. Eksudat musin yang terkenal adalah ‘Puck’ yang
banyak menyertai infeksi pernafasan bagian atas.
2. Inflamasi Pseudomembran
Istilah ini dipakai untuk reaksi inflamasi pada permukaan selaput lendir,
ditandai dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superficial,
mengandung agen penyebab, endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif, dan sel-sel
darah putih inflamasi.Inflamasi membranosa sering ditemui dalam orofaring,
trachea, bronkus, dan traktus intestinal.
3. Ulkus
Terjadi bila bagian permukaan jaringan hilang. Sementara jaringan sekitarnya
meinflamasi, contohnya sariawan.
4. Abses
Abses adalah lubang yang berisi nanah dalam jaringan.
MANFAAT INFLAMASI
1. Kemerahan (rubor)
Terjadinya warna kemerahan ini karena arteri yang mengedarkan darah ke daerahtersebut
berdilatasi sehingga terjadi peningkatan aliran darah ke tempat cedera.
2. Rasa panas (kalor)
Rasa panas dan warna kemerahan terjadi secara bersamaan. Dimana rasa
panasdisebabkan karena jumlah darah lebih banyak di tempat radang daripada di daerah lain di
sekitar radang. Fenomena panas ini terjadi bila terjadi di permukaan kulit. Sedangkan bilaterjadi
jauh di dalam tubuh tidak dapat kita lihat dan rasakan (Wilmana, 2007).
3. Rasa sakit (dolor)
Rasa sakit akibat radang dapat disebabkan beberapa hal:
- Adanya peregangan jaringan akibat adanya edema sehingga terjadi peningkatantekanan lokal
yang dapat menimbulkan rasa nyeri,
- Adanya pengeluaran zat-zat kimia atau mediator nyeri seperti prostaglandin,histamin, bradikinin
yang dapat merangsang saraf-saraf perifer di sekitar radangsehingga dirasakan nyeri.
4. Pembengkakan (tumor)
Gejala paling nyata pada peradangan adalah pembengkakan yang disebabkan
olehterjadinya peningkatan permeabilitas kapiler, adanya peningkatan aliran darah dan cairan
ke jaringan yang mengalami cedera sehingga protein plasma dapat keluar dari pembuluh darahke
ruang interstitium.
5. Fungsio Lasea
Fungsiolaesa merupakan gangguan fungsi dari jaringan yang terkena inflamasi dansekitarnya
akibat proses inflamasi.
LANJUTAN . . .
5. Inflamasi Purulen
Inflamasi purulen terjadi akibat infeksi bakteri. Terjadi pada
cedera aseptis dan dapat terjadi dimana-mana pada tubuh yang
jaringanya telah nekrotik.
6. Flegmon
Inflamasi purulen yang meluas secara difuse pada jaringan.
7. Inflamasi Supuratif
Inflamasi supuratif adalah inflamasi yang menimbulkan nekrosis
luquaktif. Nekrosis luquaktif adalah jaringan nekrosis yang sedikit
demi sedikit mencair akibat enzim. Infeksi supuratif lokal disebabkan
oleh banyak macam bakteri yang secara kolektif diberi nama piogen
(Pembentukan nanah). Perbedaan penting antara inflamasi supuratif
dan inflamasi purulen bahwa pada inflamasi spuratif terjadi nekrosis
luquaktif pada jaringan dasar.
PEMBAGIAN INFLAMASI
Inflamasi dibagi dalam 3 fase, yaitu inflamasi akut (respon awal terhadap
cidera jaringan), respon imun (pengaktifan sejumlah sel yang mampu menimbul
kan kekebalanuntuk merespon organisme asing), dan inflamasi kronis. Proses
inflamasi akut dan inflamasi kronis ini melibatkan sel leukosit polimorfonuklear
sedangkan sel leukositmononuklear lebih berperan pada proses inflamasi
imunologis. Secara umum, dalam proses inflamasi ada tiga hal penting yang
terjadi yaitu :
a. Peningkatan pasokan darah ke tempat benda asing, mikroorganisme atau
jaringan yangrusak.
b. Peningkatan permeabilitas kapiler yang ditimbulkan oleh pengerutan sel en
dotel yangmemungkinkan pergerakan molekul yang lebih besar seperti
antibodi.
c. Fagosit bergerak keluar pembuluh darah menuju menuju ke tempat benda
asing,mikroorganisme atau jaringan yang rusak. Leukosit terutama fagosit
PMN(polymorphonuclear neutrophilic) dan monosit dikerahkan dari sirkulasi
ke tempat bendaasing, mikroorganisme atau jaringan yang rusak.
MEKANISME INFLAMASI
askan mediator yang berperan
Mekanisme inflamasi
ang diaktifkan akan melepask
Adanya rangsang iritan atau cidera jaringan akan memicu pelepasan mediator
dan sistemik.
sel-selendotel (Ward, 1993)
PROSES PENYEMBUHAN DAN PERBAIKAN JARINGAN
4. Penyembuhan luka
Proses penyembuhan luka yang mudah dipahami adalah proses penyembuhan pada
luka kulit. Proses penyembuhan luka terbagi menjadi 2 macam yaitu :
- Penyembuhan primer ( healing by first intention)
- Penyembuhan Sekunder ( healing by secondintention )
• Hari pertama pasca bedah.Setelah luka disambung & dijahit,garis insisi segera Terisi oleh bekuan
darah yang membentuk kerak yang menutupi luka. Reaksi radang akut terlihat pada tepi luka. Dan
tampak infiltrat polimorfonuklear yang mencolok.
• Hari kedua, terjadi Reepitelialisasi permukaan & pembentukan jembatan yang terdiri dari jaringan
fibrosa yang menghubungkan kedua tepi celah subepitel. Keduanya sangat tergantung pada
anyaman fibrin pada bekuan darah., karena ini memberikan kerangka bagi sel epitel, fibroblas, dan
tunas kapiler yang bermigrasi. Jalur-jalur tipis sel menonjol di bawah permukan kerak, dari tepi
epitel menuju ke arah sentral. Tonjolan ini berhubungan satu sam lain, dengan demikian luka telah
tertutup oleh epitel.
• Hari ketiga, respon radang akut mulai berkurang, neutrofil digantikan oleh makrofag yang
membersihkan tepi luka dari sel-sel yang rusak dan pecahan fibrin.
• Hari kelima, celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang kaya pembuluh darah dan
longgar. Dapat dilihat adanya serabut-serabut kolagen dimana-mana.
LANJUTAN . . .
• Akhir minggu pertama, luka telah tertutup oleh epidermis dengan ketebalan
yang lebih kurang normal, dan celah subepitel yang telah terisi jaringan ikat
kaya pembuluh darah ini mulai membentuk serabut-serabut kolagen.
• Minggu kedua, fibroblas & pembuluh darah berploriferasi terus menerus, dan
tampak adanya timbunan progresif serabut kolagen. Kerangka fibrin sudah
lenyap. Jaringan parut masih tetap berwarna merah cerah sebagai akibat
peningkatan vaskularisasai. Luka belum memiliki daya rentang yang cukup
berarti. Reksi radang hampir seluruhnya hilang.
• Akhir minggu kedua, struktur jaringan dasar parut telah mantap. Jaringan parut
berwarna lebih muda akibat tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen
dan peningkatan daya rentang luka.
• Kembali daya rentang, ekstensibilitas dan elastisitas yang dimiliki oleh kulit
normal.
askan mediator yang berperan
DAFTAR PUSTAKA
ang diaktifkan akan melepask
1),IL-6 dan TNF-
Frank MM. Complement and kinin. In Stites DP, Terr AI. Basic and clinical immunology; 7th
edition . NorwaIk: Appleton & Lange, 1991; 161-74.
Brown EJ, Joiner KA, Frank MM. Complement. In fundamental immunology. 3rd edition.
New York: Raven Press, l985; 645-68.
dan sistemik.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar J. 1999. Sekilas tentang Obat-obatan Anti Inflamasi Non Steroid (Non Steroidal anti
Inflamatory Drugs) dan beberapa Jenis Obat Arthritis lainnya. MK. Nusantara Medan: 31;
52-57.
Fajriani. 2008. Anti Inflamasi Non Steroid ( AINS ). Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15
(3): 200-204.