TANDA-TANDA PERADANGAN
2. Kalor (panas)
Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan dari
reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh.
Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas darisekelilingnya
sebab darah yang disalurkan tubuh kepermukaan daerah yang terkena
lebih banyak daripada yang disalurkan kedaerah normal.
Fenomena panas lokal ini tidak terlihat pada daerah-daerah yang
terkena radang jauh di dalam tubuh, karena jaringan-jaringan tersebut
sudah mempunyai suhu inti 37°C, hyperemia lokal tidak menimbulkan
perubahan.
3. Dolor (rasa sakit)
Dolor atau rasa sakit, dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan
berbagai cara.
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu
dapat merangsang ujung-ujung saraf.
Hal yang sama, pengeluaran zat kimia bioaktif lainnya dapat
merangsang saraf.
Selain itu, pembengkakan jaringan yang meradang
mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang dapat
menimbulkan rasa sakit.
4. Tumor (pembengkaan)
Segi paling menyolok dari peradangan akut mungkin adalah pembengkaan lokal
(tumor).
Pembengkaan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah
ke jaringan-jaringan interstitial.
Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut
eksudat.
Pada keadaan dini reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah cair, seperti
yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan.
Kemudian sel-sel darah putih atau leukosit meninggalkan aliran darah dan
tertimbun sebagai bagian dari eksudat.
5. Fungsio laesa (perubahan fungsi)
Bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi abnormal dari lingkungan kimiawi
lokal yang abnormal, berfungsi secara abnormal. Namun sebetulnya kita tidak
mengetahui secara mendalam dengan cara apa fungsi jaringan yang meradang itu
terganggu.
a) Radang Kataral
b) Radang Pseudomembran
c) Ulkus.
d) Abses
e) Flegmon
f) Radang Purulent
g) Radang supuratif
JENIS-JENIS RADANG
Terbentuk diatas permukaan membran mukosa,dimana terdapat
sel-sel yang dapat mensekresi musin. Eksudat musin yang paling
banyak dikenal adalah pus yang menyertai banyak infeksi
pernafasan bagian atas.
A) RADANG KATARAL
Reaksi radang pada permukaan selaput lendir yang ditandai
dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superficial,
mengandung agen penyebab, endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif
dan sel-sel darah putih radang.
Radang membranosa sering dijumpai dalam orofaring,
trachea,bronkus, dan traktus gastrointestinal.
B) RADANG PSEUDOMEMBRAN
Terjadi apabila sebagian permukaan jaringan hilang sedangkan
jaringan sekitarnya meradang
C) ULKUS
Lubang yang terisi nanah dalam jaringan.
Umumnya penanganan abses oleh tubuh sangat dibantu oleh
pengosongannya secara pembedahan, sehingga memungkinkan
ruang yang sebelumnya berisi nanah mengecil dan sembuh.
Jika abses tidak dikosongkan secara pembedahan oleh ahli
bedah, maka abses cenderung untuk meluas, merusak struktur
lain yang dilalui oleh abses tersebut.
D) ABSES
Radang purulen yang meluas secara defuse pada
jaringan.
E. FLEGMON
Terjadi akibat infeksi bakteri.
terdapat pada cedera aseptik dan dapat terjadi dimana-
mana pada tubuh yang jaringannya telah menjadi
nekrotik.
F. RADANG PURULENT
Nekrosis liqeuvaktifa yang disertal emigrasi neutrofil dalam jumlah banyak.
Infeksi supuratif local disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara
kolektif diberi nama piogen (pembentukan nanah).
Yang termasuk piogen adalah stafilokokkus,banyak basil gram negatif.
Perbedaan penting antara radang supuratif dan radang purulen bahwa pada
radang supuratif terjadi nekrosis liquefaktiva dari jaringan dasar. Nekrosis
liquefaktiva adalah jaringan nekrotik yang sedikit demi sedikit mencair akibat
enzim.
G. RADANG SUPURATIVA
1. Demam.
Yang merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen endogen yang berasal dari
neutrofil dan makrofag. Selanjutnya zat tersebut akan memacu pusat
pengendali suhu tubuh yang ada dihypothalamus.
3. Gejala konstitusional.
Pada cedera yang hebat, terjadi perubahan metabolisme dan endokrin yang
menyolok. Akhirnya reaksi peradangan local sering diiringi oleh berbagai
gejala konstitusional yang berupa malaise, anoreksia atau tidak ada nafsu
makan dan ketidakmampuan melakukan sesuatu yang beratnya berbeda-beda
bahkan sampai tidak berdaya melakukan apapun.
Peradangan dan infeksi itu tidak sinonim.
Pada infeksi ditandai adanya mikroorganisme dalam jaringan, sedang pada
peradangan belum tentu, karena banyak peradangan yang tejadi steril
sempurna.
Jadi infeksi hanyalah merupakan sebagian dari peradangan.