Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen
dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan
yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah
satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.
Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman. Praktisi atau teknisi yang
memantau untuk mencegah penularan infeksi membantu melindungi klien dan pekerja
keperawatan kesehatan dari penyakit. Klien dalam lingkungan keperawatan beresiko terkena
infeksi karena daya tahan yang menurun terhadap mikroorganisme infeksius, meningkatnya
pajanan terhadap jumlah dan jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan prosedur
invasif dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory,klien dapat terpajan pada mikroorganisme
baru atau berbeda,yang beberapa dari mikroorganisme tersebut daaapat saja resisten terhadap
banyak antibiotik.
Tumor kulit merupakan salah dari beberapa jenis tumor pada manusia yana dapat diikuti
secara dini karena dapat dilihat dan diraba sejak permulaan. tumor ganas kulit merupakan hal
yang lazim terjadi di beberapa negara dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat. Tumor
ganas biasanya memperlihatkan suatu pola sturuktur yang tidak teratur. Sel-selnya sering
menunjukkan truktur yang tidak normal.lesi-lesi pada tumor ganas biasanya tumbuh dengan
cepat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari radang?
2. Bagaimana tanda-tanda radang?
3. Apa saja penyebab radang?
4. Apa definisi dari infeksi?
5. Apa saja penyebab infeksi ?
6. Bagaimana cara masuknya infeksi ke dalam tubuh?
7. Apa definisi dari keganasan?

1
8. Apa saja macam-macam keganasan?
9. Bagaimana proses terjadinya keganasan?

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan sekaligus sebagai literatur tambahan bagi mahasiswa atau pembaca yang ingin
menambah wawasan yang mencakup peradangan, infeksi dan keganasan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peradangan
A. Pengertian Peradangan
Radang dalam bahasa medik dikenal dengan Inflammasi yaitu suatu respon jaringan
tubuh yang kompleks saat menerima rangsang yang kuat akibat pengrusakan sel, infeksi
mikroorganisme patogen dan iritasi. Radang juga merupakan proses tubuh mempertahankan
diri dari aneka rangsangan tadi agar tubuh dapat meminimalisir dampak dari rangsangan
tadi. Peradangan dapat dikenali dengan adanya beberapa tanda khas yang sering menyertai,
Aulus Cornelius Celcus (30 SM – 45 M) memberi istilah latin yaitu Rubor, Calor, Dolor,
Tumor. Sementara Galen menambahkan dengan Functio laesa. Menurut Katzung
(2002):Radang ialah suatu proses yang dinamis dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu
rangsang atau injury (jejas) yang dilakukan terutama oleh pembuluh darah (vaskuler) dan
jaringan ikat (connective tissue).

B. Tanda Dan Gejala


1. Rubor (kemerahan)
Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang
mengalami peradangan.Saat reaksi peradangan timbul,terjadi pelebaran arteriola
yang mensuplai darah ke daerah peradangan.
Sehingga lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang
dengan cepat terisi penuh dengandarah.Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti,
menyebabkan warna merahlokal karena peradangan akut.
2. Kalor (panas)
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut.Kalor
disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki
suhu 37oC disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyak dari
pada ke daerah normal.

3
3. Tumor (pembengkakan)
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh
pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.
Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat
meradang.
4. Dolor (rasa nyeri)
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-
ujung saraf.Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat
merangsang saraf.Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat
pembengkakan jaringan yang meradang.
5. Functiolaesa (gangguan fungsi)
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland,
2002).Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi
belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang
meradang.

C. Penyebab Peradangan
1. Infeksi dari mikroorganisme dalam jaringan.
2. Trauma fisik.
3. Cedera kimiawi, radiasi, mekanik atau termal.
4. Reaksi imun (menimbulkan respon hipersensitif dalam jaringan).

D. Jenis-jenis Radang
1. Radang Akut
Radang akut adalah respon yang cepat dan segera terhadap cedera yang didesain
untuk mengirimkan leukosit ke daerah cedera. Leukosit membersihkan berbagai
mikroba yang menginvasi dan memulai proses pembongkaran jaringan nekrotik.
Terdapat 2 komponen utama dalam proses radang akut, yaitu perubahan penampang dan
struktural dari pembuluh darah serta emigrasi dari leukosit.Perubahan penampang
pembuluh darah akan mengakibatkan meningkatnya aliran darah dan terjadinya
perubahan struktural pada pembuluh darah mikro akan memungkinkan protein plasma

4
dan leukosit meninggalkan sirkulasi darah. Leukosit yang berasal dari mikrosirkulasi
akan melakukan emigrasi dan selanjutnya berakumulasi di lokasi cedera.
2. Radang Kronis
Radang kronis dapat diartikan sebagai inflamasi yang berdurasi panjang
(berminggu-minggu hingga bertahun-tahun) dan terjadi proses secara simultan dari
inflamasi aktif, cedera jaringan, dan penyembuhan. Perbedaannya dengan radang akut,
radang akut ditandai dengan perubahan vaskuler, edema, dan infiltrasi neutrofil dalam
jumlah besar. Sedangkan radang kronik ditandai oleh infiltrasi sel mononuklir (seperti
makrofag, limfosit, dan sel plasma), destruksi jaringan, dan perbaikan. Radang kronik
dapat timbul melalui satu atau dua jalan. Dapat timbul menyusul radang akut, atau
responnya sejak awal bersifat kronik. Perubahan radang akut menjadi radang kronik
berlangsung bila respon radang akut tidak dapat reda, disebabkan agen penyebab jejas
yang menetap atau terdapat gangguan pada proses penyembuhan normal. Ada kalanya
radang kronik sejak awal merupakan proses primer. Sering penyebab jejas memiliki
toksisitas rendah dibandingkan dengan penyebab yang menimbulkan radang akut.
Terdapat 3 kelompok besar yang menjadi penyebabnya, yaitu infeksi persisten oleh
mikroorganisme intrasel tertentu (seperti basil tuberkel, Treponema palidum, dan jamur-
jamur tertentu), kontak lama dengan bahan yang tidak dapat hancur (misalnya silika),
penyakit autoimun. Bila suatu radang berlangsung lebih lama dari 4 atau 6 minggu
disebut kronik. Tetapi karena banyak kebergantungan respon efektif tuan rumah dan
sifat alami jejas, maka batasan waktu tidak banyak artinya. Pembedaan antara radang
akut dan kronik sebaiknya berdasarkan pola morfologi reaksi.

E. Proses Terjadinya Radang


1. Radang akut

Ø Perubahan vascular pada radang akut


Urutan peristiwa yang terjadi adalah sebagai berikut :
 Mula- mulakan terjadi vasokonstriksi yaitu penyempitan pembuluh darah terutama
pembuluh darah kecil (arteriol).
 Kemudain akan terjadi vasodilatasi yang dimulai dari pembuluh arteriol yang
tadinya menyempit lalu diikuti oleh bagian lain pembuluh darah itu. Akibat dilatesi
5
itu,maka aliran darah akan bertambah sehingga pembuluh darah itu penuh berisi
darah dan tekanan hidrostatiknya meningkat, yang selanjutnya dapat menyebabkan
keluarnya cairan plasma dari pembuluh darah itu.
 Aliran darah menjadi lambat. Karena permeabilitas kapiler juga bertambah, maka
cairan darah dan protein akan keluar dari pembuluh darah dan mengakibatkan darah
menjadi kental.
 Marginasi leukosit.
Berdasarkan perbedaan intensitas jejas, maka reaksi yang terjasi dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok yaitu:
 Reaksi yang terjadi segera dan hanya berlangsung sebentar, akibat jejas ringan dan
hanya mengenai pembuluh kapiler.
 Reaksi segera dan menetap, akibat jejas keras dan mengenai semua pembuluh darah
 Reaksi lambat dan menetap, akibat jejas ringan tetapi terus-menerus
Ø Reaksi selular pada radang akut
Pada fase awal yaitu 24 jam pertama, sel yang paling banyak bereaksi ialah sel
neutrofil atau leukosit PMN. Setelah fase awal yang bisa berlangsung selama 48 jam,
mulailah sel makrofag dan sel yang berperan dalam system kekebalan tubuh seperti
limfosit dan sel plasma beraksi. Urutan kejadian yang dialami oleh leukosit adalah
sebagai berikut:
 Penepian, leukosit bergerak ketepi pembuluh (margination)
 Pelekatan, leukosit melekat pada dinding pembuluh darah (sticking)
 Diapedesis, leukosit keluar dari pembuluh darah (emigrasi)
 Fagositosis, leukosit menelan bakteri dan debris jaringan
2. Radang kronik
 Dapat terjadi setelah radang akut, baik karena rangsang pencetus yang terus-menerus
ada, maupun karena gangguan penyembuhan.
 Adanya radang akut yang berulang
 Radang kronik yg mulai secara perlahan tanpa didahului radang akut klasik akibat
dari :
1. Infeksi persisten oleh mikroba interseluler yang mempunyai toksisitas rendah tapi
sudah mencetuskan reaksi imunologik.

6
2. Kontak dengan bahan yg tdk dpt hancur ( zat nondegradable) silikosis &
asbestosis pada paru
3. Reaksi imun terhadap jaringan tubuh itu sendiri (autoimun)

F. Respon Tubuh
1. Radang akut
 Mencerminkan pengaruh mediator yang bekerja pada pembuluh darah. Setelah
trauma mekanik / injuri panas, perubahan permeabilitas vasa dapat timbul lebih
awal dari respons radang akut.
 Dalam 30-60 menit dari injuri, granulosit neutrofil muncul. Mula-mula granulosit
neutrofil ini tampak mengelompok sepanjang sel-sel endotel pembuluh darah pada
daerah injuri. Setelah itu, leukosit menyusup keluar pembuluh darah dengan
menyelinap keluar pembuluh darah dengan menyelinap diantara sel-sel endotel.
 Dalam beberapa menit granulosit berada ekstravaskuler dan mulai mengelompok
di daerah injuri.
 Bila telah keluar dari pembuluh darah, neutrofil merupakan garis pertahanan
pertama melawan mikroorganisme yang masuk.
 Dalam empat sampai lima jam, jika respons inflamantoris akut berjalan terus,
maka sel
Ø Mononuklear (termasuk monosit & limfosit) akan muncul pada daerah Radang
kronik
 Bila inflamasi terkontrol, neutrofil tidak dikerahkan lagi dan berdegenerasi.
Selanjutnya dikerahkan sel mononuklear seperti monosit, inflamantoris, setelah
keluar dari pembuluh darah melalui cara yang sama
 Monosit memperbesar pertahanan dengan menambahkan fungsi fagosit mereka
sendiri ke daerah injuri, sementara limfosit membawa kemampuan immunologik
untuk berespons terhadap agen asing dengan fenomen humoral dan seluler
spesifik.
 makrofag, limfosit dan sel plasma yang memberikan gambaran patologik dari
inflamasi kronik.

7
 Dalam inflamasi kronik, monosit dan makrofag mempunyai 2 peranan penting
sebagai berikut :
1. Memakan dan mencerna mikroba
2. Modulasi respon imun dan fungsi sel T melalui presentasi antigen dan sekresi
sitokin
 Bila patogen persisten dalam tubuh, makrofag akan mengalihkan respons berupa
reaksi hipersensitivitas lambat yang melibatkan limfosit penuh.
 Jadi inflamasi akut ini dapat dianggap sebagai titik membaliknya respons
inflamasi ke arah respons monosit-makrofag.

G. Akibat Radang Akut Dan Kronik


Akibat utama radang adalah perubahan jaringan, dapat berupa degenerasi, lisis
jaringan, dan proliferasi jaringan. Dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor host dan
faktor-faktor penyebab.
Ø Keuntungan Radang
1. Pengenceran toxin.
2. Antibodi masuk jaringan ekstravaskular.
3. Transportasi obat.
4. Pembentukan fibrin.
5. Penyaluran nutrien.
6. Stimulasi respons imun.
7. Lokasi jaringan yang rusak.
8. Persiapan untuk pemulihan jaringan.
Ø Kerugian Pada Radang
1. Jaringan normal dirusak.
2. Sembab: epiglotis, rongga.
3. Nyeri: gangguan fungsi.
4. Ruptura organ.
5. Fistula.
6. Reaksi imun kurang tepat.
7. Akibat penyakit: Glomerulonefritis, arthritis, bronchitis.

8
8. Fibrosis berlebihan: keloid, obstruksi usus, steril

H. Proses Penyembuhan dan Perbaikan Jaringan


Proses Penyembuhan dan perbaikan jaringan terjadi dalam 4 tahap yaitu :
1. Resolusi
Resolusi adalah hasil penyembuhan ideal & terjadi pada respons radang akut hingga
cedera minor atau cedera dengan nekrosis sel parenkim minimal. Jaringan dipulihkan
ke keadaan sebelum cedera. Proses resolusi meliputi :
 Pembuluh darah kecil di daerah peradangan kembali ke permeabilitas normalnya.
 Aliran cairan yang keluar pembuluh darah berhenti
 Cairan yang sudah dikeluarkan dari pembuluh darah diabsorpsi oleh limfatik
 Sel-sel eksudat mengalami disintegrasi keluar melalui limfatik atau benar-benar
dihilangkan dari tubuh.
 Namun, apabila jumlah jaringan yang dihancurkan cukup banyak maka resolusi
tidak terjadi.
2. Regenerisasi
Regenerasi adalah penggantian sel parenkim yang hilang dengan pembelahan sel
parenkim yang bertahan di sekitarnya. Hasil akhirnya adalah penggantian unsur-
unsur yang hilang dengan jenis sel-sel yang sama. Faktor-faktor penentu regenerasi :
 kemampuan regenerasi sel yang terkena cedera (kemampuan untuk membelah)
 Jumlah sel viabel yang bertahan
 Keberadaan/keutuhan kerangka jaringan ikat yang cedera, atau keutuhan arsitektur
stroma.
3. Perbaikan / pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat
 Pertumbuhan jaringan ikat muda ke arah dalam daerah peradangan disebut
organisasi.Jaringan ikat yang tumbuh itu disebut jaringan granulasi.
 Secara mikroskopik jaringan Granulasi terdiridari pembuluh-pembuluh darah
kecil yang baru terbentuk (angioblas), fibroblas, sisa sel radang (berbagai jenis
leukosit ; makrofag, limosit, eosinofil, basofil, & neutrofil) , bagian cairan eksudat
dan zat dasar jaringan ikat longgar setengah cair. Fibroblas & angioblas pada

9
jaringan granulasi yang berasal dari fibroblas dan kapiler di sekelilingnya yang
sebelumnya ada.
 Organisasi terjadi jika :
1. Banyak sekali jaringan yang menjadi nekrotik.
2. Eksudat peradangan menetap & tidak menghilang.
3. Massa darah (hematom) atau bekuan-bekuan darah tidakcepat menghilang
4. Penyembuhan luka
Proses penyembuhan luka yang mudah dipahami adalah proses penyembuhan pada
luka kulit. Proses penyembuhan luka terbagi menjadi 2 macam yaitu :
 Penyembuhan primer ( healing by first intention)
 Penyembuhan Sekunder ( healing by secondintention )
1. Hari pertama pasca bedah.Setelah luka disambung & dijahit,garis insisi segera
terisi oleh bekuan darah yang membentuk kerak yang menutupi luka. Reaksi
radang akut terlihat pada tepi luka. Dan tampak infiltrat polimorfonuklear yang
mencolok.
2. Hari kedua, terjadi Reepitelialisasi permukaan & pembentukan jembatan yang
terdiri dari jaringan fibrosa yang menghubungkan kedua tepi celah subepitel.
Keduanya sangat tergantung pada anyaman fibrin pada bekuan darah., karena ini
memberikan kerangka bagi sel epitel, fibroblas, dan tunas kapiler yang
bermigrasi. Jalur-jalur tipis sel menonjol di bawah permukan kerak, dari tepi
epitel menuju ke arah sentral. Tonjolan ini berhubungan satu sam lain, dengan
demikian luka telah tertutup oleh epitel.
3. Hari ketiga, respon radang akut mulai berkurang, neutrofil digantikan oleh
makrofag yang membersihkan tepi luka dari sel-sel yang rusak dan pecahan
fibrin.
4. Hari kelima, celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang kaya
pembuluh darah dan longgar. Dapat dilihat adanya serabut-serabut kolagen
dimana-mana.
5. Akhir minggu pertama, luka telah tertutup oleh epidermis dengan ketebalan yang
lebih kurang normal, dan celah subepitel yang telah terisi jaringan ikat kaya
pembuluh darah ini mulai membentuk serabut-serabut kolagen.

10
6. Minggu kedua, fibroblas & pembuluh darah berploriferasi terus menerus, dan
tampak adanya timbunan progresif serabut kolagen. Kerangka fibrin sudah
lenyap. Jaringan parut masih tetap berwarna merah cerah sebagai akibat
peningkatan vaskularisasai. Luka belum memiliki daya rentang yang cukup
berarti. Reksi radang hampir seluruhnya hilang.
7. Akhir minggu kedua, struktur jaringan dasar parut telah mantap. Jaringan parut
berwarna lebih muda akibat tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen
dan peningkatan daya rentang luka.Luka bedah yang sembuh sempurna tidak
akan mencapai kembali daya rentang, ekstensibilitas dan elastisitas yang
dimiliki oleh kulit normal.

I. Faktor Yang Mempengaruhi Peradangan Dan Penyembuhan


Seluruh proses peradangan bergantung pada sirkulasi yang utuh ke daerah yang
terkena. Jadi, jika ada defisiensi suplai darah kedaerah yang terkena, maka proses
peradangannya sangat lambat, infeksi yang menetap dan penyembuhan yang jelek.
Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka atau daerah cidera atau daerah
peradangan lainnya,salah satunya adalah bergantung pada poliferasi sel dan aktivitas
sintetik,khususnya sensitif terhadap defisiensi suplai darah lokal dan juga peka terhadap
keadaan gizi penderita.
Penyembuhan juga dihambat oleh adanya benda asing atau jaringan nekrotik
dalam luka, oleh adanya infeksi luka dan immobilisasi yang tidak sempurna.
Komplikasi pada penyembuhan luka kadang-kadang terjadi saat proses penyembuhan
luka. Jaringan parut mempunyai sifat alami untuk memendek dan menjadi lebih padat,
dan kompak setelah beberapa lama. Akibatnya adalah kontraktur yang dapat membuat
dareah menjadi cacat dan pembatasan gerak pada persendian.
Komplikasi penyembuhan yang kadang-kadang dijumpai adalah amputasi atau
neuroma traumatik, yang secara sederhana merupakan poliferasi regeneratif dari serabut-
serabut saraf kedalam daerah penyembuhan dimana mereka terjerat pada jaringan parut
yang padat.

11
J. Macam-Macam Penyakit Radang
1. Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).
2. Radang Tenggorokan.
3. Radang Lambung.
4. Infeksi saluran kencing
5. Penyakit Radang/Pembesaran Prostat.dll

2.2 Infeksi
A. Pengertian Infeksi
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai
suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang
tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu
dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien
yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam
menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah
sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah
sakit baru disebut infeksi nosokomial.
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan
menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan.Penyakit akan timbul jika
patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal. Infeksi merupakan
infeksi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh,terutama yang menyebabkan
cedera sellular lokal akibat kompetisi metabolisme,toksin,replikasi intra selular,atau
respon antigen-antibodi.

B. Rantai Infeksi
Perkembangan infeksi terjadi dalam siklus yang bergantung pada elemen – elemen
berikut :
1. Agen infeksius atau pertumbuhan pathogen
2. Tempat atau sumber pertumbuhan patogen
3. Portal keluar dari tempat tumbuh tersebut

12
4. Cara penularan
5. Portal masuk pejamu
6. Pejamu yang rentan
Infeksi terjadi akibat adanya mikroorganisme,termasuk bakteri,virus,jamur dan
protozoa.Mikroorganisme di kulit dapat merupakan flora residen atau
transien.Organisme residen berkembang biak pada lapisan kulit superfisial,namun 10
– 20% mendiami lapisan epidermal.Organisme transien melekat pada kulit saat
seseorang kontak dengan orang atau objek lain dalam aktifitas atau kehidupan
normal. Kemungkinan bagi mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan
penyakit bergantung pada faktor – faktor berikut :
1. Organisme dalam jumlah yang cukup
2. Virulensi atau kemampuan untuk menyebabkan sakit
3. Kemampuan untuk masuk dan hidup dalam pejammu
4. Pejamu yang rentan

C. Penyebab Infeksi
Beberapa agen yang dapat menyebabkan infeksi,yaitu :
1. Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang
sehat.Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindung i tubuh dari
datangnya bakteri patogen.Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi
jika manusia tersebut meniliki toleransi yang rendah terhadap
miikrooorganisme.Cintohnya Escherechia coli paling banyak dijumpai sebagai
penyebab infeksi saluran kemih. Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan
infeksi secara aparodik maupun endemik. Contohnya :
 anaerobik Gram–positif,Clostridium yang menyebabkan gangrene
 Bakteri Gram-positif : Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan
hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru,tulang,jantung dan infeksi
pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.
 Bakteri Gram-negatif : Enerobacteriacae, contohnya Escherechia coli, Proteus,
Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas seringkali ditemukan di air dan

13
penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan pasien yang
dirawat.Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari
semua infeksi di rumah sakit.
 Serratia marcescens,dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas
jahitan,paru dan peritoneum.
2. Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam
virus,termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari tranfusi,dialisis,
suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus dan enterovirus
yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis
dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik,dan trasfusi darah.
Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme lainnya. Infeksi
gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit kulit dan dari darah.Virus lain
yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola,
influenza virus,herpes simplex virus,dan varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan.
3. Parasit
Cacing pita dewasa panjangnya bisa mencapai 240-300 cm. Terdiri dari bagian
kepala yang memiliki kait-kait kecil dan badannya mengandung
1000 proglotid (bagian yang mengandung telur). Siklus hidupnya mirip cacing pita
sapi, tapi babi hanya merupakan tuan rumah perantara saja.Manusia juga bisa
berperan sebagai tuan rumah perantara, dimana telur cacing mencapai lambung bila
tertelan atau bila proglotid berbalik dari usus ke lambung. Embrio lalu dilepaskan di
dalam lambung dan menembus dinding usus, lalu akan sampai ke otot, organ dalam,
otak dan jaringan dibawah kulit, dimana mereka membentuk kista. Kista yang hidup
hanya menyebabkan reaksi ringan, sedangkan kista yang mati menimbulkan reaksi
yang hebat.
4. Jamur
Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri
dan immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida albicans,Aspergiilus spp,
Cryptococcus neformans, Cryptosporidium.

14
5. Kuman

Kuman adalah organisme kecil seperti virus, bakteri, jamur, protozoa mikroskopik
jahat yang dapat menyebabkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan. Kuman bisa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan ringan maupun berat pada tubuh
organisme inangnya seperti manusia, hewan dan sebagainya.

D. Proses Infeksi
Infeksi terjadi secara progresif, berat ringannya penyakit klien tergantung pada
tingkat infeksi, patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan pejamu. Didalam proses
infeksi memiliki tahapan tertentu yaitu :
1. Periode Inkubasi
Interfal antara masuknya patogen dalam tubuh dan munculnya gejala utama.
2. Tahap Prodomal
Interpal dari awitan tanda gejala non spesifik (malaise, demam ringan, keletihan)
sampai gejala yang spesifik selama masa ini, mikroorganisme tumbuh dan
berkembang biak dan klien mampu menularkan ke orang lain.
3. Tahap Sakit
Interpal saat klien memanifestasikan tanda dan gejala yang lebih spesifik terhadap
jenis infeksi.
4. Tahap Pemulihan
Interpal saat munculnya gejala akut infeksi ,lama penyembuhannyatergantung pada
beratnya infeksi dan keadaan umum kesehatan klien.

E. Cara Masuknya Infeksi

1. Saluran pernafasan (Inhalasi)

Penularan penyakit melalui saluran udara pernapasan. Oleh karena itu ventilasi
rumah yang kurang, berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor
yang sangat penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui
udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang ditularkan melalui udara).

15
Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan pernafasan: TBC paru-paru, influensa,
pes, paru-paru, pneumonia, selesma, cacar, penyakit lumpuh
anak-anak dan lain-lain. Sebagai contoh: orang menderita penyakit influensa pada waktu
batuk, bersi atau berbicara, akan menyemprotkan titik-titik getah rongga hidung atau
mulut yang mengandung virus virus influenza ke dalam udara. Bila ini
masuk ke dalam jalan pernafasan (melalui rongga hidung), maka mungkin akan terjadi
penularan.

Cara infeksi titik ludah (droplet infection). Suatu kebiasaan yang baik dan patut ditiru
ialah: bila batu atau bersin memalingkan muka sambil menutup mulut dan hidung dengan
tangan atau sapu tangan. Bila seorang penderita TBC meludah ke lantai tau tanah, maka
ludah yang mengandung basil-basil tbc akan mengering dan lama
kelamaan akan mendebu. Basil-basil dan debu akan berterbangan dalam udara terbawa
oleh angin. Bila ini masuk ke dalam jalan pernapasan, maka mungkin sekali akan terjadi
infeksi. Infeksi secara ini disebut infeksi debu (airborne infection). Berludah di lantai
adalah kebiasaan yang buruk sekali. Untuk itu baiklah disediakan tempat-tempat tertentu.

Infeksi debu tidak seberapa jahat akibatnya, bila dibandingkan dengan infeksi titik
ludah. Hal ini disebabkan karena basil-basil yang jatuh ditanah dilemahkan atau
dilumpuhkan oleh terik cahaya matahari, sehingga virulensinya berkurang. Saluran
pernafasan: melalui udara pernafasan (terhirup), debu, bersin, batuk. Penyakit yang
ditularkan lewat saluran pernafasan: batuk rejan (pertusis). TBC (tuberkulosis), radang
paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Infeksi melalui
udara meliputi: Penyakit-penyakit seperti pilek-pilek, bronchitis, tbc, pes, paru-paru,
influenza, menularnya melalui udara.Penularan macam ini ada 2 cara: (1) Benih-benih
penyakit terdapat dalam titik-titik cairan yang dikeluarkan dari hidung atau mulut waktu
penderita batuk, berbicara atau bersin; cara infeksi ini disebut infeksi titik ludah (droplet
infection). Benih-benih penyakit itu mudah hilang dari udara, jatuh ke tanah karena
beratnya. (2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone infection). Pada cara ini benih-
benih penyakit terdapat di udara. Benih-benih itu asalnya dari benih-benih yang terdapat
dalam ludah yang sudah jatuh ke tanah dan mendebu. Karena sangat halus dan ringannya,

16
benih itu dapat berada dalam udara untuk sementara waktu. Menurut penyelidikan yang
akhir-akhir, sinar-sinar ultra ungu dapat membunuh benih-benih penyakit yang terdapat
dalam udara itu.

2. Saluran pencernaan

Bibit penyakit masuk ke saluran makanan melalui makanan atau minuman, alat
makan yang tercemar. Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan
pencernaan makanan antara lain: typhus, cholera, dysentrie, paratyphus, A, B, dan C,
penyakit-penyakit cacing, keracunan makanan dan lain-lain. Basil-basil masuk ke dalam
rongga mulut bersama-sama dengan makanan dan minuman. Makanan-makanan yang
sudah dihinggapi lalat atau sudah bercampur dengan racun, dapat menyebabkan
berjangkitnya penyakit-penyakit tersebut di atas. Air minum yang tidak masak lebih
dahulu pun dapat merupakan bahaya bagi kesehatan. Penyakit yang ditularkan lewat
saluran makanan: disentri (basiler, amuba), hepatitis, kolera, tifus, cacingan,
toksoplasma, koksidia dsb.

3. Kulit

Penyakit-penyakit yang masuknya melalui kulit: malaria, pes, penyakit anjing gila,
tetanus, bisul-bisul, penyakit cacing tambang, gonorrhoe, syphilis dan lain-lain. Tentang
penyakitpenyakit yang cara penularannya melalui kulit ada 2 macam: Kontak (Contact).
Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui
benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak
langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu
lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang penduduknya masih jarang.
1. Penularan karena hubungan langsung (direct contact). 2. Penularan karena hubungan
tidak langsung (indirect contact).

Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan langsung kalau penularan


melalui kulit yang terjadinya sebagai akibat persentuhan. Yang dimaksud dengan
penularan karena hubungan tidak langsung adalah penularan melalui kulit yang terjadinya
dengan perantaraan suatu benda mati (selendang, sapu tangan, dan lain-lain). Penyakit

17
gudik (kudis) penularannya mungkin secara langsung mungkin pula secara tidak
langsung. Kebiasaan untuk bertukar-tukaran pakaian adalah suatu kebiasaan yang buruk.
Tidur bersama-sama di satu tempat tidur dengan orang yang menderita penyakit kulit pun
dapat berakibatkan penularan penyakit-penyakit tersebut. Penetrasi pada kulit. Hal ini
dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang,
melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.
Kulit: sentuhan dengan kulit, pakaian, handuk dsb. Penyakit yang ditularkan lewat
sentuhan (kontak langsung); kudis, panu,kusta, framboesia (patek), tetanus.

4. Melalui Hubungan Kelamin

Saluran kelamin: melalui hubungan kelamin sesama jenis atau lain


jenis. Penyakit yang ditularkan lewat saluran kelamin: sipilis, keputihan, infeksi
gonokokal, AIDS (acquired Immune Deficiency Syndrome).

5. Melalui plasenta

Melalui plasenta ibu (transplasental); dari ibu ke anak. Infeksi melalui plasenta.
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu
mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.

6. Melalui berbagai jalur


Contohnya adalah polio yang menular melalui mulut dan nafas.

F. Pertahanan Terhadap Infeksi


Tubuh memiliki pertahanan normal terhadap infeksi,yaitu :
1. Flora Normal
Flora normal tubuh dapat melindungi seseorang terhadap beberapa patogen,
normalnya tubuh mengandung mikroorganisme yang ada pada lapisan permukaan dan
di dalam kulit, saliva, mukosa oral, dan gastrointestinal. Flora normal dalam usus
besar hidup dalam jumlah besar tanpa menyebabkan sakit.Flora normal juga
mensekresi substansi antibakteri di dalam usus.

18
2. Pertahanan Sistem Tubuh
Sejumlah sistem organ tubuh memiliki pertahanan tubuh yang unik terhadap
mikroorganisme.Setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan yang secara
fisiologis disesuaikan dengan struktur dan fungsinya.Misalnya paru jalan masuk
mikroorganisme dilapisi oleh tonjolan seperti rambut atay silia yang secara ritmis
bergerak unruk memindahkan mukus dan organisme yang yang melekat di faring
untuk di ekshalasi.
3. Inflamasi
Inflamasi merupakan reaksi protektif vaskuler dengan menghantarkan
cairan,produk darah dan nutrient ke jaringan interstisial ke daerah cedera.Proses
tersebut mampu menetralisasi dan mengerliminasi patogen atau jaringan mati dan
memulai cara perbaikan sel dan jaringan tubuh.
4. Respon Imun
Saat mikroorganisme menginvasi memasuki tubuh,mikroorganisme tersebut
diserang pertama kali oleh monosit. Sisa mikroorganisme tersebut kemudian memicu
respon imun,materi yang tertinggal (antigen) menyebabkan kerentanan respon yang
mengubah susunan biologis tubuh sehingga reaksi untuk paparan berikutnya berbeda
dengan reaksi pertama ,respon yang berubah ini dikenal dengan respon imun.

G. Pembagian Infeksi
1. Primer
Apabila terjadi secara langsung sebagai akibat dari proses yang ditimbulkan
mikroorganisme sendiri
2. Sekunder
Terjadi oleh sesuatu sebab, misalnya : kelemahan tubuh, kelaparan, kelelahan, luka
dan sebagainya

H. Macam-macam Infeksi
1. Infeksi pada saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian
dari saluran kemih. Ketika mengenai saluran kemih bawah

19
dinamai sistitis (infeksi kandung kemih) sederhana, dan ketika mengenai saluran
kemih atas dinamai pielonefritis (infeksi ginjal). Gejala dari saluran kemih bawah
meliputi buang air kecil terasa sakit dan sering buang air kecil atau desakan untuk
buang air kecil (atau keduanya), sementara gejala pielonefritis
meliputi demam dan nyeri panggul di samping gejala ISK bawah. Pada orang
lanjut usia dan anak kecil, gejalanya bisa jadi samar atau tidak spesifik. Kuman
tersering penyebab kedua tipe tersebut adalah Escherichia coli, tetapi bakteri
lain, virus, maupun jamur dapat menjadi penyebab meskipun jarang.
Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-
laki, dengan separuh perempuan mengalami setidaknya satu kali infeksi selama
hidupnya.
2. Infeksi pada saluran pernafasan
Infeksi saluran pernapasan adalah infeksi yang mengenai bagian manapun
saluran pernapasan, mulai dari hidung, telinga tengah, faring (tenggorokan)),
kotak suara (laring), bronchi, bronkhioli dan paru. Jenis penyakit yang termasuk
dalam infeksi saluran pernapasan bagian atas antara lain :
 Batuk pilek
 Sakit telinga (otitis media)
 Radang tenggorokan (faringitis)
Sedangkan jenis penyakit yang termasuk infeksi saluran pernapasan bagian bawah
antara lain :
 Bronchitis
 Bronkhiolitis
 Pneumonia
3. Infeksi pada lambung
Pada umumnya radang lambung dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya:
 Adanya stres dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang
 Adanya asam lambung dan pepsin yang berlebihan

20
 Mukosa (selaput lendir) lambung tak tahan terhadap asam lambung dan
pepsin yang berlebihan karena menurunnya kemampuan fungsi mukosa
lambung tersebut.
 Waktu makan yang tak teratur, sering terlambat makan, atau sering makan
berlebihan
 Terlalu banyak makanan yang pedas, asam, minuman beralkohol, obat-obatan
tertentu dengan dosis tinggi
4. Infeksi ginjal
Infeksi ginjal biasanya terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kencing dan
mulai berkembang biak. Bakteri yang berasal dari infeksi di bagian tubuh lain
juga bisa menyebar ke aliran darah dan masuk ke ginjal.
Kondisi seperti ini dapat terjadi jika bagian tubuh buatan mengalami infeksi.
Bagian tubuh buatan, misalnya katup jantung buatan atau sendi buatan, yang
digunakan untuk menggantikan bagian tubuh asli yang rusak. Infeksi ginjal juga
dapat muncul setelah operasi ginjal.
5. Infeksi usus
Infeksi usus adalah suatu penyakit yang menyerang usus yang di sebabkan
oleh bakteri cryptosporidium. Penyakit infeksi usus ini dapat menyerang baik
usus kecil maupun usus besar, yang dapat menimbulkan efek seperti diare, mual,
ataupun kram pada perut, infeksi usus ini juga dapat menyebabkan kematian
apabila tidak segera di atasi atau di tangani

I. Cara Pencegahan Infeksi


Dengan menggunakan Standar kewaspadaan terhadap infeksi, antara lain :
1. Cuci Tangan
 Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi.
 Segera setelah melepas sarung tangan.
 Di antara sentuhan dengan pasien.
2. Sarung Tangan
 Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang terkontaminasi.
 Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.

21
3. Masker, Kaca Mata, Masker Muka
Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata, hidung, dan mulut saat
kontak dengan darah dan cairan tubuh.
4. Baju Pelindung
 Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
 Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat berkontak langsung
dengan darah atau cairan tubuh
5. Kain
 Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lender
 Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan pasien
6. Peralatan Perawatan Pasien
 Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah kontak langsung
dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan
lingkungan
 Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
7. Pembersihan Lingkungan
Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan perlengkapan dalam
ruang perawatan pasien
8. Instrumen Tajam
 Hindari memasang kembali penutup jarum bekas
 Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
 Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi jarum bekas dengan
tangan
 Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang tidak tembus tusukan
9. Resusitasi Pasien
Usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat ventilasi yang lain untuk menghindari
kontak langsung mulut dalam resusitasi mulut ke mulut
10. Penempatan Pasien
Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam ruang pribadi / isolasi

22
3.1 Keganasan
A. Pengertian Kanker
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali,
dan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan di sekitarnya (invasive) dan
terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta
saraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada
penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan membelah
terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru.
Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu
organ yang ditempatinya (Mangan, 2009).
Kanker adalah suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan jaringan yang tidak
terkendali kerena hilangnya mekanisme kontrol sel sehingga pertumbuhan menjadi tidak
normal. Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh. Baik pada orang
dewasa maupun anak-anak. Akan tetapi, lebih sering menyerang orang yang berusia 40
tahun (Urip, 2002).
Kanker adalah pertumbuhan sel- sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui
batas normal, dan pada akhirnya dapat menyerang bagian tubuh dan menyebar ke organ
lain (metastases). Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan
neoplasma ganas dan ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker
(Wahyuningsih, 2013).

B. Pengertian Neoplasma
Neoplasma secara hafifah berarti pertumbuhan baru, yaitu masa abnormal jaringan
yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terorganisasikan dengan pertumbuhan
jaringan normal serta terus- meneru, walaupun rangsangann yang memicu perubahan
tersebut telah berhenti. Istilah tumor kurang lebih sinonim dari istilah neoplasma.
Neoplasma dapat dibedakan berdasarkan sifat- sifatnya ada yang jinak ada juga yang
ganas (Wahyuningsih, 2013).

23
C. Penyebab Kanker
Dalam Lumungga (2009) ada empat faktor utama penyebab kanker seperti
lingkungan, makanan, biologis dan psikologis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
keempat faktor penyebab kanker tersebut, yaitu:
1. Lingkungan
a. Bahan kimia
Zat yang terdapat pada asap rokok yang dapat menyebabkankanker paru pada
perokok aktif dan perokok pasif (orang yang bukanperokok atau tidak sengaja
menghirup asap rokok orang lain) dalamjangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk
industri serta asap yangmengandung senyawa karbon dapat meningkatkan
kemungkinanseorang pekerja industri menderita kanker (Family’s Doctor, 2006).
b. Penyinaran yang berlebihan
Sinar ultra violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan kanker kulit.
Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau radiasi dapat menimbulkan kanker kulit
dan leukimia (Family’s Doctor, 2006).
c. Merokok
Perlu diketahui bahwa rokok putihbertanggung jawab 90% dari semua kasus
kanker paru-paru yangmenjadi penyebab utama kematian baik dari wanita daripada
pria.Setiap kali merokok maka akan menghirup sedikitnya 60 zatkarsinogen yang
dapat menyebabkan kanker.
d. Polusi udara
Menurut Chen Zichou (www.antara.co.id) seorang ahli InstitutPenelitian Kanker
mengatakan, penyebab utama meningkatnyajumlah kanker di China disebabkan polusi
udara, lingkungan, kondisiair yang kian hari kian memburuk. Banyak perusahaan
kimia danindustri yang membuang limbahnya kesungai dengan mudah. Hal
inimenyebabkan air yang ada di sungai terkontaminasi oleh limbah yangberasal dari
perusahaan-perusahaan yang ada disekitar sungai.Akibatnya air yang terkontaminasi
tersebut secara langsung berakibatterhadap tumbuh-tumbuhan dan makanan.

24
2. Makanan
Para ilmuwan mendapatkan bahwa makanan-makanantertentu adalah sumber kanker.
Makanan-makanan tersebut menjadisumber kanker oleh sebab adanya zat-zat kimia
tertentu. Makananyang dapat menyebabkan kanker adalah:
a. Daging yang mengandung hormon sex buatan (DES orDiethylstilbestrol).
b. Bahanpemanis buatan seperti biang Gula dan saccharin.
c. Nitrosamines pada bahan-bahan pengawet buatan, dan bahanpewarna buatan, yang
umumnya dipakai dalam produk daging,yang telah diproses dan juga banyak dalam
produk makanankaleng.
d. Zat pewarna yang ada dalam makanan, minuman, kosmetik,maupun obat obatan.
e. Zat radioaktif yang sekarang ini terdapat hampir di seluruhbulatan bumi sebagai akibat
dari percobaan bom atom sertapeledakan bom, yang masuk dalam tubuh manusia
melaluimakanan, khususnya susu.
f. Kebanyakan makan garam.
g. Makanan yang sudah menjadi Tengik.
3. Biologi
a. Virus
Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan selnormal menjadi sel kanker
(Family’s Doctor, 2006). Salah satu virusyang dapat menyebabkan kanker adalah virus
HIV (humanimmunodefiency virus). Dimana virus HIV (human
immunodefiencyvirus) ini dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Akibatnya
wanitayang terinfeksi virus HIV (human immunodefiency virus) akan rentanterhadap
infeksi HPV (human papillomavirus). Hal ini dapat dilihatbahwa 90% kasus kanker
serviks disebabkan karena adanya infeksiHPV (human papillomavirus) (Gale dan
Cahrette, 1995). Jenis virusini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik
(Family’sDoctor, 2006).
b. Hormon
Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah
mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Pada beberapa penelitian
diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menyebabkan

25
terjadinya peningkatan beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, rahim, indung
telur dan prostat (kelenjar kelamin pria) (Family’s Doctor,2006).
c. Keturunan
Sejumlah penelitian menemukan bahwa sekitar 5% dari kasus kanker diakibatkan
oleh faktor keturunan. Sebab ada orang yangterlahir dengan DNA rusak yang
diturunkan salah satu orang tuamereka sehingga mereka memiliki resiko yang tinggi
untuk terkenakanker. Faktor keturunan ini memang susah untuk dihindari.
Tetapisejauh apa peranan gen yang abnormal masih belum diketahui (Misky, 2005).

D. Klasifikasi Kanker
Kanker dibedakan berdasarkan jenis organ atau sel tempat terjadinya. Sebagai contoh
kanker yang bermula pad usus besar disebut kanker usus besar dan kanker yang terjuadi
pada sel basal dari kulit dirujuk sebagai karsinoma kulitsel basal. Klasifikasi kanker
kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum , misalnya ( wahyunimhsih,2013):
1. Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan peitel, seperti kulit atau
jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau
kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker
esophageal, karsinoma hepatoselular, kanker laryngeal, hipernefroma, kanker lambung,
kanker testiskular, dan kanker tiroid.
2. Sarcoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang
rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot rabdomiosarcoma, jaringan adipose,
pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya.
3. Leukemia, limfoma dan myeloma kanker yang terjadi pada jaringan darah.
4. Melanoma timbul dari melanosit
5. Mesotelioma pada pleura atau pericardium.

E. Patofisiologi Kanker
Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda dalam hal penyebab dan
biologisnya. Setiap organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker. Hampir semua
kanker yang dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di dalam sel
kanker dan sel anak-anaknya (lihat bagian mekanisme untuk jenis cacat yang umum).

26
Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika
pencegahan dan perbaikan kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap ada,
dan mungkin diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan
penjagaan terhadap kanker dengan berbagai metode, seperti apoptosis, molekul pembantu
(beberapa polimerase DNA), penuaan/(senescence), dan lain-lain. Namun, metode
koreksi-kecatatan ini sering kali gagal, terutama di dalam lingkungan yang membuat
kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan menyebar. Sebagai contohnya, lingkungan
tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak, disebut dengan bahan karsinogen,
cedera berkala (fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan yang membuat sel tidak
mungkin bertahan, seperti hipoksia. Karena itu, kanker adalah penyakit progresif, dan
berbagai kecacatan progresif ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai bertindak
berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme. Kecacatan sel, sebagai
penyebab kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri (self-amplifying), pada
akhirnya akan berlipat ganda secara eksponensial. Sebagai contohnya :

a. Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel


anangnya mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.
b. Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan sinyal
penyebab-kecacatan kepada sel di sekitarnya.
c. Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan
merusak sel yang lebih sehat.
d. Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres, membuat sel
rusak bisa membuat sel sehat rusak selamanya.

1. Pembentukan sel kanker


Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker
adalah hiperplasia, displasia, dan neoplasia. Hiperplasia adalah keadaan saat sel normal
dalam jaringan bertumbuh dalam jumlah yang berlebihan. Displasia merupakan kondisi
ketika sel berkembang tidak normal dan pada umumnya terlihat adanya perubahan pada
nukleusnya. Pada tahapan ini ukuran nukleus bervariasi, aktivitas mitosis meningkat, dan
tidak ada ciri khas sitoplasma yang berhubungan dengan diferensiasi sel pada jaringan.

27
Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah berproliferasi secara tidak
normal dan memiliki sifat invasif.
Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi
mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi
tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi
dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).
Kelainan siklus sel, antara lain terjadi saat:
a. perpindahan fase G1 menuju fase S.
b. siklus sel terjadi tanpa disertai dengan aktivasi faktor transkripsi. Pencerap hormon
tiroid beta1 (TRbeta1) merupakan faktor transkripsi yang diaktivasi oleh hormon T3
dan berfungsi sebagai supresor tumor dan gangguan gen THRB yang sering
ditemukan pada kanker.
c. siklus sel terjadi dengan kerusakan DNA yang tidak terpulihkan.
d. translokasi posisi kromosom yang sering ditemukan pada kanker sel darah putih
seperti leukimia atau limfoma, atau hilangnya sebagian DNA pada domain tertentu
pada kromosom. Pada leukimia mielogenus kronis, 95% penderita mengalami
translokasi kromosom 9 dan 22, yang disebut kromosom filadelfia.
Karsinogenesis pada manusia adalah sebuah proses berjenjang sebagai akibat
paparan karsinogen yang sering dijumpai dalam lingkungan, sepanjang hidup, baik
melalui konsumsi, maupun infeksi. Terdapat empat jenjang karsinogenesis:
a. inisiasi tumor
b. promosi tumor
c. konversi malignan
d. rogresi tumor
2. Angiogenesis
Pada umumnya, sel kanker membentuk sebuah tumor, kecuali pada leukemia. Sebelum
tahun 1960, peneliti kanker berpendapat bahwa asupan nutrisi yang mencapai tumor
terjadi oleh karena adanya jaringan pembuluh darah yang telah ada, namun penelitian
yang lebih baru menunjukkan bahwa lintasan angiogenesis diperlukan bagi tumor untuk
berkembang dan menyebar. Tanpa lintasan angiogenesis, sebuah tumor hanya akan

28
berkembang hingga memiliki diameter sekitar 1-2 mm, dan setelah itu perkembangan
tumor akan terhenti.[16] Sebaliknya, dengan angiogenesis, sebuah tumor akan berkembang
hingga melampaui ukuran diameter 2 milimeter. Oleh karena itu, sel tumor memiliki
kemampuan untuk mensekresi protein yang dapat mengaktivasi lintasan angiogenesis.
Dari berbagai protein yang dapat mengaktivasi lintasan angiogenesis seperti acidic
fibroblast growth factor, angiogenin, epidermal growth factor, G-CSF, HGF, interleukin-
8, placental growth factor, platelet-derived endothelial growth factor, scatter factor,
transforming growth factor-alpha, TNF-α, dan molekul kecil seperti adenosina, 1-butyryl
glycerol, nikotinamida, prostaglandin E1 dan E2. Para ilmuwan telah mengidentifikasi
dua protein yang sangat penting bagi pertumbuhan tumor yaitu vascular endothelial
growth factor (VEGF) dan basic fibroblast growth factor (bFGF). Kedua protein ini
disekresi oleh berbagai jenis sel kanker dan beberapa jenis sel normal.
Sekresi VEGF atau bFGF akan mengikat pada pencerap sel endotelial dan
mengaktivasi sel tersebut untuk memicu lintasan metabolisme yang membentuk
pembuluh darah baru. Sel endotelial akan memproduksi sejumlah enzim MMP yang akan
melakukan degradasi terhadap jaringan matriks ekstraselular yang mengandung protein
dan polisakarida, dan berfungsi untuk sebagai jaringan ikat yang menyangga jaringan
parenkima dengan mengisi ruang di sela-sela selnya. Degradasi jaringan tersebut
memungkinkan sel endotelial bermigrasi menuju jaringan parenkima, melakukan
proliferasi dan diferensiasi menjadi jaringan pembuluh darah yang baru.
Reaksi antara asam tetraiodotiroasetat dengan integrin adalah penghambat aktivitas
hormon tiroksin dan tri-iodotironina yang merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam angiogenesis dan proliferasi sel tumor.
3. Metastasis
Walaupun telah dilakukan penelitian intensif selama beberapa dekade, mekanisme
patofisiologis dari metastasis belum benar-benar diketahui dan masih menjadi
kontroversi. Namun terdapat dua model metastasis fundamental, yang mirip dengan
proposal metastasis yang diajukan oleh Stephen Paget pada tahun 1889 yang mengatakan
bahwa metastasis bergantung pada komunikasi antara sel kanker yang disebut the seed
dan lingkungan mikro pada organ tertentu yang disebut the soil.

29
Model yang pertama menjelaskan bahwa tumor primer pada organ akan timbul dari sel
yang sama, yang mengalami berbagai perubahan seperti heterogenitas,
ketidakseimbangan genomik, akumulasi mutasi atau penyimpangan genetik, hingga
terjadi evolusi klonal meliputi perubahan fenotipe dan perilaku sel hingga potensi untuk
melakukan metastasis ke organ lain dan membentuk tumor sekunder. Model yang kedua
menjabarkan bahwa kanker yang timbul pada organ, terjadi akibat aktivasi ruang yang
diperuntukkan bagi sel punca kanker sehingga memungkinkan metastasis dari sejumlah
jaringan tubuh yang lain.

F. Pengertian Tumor

Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel – sel
dalam kulit ( sel-sel epidermis , melanosit ). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor
jinak atau tumor ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis
dan jaringan subkutan (Arif Muttaqin, 2010)

Tumor Kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel
epidermis, dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas,
dapat terletak dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan
subkutan.(Price Sylvia, 2006).

G. Klasifikasi Tumor Kulit


1. Tumor Jinak (Benigna)
a. Kista
Kista pada kulit merupakan rongga berdinding epitel yang berisikan bahan
cair atau padat.
1) Kista epidermis (epidermoid) sering terjadi dan dapat dideskripsikan
sebagai tumor yang menonjol, kenyal serta tumbuh lambat dan paling sering
ditemukan di daerah wajah, leher, dada bagian atas serta punggung .
2) Kista pilaris (kista trichlemmal), yang mula-mula dinamakan kista
sebasea, paling sering ditemukan pada kulit kepala. Kista ini ditampanya
berasal dari folikel rambut bagian tengah dan dari sel-sel selubang luar
rambut.

30
b. Keratosis seborea
Tumor ini merupakan lesi benigna yang menyerupai veruka dengan
berbagai ukuran dan warna, yang bervariasi dari warna coklat cerah hingga hitam.
Kista seboreika biasanya terdapat pada muka, bahu, dada serta punggung, dan
merupakan tumor kulit yang paling sering terlihat pada orang-orang usia baya dan
lansia. Kista tersebut mungkin secara kosmetik tidak dapat di toleransi oleh
pasien, dan keratosis yang berwarna hitam dapat di diagnosa secara keliru sebagai
melanoma maligna. Terapinya adalah pengangkatan jaringan tumor dengan cara
eksisi, elektrokauter dan kuretase, atau dengan menggunakan karbon dioksida
atau nitrogen cair.
c. Keratosis aktinika
Merupakan lesi kulit pramalignan yang tumbuh pada daerah tubuh yang
terkena sinar matahari terus-menerus. Keratosis ini tampak sebagai bercak-bercak
yang kasar, bersisik dengan eritema dibaliknya. Lesi ini secara berangsur-angsur
dapat berubah bentuk menjadi karsinoma sel skuamosa kulit.
d. Veruka (kutil, wart)
Veruka merupakan tumor kulit yang sering ditemukan dan disebabkan
oleh infeksi virus human papilloma yang tergolong kedalam kelompok virus
DNA. Semua kelompok usia dapat terkena, kendati keadaan ini paling sering
ditemukan diantara usia 12 dan 16 thn. Ada banyak tipe veruka. Biasanya veruka
merupakan kelainan yang asimtomatik, kecuali kalau terjadi pada daerah yang
menahan beban tubuh seperti telapak kaki. Veruka dapat diterapi dengan sinar
laser yang diarahakan secara local, nitrogen air, plester asam salisilat,
elektrokauter atau dengan larutan canthridin.
e. Veruka venereal
Veruka yang terjadi didaerah genital dan perianal ini dikenal sebagai
condyloma acumminata dan ternyata ditularkan lewati hubungan seks. Jenis
veruka ini dapat diterapi dengan larutan podofilin dalam tingtura benzoin yang
diolesakan pada veruka dan kemudian dibasuh. Bentuk terapi lainnya mencakup
nitrogen cair, bedah beku, bedah electron dan kuretase.

31
f. Angioma (tanda lahir)
Tanda lahir merupakan tumor vasikuler benigna yang melibatkan kulit dan
jaringan subkutan. Tumor ini dapat ditemukan sebagai bercak yang datar dan
berwarna merah, ungu (angioma portwine) atau lesi noduler yang menonjol dan
berwarna merah terang (angioma strobery). Angioma yang disebutkan terakhir ini
memiliki kecenderungan untuk mengalami involusi yang spontan . sebaliknya
,angioma portwine biasanya akan bertahan tanpa batas waktu. Sebagian pasien
menggunakan kosmetik penutup ( covermark atau dermablend ) untuk
menyamarkan cacat tersebut . Sinar laser argon kini digunakan untuk
menghilangkan berbagai angioma dengan keberhasilan tertentu.
g. Nevus pigmentosus (mola)
Mola merupakan tumor kulit yang sering ditemukan dengan berbagai
ukuran dan warna yang berkisar dari coklat kekuningan hingga hitam. Tumor ini
dapat berupa lesi berbentuk macula yang datar atau nodul atau papula yang
menonjol dan kadang-kadang berisi rambut, sebagian besar nevus pigmentosus
merupakan lesi yang tidak berbahaya kendati demikian, pada kasus-kasus yang
jarang dijumpai dapat terjadi perubahan maligna dan pada lokasi nevus tumbuh
melanoma. Sebagian pakar merasa bahwa semua mola congenital harus di angkat
karena insidensi perubahan malignanya yang tinggi. Nevus yang memperlihatkan
perubahan warna atau ukuran , atau yang menjadi nevus yang symptomatic (gatal)
atau yang tepinya ireguler harus diangkat untuk menentukan apakah sudah terjadi
perubahan malignant.
h. Keloid
Keloid merupakan pertumbuhan benigna jaringan fibrosa yang berlebihan
pada lokasi sikatrik atau trauma. Keloid lebih sering dijumpai diantara orang-
orang berkulit gelap. Keadaan ini bersifat asimtomatik kendati dapat
menyebabkan masalah kosmetika dan cacat fisik. Terapinya yang selalu tidak
berhasil dengan memuaskan terdiri atas eksisi keloid, penyuntikan kortikosteroid
intralesi dan radiasi.

32
i. Dermatofibroma
Dermatofibroma merupakan tumor benigna jaringan ikat yang sering
dijumpai dan terutama terjadi pada ekstremitas. Tumor ini berupa papula atau
nodul berbentuk kubah yang dapat berubah warna seperti warna kulit atau
berwarna coklat kemerahan. Biopsy eksisional dermatofibroma merupakan
metode terapi yang dianjurkan.
j. Neurofibromatosis ( penyakit von Recklinghausen )
Neuro fibromatosis merupakan kelainan herediter yang bermanifestasi
dalam bentuk bercak-bercak berpigmen ( macula café-au-lait ), bercak coklat di
daerah aksila dan neurofibromatosis kutaneus yang ukurannya bervariasi.
Perubahan pertumbuhan dapat pula terjadi pada system saraf, otot tulang.
Degenerasi malignan neurofibroma dapat dijumpai pada sebagian pasien.
2. Tumor Ganas
a. Karsinoma sel basal (Basalioma)
Karsinoma sel basal adalah kanker kulit yang paling sering ditemukan
berasal dari sel-sel epidermis sepanjang lapisan basal.
1) Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, tetapi ada faktor yang menjadi predisposisi
terjadi basalioma.
a) Spectrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang
memiliki panjang gelombang yang berkisar antara 280 sampai 320 nm.
Spectrum ini terutama bertanggung jawab dalam membakar dan membuat
kulit menjadi coklat.
b) Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang
cukup didalam kulit untuk melindungi jaringan dibawahnya sangat
terlentang terhadap kerusakan pada sinar matahari. Orang yang paling
beresiko itu adalah yang berkulit cerah, bermata biru, berambut merah yang
nenek moyangnya berdarah celtic, atau dengan warna kulit yang merah
muda atau cerah disamping orang yang sudah lama terkena matahari tanpa
terjadi perubahan warna kulit menjadi coklat kekuningan.

33
c) Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat zat kimia tertentu
(senyawa arsen, nitrat, batu bara, teraspal serta parafin).
d) Xeroderma pigmen tosum: penyakit ini merupakan penyakit resesif
autosomal yang menjadi predisposisi penuaan pada kulit, dimulai dengan
perubahan pigmen
e) Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat
mengalami kanker kulit setelah 20 sehingga 40 tahun kemudian.
2) Patofisiologi
Karsinoma sel basal biasanya dimulai sebagai nodul kecil seperti lilin dengan
tepi yang tergulung, translusen dan mengkilap, pembuluh darah yang mengalami
telangiektasia dapat dijumpai. Dengan tumbuhnya karsinoma akan terjadi ulserasi
pada bagian tengahnya dan terdapat pembentukan krusta. Karsinoma sel basal
ditandai oleh invasi dan erosi jaringan yang saling menyatu. Karsinoma ini jarang
bermetastase, tetapi rekurensi sering terjadi. Lesi yang diabaikan dapat
menyebabkan kehilangan hidung, telinga, atau bibir.
3) Manifestasi Klinis
a) Tumor berawal sebagai benjolan licin yang sangat kecil (nodul) dan
tumbuh sangat lambat.
b) Pada bagian tengah nodul bisa terbentuk tukak atau keropeng.
c) Kadang kanker tumbuh mendatar dan tampak seperti jaringan
d) Batas pinggir kanker kadang tampak memutih.
e) Kanker bisa mengalami perdarahan dan membentuk keropeng lalu sembuh,
sehingga penderita menduganya sebagai luka dan bukan kanker.
f) Sebetulnya pergantian antara perdarahan dan penyembuhan ini merupakan
ciri yang khas untuk karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa
b. Karsinoma sel skuamosa (Skuamosa)
Karsinoma sel skuamosa ( SCC ) kulit adalah bentuk paling umum kedua
dari kanker kulit menyumbang 20% dari keganasan kulit. Karsinoma sel
skuamosa merupakan poliferasi malignan yang timbul dari dalam epidermis.
Karsinoma sel skuamosa sering muncul pada kulit yang rusak karena terkena sel
matahari dan individu lanjut usia.

34
1) Etiologi
Penyebab pasti masih belum diketahui dengan jelas, tetapi terdapat
beberapa faktor resiko yang terkait dengan perkembangan karsinoma sel
skuanoma, meliputi hal-hal berikut ini :
a. Usia lebih tua dari 50 tahun
b. Jenis kelamin laki-laki
c. Kulit putih terang; rambut pirang atau coklat terang; mata hijau, biru, atau
abu-abu
d. Kulit yang mudah mengalami luka bakar akibat sinar matahari (jenis
Fitzpatrick l dan ll)
e. Geografi (lebih dekat ke khatulistiwa).
f. Paparan sinar UV matahari dengan kumulatif tinggi.
g. Paparan karsinogen kimia (misalnya: arsen, tar )
h. Imunosupresi kronis
i. Kondisi bekas luka kronis
2) Patofisiologi
Squamous cell carcinoma ( SCC ) adalah tumor ganas pada keratinosit
epidermis. Beberapa kasus karsinoma sel skuamosa terjadi de novo (tidak
adanya lesi precursor), namun beberapa karsinoma skuamosa berasal dari
matahari yang di sebabkan oleh lesi prakanker dikenal sebagai keratosis
actinic. Pasien dengan keratosis actinic multiple memberikan manifestasi
peningkatan risiko untuk mengembangkan karsinoma sel skuamosa. Karsinoma
sel skuamosa yang mampu infiltrasi pertumbuhan local, menyebar ke kelenjar
getah bening regional, dan metastasis jauh, paling sering ke paru-paru.
3) Manifestasi Klinis
a) Karsinoma sel skuamosa berawal sebagai daerah kemerahan yang bersisik
dengan permukaan berkeropeng yang tidak kunjung sembuh.
b) Kemudian tumor akan tumbuh menonjol, kadang permukaannya
menyerupai kutil.
c) Kadang terlihat seperti sebuah luka terbuka dan tumbuh ke dalam jaringan
di bawahnya.

35
c. Melanoma Maligna
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen yang terletak
terutama di kulit, tetapi juga ditemukan di mata, telinga, saluran pencernaan,
leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4%
dari semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian
kanker kulit diseluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik
untuk mengurangi kematian.
1) Etiologi
Umumnya tidak diketahui tetapi sinar ultra violet paling dicurigai sebagai
melanoma maligna. Umumnya resiko tertinggi dihadapi oleh orang yang berkulit
putih atau cerah, bermata biru, berambut merah atau pirang dengan bercak-
bercak, kecoklatan pada kulitnya.
2) Patofisiologi
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan
berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang
terpapar sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang
berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh (metastase),
dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. Semakin sedikit
pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar peluang untuk
menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit, akan lebih
mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah dan
bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun. Perjalanan
penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh kekuatan
pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. Beberapa penderita yang keadaan
kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun meskipun
melanomanya telah menyebar.
3) Manifestasi klinis
a) Lesi berwarna seperti lebih terang atau lebih gelap
b) Gatal
c) Perubahan bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta
bertambah tebal, pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata

36
d) Membentuk tukak
e) Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.
Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma
maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka
kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi
dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan,
kepala/leher, ektremitas atas, kuku. Manifestasi secara spesifik adanya lesi
berpigmen baru atau adanya tahi lalat yang berubah, seperti:
a) perubahan dalam warna
b) perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
c) timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)
d) terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
e) perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
f) berkembangnya lesi satelit
Akademi dermatologi Amerika menekankan pentingnya ABCD saat
mengevaluasi setiap lesi berpigmen, yaitu
a) Asimetri
b) Border irregularity
c) Color variegation
d) Diameter yang lebih dari 6 mm

37
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen
dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan
yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah
satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh
faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh
sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan
sekitar dari penyebaran infeksi.
Infeksi adalah masuk dan berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh seseorang atau
hewan. Pada infeksi yang “manifes”, orang yang terinfeksi tampak sakit secara lahiriah. Pada
infeksi yang “non-manifes”, tidak ada gejala atau tanda lahiriah. Jadi, infeksi jangan dirancukan
dengan penyakit.
Istilah “infeksi” juga hanya mengacu pada organisme patogen, tidak pada semua jenis
organisme. Sebagai contoh, pertumbuhan normal flora bakteri yang biasa hadir di dalam
saluran usus tidak dianggap sebagai infeksi. Hal yang sama berlaku untuk bakteri yang biasanya
menghuni mulut. Agen Infeksi yang kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada
karakteristik mikroorganisme, resistensi terhadap zat-zat antibiotika, tingkat virulensi, dan
banyaknya materi infeksius. Respon dan toleransi tubuh pasien dipengaruhi oleh Umur, status
imunitas penderita, penyakit yang diderita, obesitas dan malnutrisi, orang yang menggunakan
obat-obatan immunosupresan dan steroid, intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk
melakukan diagnosa dan terapi.
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang
tidak normal. Ada empat faktor utama penyebab kanker seperti lingkungan, makanan, biologis
dan psikologis. Kanker dibedakan berdasarkan jenis organ atau sel tempat terjadinya. Sel kanker
ditandai oleh tiga ciri yang khas, yaitu pengendalian pertumbuhan yang menurun atau tidak
terbatas, invasi pada jaringan setempat, penyebaran atau metastasis ke bagian tubuh yang
lain.Secara garis besar kanker dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kanker jinak dan kanker
ganas. Makanan mempunyai peran penting bagi penderita kanker, sejak diagnosis, pelaksanaan

38
pengobatan, sampai penyembuhan penyakit.penyakit kanker mendapoatkan diet TKTP yaitu diet
tinggi kalori dan tinggi protein.
Tumor Kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel epidermis,
dan melanosit. Tumor ganas dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: Kasinoma Sel Basa, Karsinoma
Sel Skuamosa, Melanoma.

3.2 Kritik dan Saran


Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk hasil
yang lebih baik dari makalah ini.

39
DAFTAR PUSTAKA

 Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001
 Suwarni, A. Studi Diskriptif Pola Upaya Penyehatan Lingkungan Hubungannya dengan
Rerata Lama Hari Perawatan dan Kejadian Infeksi Nosokomial Studi Kasus: Penderita Pasca
Bedah Rawat Inap di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Provinsi DIY Tahun 1999. Badan
Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta; 2001
 Schaffer, et al (2000) Pencegahan Infeksi & Praktik yang Aman, Jakarta: EGC.
 Sjamsuhidayat & De Jong (2004) Buku ajar Ilmu Bedah, EGC: Jakarta.
 Alimul, A. H. (2002). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika.
 http://kamuskesehatan.com/arti/infeksi/

40
41
42
Daftar Pustaka
Irwansyah, 2011. Makalah patologi umum radang. Diakses di http://irwansyah-
hukum.blogspot.com/2011/09/makalah-patologi-umum-radang.html pada 09-03-2015 pukul 14:04 WIB
Aryaners, 2010. Pengertian radang dan proses terjadinya. Diakses di
http://aryaners.blogspot.com/2010/04/pengertian-radang-dan-proses-terjadinya.html pada 09-03-2015 pukul 14:04
WIB

43
Mridwanmuchlis, 2010. Radang dan infeksi. Diakes di http://mridwanmuchlis.blogspot.com/2010/05/radang-dan-
infeksi.html pada 09-03-2015 pukul 14:06 WIB

Sumber : http://www.ilmukeperawatan.info/2016/06/radang-dan-mekanisme-proses-infeksi.html#ixzz56bI7z05s

44

Anda mungkin juga menyukai