Anda di halaman 1dari 9

RESPON RADANG

OLEH :
KELOMPOK 5
RISMAWATI
HELMALIA JELITA PITRI
HERLIANA
WINGKI ADIRA PUTRI
Pengertian respon Radang
 Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon
dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi
mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi
yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami
ced era, seperti karena terbakar, atau terinfeksi
 Menurut Kamus Kedokteran Dorland Radang ialah
respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh
cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi
menghancurkan, mengurangi, atau mengurung baik
agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu.
 Radang Akut
Radang akut adalah respon yang cepat dan segera terhadap cedera
yang didesain untuk mengirimkan leukosit ke daerah cedera.
 Radang Kronis
Radang kronis dapat diartikan sebagai inflamasi yang berdurasi
panjang (berminggu-minggu hingga bertahun-tahun) dan terjadi
proses secara simultan dari inflamasi aktif, cedera jaringan, dan
penyembuhan.
 Radang Kronis Eksaserbasi Akut
Radang kronis eksaserbasi akut adalah radang yang merupakan
peningkatan keparahan dari suatu gejala penyakit. Tanda-tanda
klinis radang akut kembali timbul pada radang ini, seperti rubor,
kalor, tumor, dolor, functio laesa.
Tanda-tanda Radang
1. Rubor : Warna merah
Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di
daerah yang mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan
timbul, terjadi pelebaran arteriol ayang mensuplai darah ke
daerah peradangan. Sehingga lebih banyak darah mengalirke
mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi
penuh dengandarah
2. Kalor : Pana
Kalor teradi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi
peradangan akut. Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah
yang meningkat. Sebab darah yang memiliki suhu 37oC
disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih
banyak dari pada ke daerah normal.
Lanjutan…….
3. Tumor : Pembengkakan
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan
sebagian besar ditimbulkan olehpengiriman cairan dan sel-
sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitia.
4. Dolor : Rasa nyeri
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu
dapat merangsangujung-ujung saraf. Pengeluaran zat
seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapatmerangsang
saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang
meninggi akibatpembengkakan jaringan yang meradang.
Lanjutan….
5. Functiolaesa : Gangguan fungsi
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah
fungsi yang hilang (Dorland, 2002).Functio laesa
merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal.
Akan tetapi belumdiketahui secara mendalam
mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang
meradang.
Gejala radang
1. Fever/Demam
Yang merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen
endogen yang berasal dari neutrofil dan makrofag.
Selanjutnya zat tersebut akan memacu pusat pengendali
suhu tubuh yang ada dihypothalamus.
2. Perubahan hematologis.
Rangsangan yang berasal dari pusat peradangan
mempengaruhi proses maturasi dan pengeluaran leukosit
dari sumsum tulang yang mengakibatkan kenaikan suatu
jenis leukosit, kenaikan ini disebut leukositosis.
Perubahan protein darah tertentu juga terjadi bersamaan
dengan perubahan apa yang dinamakan laju endap darah.
Lanjutan…
3. Gejala konstitusional.
Pada cedera yang hebat, terjadi perubahan metabolisme dan
endokrin yang menyolok. Akhirnya reaksi peradangan local sering
diiringi oleh berbagai gejala konstitusional yang berupa malaise,
anoreksia atau tidak ada nafsu makan dan ketidakmampuan
melakukan sesuatu yang beratnya berbeda-beda bahkan sampai
tidak berdaya melakukan apapun.
4. leukositosis
Jumlah leukosit dalam darah bertambah, kadang-kadang sangat
banyak bisa 50.000 per mm3 . tidak semua radang member
leukositosis,
misalnya :
Lymkphositosis : infections mononucleosis, batuk rejan, mumps
TERIM AKASIH

Anda mungkin juga menyukai