Anda di halaman 1dari 3

Nama: Wanda Panji Delisantono_244021001

A. vektor secara fisik penyakit malaria dan demam berdarah.

Malaria
Pengendalian fisik (pengendalian dengan menggunakan alat fisika utk pemanasan,
pembekuan, dan penggunaan sarana alat listrik Untuk pengadaan angin, penyinaran cahaya
>>> membunuh dan menghalau serangga.
Contoh : lampu kuning atau hembusan angin keras di pintu masuk hotel,
restoran/supermaket/swalayan

Demam Berdarah.
Pengendalian fisik merupakan pilihan utama pengendalian vektor DBD melalui kegiatan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan cara menguras bak mandi/bak penampungan air,
menutup rapat-rapat tempat penampungan air dan memanfaatkan kembali/mendaur ulang
barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk (3M).

B. Pengendalian vektor secara kimia penyakit malaria dan demam berdarah


Malaria
Dapat berkhasiat sebagai pembunuh serangga (insektisida) dan menghalau serangga
(repellent)
Manfaat : dapat dilakukan secara cepat dan pada daerah yang luas dan menekan populasi
dalam waktu singkat.
Beberapa cara antara lain:
•Menuangkan minyak/solar di permukaan air >> b. Place
•Pemakaian paris-green, temefos & fention untuk membunuh larva nyamuk
•Penggunaan herbisida & zat kimia untuk membunuh Tumbuhan >>> perindukan & istirahat
nyamuk
•Penggunaan insektisida “residual spray” untuk nyamuk.
Demam Berdarah
Pengendalian vektor secara kimia dilakukan dengan menggunakan insektisida. Terdapat
berbagai macam insektisida, satah satunya adalah golongan organofosfor. Insektisida
golongan organofosfor yang sering digunakan untuk pengendalian vektor DBD adalah
malathion dan temephos.

C. Vektor secara biologi penyakit malaria dan demam berdarah.


Malaria

memperbanyak pemangsa/predator/musuh alami serangga vektor/hospes perantara


(nematoda, bakteri, jamur, virus & protozoa) Bakteri Bacillus thuringiensis (serotipe H-14),
larva Anopheles
Contoh: Ikan Cere
Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pun
merekomendasikan ikan cere sebagai pengendali biologis (biokontrol) populasi nyamuk. Di
AS, Iran, dan India, ia dipakai dalam program resmi pengendalian vektor yang menimbulkan
penyakit.

Demam Berdarah
Pengendalian vector secara biologis memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian demam
berdarah karena penggunaan ikan predator dalam memakan fase larva dan pupa dari
nyamuk sehingga mampu mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti sebagai vector
dengue.

D. Vektor secara manipulasi lingkungan penyakit malaria dan demam berdarah.


Manipulasi lingkungan dengan cara:
Pembersihan & pemeliharaan sarana fisik tmp istirahat serangga.
•Membersihkan ganggang & lumut yg mengapung Dipermukaan air (breeding place An.
Sundaicus).
•Mengatur kadar garam di “lagoon) >> menekan populasi An.Subpictus & An. Sundaicus.
•Melestarikan tanaman bakau >> membatasi perindukan An. Sundaicus.
•Membuang tumbuhan air yg tumbuh di kolam/rawa >> Menekan populasi Mansonia spp.
•Melancarkan aliran got >> tdk mnjd tempat perindukan Nyamuk Culex spp.

E. Vektor secara modifikasi lingkungan penyakit malaria dan demam berdarah.


.

Anda mungkin juga menyukai