Anda di halaman 1dari 20

RESPON TUBUH

KELOMPOK 4

TERHADAP
INFLAMASI
Nama Anggota : Said Muhammad Arya Fahmi Anwar
(1345301220059)
: Qurratul’Ain (1345301220047)
: Jannatul Aulia (1345301220066)
: Shalehatun Nisa (1345301220065)
Program Studi D3 Teknologi Laboratorium Medik
Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains Teknologi
Universitas Borneo Lestari
2023
Eksudasi
Eksudasi adalah proses pengeluaran cairan melalui pori-pori atau luka
(inflamasi). Eksudat adalah cairan yang terbuat dari sel protein dan material
padat, yang bocor dari pembuluh darah ke dalam jaringan di sekitarnya.
Sehingga, terjadi keluarnya cairan eksudat disebut dengan eksudasi.

Pada umumnya, kondisi ini terjadi akibat adanya luka atau inflamasi
(peradangan) dan cairan eksudat keluar dari area tersebut. Biasanya, orang
awam menyebutnya sebagai keluarnya cairan nanah atau pus.
Marginasi dan Emigrasi
• Marginasi
Pengelompokan yang luar biasa dari leukosit selama masih dalam
pembuluh darah disebut marginasi. Marginasi terjadi karena
vasodilatasi setelah timbulnya jejas, darah mengalir lambat dan
leukosit banyak berkumpul di tepi pembuluh dekat dengan sel
endotel. Proses ini disebut penepian, dimana sebelumnya leukosit
berada di bagian tengah dalam aliran darah.
Marginasi dan Emigrasi
• Emigrasi
Emigrasi adalah proses perpindahan leukosit yang bergerak keluar
dari pembuluh darah. Meskipun semua sel darah putih dapat
bergerak, tetapi yang paling aktif adalah neutrofil dan monosit, dan
paling lambat ialah limfosit. Tipe dari perpindahan leukosit
bervariasi tergantung usia dari lesi yang mengalami peradangan dan
tipe dari rangsangannya.
Marginasi dan Emigrasi

Gambar 1. Urutan Kejadian Emigrasi Pada Inflamasi


Hemostasis
○ Hemostasis adalah proses penghentian perdarahan
secara spontan dari pembuluh darah yang
mengalami kerusakan atau akibat putusnya atau
robeknya pembuluh darah.
○ Hemostasis ditandai dengan munculnya trombosit
pada area luka untuk pembekuan darah, kemudian
akan diikuti oleh fase inflamasi. Fase inflamasi
berlangsung sejak terjadinya luka sampai dengan
hari kelima ditandai dengan datangnya sel
pertahanan tubuh seperti neutrofil dan makrofag ke
area luka.
Mediator Inflamasi
Mediator inflamasi adalah suatu zat yang memicu dan mengatur
reaksi inflamasi. Untuk mengurangi peradangan, banyak mediator
telah diidentifikasi dan ditangani secara terapeutik. Mediator paling
penting dari inflamasi adalah amina vasoaktif, produk lipid
(prostaglandin dan leukotrien), sitokin (termasuk kemokin), dan
produk aktivasi komplemen.
Mediator ini memicu berbagai komponen dalam respon inflamasi
dengan mekanisme berbeda, sehingga penghambatan masing-masing
bermanfaat secara terapeutik.
Mediator Inflamasi
Mediator inflamasi dibagi menjadi dua jenis:
1. Mediator lokal, yang diproduksi secara lokal oleh sel-sel di tempat
peradangan, dan mediator sistemik, yang dapat beredar dalam
aliran darah dan diproduksi oleh hati yang mendeteksi penyerang
dan kerusakan jaringan secara lokal, seperti makrofag, sel
dendritik, dan sel mast adalah jenis sel utama yang menciptakan
mediator inflamasi.
2. Mediator yang diturunkan dari plasma (misalnya, protein
pelengkap) terutama disintesis di hati dan diedarkan sebagai
prekursor tidak aktif yang harus diaktifkan, biasanya dengan
urutan pembelahan proteolitik, untuk memperoleh kualitas
fungsionalnya.
Jenis-jenis dan Fungsi Leukosit

Gambar 2. Karakteristik jenis-jenis leukosit


Jenis-jenis dan Fungsi Leukosit
 Eosinofil
Eosinofil adalah sel darah putih yang jumlahnya dapat meningkat apabila
berhubungan demam, alergi, dan juga asma. Memiliki diameter ukuran sekitar
10-12 mikrometer, jumlah dari jenis leukosit yang satu ini hanya sebanyak tujuh
persen dari total sel darah putih dalam tubuh manusia. Eosinofil berfungsi untuk
membantu sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi.
Jenis-jenis dan Fungsi Leukosit
 Basofil
Basofil sendiri adalah salah satu jenis leukosit yang mempunyai peran penting
dalam sistem imun tubuh. Pasalnya, sel darah putih ini memiliki fungsi untuk
menghasilkan reaksi peradangan pada tubuh sebagai upaya perlawanan kepada
infeksi. Hal ini menunjukkan basofil mempunyai hubungan kekebalan.
Basofil diperlukan untuk respons alami sistem kekebalan terhadap penjajah,
seperti infeksi kuman.
Jenis-jenis dan Fungsi Leukosit
 Neutrofil
Leukosit neutrofil merupakan salah satu jenis sel darah putih yang paling
dominan dalam tubuh atau leukosit yang jumlahnya paling banyak di antara jenis
lain. Bahkan, jumlah dari leukosit jenis ini hampir setengahnya dari jumlah
keseluruhan sel darah putih dalam tubuh. Neutrofil berfungsi sebagai garis
pertahanan tubuh terhadap zat asing terutama terhadap bakteri.
Jenis-jenis dan Fungsi Leukosit
 Limposit
Jenis sel darah putih yang satu ini merupakan bagian terpenting dalam menjaga
keseimbangan dan kesehatan sistem kekebalan tubuh manusia. Karena fungsinya
yang cukup vital, jumlah limfosit dalam tubuh pun cukup banyak dan menempati
posisi kedua sel darah putih terbanyak dalam tubuh setelah neutrofil. Sel darah
putih limfosit terbentuk di dua organ tubuh manusia, yakni sumsum tulang
belakang dan limfa. 
Jenis-jenis dan Fungsi Leukosit
 Monosit
Bisa dibilang, sel darah putih yang satu ini adalah truk sampah dari keseluruhan
jenis leukosit. Pasalnya, sel darah putih ini akan berpindah dari jaringan satu ke
jaringan lain dalam tubuh sambil membersihkan sel-sel yang sudah mati dalam
jaringan tersebut. leukosit monosit tidak mempunyai butiran pada granula atau
selnya. Oleh karena itu, perlawanan yang dilakukan monosit kepada bakteri,
virus, atau infeksi dan zat asing berbahaya adalah dengan memakan tubuh
lawannya.
Pola-Pola Inflamasi
Inflamasi terbagi menjadi dua pola dasar, yaitu:

 Inflamasi akut adalah inflamasi yang berlangsung relatif


singkat, dari beberapa menit sampai beberapa hari, dan ditandai
dengan eksudasi cairan dan protein plasma serta akumulasi
leukosit neutrofilik yang menonjol. 
Pola-Pola Inflamasi

A B

Gambar 3. Perubahan vascular pada inflamasi akut. A. Kondisi vascular


normal. B. Kondisi vascular pada inflamasi akut
Pola-Pola Inflamasi
 Inflamasi kronik
Berlangsung lebih lama yaitu berhari hari sampai bertahun-tahun
dan ditandai khas dengan influks limfosit dan makrofag disertai
dengan proliferasi pembuluh darah dan pembentukan jaringan
parut.
Pola-Pola Inflamasi

Gambar 4. Kondisi vascular pada inflamasi kronik


Reaksi Inflamasi
Reaksi inflamasi merupakan reaksi untuk mempertahankan diri
pada daerah luka/infeksi. Faktor fisik memicu reaksi kekebalan
tubuh. Terjadinya peradangan tidak selalu menandakan adanya
infeksi. Namun, infeksi selalu menyebabkan reaksi kekebalan
alami yang dimiliki tubuh untuk melawan berbagai serangan
penyakit atau mikroorganisme jahat. Tanda utama terjadi inflamasi
atau peradangan, yaitu :
• Kemerahan (rubor)
• Panas (kalor)
• Pembengkakan (tumor)
• Nyeri (dolor)
• Penurunan atau hilangnya fungsi
TERIMA KASIH
<3

Anda mungkin juga menyukai