Anda di halaman 1dari 5

KONSEP KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA

Disusun oleh: Rofi Istiyani


Mahasiswa Ekstensi 2018 kelas A Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Email: rofiistiyanii21@gmail.com

Keperawatan Pediatrik

Filosofi asuhan keperawatan pediatrik terdiri dari asuhan berpusat-keluarga, asuhan


atraumatik, dan hospitalisasi.

I. Asuhan berpusat-keluarga.

Family Centered Care (FCC) adalah suatu pendekatan layanan kesehatan dalam bentuk
kebijakan, program, desain fasilitas, dan interaksi sehari-hari antara pasien, keluarga, dokter dan
profesi kesehatan lainnya. FCC dalam keperawatan anak didasarkan pada pemahaman bahwa
keluarga adalah sumber utama kekuatan dan dukungan bagi anak, dan keluarga merupakan
pembuat keputusan klinis bagi anak (American Academy of Pediatrics, 2013 dalam Bowden dan
Greenberg 2010).
Beberapa hal penting dalam asuhan berpusat keluarga yaitu:

1. Memasukkan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktik bahwa keluarga bersifat


konstan dalam kehidupan anak sementara sistem pelayanan dan personel pendukung di
dalam sistem tersebut berubah-ubah.
2. Memfasilitasi kolaborasi keluarga/profesional pada semua tingkat pelayanan
keperawatan di rumah sakit, rumah, dan di masyarakat:
a. Perawatan anak secara individual.
b. Pengembangan, implementasi, dan evaluasi program
c. Pembentukan kebijakan
3. Saling bertukar informasi yang lengkap dan jelas antara anggota keluarga dan
profesional dalam cara suportif disetiap saat.
4. Menggabungkan pemahaman dan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya,
kekuatan, dan individualitas di dalam dan di antara seluruh keluarga, termasuk
keanekaragaman suku, ras, spiritual, sosial, ekonomi, bidang pendidikan, dan
geografi ke dalam kebijakan dan praktik.
5. Mengenali dan menghormati metode koping yang berbeda dan menerapkan program dan
kebijakan menyeluruh yang menyediakan pelayanan perkembangan, pendidikan, emosi
lingkungan, dan dukungan keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang
berbeda-beda
6. Mendorong dan memfasilitasi dukungan dan jaringan kerja-sama keluarga-dengan-
keluarga.
7. Menetapkan bahwa rumah, rumah sakit, dan pelayanan masyarakat dan sistem
pendukung untuk anak-anak yang memerlukan pelayanan kesehatan khusus dan
keluargarya bersifat fleksibel, dapat diakses, dan komprehensif dalam menjawab
pemenuhan kebutuhan keluarga yang berbeda sesuai yang diperlukan.
8. Menghargai keluarga sebagai keluarga dan anak-anak sebagai anak-anak,
mengakui bahwa mereka memiliki beragam kekuatan, perhatian, emosi, dan cita-cita
yang melebihi kebutuhan mereka untuk mendapat layanan dan dukungan kesehatan dan
perkermbangan khusus.

Keluarga didukung dalam peran pemberian perawatan yang alami dan peran
pembuatan keputusan dengan membangun kekuatan unik mereka sebagai individu dan keluarga.
Dua konsep dasar dalam asuhan berpusat-keluarga adalah memampukan dan memberdayakan.
Memampukan keluarga dengan menciptakan kesempatan dan cara bagi semua anggota keluarga
untuk menunjukkan kemampuan dan kompetensi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
anak dan keluarga. Pemberdayaan menggambarkan interaksi profesional dengan keluarga
dalam cara tertentu sehingga keluarga mempertahankan atau mendapat kontrol atas kehidupan
mereka dan membuat perubahan positif yang dihasilkan dari perilaku membantu yang
mengembangkan kekuatan, kemampuan, dan tindakan mereka sendiri.

Kemitraan orangtua-profesional. Peran profesional adalah mendukung dan


menguatkan kemampuan keluarga untuk mengasuh dan meningkatkan perkembangan anggota
dalam cara memampukan dan memberdayakan. Seorang profesional harus bekerjasama sebagai
suatu tim demi keuntungan anak dan keluarga mereka.
II. Asuhan Atraumatik.

Adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh personel, dan melalui
penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distres psikologis dan fisik yang
diderita oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan.

1. Asuhan terapeutik terdiri dari pencegahan, diagnosis, penanganan, atau penyembuhan


kondisi akut atau kronis.
2. Lingkungan mengacu pada semua tempat yang memberikan perlindungan, seperti rumah,
rumahsakit, atau disetiap tempat pelayanan kesehatan.
3. Personel meliputi orang yang terlibat secara langsung dalam memberikan asuhan
terapeutik.
4. Intervensi meliputi pendekatan psikologis, menyiapkan anak untuk pemeriksaan sampai
intervensi fisik, menyediakan ruang untuk orangtua tinggal bersama anak dalam satu
kamar.
5. Distress psikologis meliputi kecemasan, ketakutan, kemarahan, kekecewaan, kesedihan,
malu, atau rasa bersalah.
6. Distress fisik meliputi kesulitan tidur dan imobilisasi sampai pengalaman stimulus
sensori yang mengganggu seperti rasa sakit, suhu ekstrem, bunyi keras, cahaya yang
menyilaukan, atau kegelapan.

Tiga prinsip dari perawatan atraumatik yaitu; (1) mencegah atau meminimalisir
pemisahan anak dar keluarga. (2) meningkatkan rasa kendali, dan (3) mencegah atau
meminimalisir nyeri dan cedera tubuh.

Peran perawat pediatrik.

1. Hubungan terapeutik
2. Advokasi/ caring keluarga
3. Promosi kesehatan
4. Penyuluhan kesehatan
5. Dukungan/konseling
6. Peran restoratif
7. Koordinasi/kolaborasi
8. Pengambilan keputusan etis
9. Riset.

III. Hospitalisasi

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang mengharuskan anak tinggal di rumah sakit,
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama proses tersebut,
anak dan orang tua mengalami berbagai kejadian dengan pengalaman yang sangat traumatik dan
penuh dengan stres (Supartini, 2004 dalam Chandra, Franci., 2018).
Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi Anak.
Menurut Supartini 2004 dalam Chandra, Franci., 2018, reaksi orang tua terhadap
perawatan anak di rumah sakit dan latar belakang yang menyebabkan dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Perasaan Cemas dan Takut
2) Perasaan Sedih
3) Perasaan Frustasi
Intervensi Keperawatan pada Keluarga dalam Hospitalisasi
Menurut Muhaj (2009) dalam Chandra, Franci. (2018), bentuk intervensi keperawatan
pada keluarga yang terkait dengan hospitalisasi antara lain:
1) Memberi informasi
Salah satu intervensi keperawatan yang penting adalah memberikan informasi. Sehubungan
dengan penyakit, prosedur pengobatan serta prognosis, reaksi emosional anak terhadap sakit dan
dirawat, serta reaksi emosional anggota keluarga terhadap anak yang sakit dan ditawar.
2) Melibatkan saudara kandung.
Keterlibatan saudara kandung sangat penting untuk mengurangi stres pada anak misalnya,
keterlibatan dalam program bermainan, mengunjungi saudara yang sakit secara teratur dan
sebagainya.
Suliswati (2004), walaupun hospitalisasi sangat membuat stres bagi anak dan keluarga,
namun perawat harus mampu mengoptimalkan manfaat positif dari hospitalisasi bagi hubungan
antara anak dan anggota keluarganya, antara lain dengan mengembangkan nilai-nilai berikut:
1) Membantu perkembangan hubungan orang tua dan anak.
Hospitalisasi memberikan kesempatan pada orang tua untuk belajar mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2) Memberi kesempatan untuk pendidikan.
Hospitalisasi memberikan kesempatan pada anak dan anggota keluarga untuk belajar
mengenai tubuh dan profesi kesehatan.
3) Meningkatkan pengendalian diri
Pengalaman menghadapi krisis seperti penyakit atau hospitalisasi akan memberi
kesempatan untuk pengendalian diri (self mastery).
4) Memberikan kesempatan untuk sosialisasi
Jika anak yang dirawat dalam satu ruangan usianya sebaya, maka hal tersebut akan
membantu anak untuk belajar mengenai diri mereka.

Referensi

Bowden, Vicky R. dan Greenberg, Cindy Smith. (2010). Children and Their Families:
The Continuum of Care. Philadelphia: Wolters Kluwer Health.

Hockenberry, Marilyn dan Wilson, David. (2013). Wong’s Essentials of Pediatric


Nursing 9th Edition. St. Louis: Elselvier Mosby.

Chandra, Franci. (2018). Hospitalisasi. Diakses dari


https://www.academia.edu/7525018/HOSPITALISASI pada tanggal 12 Februari 2018 jam 22.30
WIB.

Anda mungkin juga menyukai