Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ines Natasya Wahyuni

NIM : P20620119018

Tingkat 2A, Prodi D3 Keperawatan

Dosen : Lia Herliana,S.Kep,Ners,M.Kep

KONSEP FAMILY CENTERED CARE DAN ATRAUMATIC CARE PADA


PELAKSANAAN NEONATUS ESENSIAL

Family Centered Care pada Neonatus Esensial

1. Konsep Family Centered Care


Family Centered Care (FCC) atau perawatan yang berpusat pada keluarga didefinisikan
sebagai filosofi perawatan berpusat pada keluarga, mengakui keluarga sebagai konstanta
dalam kehidupan anak. Family Centered Care meyakini adanya dukungan individu,
menghormati, mendorong dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga.Model
ini dikembangkan berdasarkan filosofi bahwa orang tua memiliki pengaruh yang besar
terhadap kesehatan dan kesembuhan anak (Mundy, 2010; Trajkovski, Schmied, Vickers,
& Jackson, 2012; & Hiromi, 2012). ehingga dengan diaplikasikannya FCC, diharapkan
dapat juga meningkatkan kualitas hidup neonatus.
Intervensi keperawatan dengan menggunakan pendekatan family centered cae
menekankan bahwa pembuatan kebijakan, perencanaan program perawatan, perancangan
fasilitas kesehatan, dan interaksi sehari-hari antara klien dengan tenaga kesehatan harus
melibatkan keluarga. Keluarga diberikan kewenangan untuk terlibat dalam perawatan
klien, yang berarti keluarga dengan latar belakang pengalaman, keahlian dan kompetensi
keluarga memberikan manfaat positif dalam perawatan anak. Memberikan kewenangan
kepada keluarga berarti membuka jalan bagi keluarga untuk mengetahui kekuatan,
kemampuan keluarga dalam merawat anak.
Prinsip-prinsip Family Centered Care :
a. Menghormati setiap anak dan keluarganya. Perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada anak menghormati anak dan keluarga sebagai subjek perawatan.
Perawat menghormati anak dan keluarga memiliki pilihan yang terbaik bagi
perawatan mereka.
b. Menghargai perbedaan suku, budaya, sosial, ekonomi, agama, dan pengalaman
tentang sehat sakit yang ada pada anak dan keluarga. Perawat menghargai perbedaan
suku, budaya, sosial ekonomi, agama dan pengalaman tentang sehat sakit anak dan
keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan. Pelayanan yang diberikan mengacu
kepada standar asuhan keperawatan dan diperlakukan sama pada semua pasien dan
keluarga.
c. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga. Mengkaji
kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihan keluarga dalam proses
asuhan keperawatan pada klien.
d. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih pelayanan
kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan anak untuk memilih
fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mereka, menghargai pilihan dan mendukung
keluarga.
e. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan kebutuhan,
keyakinan, nilai, dan budaya mereka. Memonitor pelayanan keperawatan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan, nilai, keyakinan dan budaya pasien dan keluarga.
f. Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluarga sebagai cara
untuk memperkuat dan mendayagunakan anak dan keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Petugas kesehatan memberikan informasi yang berguna bagi pasien
dan keluarga, dengan benar dan tidak memihak. Informasi yang diberikan harus
lengkap, benar dan akurat.
g. Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak dan keluarga.
Memfasilitasi pembentukan support grup untuk anak dan keluarga, melakukan
pendampingan kepada keluarga, menyediakan akses informasi support grup yang
tersedia dimasyarakat.
h. Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan pengembangan
program perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan kesehatan. Melibatkan
keluarga dalam perencanaan program perawatan anak, meminta pendapat dan ide
keluarga untuk pengembangan program yang akan dilakukan.
i. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan kekuatan yang
dimiliki, membangun rasa percaya diri, dan membuat pilihan dalam menentukan
pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan berupaya meningkatkan rasa percaya
diri keluarga dengan memberikan pengetahuan yang keluarga butuhkan dalam
perawatan anak (American Academy of Pediatric, 2003).

2. Pelaksanaan Family Centered Care pada Neonatus Esensial


Untuk mengaplikasikan model FCC di ruang perawatan intensif neonatal adalah dengan
mengidentifikasi kebutuhan orang tua. Menurut Ward (2001), kebutuhan orang tua dibagi
kedalam 5 hal, yaitu:
a. Kebutuhan terhadap informasi (information)
b. Kebutuhan terhadap kepastian (assurance)
c. Kebutuhan terhadap kedekatan (proximity)
d. Kebutuhan terhadap kenyamanan (comfort)
e. ebutuhan terhadap dukungan (support).

Jika kebutuhan orang tua dapat diidentifikasi dengan baik, maka perawat dapat
memberikan dukungan yang tepat bagi orang tua dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Contoh pelaksanaan Family Cebntered Care pada neonatus esensial :

a. Pemberian pendidikan kesehatan dan pendampingan berkelanjutan dari awal masuk


RS sampai persiapan untuk pulang ke rumah. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi
berbagai pencapaian peran sebagai orang tua
b. Melibatkan orang tua dalam perawatan bayinya. Hal ini dapat dilakukan seperti :
perawatan luka, pemberian ASI, mengajarkan secara teori cara memandikan bayi bagi
ibu yang baru pertama memiliki bayi, perawatan metode kanggoro (PMK) dan lain-
lain.
c. Menghormati keputusan yang dipilih keluarga. berkomunikasi dengan keluarga agar
pasien dan keluarga mendapatkan informasi setiap waktu, lengkap, akurat sehingga
keluarga dapat berpartisipasi dalam perawatan danpengambilan keputusan. Partisipasi
yaitu keluarga dapat mengambil bagian dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Kolaborasi dengan pasien dan keluarga yaitu perawat berkolaborasi dengan pasien
dan keluarga dalam pengambilan kebijakan dan pengembangan program,
implementasi dan evaluasi, fasilitas kesehatan dan pendidikan terutama dalam
pemberian perawatan.
d. Memberikan informasi kepada keluarga tentang kondisi, tindakan yang dilakukan
pada bayi serta melakukan inform consent. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan orang tua akan informasi dan komunikasi yang diharapkan sehingga
perawatan neonatus menjadi maksimal.
e. Konsultasi dan berikan solusi kepada keluarga yang memiliki masalah
f. Beri kepastian mengenai perawatan atau tindakan medis bayi pada orang tua. Peran
perawat untuk menciptakan lingkungan yang saling percaya dan mendukung dimana
keluarga diakui sebagai bagian integral dari perawatan bayi dan pemulihannya
sebagai fasilitas peningkatan pemahaman dan persepsi yang realistik orang tua
terhadap kondisi kritis bayinya.
g. Jangan jauhkan bayi denga orang tuanya. Hal ini karena dipercaya bahwa orang tua
memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan dan kesembuhan anak.
h. Berikan kenyamanan pada bayi maupun orang tua. Orang tua membutuhkan
penerimaan yang baik dari petugas kesehatan terhadap orang tua, perawat
memperlakukan bayi dengan baik dan peduli terhadap bayi, dan tersedianya ruang
tunggu dan fasilitasnya yang memadai. Bayi memakai pakaian yang lembut, hangat,
kering dan bersih. Bayi memakai tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki
i. Beri dukungan kepada orang tua
j. Pendampingan keluarga saat tindakan

Atraumatic Care pada Neonatus Esensial

1. Konsep Atraumatic Care


Atraumatic care atau asuhan atraumatik adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam
lingkungan oleh seseorang (personal) dengan melalui penggunaan intervensi yang
menghilangkan atau memperkecil distres psikologis dan fisik yang dialami oleh anak-
anak dan keluarga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan. Atraumatic care yang
dimaksud di sini adalah perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma pada anak
dan keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yang
merupakan bagian dalam keperawatan anak. Perhatian khusus pada anak sebagai individu
yang masih dalam usia tumbuh kembang sangat penting karena masa anak-anak
merupakan proses menuju kematangan, yang mana jika proses menuju kematangan
tersebut terdapat hambatan atau gangguan maka anak tidak akan mencapai kematangan.
Tujuan utama perawatan atraumatik adalah ˜Pertama, jangan melukai, yang memberikan
kerangka kerja untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mencegah atau meminimalkan
pemisahan anak dari keluarganya, meningkatkan pengendalian perasaan dan mencegah
atau meminimalkan nyeri dan cedera pada tubuh.
Prinsip-prinsip Atraumatic Care :
a. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga. Dampak perpisahan
dari keluarga maka anak mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan,
ketakutan, kurang kasih sayang sehingga gangguan ini akan menghambat proses
penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak, diharapkan anak mandiri dalam
kehidupannya, anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
selalu bersikap waspada dalam segala hal, serta pendidikan terhadap kemampuan dan
keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anak.
c. Mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis).
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan
anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering kali tidak bisa dihilangkan secara cepat
akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi,
imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan
berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak.
d. Tidak melakukan kekerasan pada anak. Kekerasan pada anak akan menimbulkan
gangguan psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi
pada saat anak dalam proses tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian
kematangan akan terhambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat
tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak.
e. Modifikasi lingkungan. Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak
dapat meningkatkan keceriaan, perasaan aman dan nyaman bagi lingkungan anak
sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya.

2. Pelaksanaan Antraumatic Care pada Neonatus Esensial :

Contoh pelaksanaan atraumatic care pada neonatus :

a. Kolaborasi Orang Tua dan Tenaga Professional. Tenaga profesional perlu melibatkan
orang tua dalam perawatan anak, yaitu asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada
anak dan keluarga, yang merupakan asuhan terapeutik karena bertujuan sebagai terapi
bagi anak. Prinsip utama dalam asuhan terapeutik adalah mencegah atau menurunkan
dampak perpisahan antara orang tua dan anak dengan menggunakan pendekatan
family centered care.
b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.
Ajarkan inisiasi menyusui dini pada ibu bayi, ajarkan perawatan metode kangguru
(PMK) anjurkan pemberian ASI ekslusif, bayi harus dirawat gabung dengan ibunya
sehingga ibu mudah menjangkau bayinya
c. Modifikasi Lingkungan Rumah Sakit. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan
terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak
psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan, seperti memperhatikan dampak
psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur
tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma.
d. Perawat melaksanakan penerapkan atraumatic care layaknya seperti orang tua.
Mengatur lingkungan agar anak merasa nyaman dengan cara pelukan, sentuhan, dan
bernyanyi sambil bersalawat agar anak bisa tenang dan dapat mengerti, memahami
perawataan yang dilakukan adalah demi kesehatannya. .
e. Cegah dan kurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis). Orang tua maupun
perawatn harus berhati-hati dalam melakukan tindakan medis pada bayi. Higiene dan
kebersihan yang baik selama persalinan, Perhatian khusus pada perawatan tali pusat,
perawatan mata, tindakan menyuntik yang bersih.
f. Tidak melakukan kekerasan pada anak bayi. Kekerasan pada anak akan menimbulkan
gangguan psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi
pada saat anak dalam proses turnbuh kembang maka kemungkinan pencapaian
kematangan akan terhambat.

Soal

Seorang ibu baru saja melahirkan anak perempuannya dengan keadaan prematur yang
mengakibatkan ruangan ibu dan anak harus terpisah. Sang Ibu terus saja merasa khawatir dengan
kondisi anaknya. Hal yang paling tepat yang harus dilakukan oleh perawat supaya Ibu merasa
tenang adalah...

A. Memberikan harapan ke Ibu supaya merasa tenang

B. Perawat tidak menemui Ibu tersebut dalam beberapa saat

C. Memberikan informasi kepada keluarga tentang kondisi, tindakan yang dilakukan pada bayi

D. Perawat mengacuhkan pertanyaan dan ekspresi yang ditampilkan Ibu

E. Perawat menghampiri ruangan Ibu dengan waktu yang singkat

Anda mungkin juga menyukai