Anda di halaman 1dari 9

A.

Filosofi Keperawatan Anak


Keperawatan anak konsisten dengan definisi keperawatan sebagai “Diagnosis dan
pengobatan terhadap respon manusia pada masalah kesehatan aktual atau potensial (resiko).

Definisi ini menggabungkan empat fitur penting dari peraktek keperawatan kontemporer
(ANA,2003):

1) Fokus pada pengalaman dan respon manusia terhadap kesehatan dan penyakit tanpa
pembatasan masalah.

2) Integrasi data objektif dengan pengetahuan yang didapat dari pemahaman pasien atau
pengalaman subjektif dari kelompok.

3) Penerapan scientific (pengetahuan ilmiah) pada proses diagnosis dan pengobatan.

4) Membina hubungan caring yang memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.

B. Prinsip Keperawatan Anak


Dalam keperawatan anak perawat mesti mengetahui bahwa prinsip keperawatan anak yaitu :

1. Anak bukan sebuah miniatur orang dewasa


2. Anak sebagai individu unik dan memiliki kebutuhan sesuai tahap perkembangan
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan dan peningkatan derajat kesh,
bukan mengobati anak sakit
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan
anak maka perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan askep
anak
5. Praktik keperawatan anak ialah mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk
mencegah,mengkaji,mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan dengan
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral (etik) dan aspek hukum
(legal)
6. Tujuan keperawatan anak dan remaja ialah untuk meningkatkan maturasi/kematangan
7. Berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan
C. Konsep family center care
Pengertian

Keluarga sebagai yang konstan dalam kehidupan anak. Keluarga adalah sumber utama
kekuatan dan dukungan anak

Tujuan family centered care

Mengikutsertakan keluarga sebagai partner yang utuh dalam perawatan kesehatan anaknya
dan untuk membantu perkembangan serta mendukung stabilitas dari keluarga.

Sistem pelayanan dan personil RS harus memberi dukungan ,


menghormati,mendorong,meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga melalui kerja
sama dan membina hubungan dengan orangtua. (Newton, 2000)

Keuntungan family center care :

 Mengukuhkan hubungan antara bayi,anak dan anggota keluarga yang pada awalnya
terlupakan , terganggu oleh karena perpisahan yang dipaksa oleh tim kesehatan
 Orang tua dan keluarga mendapatkan informasi tentang kondisi, penobatan, dan
prognosa bayi mereka
 Orang tua dan keluarga terlibat dalam pengambilan keputusan sehubugan dengan
perawatan anak atau bayi mereka
 Meningkatkan kerja sama antara tim kesehatan dan keluarga
 Meminimalkan efek hospitalisasi pada anak dan orang tua

Meningkatkan kepercayaan orang tua dan keluarga pada tim kesehatan

Manfaat penerapan Family Centered Care

a. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam meningkatkan


kesehatan dan perkembangan setiap anak

b. meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang lebih baik


dan proses kolaborasi

c. membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan berkolaborasi dengan


keluarga

d. meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan kapasitas


pemberi pelayanan
e. penggunaan sumber – sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga professional
lebih efisien dan efektif ( mengoptimalkan manajemen perawtan dirumah, mengurangi
kunjungan ke unit gawat darurat atau rumah sakit jiwa tidak perlu, lebih efektif dalam
menggunakan cara pencegahan)

f. Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan

g. persaingan pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif

h. meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dan tenaga profesi


lainnya dalam pelatihan-pelatihan

i. menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan professional

j. mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan keehatan yang diterima

Elemen-elemenFamily Centered Care (FCC)

Dalamfamily centered care kebutuhansemuaanggotakeluargatidakhanyaharusdipertimbangkan,


denganmengacupadaelemenpentingfamily centered care yang meliputi:

a. Memasukkanpemahamankedalamkebijakandanpraktikbahwakeluargabersifatkonstandala
mkehidupananak, sementarasistempelayanandari personal pendukung di
dalamsistemtersebutberubah-ubah.
b. Memfasilitasikolaborasikeluarga/professional padasemuatingkatpelayanankeperawatan di
rumahsakit, rumah, dan di masyarakat. Perawatananaksecara individual,
pengembanganimplementasidanevaluasi program sertapembentukankebijakan.
c. Salingbertukarinformasi yang lengkapdanjelasantaraanggotakeluargadan professional
dalamhaldukungantentangcara yang supportifdi setiapsaat.
d. Menggabungkanpemahamandanpenghormatanterhadapkeanekaragamanbudaya,
kekuatan, danindividualitas di
dalamdandiantaraseluruhkeluargatermasukkeanekaragamansuku, ras, spiritual, sosial,
ekonomi, bidangpendidikandangeografikedalamkebijakanpraktik.
e. Mengenalidanmenghormatimetodekoping yang berbedadanmenerapkan program
dankebijakanmenyeluruh yang menyediakanpelayananperkembangan, pendidikan, emosi,
lingkungan, dandukungankeuanganuntukmemenuhikebutuhankeluarga yang berbeda-
beda.
f. Mendorongdanmemfasilitasidukungandanjaringankerjasamakeluargadengankeluarga.
g. Menetapkanbahwarumah, rumahsakit,
danpelayananmasyarakatdansistempendukunguntukanak yang
memerlukanpelayanankesehatankhususdankeluarganyabersifatfleksibel, dapatdiakses,
dankomprehensifdalammenjawabpemenuhankebutuhankeluarga yang berbedasesuai yang
diperlukan.
h. Menghargaikeluargasebagaikeluarga, dananak-anaksebagaianak-anak,
mengakuibahwamerekamemilikiberagamkekuatan, perhatian, emosidncita-cita yang
melebihikebutuhanmerekauntukmendapatkanlayanandandukungankesehatansertaperkem
bagankhususnya.

Prinsip-prinsipFamily Centered Care (FCC)

1. Menghormati setiap anak dan keluarga


Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada anak menghormaati anak dan
keluarga sebagai subjek perawatan. perawat mengormati anak dan keluarga memiliki
pilihan yang terbaik bagi perawatan mereka
2. Menghargai perbedaan suku,budaya,sosial,ekonomi,agama dan pengalaman tentang sehat
sakit yang ada pada anak dan keluarga. Perawat menghargai perbedaan sukubudaya ,
sosial ekonomi, agama dan pengalaman tentang sehat sakit anak dan keluarga dalam
memberikan asuhan keperawatan. Pelayanan yang diberikan mengacu kepada standar
asuhan keperawatan dan diperlakukan sama pada semua pasia dan keluarga
3. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga. Mengkaji
kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihan keluarga dalam proses
asuhan keperawatan pada klien
4. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih pelayanan
kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan anak untuk memilih
fasilitas keseatan yang sesuai untuk mereka, menghargai piihan dan mendukung keluarga
5. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan kebutuhan
keyakinan, nilai, dan budaya mereka . memonitorpelayanan keperawatan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan,nilai,keyakinan,dan budaya pasien dan keluarga berbagai
informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan petugas kesehatan memberikan informasi yang berguna bagi pasien
dan keluarga dengan benar dan tidak memihak. Informasi yang diberikan harus engkap
benar dan akurat
6. Memberikan dan menjamin dkungan formasi dan informasi untuk anak dan keluarga .
memfasilitasi pembentukkan support grup untuk anak dan keluarga, melakukan
pendampingan kepada keluarga , menyediakan akses informasi support grup yang
tersedia dimasyarakat
7. Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan pengembangan program
perawatan anak diberbagi tingkat pelayanan kesehatan. Melibatkan keluarga dalam
perencanaan program perawatan anak meminta pendapat dan ide keluarga untuk
pengembangan program yang akan dilakukan
8. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan kekuatan yang dimiliki
membangun rassa percaya diri dan membuat pilihan dala menentukan pelayanan
kesehatan anak petugas kesehatan berupaya meningkatkan rasa percaya diri keluarga
dengan memberikan pengetahuan yang keluarga butuhkan dalam perawatan anak

D. Atraumatic Care

a. Pengertian
Atraumatic care adalahpenyediaanasuhanterapeutikdalamlingkungan, olehpersonel,
danmelaluipenggunaanintervensi yang menghapuskanataumemperkecildistrespsikologisdanfisik
yang dideritaolehanak-anakdankeluarganyadalamsistempelayanankesehatan (Wong, et al., 2009).
Atraumatic care adalahbentukperawatanterapeutik yang
diberikanolehtenagakesehatandalamtatananpelayanankesehatananak,
melaluipenggunaantindakan yang dapatmengurangidistresfisikmaupundistrespsikologis yang
dialamianakmaupun orang tua (Supartini, 2014).
Asuhan terapeutik tersebut mencakup pencegahan, diagnosis, atau penyembuhan kondisi akut
atau kronis. Intervensi berkisar dari pendekatan psikologis berupa menyiapkan anak-anak untuk
prosedur pemeriksaaan, sampai pada intervensi fisik seperti menyediakan ruangan untuk orang
tua tinggal bersama anak dalam satu kamar (rooming in). Distres psikologis meliputi
kecemasan, ketakutan, kemarahan, kekecewaaan, kesedihan, malu, atau rasa bersalah. Sedangkan
distres fisik dapat berkisar dari kesulitan tidur dan immobilisasi sampai pengalaman stimulus
sensori yang mengganggu seperti rasa sakit (nyeri), temperatur ekstrem, bunyi keras, cahaya
yang dapat menyilaukan atau kegelapan (Wong, et al., 2009).
Maka dapat disimpulkan, atraumatic careadalah pelaksanaan perawatan terapeutik pada anak
dan keluarga oleh perawat atau tenaga kesehatan lain dengan intervensi meminimalkan atau
mencegah timbulnya distres fisik maupun psikologis dalam sistem pelayanan kesehatan.

b. Manfaatatraumatic care
Anaksebagaiindividu yang masihdalamusiatumbuhkembangperluperhatianlebih,
karenamasaanakmerupakan proses menujukematangan. Berbagaiperistiwa yang dialamianak,
sepertisakitatauhospitalisasiakanmenimbulkan trauma padaanakseperticemas, marah, nyeri, dan
lain-lain. Kondisitersebutjikatidakditanganidenganbaik,
akanmenimbulkanmasalahpsikologispadaanak yang akanmenggangguperkembangananak.
Olehkarenaitu, manfaatatraumatic care adalahmencegahmasalahpsikologis (kecemasan)
padaanak, sertamengoptimalkanpertumbuhandanperkembangananak (Hidayat, 2012).
Beberapapenelitianjugatelahmembuktikanbahwapenerapanatraumatic care
memilikipengaruhatauhubunganterhadappenurunanresponkecemasanpadaanak yang di
hospitalisasi (Bolin, 2011 &Breving, et al., 2015).
c. Tujuanatraumatic care

Atraumatic care sebagai asuhan terapeutik memiliki beberapa tujuan, yaitu:

a) Janganmelukai, haltersebutdinyatakan Wong dankoleganya (2009)


sebagaitujuanutamadariatraumatic care.

b) Mencegahdanmengurangistresfisik (Supartini, 2014).

c) Mencegahdanmengurangistrespsikologis (Supartini, 2014).

d. Prinsipatraumatic care

Supartini (2014) menyatakanbahwaprinsipatraumatic care dibedakanmenjadiempat, yaitu:

1) Menurunkanataumencegahdampakperpisahandarikeluarga

Dampakperpisahanbagikeluarga, anakmengalamigangguanpsikologissepertikecemasan,
ketakutan, dankurangnyakasihsayang. Gangguaniniakanmenghambat proses
penyembuhananakdandapatmengganggupertumbuhandanperkembangananak (Hidayat, 2012).

2) Meningkatkankemampuan orang tuadalammengontrolperawatananak

Perawatberperanpentingdalammeningkatkankemampuan orang tuadalammerawatanaknya.


Beberapabuktiilmiahmenunjukkanpentingnyaketerlibatan orang tuadalamperawatananaknya di
rumahsakit. Orang tuadipandangsebagaisubjek yang
mempunyaipotensiuntukmelaksanakanperawatanpadaanaknya (Darbyshire, 1992 dan Carter
&Dearmun, 1995, dalam Wong, et al., 2009).

3) Mencegahataumenurunkancederafisikmaupunpsikologis (nyeri)

Nyeriseringdihubungkandengan rasa takut, cemas, danstres.


Menguranginyerimerupakantindakan yang harusdilakukandalamkeperawatananak. Proses
pengurangannyeriseringtidakdapatdihilangkantetapidapatdikurangimelaluiteknikfarmakologidant
ekniknonfarmakologi (Wong, et al., 2009).

4) Modifikasilingkunganfisik

Modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan, perasaan aman,
dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman di
lingkungannya (Hidayat, 2012).
6. Peran Perawat Anak
a. Pemberi perawatan

Merupakan peran utama perawat yakni memberikan pelayanan keperawatan pada individu,
keluarga,serta kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah yg terjadi sejak mulai dari
masalah yg bersifat sederhana hingga yg kompleks. Contoh peran perawat sebagai pemberi
perawatan merupakan peran ketika seorang perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti
memberikan makan, mempermudah pasien melaksanakan ambulasi dini.

b. Sebagai Advocat keluarga

Sebagai client advocate, perawat memiliki tanggung jawab untuk memebantu klien & keluarga
dalam menginterpretasikan informasi yang didapat dari berbagai pemberi pelayanan dan
informasi yg diperlukan/dibutuhkan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas
tindakan keperawatan yg telah diberikan kepadanya. Peran perawat juga sebagai advocate
keluarga dapat ditunjukkan dengan memberikan sebuah penjelasan tentang prosedur operasi yg
dapat di lakukan sebelum pasien melakukan operasi.

c. Pendidik

Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan & pengajaran ilmu keperawatan pada klien,
tenaga keperawatan ataupun tenaga kesehatan lainya. Salah satu faktor yg perlu diperhatikan
dalam keperawatan ialah faktor pendidikan, sebab perubahan tingkah laku ialah salah satu
sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat mesti dapat berperan sebagai pendidik bagi
individu, keluarga, kelompok & masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan tentang
penanganan diare yaitu salah satu contoh peran perawat juga sebagai seorang pendidik (health
educator)

d. Konseling

Tugas utama dari seorang perawat ialah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap
kondisi sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini ialah sebuah dasar dalam
perencanaan suatu tindakan keperawatan. Konseling diberikan pada individu, keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman dimasa lalu. Pemecahan masalah
difokuskan kepada; masalah keperawatan, mengubah tingkah laku hidup sehat (perubahan pola
interaksi).

e. Kolaborasi

Dalam hal ini perawat bersama-sama dengan klien, keluarga, team kesehatan lain berusaha
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yg diperlukan termasuk juga tukar pendapat terhadap
pelayanan yg diperlukan klien, memberi dukungan, paduan keahlian & ketrampilan dari berbagai
professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat melakukan kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan diet yg tepat pada anak dengan nefrotik syndrome. Perawat
berkolaborasi dengan dokter untuk memastikan dosis yg tepat untuk memberikan Antibiotik
pada anak yg menderita infeksi

f. Peneliti

Seorang perawat di harapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu keperawatan
sebab beliau mempunyai kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap sebuah rangsangan dari
lingkunganya. Kegiatan ini bisa diperoleh diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada
hakekatnya ialah melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, & memperhitungkan
sejauh mana efektifitas tindakan yg sudah diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat akan
mengerakan orang lain untuk berbuat sesuatu yg berdasarkan kebutuhan, perkembangan &
aspirasi individu, keluarga, kelompok & masyarakat. Oleh lantaran itu perawat dituntut untuk
senantiasa mengikuti perkembangan memanfaatkan sebuah media massa atau media informasi
lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan suatu penelitian dalam rangka
mengembagkan ilmu keperawatan & meningkatkan praktek profesi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Supartini (2004). Buku ajar: Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC, Jakarta.

Wong, D.L. Et all. (2009). Wong, Buku Ajar Keperawatan Pediatric. (6th ed.). Missouri;
Mosby.

Anda mungkin juga menyukai