Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN ANAK

PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK DAN TREND ISU KEPERAWATAN ANAK

Dosen Pengampu: Ns. Monalisa, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH :

NAMA : ROBIYANTI

NIM : PO71202200014

PROGRAM STUDI FROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan Ramat-Nya, yaitu berupa nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini. Penulisan Makalah dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah keperawatan anak.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah kami dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan ilmu, terutama dalam pendidikan keperawatan dan kesehatan lainnya
khususnya ilmu keperawatan anak.

Jambi, September 2020

Penulis

.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................ i

Daftar Isi........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perspektif Keperawatan Anak........................................................... 2


B. Tujuan Keperawatan Anak................................................................ 2
C. Filosofi keperawatan.......................................................................... 2
D. Prinsip-prinsip keperawatan anak...................................................... 4
E. Paradigma keperawatan anak............................................................. 5
F. Peran perawat anak............................................................................ 7
G. Trend dan isu keperawatan anak........................................................ 9
BAB IV PENUTUP..................................................................................... 14

A. Kesimpulan...................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga bukan
merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secarasosia ekonomi,
melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual.
Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya,
artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya dan untuk belajar mandiri.

Setiap perawat perlu memahami perspektif keperawatan anak sehingga dalam


melaksanakan asuhan keperawatan pada anak selalu berpegang pada prinsip perawatan
anak. Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang perawat
anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun
keluarganya.Oleh karena itu, maka penulis merasa perlu untuk membahas mengenai
konsep perspektif keperawatan anak agar perawat dapat memberikan asuhan keperawatan
yang tepat kepada anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan anak, harus mampu


memfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa
pemberian tindakan keperawatan langsung maupun pemberian pendidikn kesehatan pada
anak-anak

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep perspektif keperawatan anak
2. Bagaimana trend dan isu keperawatan anak
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep perspektif keperawatan anak
2. Untuk mengetahui treind dan isu keperawatan anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perspektif Keperawatan Anak


Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang perawat anak
dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya. Isi
bahasan perspektif keperawatan anak mencakup perkembangan keperawatan anak,
falsafah keperawatan anak, dan peran perawat anak.
B. Tujuan Keperawatan Anak
Tujuan utama dari keperawatan anak antara lain sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan serta tingkat kesehatan anak
setinggi mungkin yang bisa dicapai oleh setiap anak dalam sistem keluarga.
2. Optimal : pencapaian yang tertinggi yang bisa dicapai setiap anak pada setiap
aspek tumbuh kembangnya (kemandirian dan bergaul, motorik halus, berbahasa
dan bernalar serta motorik kasar).
3. Untuk mencapai tujuan tersebut: keperawatan memandang fenomena/paradigma
keperawatan manusia, lingkungan, sehat keperawatan seecara spesifik.
C. Filosofi keperawatan
Filosofi keperawatan anak adalah keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada anak yang berfokus pada keluarga 
(family centered care), pencegahan terhadap trauma (atraumatic care) dan manajemen
kasus.
1. Family centered care
Manfaat penerapan family centered care adalah sebagai berikut:
a. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam
meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak.
b. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang lebih
baik dan proses kolaborasi.
c. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan berkolaborasi
dengan keluarga.
d. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan kapasitas
pemberi pelayanan.
e. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga profesional
lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen perawatan di rumah,
mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau rumah sakit jika tidak perlu,
lebih efektif dalam menggunakan cara pencegahan).
f. Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan.
g. Persaingan pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif. Meningkatkan lingkungan
pembelajaran untuk spesialis anak dan tenaga profesi lainnya dalam pelatihan-
pelatihan.
Beberapa prinsip Family Centered Care meliputi:
a. Menghormati setiap anak dan keluarganya. Perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada anak menghormati anak dan keluarga sebagai subjek
perawatan. Perawat menghormati anak dan keluarga memiliki pilihan yang terbaik
bagi perawatan mereka.
b. Menghargai perbedaan suku, budaya, sosial, ekonomi, agama, dan pengalaman
tentang sehat sakit yang ada pada anak dan keluarga. Perawat menghargai
perbedaan suku, budaya, sosial ekonomi, agama dan pengalaman tentang sehat
sakit anak dan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan. Pelayanan yang
diberikan mengacu kepada standar asuhan keperawatan dan diperlakukan sama
pada semua pasien dan keluarga.
c. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga.
Mengkaji kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihan keluarga
dalam proses asuhan keperawatan pada klien.
d. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih
pelayanan kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan anak
untuk memilih fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mereka, menghargai pilihan
dan mendukung keluarga.
e. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan kebutuhan,
keyakinan, nilai, dan budaya mereka. Memonitor pelayanan keperawatan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan, nilai, keyakinan dan budaya pasien dan
keluarga.
f. Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluarga sebagai
cara untuk memperkuat dan mendayagunakan anak dan keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Petugas kesehatan memberikan informasi yang
berguna bagi pasien dan keluarga, dengan benar dan tidak memihak. Informasi
yang diberikan harus lengkap, benar dan akurat.
g. Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak dan
keluarga. Memfasilitasi pembentukan support grup untuk anak dan keluarga,
melakukan pendampingan kepada keluarga, menyediakan akses informasi support
grup yang tersedia dimasyarakat.
h. Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan pengembangan
program perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan kesehatan.
Melibatkankeluarga dalam perencanaan program perawatan anak, meminta
pendapat dan ide keluarga untuk pengembangan program yang akan dilakukan.
i. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan kekuatan yang
dimiliki, membangun rasa percaya diri, dan membuat pilihan dalam menentukan
pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan berupaya meningkatkan rasa
percaya diri keluarga dengan memberikan pengetahuan yang keluarga butuhkan
dalam perawatan anak
2. Konsep Dasar Atraumatic Care
Pemberian asuhan pelayanan terapeutik pada setting, personal dan intervensi
yang digunakan untuk mengurangi atau meminimalkan distress psikologis dan fisik
yang dialami anak yang sakit dan keluarganya pada sistem pelayanan kesehatan.
Tujuan utama pemberian atraumatic care:
1) Mencegah atau menekan perpisahan anak dari keluarga
2) Mencegah atau mengurangi cedera tubuh dan nyeri
3) Meningkatkan “sense of control” (kontrol diri)
              Contoh :
1) Bantu hubungan orang tua-anak selama hospitalisasi
2) Menyiapkan anak pada prosedur yang baru atau tidak menyenangkan
3) Memberikan privasi
4) Memberikan mainan untuk ekspresikan rasa takut dan agresi
5) Berikan pilihan pada anak
6) Menghargai perbedaan kultur
3. Manajemen Kasus
1) Koordinasi perawatan mengontrol biaya.
2) Manajer kasus bertanggung jawab dan bertanggung gugat pada sekelompok
klien tertentu dan membangun sistem patologis kritis yang disusun
berdasarkan standar.
3) Model ini mencakup ketetapan waktu (lama) perawatan sebagai komponen
dari proses.
4) Ketepatan waktu : rencana multidisiplin yang melibatkan semua komponen
pelayanan untuk satu episode atau beberapa episode penyakit dan juga hasil
yang diharapkan dari pelayanan yang diberikan.
5) Waktu ini bisa terbtas pada rawat inap saja atau bisa termasuk seluruh rentang
pelayanan.
D. Prinsip-prinsip keperawatan anak

Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman
dalam memahami filosofi keperawatan anak. Perawat harus memahaminya, mengingat
ada beberpa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan. Diantara prinsip dalam
asuhan keperawatan anak tersebut adalah :

1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi individu yang unik. Prinsip dan pandangan
ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja
sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai individu yang unik yang
mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. Pola-
pola inilah yang harus dijadikan ukuran, bukan hanya bentuk fisiknya saja tetapi
kemampuan dan kematangannya.
2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang sesuai
dengan tahap perkembangan sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai
kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan usia tumbuh kembang.
Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan nutrisi dan
cairan, aktifitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain-lain. Selain kebutuhan fisiologis
tersebut, anak juga sebagai individu yang juga membutuhkan kebutuhan psikologis,
sosoal dan spiritual. Hal tersebut dapat terlihat pada tahap usia tumbuh kembang anak.
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit. Upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian anak, mengingat anak adalah generasi penerus bangsa.
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab komprehensip dalam
memberikan asuhan keperawatan anak. Untu mensejahterahkan anak, keperawatan
selalu mengutamakan kepentingan anak. Anak dikatakan sejahtera berarti anak tidak
merasakan gangguan psikologis, seperti rasa cemas, takut maupun sejenisnya.
5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak anak dan keluarga untuk mencegah,
mengkaji, menginterpensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek
hukum (legal).
6. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk menignkatkan maturasi dan
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan
spiritual dalam konteks keluarga. Uapaya kematangan pada adalah selau
memperhatikan lingkungan baik secara internal maupun eksternal karena kematangan
anak samgta ditentukan oleh lingkungan yang ada, baik anak sebagai individu
maupun anak sebagai bagian dari masyarakat.
7. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan berfokus pada ilmu tumbuh
kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini yang akan mempelajari aspek kehidupan
anak.
E. Paradigma keperawatan anak
1. Manusia (anak)

Manusia sebagai klien dalam keperawatan anak adalah individu yang berusia
antara 0-18 tahun, yang sedang dalam proses tumbuh kembang, mempunyai
kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, social dan spiritual) yang berbeda dengan
orang dewasa. Kebutuhan fisik/biologis anak mencangkup makan, minum, udara,
eliminasi, tempat berteduh dan kehangatan. Secara psikologis anak membutuhkan
cinta dan kasih saying, rasa aman atau bebas dari ancaman. Anak membutuhkan
disiplin dan autoritas untuk menghindari bahaya, mengembangkan kemampuan
berpikir, dan bertindak mandiri. Anak juga membutuhkan kesempatan untuk belajar
berpikir dan membuat keputusan secara mandiri. Untuk pengembangan harga diri,
akan membutuhkan penghargaan pribadi terutama pada usia 1-3 tahun (toddler),
penghargaan merupakan pengalaman positif dalam membentuk harga diri. Untuk itu
diperlukan penerimaan dan pengakuan dari orang tua dan lingkungannya. Ecara social
anak membutuhkan lingkungan uang dapat memfasilitasinya, untuk berinteraksi dan
mengekspresikan ide/pikiran dan perasaannnya, sedangkan secara spiritual anak
membuthkan penanaman nilai agama dan moral serta nilai budaya sebagai anggota
masyarakat timur.

2. Sehat

Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang sehat-sakit. Sehat
adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisik, mental, dan social yang harus
dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya. Dengan demikian, apabila anak
sakit, hal ini akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis,
intelektual, social, dan spiritual.

3. Lingkungan

Lingkungan terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal, dan


dapat memengaruhi kesehatan anak. Lingkungan internal, yatu genetic (keturunan),
kematangan biologis, enis kelamin, intelektual, emosi, dan adanya predismposisi atau
resistensi terhadap penyakit. Lingkungan eksternal, yaitu status nutrisi, orang tua,
saudara kandung, masyarakat/kelompok sekolah, kelompok/geng, disiplin yang
ditanamkan orang tua, agama, budaya, status social ekonomi, iklim, cuaa sekitar dan
lingkungan fisik atau biologis baik di rumah maupun sanitasi di sekelilingnya.

4. Keperawatan

Focus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan


kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan
keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan yang terapeutik. Selama
proses asuhan keperawatan dijalankan, keluarga dianggap sebagai mitra bagi perawat
dala rangka mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dua konsep yang
mendasari dalam kerja sama orang tua perawat ini adalah memfasilitasi keluarga
untuk aktif terlibat dalam asuhan keperawatan anaknya di rumah sakit dan
memberdayakan kemampuan baik dari askpek pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap dalam melaksanakan perawatan anaknya di rumah sakit, melalui interaksi yang
terapeutik dengan keluarga.
F. Peran perawat anak

Beberapa peran penting seorang perawat anak yaitu sebagai berikut :

1. Membina hubungan terapeutik

Hubungan terapeutk merupakan pondasi penting dalam meberikan asuhan


keperawatan yang berkualitas. Hal yang penting bagi perawat dalam membina
hubungan ini yakni perawat harus dapat memisahkan anatara perasaan dan kebutuhan
mereka.

2. Advokasi keluarga

Bersama keluarga perawat mengidentifikasi kebutuhan anak, tujuan dan


merencanakan intervensi keperwatan yang cocok untuk memenuhi kebuthan anak dan
menelesaikan masalah yang berkaitan dengan pertubuhan dan perkembangan anak.
Perawat bertanggung jawab untik memastikan bahwa keluarga mengetahui semua
pelayanan kesehatan tersedia, menjelaskan prosedur dan pengobatan, mengikut
sertakan dalam perawatan anak dan menganjurkan perubahan.

3. Promosi kesehatan

Tren pelayanan kesehatan masa depan adalah kearah pencegahan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan, bukan perawatan penyakit atau ketidakmampuan.
Keperawatan telah menyesuaikan perubahan ini, terutama dalam lingkup kesehatan
anak.

4. Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan kesehatan merupakan suatu bidang yang harus disiapkan oleh perawat
dan model peran kompeten, karena penyuluhan ini melibatkan transmisi informasi
pada tingkat emahaman anak dan keluarga dan kebutuhan mereka terhadap informasi.
Sebagari pendidik yang efektif, perawat berfokus pada pemberian penyuluhan
kesehatan yang tepat dengan umpan balik dan evaluasi yang tulus untuk
meningkatkan pembelajaran.
5. Konselor

Konseling melibatkan dukungan, penyuluhan, tekhnik untuk mendorong ekspresi,


perasaan dan pikiran, dan pendekatan untuk membantu keluarga membatasi stress.
Secara optimal, konselig tidak hanya membantu krisis atau masalah tetapi juga
memampukan keluarga untuk mendapatkan tingkat fungsi lebih tinggi, harga diri, dan
hubungan yang lebih dekat.

6. Restorative

Aspek penting dari restorasi kesehatan adalah pengkajian dan evaluasi status fisik
yang berkesinambungan. Focus utamanya adalah pengkajian fisik, patofisiologi, dan
rasional ilmiah atas terapi yang diberikan. Perawat harus mengetahui temuan normal
untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan penyimpangan. Hal yang penting
diperhatikan oleh perawat pediatric yakni mengenali kebutuhan emosi dan
perkembangan individu anak, yang dapat sangat mempengaruhi perjalanan proses
penyakit.

7. Koordinasi/kolaborasi

Perawat, sebagai anggota tim kesehatan berkolaborasi dan mengkoordinasi pelayanan


keperawatan dengan aktivitas professional lain. Bekerja sendirian tidak memberikan
hal yang terbaik bagi anak. Konsep “asuhan holistic” hanya dapat direalisasi melalui
penyatuan pendekatan interdisipin.

8. Pengambil keputusan etik

Dilemma etis muncul ketika pertentangan dari pertimbangan moral mendasari


berbagai alternative. Orang tua, dokter, perawat, dan anggota tim pelayanan kesehatan
dapat memperoleh keputusan berbeda tetapi dapat dibenarkan secara moral
menempatkan pertimbangan berbeda pada nilai oral yang menetangnya. Pertentangan
nilai moral meliputi autonomi, nonmalaficience, beneficience, nan justice.

9. Peneliti

Perawat pelaksana harus berperan pada riset karena mereka adalah individu yang
mengamati respon manusia terhadap kesehatan dan kesakitan. Penekanan saat ini
pada hasil yang dapat diukur untuk menentukan efektifitas intervensi, menuntut
perawat mengetahui apakah intervensi klinis menimbulkan hasil positif untuk klien
mereka. Tuntutan ini telah mempengaruhi tren kea rah praktik berdasarkan penelitian.

G. Trend dan isu keperawatan anak

Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang
tentang praktek/ mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta maupun tidak, trend
dan isu tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
1. Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin
kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari
infeksi penyakit-penyakit .Yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme
tersebut memiliki kesempatanuntuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh
kita akan terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari
kita.
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka penderitaan suatupenyakit yang
sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkankematian pada penderitanya.
Beberapa penyakit yang dapat di hindari denganimunisasi yaitu:
1. Hepatitis.
2. Campak.
3. Polio.
4. Difteri.
5. Tetanus.
6. Batuk Rejan.
7. Gondongan
8. Cacar air
9. TBC
3. Macam-Macam Imunisasi
a. Imunisasi Aktif Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh
yangsecara aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio ataucampak .
Imunisasi aktif juga dapat di bagi dua  macam:
Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara ototmatis di peroleh
sembuhdari suatu penyakit.
Imunisasi aktif buatanadalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang diberikan
untuk mendapatkan perlindungan dari sutu penyakit.
b. Imunisasi Pasif Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat
kekebalantubuhnya di dapat dari luar.Contohnya Penyuntikan ATC (Anti
tetanusSerum).Pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah:Terdapat
pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerimaberbagi jenis antibodi dari
ibunya melalui darah placenta selama masakandungan.misalnya antibodi terhadap
campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
Imunisai pasif alamiah Adalah antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan
olehibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika beradadalam kandungan.
Imunisasi pasif buatan Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan
serumuntuk mencegah penyakit tertentu
4. Jenis-Jenis Imunisasi
a. Imunisai BCG adalah prosuder memasukkan vaksin BCG yang bertujuanmemberi
kekebalan tubuh terhadap kuman mycobakterium tuberculosisdengan cara
menghambat penyebaran kuman.
b. Imunisasi hepatitis B adalah tindakan imunisasi dengan pemberianvaksin hepatitis
B ke tubuh bertujuan memberi kekebalan dari penyakithepatitis.
c. Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral)atau di
kenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberikekebalan dari
penyakit poliomelitis.Imunisasi dapat di berikan empatkali dengan 4-6 minggu.
d. Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan imunisasi dengan memberivaksin DPT
(difteri pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi
kekebalan dari kuman penyakit difteri,pertusis,dantetanus. Pemberian vaksin
pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6 minggu.
e. Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak pada
anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak. Imunisasi dapat di
berikan pada usia 9 bulan secara subkutan,kemudian ulang dapat diberikan dalam
waktu interval 6 bulanatau lebih setelah suntikan pertama.
5. Mekanisme Imunisasi Dalam Proses PencegahanPenyakit
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi
terhadaporganisme tertentu,tanpa menyebabkan seorang sakit
a. Atraumatic care
Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan
keluarganya merupakan asuhan yang terapeutik karena bertujuan sebagai terapi
pada anak. Dasar pemikiran pentingnya asuhan terpeutik ini adalah bahwa
walaupun ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pediatrik telah berkembang
pesat,tindakan yang di lakukan pada anak tetap menimbulkan trauma, rasa nyeri,
marah, cemas, dan takut pada anak. Sangat di sadari bahwa sampai saat ini belum
ada teknologi yang mengatasi masalah yang timbul sebagai dampak perawatan
tersebut. Hal ini memerlukan perhatian khusus dari tenaga kesehatan, khususnya
perawat dalam melaksanakan tindakan pada anak dan orang tua. Beberapa buku
penelitian menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit yang dapat menimbulkan
trauma bagi anak adalah lingkungan fisik,tenaga kesehatan baik dari sikap maupun
pakaian putih,alat-alat yang di gunakan,dan lingkungan sosial antar sesama pasein.
Dengan adanya stresor tersebut di stress yang dapat di alami anak adalah gangguan
tidur,pembatasan kreatifitas, perasaaan nyeri, dan suara bising, sedangkan di stress
psikologis mencakup kecemasan, takut, marah, kecewa, sedih malu dan rasa
bersalah.
Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang di berikan oleh
tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kesehatan anak,melalui penggunaan
tindakan,yang dapat mengurangi distrek fisik maupun distrek psikologis yang di
alami anak maupun orang tuannya. Autramatic care bukan satu bentuk intervensi
yang nyata terlihat, tetapi memberi perhatian pada apa, siapa, di mana, mengapa,
dan bagaimana, prosedur di lakukan pada anak dengan tujuan mencegah dan
mengurangi stres fisik dan psikologis.
b. Terapi pijat anak-anak maupun bayi
Salah satu hal paling menarik tentang Pijat adalah bahwa hal itu tidak terbatas
pada orang-orang dari usia tertentu. Orang tanpa memandang usia dan jenis
kelamin dapat menuai manfaat Terapi Pijat. Meskipun praktek ini umumnya
digunakan oleh orang dewasa, orang tua dari Bayi yang lahir baru dan
sedikit anakjuga bergabung dengan barisan. Para orangtua secara aktif mencari
bentuk terapi Alternatif dalam rangka untuk memastikan pendidikan yang tepat
dari orang yang mereka cintai.
1. Pijat pada bayi
Pijat bayi sangat membantu dalam meningkatkan fisik bayi, emosional,
perkembangan mental dan sosial. Mereka menciptakan ikatan yang kuat antara
orangtua dan anak sebagai bayi mendapat terkena rasa sentuhan lembut. Selain
itu, sangat efektif dalam membantu bayi prematur berat keuntungan. Hal ini
meningkatkan perkembangan motorik pada bayi yang terpajan kokain dan
memfasilitasi fungsi pernapasan bayi mengalami asma. Bayi semacam itu
menunjukkan keuntungan positif dalam perilaku dan penurunan hormon
kecemasan dan stres.  Bayi cenderung banyak menangis karena satu-
satunya cara mereka mengekspresikan diri selama tahap awal masa bayi. Sebuah
pijatan lembut dapat menenangkan bayi yang menangis dan juga meringankan
setiap penyakit kolik, peredaran darah dan pencernaan. Selain itu, membantu
orang tua baru menjadi nyaman dengan anak mereka sehingga merupakan
situasi win-win untuk semua orang. Pijat sesi tiga puluh menit untuk bayi harus
menjadi bagian dari rutinitas harian setiap orangtua.

2. Pijat pada anak-anak


Pijat anak berbeda dari bayi dalam banyak cara dan menawarkan banyak
manfaat. Perhatian-deficit hyperactivity disorder juga dikenal sebagai ADHD,
adalah gangguan kejiwaan yang cepat meningkat di kalangan anak-anak.
Perkiraan umum menempatkan 3-7% dari semua anak usia sekolah
dan remajasebagai penderita ADHD. Studi telah membuktikan terapi pijat
sebagai alat yang efektif untuk melawan gangguan ini. Sebuah penelitian baru
mengungkapkan bahwa remaja laki-laki yang menerima 10-15 menit terapi
alternatif pijat setiap hari menunjukkan peningkatan fokus dan terlalu kelelahan.
Mereka juga dinilai sendiri lebih bahagia dan menunjukkan tanda-tanda luar
biasa dari mood positif.
6. Pelayanan kesehatan bagi balita
Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS.KMS (Kartu Menuju Sehat)
untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk
memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan
oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk
memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak
seimbangan pemberian makan pada anak. KMS juga dapat dipakai sebagai bahan
penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai
dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau
memulihkan kesehatan- nya. KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan,
perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A,
kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit. KMS juga berisi
pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng kesehatan
anaknya.
Manfaat KMS adalah :
 Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap, meliputi pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian
ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
 Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak     
 Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang perawat anak
dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya. Setiap
perawat perlu memahami perspektif keperawatan anak sehingga dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada anak selalu berpegang pada prinsip perawatan anak. Perspektif
keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang perawat anak dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya.
Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang
tentang praktek/ mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta maupun tidak, trend
dan isu tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, kita dapat memahami tentang perspektif
keperawatan anak serta peran perawat dalam keperawatan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Arbianingsih. 2011. Keperawatan anak konsep dan dasar tindakan. Samata-Gowa :


Alauddin press
Hidayat, Aziz Alimul. (2009). pengantar ilmu keperawatan anak 1. Jakarta : Salemba
Medika
Alimul, Aziz hidayat. 2008. Pengantar ilmu keperawatan anak 2 cet. 3 jilid ke 2.
Jakarta;
Doengoes, M. E.,  Moorhouse, M. F., & Geissler, A.C. (2000). Rencana asuhan
keperawatan.  (Edisi 3). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai