Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KONSEP DASAR DAN PERSPEKTIF

KEPERAWATAN ANAK DAN KONSEP TUMBUH KEMBANG


ANAK

Di susun oleh :
GERINA WIRDAYANTI
RINI PUSPITA ANGGRAINI

TINGKAT : II D
Dosen Pebimbing : Rehana, S.pd., M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2014
1

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini selain sebagai pemenuhan tugas
keperawatan anak pemunuhan nilai perbaikan juga sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa
dan mahasisiwi mengenai Konsep perspektif keperawatan anak.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada guru pembimbing mata kuliah keperawatan
anak ibu Rehana yang telah membantu kami dan membimbing kami dalam penyusunan makalah
ini. Selanjutnya kepada kakak-kakak tingkat 2 dan teman-teman yang senantiasa memberikan
dukungannya kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Sebagai penulis kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran yang
bersifat membangun akan kami pertimbangkan dengan sebaik-baiknya demi kesempurnaan
makalah ini dimasa mendatang.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca,Amin.

Palembang, maret 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Cover Depan

...........................................................................................

Kata Pengantar

........................................................................................... 2

Daftar Isi

...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
-

Latar Belakang

...........................................................................................

Tujuan

...........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN : KONSEP DASAR DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK


A. Pengertian

...........................................................................................

B. Prinsip Keperawatan Anak

.............................................................................. 7

C. Tujuan Keperawatan Anak

...............................................................................

D. Filosofi Keperawatan Anak ...............................................................................

E. Paradigma Keperawatan Anak ............................................................................

F. Ruang Lingkup Keperawaatan Anak .................................................................... 9


G. Peran Keperawatan Anak

................................................................................ 9

H. Program Kebijakan Pemerintah ............................................................................ 10


I. Isu dan Kecendrungan dalam Keperawatan Anak

............................................. 10

KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK


A. Pengertian Tumbuh Kembang Anak ................................................................... 11
B. Pola Tumbuh Kembang Anak

................................................................... 11

C. Faktor Yang Mempengaruhi

................................................................... 12

D. Tahap Tumbuh Kembang Anak

................................................................... 12

E. Masalah Tumbuh Kembang Anak

...................................................................

29

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

.................................................................. 31
.................................................................

37

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini keperawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar. Anak sebagai
klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai mahluk unik yang
memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa.
Setiap perawat perlu memahami perspektif keperawatan anak sehingga dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada anak selalu berpegang pada prinsip perawatan anak. Perspektif
keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang perawat anak dalam melaksanakan
pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya. Isi bahasan perspektif
keperawatan anak mencakup perkembangan keperawatan anak, falsafah keperawatan anak, dan
peran perawat anak.
Untuk dapat memahami perkembangan keperawatan anak, kita diajak untuk mempelajari
evolusi kesehatan anak dan keperawatan anak.
Sebelum abad ke-19 : kesehatan anak kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak,jumlah
tenaga kesehatan terutama dokter dan bidan sangat sedikit sementara epidemic terjadi dibanyak
tempat dan tidak ada kontrol
B. Tujuan

Untuk mengetahui konsep dasar dan perspektif keperawatan anak


Untuk mengetahui prinsip tujuan filosofi dam paradigma keperawatan
anak
Untuk mengetahui Konsep tumbuh kembang anak

BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Dasar dan Perspektif Keperawatan Anak
A. Pengertian Anak
Menurut UU RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa anak adalah
seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah Sedangkan menurut UU RI
No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau
sebagai perkawinan yang sah.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak adalah
seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang belum mencapai usia
21 tahun dan belum menikah.
B. Prinsip Keperawatan Anak
Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip keperawatan anak
adalah:
a. Anak bukan miniatur orang dewasa.
b. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan.
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan derajat kesh, bukan
mengobati anak sakit.
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak
sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan askep anak.
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk mencegah,
mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran dengan menggunakan proses
keperawatan yang sesuai dengan moral (etik) & aspek hukum (legal).
f. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi / kematangan.
g. Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan.
C. Tujuan Keperawatan Anak
Mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan serta tingkat kesehatan anak setinggi
mungkin yang bisa dicapai oleh setap anak dalam sistem keluarga.
Optimal: pencapaian yang tertinggi yang bisa dicapai setiap anak pada setiap aspek tumbuh
kembangnya (kemandirian dan bergaul, motorik halus, berbahasa dan bernalar serta motorik
kasar).
Untuk mencapai tujuan tersebut: keperawatan memandang fenomena/paradigma keperawatan
manusia, lingkungan, sehat keperawatan seecara spesifik.
D. Filosofi Keperawatan Anak
Keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
kepada anak yang berfokus pada keluarga (family centerede care), pencegahan terhadap trauma
(atraumatic care) dan manajemen kasus.
1. Konsep dasar Family Centerede care
Memberdayakan (enable)
Perawat menciptakan kesempatan dan cara bagi semua anggota keluarga untuk
menampilkan kemampuan dan keterampilan yang ada dan untuk mendapatkan
5

kemampuan dan keterampilan baru yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anak
dan keluarga.
Memperkokoh
Interaksi perawat dengan keluarga yang sedemikian rupa sehingga keluarga
mempertahankan/mendapatkan perasaan mengontrol kehidupannya dan aspek
perubahan positif sebagai hasil dari perilaku perbantuan.
Peran perawat: Mendukung dan memperkokoh kemampuan keluarga untuk
memelihara dan meningkatkan perkembangan anggotanya.
Orangtua diperlakukan sebagai mitra sejajar dengan perawat dan mempunyai peran
dalam memutuskan apa yang penting bagi dirinya dan keluarga.
Kemitraan mengimplikasikan bahwa mitra merupakan kemampuan yang menjadi
lebih mampu dengan cara berbagi ilmu, keterampilan dan sumber hubungan kemitraan
ini menguntungkan semua pihak.
Kolaborasi dipandang sebagai suatu rentang.
Perawat bisa membantu keluarga termasuk keluarga dengan riwayat masih pribadi.

2. Perawatan Berfokus Pada Keluarga


Keluarga: basis masyarakat.
Falsafah ini mengakui perbedaan antara struktur dan latar belakang keluarga; tujuan, cita-cita,
sstrategi dan tindakan keluarga; dan kebebasan akan dukungan pelayanan dan informasi.
Keluarga didukung dan diberdayakan dalam peranannya sebagai pengasuh alamiah dan
pembuat keputusan dengan cara membina kemampuan unikn ya sebagai individu dan
keluarga.
Kebebasan semua anggota keluarga, tidak hanya anak, diperhatikan.
Sistem pelayanan dan personelnya harus mendukung, menghargai, mamicu dan meningkatkan
kekuatan dan kompetensi keluarga melalui pendekstsn pemberdayaan dan perbantuan efektif.
3. Therapeutik Care
Seluruh tinadakan yang meliputi tindakan preventif, penegakan diagnosa, pengobatan dan
penatalaksanaan lainnya atau perawatan paliatif pada kondisi akut maupun kronis.
Setting
Personel
Intervensi
Distress Psikologis : Meliputi kecemasan, takut, marah, kecewa, sedih, malu, merasa
salah
Distress Fisik
Dari kurang tidur dan imobilisasi sampai mengalami gangguan stimulus nyeri, suhu
meningkat, suara bising, cahaya menuju kegelapan.

4. Atraumatic Care
Pemberian asuhan pelayanan terapeutik pada setting, personal dan intervensi yang digunakan
untuk mengurangi atau meminimalkan distress psikologis dan fisik yang dialami anak yang
sakitdan keluarganya pada sistem pelayanan kesehatan.
Tujuan utama pemberian atraumatic care :
Mencegah atau menekan perpisahan anak dari keluarga
Mencegah atau mengurangi cedera tubuh dan nyeri
6

Meningkatkan sense of control (kontrol diri)


Contoh :
Bantu hubungan orangtua-anak selama hospitalisasi
Menyiapkan anak pada prosedur yang baru atau tidak menyenangkan
Memberikan privasi
Memberikan mainan untuk ekspresikan rasa takut dan agresi
Berikan pilihan pada anak
Menghargai perbedaan kultur
5. Manajemen Kasus
Koordinasi perawatan mengontrol biaya
Manajer kasus bertanggungjawab dan bertanggunggugat pada sekelompok klien tertentu dan
membangun sistem patologis kritis yang disusun berdaarkan standar
Model ini mencakup ketetapan waktu (lama) perawatan sebagai komponen dari proses
Ketepatan waktu: rencana multidisiplin yang melibatkan semua komponen pelayanan untuk 1
episode atau beberapa episode penyakit dan juga hasil yang diharapkan dari pelayanan yang
diberikan
Waktu ini bisa terbtas pada rawat inap saja atau bisa termasuk seluruh rentang pelayanan
E. Paradigma Keperawatan Anak
a. Manusia ( Anak )
Anak baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga merupakan salah satu sasaran dalam
pelayanan keperawatan. Untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tepat sesuai
dengan masa tumbuh kembangnya, anak di kelompokkan berdasarkan masa tumbuh
kembangnya yaitu :
Bayi
: 0-1 th
Toddler
: 1-2,5 th
Pra Sekolah: 2,5-5 th
Sekolah
: 5-11 th
Remaja
: 11-18 th
Terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan keperawatan antara orang dewasa dan anak
sebagai sasarannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari struktur fisik, dimana secara fisik anak
memiliki organ yang belum matur sepenuhnya. Sebagai contoh bahwa komposisi tulang pada
anak lebih banyak berupa tulang rawan, sedangkan pada orang dewasa sudah berupa tulang
keras.
Proses fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan anak dalam membentuk zat
penangkal anti peradarangan belum sempurna sehingga daya tahan tubuhnya masih rentan dan
mudah terserang penyakit. Pada aspek kognitif, kemampuan berfikir anak serta tanggapan
terhadap pengalaman masa lalu sangat berbeda dari orang dewasa, pengalaman yang tidak
menyenangkan selama di rawat akan di rekam sebagai suatu trauma, sehingga pelayanan
keperawatan harus meminimalisasi dampak traumatis anak.
b. Konsep Sehat Sakit
Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental, sosial,
dan tidak semata-mata hanya bebas dari penyakit atau cacad. Konsep sehat & sakit merupakan
suatu spektrum yang lebar & setiap waktu kesehatan seseorang bergeser dalam spektrum sesuai
dengan hasil interaksi yang terjadi dengan kekuatan yang mengganggunya.
c. Lingkungan
7

Lingkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat maupun sakit serta status
kesehatan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan berupa lingkungan Internal
dan lingkungan external . Lingkungan Internal yang mempengaruhi kesehatan seperti tahap
perkembangan, latar belakang intelektual, persepsi terhadap fungsi fisik, faktor Emosional, dan
spiritual. SEdangkan lingkungan external yang mempengaruhi status kesehatan antara lain
keluarga, sosial ekonomi, budaya.
d. Keperawatan
Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif meliputi biologi,
psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada individu, keluarga, masyarakat dan
kelompok khusus yang mengutamakan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang diberikan dalam kondisi sehat maupun sakit.
Anak sebagai individu maupun salah satu anggota keluarga merupakan sasaran dalam
pelayanan keperawatan Sehingga perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan harus
memandang anak sebagai individu yang unik yang memiliki kebutuhan tersendiri sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.
F. Ruang Lingkup Keperawatan Anak
Dalam memberikan askep pada anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu :
kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti asuh, asih dan asah.
1. Kebutuhan asuh
Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi dalam pertumbuhan dan
perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi kebutuhan akan nutrisi atau gizi, kebutuhan
pemberian tindakan keperawatan dalam meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit,
kebutuhan perawatan dan pengobatan apabila anak sakit, kebutuhan akan tempat atau
perlindungan yang layak dan lain-lain.
2. Kebutuhan asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau memperbaiki
psikologi anak.
3. kebutuhan asah
kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak, untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan sesuai dengan usia tumbuh kembang.
G. Peran Perawat Anak
a. Pemberi perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah yang terjadi mulai dari masalah
yang bersifat sederhana sampai yang kompleks. Contoh peran perawat sebagai pemberi
perawatan adalah peran ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti memberi makan,
membantu pasien melakukan ambulasi dini.
b. Sebagai Advocat keluarga
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan daninfo rmasi yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate keluarga dapt ditunjukkan dengan
memberikan penjelasan tentang prosedur operasi yang akan di lakukan sebelum pasien
melakukan operasi.
8

c. Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada
klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya. Salah satu aspek yang perlu
diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku
merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai
pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan
tentang penanganan diare merupakan salah satu contoh peran perawat sebagai pendidik ( health
educator ).
d. Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap
keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan dasar dalam
perencanaan tindakan keperawatan. Konseling diberikan kepada individu, keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah
difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola
interaksi).
e. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya mengidentfikasi
pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap pelayanan yang
diperlukan klien, pemberian dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai
professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak dengan nefrotik syndrome. Perawat
berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat untuk memberikan Antibiotik
pada anak yang menderita infeksi
f. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu keperawatan
karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan dari lingkunganya.
Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada hakekatnya adalah
melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan sejauh mana
efektifitas tindakan yang telah diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakan
orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu
mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau media informasi lain dari berbagai
sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu
keperawatan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan.
H. Program dan kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan anak
Kualitas kehidupan anak Indonesia saat ini tentunya menentukan kualitas generasi Indonesia
masa depan. Oleh karena itu, keberadaan sistem perlindungan sosial yang komprehensif dan
inklusif termasuk untuk anak-anak keluarga miskin dan rentan akan membantu Indonesia
mencapai bonus demografi dalam 10-15 tahun yang akan datang dan pembangunan yang lebih
berkualitas yang juga menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang lebih berkualitas.
Payung hukum terkait adalah UU No.40/2004 Tentang Sistem Kemanan Nasional, UU No.11
/2009 Tentang Kesejahteraan Sosial, dan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) yang baru saja rampung. Pemerintah berupaya menyusun Sistem Jaminan Perlindungan
Sosial Terpadu. Untuk BPJS, targetnya BPJS kesehatan pada 2014 dan BPJS ketenagakerjaan
pada 2015. Diharapkan pada 2029, jaminan sosial ini dapat terintegrasi secara penuh, papar
9

Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas, Prof. Dr. Armida S Alisjahbana, SE-MA saat
menyampaikan sambutannya dalam pertemuan kemitraan yang bertema Strategi Menuju Sistem
Perlindungan Sosial Terpadu untuk Anak dan Keluarga di Indonesia di Ruang Serba Guna
Gedung Bappenas (29/5).
Untuk itu, kata Ibu Armida, perlu disiapkan tahapan-tahapannya termasuk transformasinya.
Dalam acara yang diselenggarakan melalui kerja sama Bappenas dengan Pusat Studi Kajian
Perlindungan Anak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia dengan
dukungan USAid tersebut, Ibu Armida menyatakan bahwa Bappenas sebagai lembaga
perencana, memformulasikan hal yang sangat penting yang harus didukung oleh berbagai kajian
yang didasarkan pengalaman.
Semoga dapat memberikan kontribusi bagi strategi pembangunan sistem yang terpadu bagi
perlindungan anak, ucap Ibu Armida. Sehingga, lanjutnya, dapat mendorong terbentuknya
kemitraan dan kerja sama antara pembuat kebijakan, akademisi, lembaga mitra pembangunan
dari unsur masyarakat secara lebih terstruktur untuk memperbaiki program yang ada dan
mengembangkan program terkait lainnya. Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan
UKM Kementerian PPN/Bappenas, Dr. Ir. Ceppie Kurniadi Sumadilaga, M.A saat
menyampaikan laporan pelaksanaan pada acara tersebut mengharapkan agar seminar satu hari ini
dapat membangun pemahaman yang sama akan pentingnya sistem perlindungan anak dalam
keluarga yang dapat dijadikan referensi bagi pengembangan kebijakan perlindungan anak.
Tujuannya, dihasilkannya kebijakan perlindungan sosial yang menyeluruh dan berkelanjutan
untuk meningkatkan kesejahteraan anak.
Kerja sama ini memiliki potensi dalam mengumpulkan kekuatan-kekuatan sektoral dalam
sebuah bentuk yang terukur untuk membangun program-program yang ditunjang oleh buktibukti yang kuat berkaitan dengan meningkatkan kesejahteraan anak dan menyatukan keluarga,
pungkas Pak Ceppie.
I. Isu Dan Kecenderungan Dalam Keperawatan Anak
Disamping implementasi yang masih amat kurang, ternyata kecenderungan yang tampak,
masalah anak saat ini masih dilihat bukan karena masalah yang krusial signifikan, melainkan
hanya karena "sedang musim dibicarakan". Hal ini dibenarkan Prof.Dr.Emil Salim, "Anak
kadang memang tak masuk agenda politik dan partai politik serta tak pernah dibicarakan di
DPR, karena tak bisa dijadikan tenaga pendukung politik.
Isu anak dinilai tak menarik (non-marketable) dan sering tidak diacuhkan karena dianggap
"biayanya melebihi manfaat kegunaannya".
Adanya Komisi Nasional Perlindungan Anak sebetulnya diharapkan banyak pihak untuk
membantu menjembatani loby kepada pihak lain akan pentingnya masalah anak. Akan tetapi
menurut Maria Hartiningsih jurnalis harian Kompas yang sudah lebih dari 10 tahun malang
melintang mengungkap masalah anak di Indonesia, "Sekarang kita sudah punya Komisi
Nasional Perlindungan Anak, tapi efektifitas dan kerjanya saya ragukan. Apa yang sudah
dilakukan mereka nggak jelas ? Saya masih melihat komisi ini masih mencari bentuk dan
belum tahu apa yang seharusnya dikerjakan".
Pengakuan serupa dilontarkan oleh DR.Irwanto, mantan Ketua I Komisi Nasional
Perlindungan. "Pada era reformasi sekarang ini tentunya kita tidak bisa melapor yang baik10

baik saja kepada PBB, kita harus berangkat dari realitas. Saat ini ada 7 juta usia pendidikan
dasar yang terancam putus sekolah. Ada sekian juta yang mengalami gizi buruk. Kenyataan
ini ditambah dengan kerusuhan yang berakibat paling buruk bukan pada laki-laki justru pada
anak-anak dan perempuan. Kita juga telah mencoba menerapkan KHA akan tetapi tidak
semuanya berhasil. Itu adalah kenyataan yang dapat kita laporkan kepada masyarakat", ujar
Prof.Dr.Yaumil Agoes Achir, salah satu pemerhati anak.
Ditambahkannya guna mendapatkan hak dalam mengenyam pendidikan maka pemerintah
mencoba menyalurkannya dengan Jaring Pengaman Sosial yang pada waktu krisis ekonomi
dan itu menurun angka partisipasi kasarnya dimana sebelum krisis
Konsep tumbuh kembang anak
A. Pengertian Tumbuh Kembang Anak
1. Pertumbuhan (Growth)
Berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu yang bias diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang
(meter/centimeter) (Soetjiningsih: 1998).
Perubahan ukuran atau nilai-nilai yang memberikan ukuran tertentu dalam kedewasaan
(Richard & Victor : 1992).
Menurut Whaley dan wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran sel
tubuh yang ditunjukan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (
supartini, Yupi : 2004).
2. Perkembangan (Development)
Menurut Whaley dan wong, perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi
secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ketingkat yang paling tinggi dan kompleks
melalui proses maturasi dan pembelajaran (Supartini, Yupi :2004).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematanagan
(soetjiningsih : 1998).
Mencakup aspek-aspek lain dari deferensiasi bentuk termasuk perubahan emosi atau social
yang sangat ditentukan oleh interaksi dengan lingkungan (Richard & Victor : 1992).
B. Pola-Pola Tumbuh Kembang
1. Directional trends
a. Cephalocaudal kepal : mengalami perkembangan pertama, lebih besar dan bersifat kompleks.
Semakin kearah tubuh bagian bawah semakion kecil terbentuk pada tahap selanjutnya.
Misalnya bayi terlebih dulu bias mengontrol kepalanya dari pada ekstremitasnya.
b. Proximodistal : perkembngan dimulai dari pusat tubuh (midline) kebagian yang menjauhi
tubuh (perifer).
c. Differentition : Perkembangan dari ysng sederhana kefungsi dan aktivitas yang lebih
kompleks. Perkembangan ini mencakup fisik, mental, social dan emosionnal.
2. Sequential ternds
Perkembngan ini sesuai dengan prinsip dan kontinyu dimana anak akan memulai tahap
perkembangan. Setiap tahapan awal akan mempengaruhi tahapan berikutnya. Hal ini dapat

11

dilihat darikemampuan motorik. Misalmya bayi akan beklajar mengarak sebelum berdiri dan
berjalan.
3. Development pace
Kecepatan perkembangan setiap anak berbeda. Perkembangana palaing cepat sebelum dan
sesudah lahir sampai dengan easrly childhood, kemudian akan meningkatkan kembali setelah
masda adolesense dan berhenti pada masa early adulthood.
4. Sensitive periods
Periode dimana individu lebih mudah dipengaruhi oleh hal-hal baik yang positif atau
negative dari linhkungan. Misalnya pada masa perkembangan fetus dimana fisiologinya akan
mudah dipengaruhi oleh berbagai factor.

a.

b.

c.

d.

a.
b.
c.
d.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Faktor-faktor sebelum lahir, contohnya : peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin,
janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh
bakteri syphilis, terkena penyakit bagang, TBC, Kholera, Typhus, gondok, sakit gula dan lainlain.
Faktor ketika lahir, contohnya : pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh tekanan
dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan. Dan oleh defak pada susunan syaraf pusat,
karena kelahiran bayi dengan bantuan tang.
Faktor sesudah lahir, contohnya pengalaman traumatik (luka-luka) pada kepala, kepala bagian
dalam terluka karena bayi terjatuh, kepala terpukul atau mengalami serangan sinar matahari,
infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya oleh penyakit cerebral meningitis, gabag,
malaria tropika, dyptheria, radang kuping bernanah, dan lain-lain. Kekurangan nutrisia atau
zat makanan dan gizi.
Faktor psiokologis, contohnya bayi ditinggalkan kedua orangtuanya, anak dititipkan dalam
satu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dan lain lain).
Sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perawatan jasmaniah dan kasih sayang.
2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan)
Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak
Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan seleksi, bisa menolak
atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
D. Tahap Tumbuh Kembang Dan Perkembangan

Tahapan Tumbuh Kembang Neonatus


Dalam 5-7 hari pertama setelah lahir, secara alamiah berat bayi akan berkurang sebesar 510%, terutama bila hanya mendapat air susu ibu (ASI), karena di dalam tubuh bayi masih
terdapat kelebihan cairan yang harus dibuang dalam waktu beberapa hari sementara produksi
ASI belum memadai. Namun, bayi sudah kembali mencapai beratnya saat lahir menginjak
hari ke-10, atau selambatnya hari ke-14. Bayi yang mendapat pengganti air susu ibu (PASI),
pemberian PASI harus disesuaikan jumlah tiap kali minum dan frekuensinya dari hari ke hari
sehingga seringkali tidak terjadi penurunan berat badan bahkan bertambah berat badannya,
12

a.

b.

yang sebenarnya tidak sesuai dengan yang dikehendaki oleh alam. Menginjak minggu kedua,
bayi yang semula tampak enggan menyusu menjadi mengisap lebih kuat dan lebih lama. Pada
saat berumur 2 minggu dan kontrol pertama ke dokter, berat badan, tinggi badan, dan lingkar
kepala bayi akan diukur untuk memantau pertumbuhannya.
Perkembangan bayi terjadi secara berangsur-angsur, berkesinambungan, namun tidak seragam
antara satu bayi dengan bayi yang lainnya. Selama 2 minggu pertama, bayi menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk tidur, ia hanya terbangun jika merasa tidak nyaman atau lapar.
Namun dalam minggu-minggu selanjutnya, bayi akan terlihat lebih aktif, gerakan lengan dan
tungkai menjadi lebih terarah dan halus, reaksi terhadap rangsang yang diberikan lebih
memadai, dan sudah dapat tersenyum.
Pada saat lahir, bayi sangat sensitif terhadap cahaya. Secara umum, pada usia 2 minggu bayi
mulai dapat melihat obyek berjarak 20-30 cm. Sekitar akhir bulan pertama, bayi sudah dapat
melihat obyek berjarak hampir 1 meter, sudah dapat melihat mainan berwarna yang digerakgerakkan di depan wajahnya dan ia terutama lebih menyukai benda dengan warna yang terang
seperti kuning terang, serta dapat mengikuti gerakan wajah orangtuanya. Kadangkala kedua
bola mata bayi tampak seperti juling. Kondisi ini normal karena otot-otot penggerak bola
matanya masih dalam perkembangan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa
bulan. Bola mata bayi yang bergerak-gerak dengan sangat cepat ke kanan dan ke kiri bila ia
akan tidur juga merupakan kondisi normal. Demikian pula jika salah satu atau kedua matanya
nampak berair karena saluran matanya belum sempurna. Namun jika mata bayi selalu tampak
tidak sejajar dengan arah yang menetap, mata berair dengan berlebihan, atau bola mata yang
bergerak-gerak terjadi pada anak besar, perlu dikonsultasikan kepada dokter.
Fungsi pendengaran sudah berkembang cukup matang dalam bulan pertama. Bayi sering
terkejut bila ada suara keras yang mendadak terdengar, ia lebih senang pada suara yang
lembut daripada suara ramai yang berisik. Bayi akan memperhatikan apabila diajak bicara,
bahkan mengenali suara atau cerita yang pernah didengarnya. Bayi juga sudah dapat
merasakan kasih sayang dengan perlakuan yang lembut.
Penciuman telah berkembang sejak lahir. Bayi sejak lahir telah mengenali bau yang
disukainya sehingga merasa nyaman jika ia mencium bau badan ibunya.
Penampilan fisik: Kepala besar, mandibula kecil, muka bundar, dada bundar, penampang A-P
kurang mendatar, perut besar / buncit, ekstrimiti pendek, titik tengah tubuh di umbilikus.
Antropometri :
1. Berat badan lahir sekitar 3000 g, 95%: 2500-4500 g
2. Panjang badan lahir sekitar 50 cm, 95%: 45-55 cm
3. Lingkaran kepala: 34-35 cm
Fisiologi :
1. Frekuensi pernafasan: 35-50 kali/minit (kurang daripada 60 kali/menit
2. Frekuensi denyutan jantung: 120-160 kali/menit
3. Gerakan untuk memenuhi keperluan
4. Memutar kepala kearah puting susu (rooting reflex)
5. Menangis ketika lapar
6. Menghisap (sucking reflex)
7. Menelan (swallowing reflex)
8. Terkejut (moro reflex)
9. Buang air besar: 3-5 kali/hari, 24 jam pertama: hitam (mekonium), hari 3-4, peralihan ke
warna coklat kehijauan
13

c. Keperluan kalori kalori/kg berat badan/hari 110 kalori/kg berat badan/hari pada akhir minggu
pertama
d. Keperluan cairan
1. Hari pertama: 60 mL/kg berat badan/hari
2. Hari kedua: 90 mL/kg berat badan/hari
3. Hari ketiga: 120 mL/kg berat badan/hari
e. Darah
1. Hemoglobin: 17-19 g/dL
2. Hematokrit: 52%
3. Leukosit: 10 000-14 000/mm

Tahap Tumbuh Kembang Bayi


Bayi (1 bulan sampai 1 tahun)

Dalam tahap ini bayi memiliki kemajuan tumbuh kembang yang sangat pesat. Bayi pada usia
1-3 bulan mulai bisa mengangkat kepala,mengikuti objek pada mata, melihat dengan tersenyum
dll. Bayi pada usia 3-6 bulan mulai bisa mengangkat kepala 90, mulai bisa mencari benda-benda
yang ada di depan mata dll. Bayi usia 6-9 bulan mulai bisa duduk tanpa di topang, bisa tengkurap
dan berbalik sendiri bahkan bisa berpartisipasi dalam bertepuk tangan dll. Bayi usia 9-12 bulan
mulai bisa berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan dtuntun, menirukan suara dll. Perawat
disini membantu orang tua dalam memberikan pengetahuan dalam mengontrol perkembangan
lingkungan sekitar bayi agar pertumbuhan psikologis dan sosialnya bisa berkembang dengan
baik.
Berikut tahapan pertumbuhan bayi pada setiap usianya :
1. Usia 1 bulan
Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka matanya. Namun
setelah berjalan beberapa hari kemudian, ia akan bisa melihat pada jarak 20 cm.
Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan lingkungan baru.
Memiliki gerakan refleks alami.
Memiliki kepekaan terhadap sentuhan.
Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang disentuh.
Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum.
Komunikasi yang digunakan adalah menangis. Arti dari tangisan itu sendiri akan Anda
ketahui setelah mengenal tangisannya, apakah ia lapar, haus, gerah, atau hal lainnya.
Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hingga ia memegang jari
tersebut.
Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.
2. Usia 2 bulan
Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka dengan suara.
Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.
Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.
3. Usia 3 bulan
Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
Tertawanya sudah mulai keras.
14

Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau tersenyum.


Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman, pendengaran, serta kontak.
4. Usia 4 bulan
Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.
Mulai memperluas jarak pandangannya.
5. Usia 5 bulan
Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.
Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.
6. Usia 6 bulan
Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.
Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan suara tawa yang ceria.
Sudah bisa bermain sendiri.
Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.
7. Usia 7 bulan
Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
Mulai belajar merangkak.
Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
8. Usia 8 bulan
Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil mainannya.
Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa, dadada, tatata.
Bisa memegang dan makan kue sendiri.
Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
9. Usia 9 bulan
Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut menyangga berat
badannya.
Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.
Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.
Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
10. Usia 10 bulan
Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
11. Usia 11 bulan
Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan berpegangan dengan kursi
atau meja selama 30 detik.
Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.
Senang diajak bermain cilukba.
12. Usia 12 bulan
Mulai berjalan dengan dituntun.
15

Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.


Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.
Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.
Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
Sudah bisa mengenal anggota keluarga.
Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang tidak dikenal/asing.
Pada tahap tumbuh kembang inilah, Anda bisa melihat pertumbuhan bayi di setiap usianya. Baik
normal atau tidaknya, semua tergantung bagaimana cara Anda merawat si kecil dan cara
penanganannya sedari dini. Oleh karena itu, sejak dini pun penting bagi Anda untuk selalu
memberikan gizi dan nutrisi yang terbaik bagi buah hati, serta merawat dan mengasuh dengan
penuh kasih sayang
Tahap Tumbuh Kembang Anak Toddler
Toddler adalah anak antara rentang usia 12-36 bulan atau anak usia 1-3 tahun. Toddler
ditandai dengan peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan
kognitif lebih besar.
1. Perkembangan Biologis
a) Perubahan Proporsional
b) Kenaikan BB 1,82,7 kg/tahun, TB 7,5 cm/tahun

LK = LD usia 1-2 tahun


Fontanel anterior menutup usia 1218 bulan
LD > ukuran abdomen pada tahun kedua
Pot bellied

c) Perubahan Sensori

Penglihatan; pada visus 20/20 atau 20/40, pandangan binokuler


Pendengaran, penciuman, pengecapan dan perabaan berkembang dengan
baik sehingga koordinasi baik dengan mengeksplorasi lingkungan

d) Kematangan Sistem

Sistem fisiologis relatif matang pada akhir masa toddler


Myelinisasi spinal cord lengkap pada usia 2 tahun
Otak tumbuh lengkap 75 % pada akhir 2 tahun, perkembangan korteks
cerebri yang spesifik, broca untuk bicara dan kortical untuk mengontrol
kaki, tangan dan sfinkter

e) Saluran Pernafasan

Struktur internal telinga dan tenggorokan lebih pendek dan lurus


16

Jaringan limfoid pada tonsil membesar dan adenoid membesar sehingga


sering mengalami infeksi seperti otitis media dan tonsilitis serta ISPA

f) Sistem Pencernaan dan Eliminasi

Proses pencernaan mulai komplit, kapasitas perut meningkat, keasaman


lambung meningkat
Dapat mengontrol sfingkter secara fisiologis pada 18-24 bulan, kapasitas
bladder meningkat (usia 14-18 bulan) dan anak dapat menahan urin
selama 2 jam/lebih.

g) Kulit

Epidermis dan dermis berkembang bersama, resisten terhadap infeksi


Barier efektif terhadap kehilangan cairan

h) Mekanisme Pertahanan

Antibodi mulai terbentuk: Ig G pada tahun ke-2 akhir sedangkan Ig A, D,


E meningkat bertahap

2. Perkembangan Motorik Kasar dan Halus


a) Motorik Kasar

Adanya perkembangan locomotion


Usia 12-13 bulan berjalan sendiri dengan menggunakan penyangga
Usia 2-3 tahun posisi berdiri seperti binatang berkaki 2
Usia 2 tahun bisa berjalan turun naik kursi dan pada usia 2,5 tahun
melompat berdiri 1 kaki, berjinjit

b) Motorik Halus
Kemampuan manual dalam keterampilan atau ketangkasan.

12 bulan : menggenggam obyek kecil


15 bulan : menjatuhkan lingkaran pada leher botol
18 bulan : melempar bola tanpa kehilangan keseimbangan

3. Perkembangan Psikososial
Menurut Sigmund Freud, pada fase ini tergolong dalam fase anal dimana pusat
kesenangan anak pada perilaku menahan faeses bahkan kadangkala anak bermain-main dengan
faesesnya. Anak belajar mengidentifikasi tentang perbedaan antara dirinya dengan orang lain
disekitarnya. Konflik yang sering terjadi adalah adanya oedipus complex atau katarsis yaitu
17

dimana seorang anak laki-laki menyadari bahwa ayahnya lebih kuat dan lebih besar
dibandingkan dirinya. Sedangkan pada wanita disebut dengan elektra complex.
Erickson menggolongkan tahap ini dalam fase otonomi vs guilt, (inisiatif vs rasa
malu dan bersalah). Perkembangan ini berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol tubuh
dan lingkungannya.
Adapun Piaget bahwa saat ini merupakan fase preoperasional dimana sifat egosentris
sangat menonjol. Pada fase ini sering ditemukan ketidakmampuan untuk menempatkan diri
sendiri ditempat orang lain. Kohlberg menggolongkan masa ini dalam fase konvensional. Anak
mulai belajar baik dan buruk, benar atau salah melalui budaya sebagai dasar peletakan nilai
moral. Kohlberg menggolongkan fase ini dalam 3 tahap, yaitu egosentris; kebaikan seperti apa
yang saya mau, orientasi hukuman dan ketaatan, baik dan buruk sebagai konsekuensi tindakan,
dan tahapan yang terakhir adalah inisiatif; anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang
menyenangkan dirinya. Komunikasi, adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya
kemampuan bahasa. Sehingga pada saat memberikan penjelasan kepada anak toddler gunakanlah
kata-kata yang sederhana dan singkat.
4. Kemampuan Sosial

Menangkap dan melempar obyek


Memegang dan melepaskan
Menggambar
Memegang erat saat seseorang berkata jangan disentuh!
Mengeluarkan makanan saat terasa tidak enak

5. Hal-Hal yang Khas


a) Negativisme

Merupakan 1 bukti dari otonomi mereka


Mood cepat berubah

b) Ritualisme

Merasa aman jika ada orang tua sehingg sering melakukan kegiatan yang
beresiko
Rasa aman berubah jika masuk rumah sakit

6. Perkembangan Ego

Diri dengan yang lain dan meluaskan kepercayaan pada yang lain
Sadar akan kemampuan dan kapasitas diri
Kegagalan yang berlebihan menjadikan ragu-ragu

7. Kesuksesan Otonomi
18

Bermain, sibling rivalry, toilet training dan suksesnya interaksi dengan seseorang
yang berarti. Pengaruh permainan sangatlah penting pada masa ini, yaitu berpengaruh dalam
perkembangan intelektual dimana dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap alat
permainan, mulai mengambangkan otonomi dalam permainan, dan belajar memecahkan
masalah. Tak kalah penting pula pengaruh terhadap perkembangan moral, yaitu anak akan
mempelajari nilai benar dan salah dalam permainan sehingga mereka dapat diterima
lingkungannya. Permainan yang tepat adalah solitary play (12 tahun) dan parallel play (23
tahun).
8. Perkembangan Kognitif (Piaget)
a) Fase Sensori Motorik

12-24 bulan: perkembangan cepat, masih sederhana dalam kemampuan mencari


alasan
13-18 bulan memakai eksperimen yang aktif untuk mencapai tujuan yang
sebelumnya, mulai mengambil keputusan yang rasional dan alasan yang
intelektual
Merasa berbeda dengan orang lain ditunjukkan dengan keberanian melakukan
hal-hal bersifat resiko, tanpa ada orang tua
Sadar akan adanya akibat yang dilakukan, dan tidak dapat menstransfer
pengetahuan yang baru
Belum dapat mengaplikasikan obyek yang sempurna
19-24 bulan merupakan akhir tahap sensori motor yang mana dapat menduga
sesuatu yang mempunyai pengaruh padanya, imitasi dengan meningkatkan
simbol-simbol, mulai merasa mengantisipasi waktu, suhu, mengingat dan mampu
menunggu dan berfikir dan berperilaku egosentris

b) Fase Pre Konseptual


1) Egosentris : ketidakmampuan menempatkan situasi dari perspektif orang lain
sehingga implikasi anak membutuhkan opini/alasan dari orang lain
2) Transduktif

Perpindahan nilai-nilai yang buruk


Alasan dari satu bagian ke bagian lain

3)
4)
5)
6)

Organisasi global : perubahan pada satu bagian akan merubah seluruh bagian
Centration : fokus lebih dari 1 aspek daripada kemungkinan alternatif lain
Animisme : membedakan aktifitas hidup pada obyek mati
Irreversibility : ketidakmampuan memutarbalikkan dan merubah tindakan
fisik yang dilakukan
7) Magical : percaya bahwa pikiran mempunyai kekuatan dan berakibat sesuatu
8) Ketidakmampuan untuk menghemat : tidak mampu berfikir bahwa sesuatu
dapat berubah ukuran, bentuk, volume, panjang

19

9. Perkembangan Moral

Tingkah laku ditentukan karena kebebasan dan pembatasan dari lingkungan


Orientasi hukuman dan kepatuhan menjadi tindakan baik/buruk tergantung
dari reward/hukuman yang diberikan

10. Perkembangan Spiritual

Proses kognitif belum matang


Mengenal ide tentang Tuhan dan ajaran agama

11. Perkembangan Body Image

Mengenal penggunaan bagian-bagian tubuh dan berangsur-angsur mengenal


namanya
Mengenal perbedaan seksual
Menggunakan nama/dengan kata pengganti dapat menggunakan simbol
untuk sesuatu obyek

12. Perkembangan Seksualitas

Senang mengekspresikan bagian tubuhnya


Belajar kata-kata yang berhubungan dengan anatomi, eleminasi dan
reproduksi

13. Perkembangan Sosial

Mengembangkan sikap sosial bermain


Belajar menjauhi orang tua walaupun masih cemas
Kemampuan berbahasa dan berhubungan dengan orang lain meningkat

14. Perkembangan Bahasa


Komunikasi, adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya kemampuan
bahasa, sehingga pada saat memberikan penjelasan kepada anak toddler gunakanlah
kata-kata yang sederhana dan singkat.
2-3 tahun

Perbendaharaan kata 200-300 kata


Menggunakan 2-3 kata dalam kalimat
Menggunakan kata ganti
Mampu mengikuti perintah sederhana
Mampu menyebutkan keinginan makan

20

Tahap Tumbuh Kembang Anak Prasekolah


1. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah
a) Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah.
Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90 x/menit dan
pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58 mmHg. Berat badan
anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21
kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang menjadi
dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang
tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus.
Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan
kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih
banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunmya terjadi pada anak-anak
berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi.
b) Perkembangan
Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin
besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya
Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi,
makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB
Mulai memahami waktu
Penggunaan tangan primer terbentuk
2. Perkembangan Psikoseksual (Sigmund Freud)
Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase
falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak
mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.
3. Perkembangan Psikososial (Eric Ericson)
Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa
bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan
bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi
lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa
meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah
menghasilkan suatu prestasinya.
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu
kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
4. Perkembangan Kognitif (Jean Piaget)
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional. Karakteristik
utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh
apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.

21

Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:


a) Prokonseptual (2- 4 tahun)
Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bermasyarakat.
Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan
menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbul
kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
b) Intuitive thuoght (4-6 tahun)
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal
balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah bisa
memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.
5. Perkembangan Moral (Kahlberg)
Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase
prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya sebagai dasar
peletakan nilai moral.
Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:
a) Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan
b) Orientasi hukuman dan ketaatan
c) Anak berfokus pad motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan
Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah
1. Karakteristik Fisik
a. Perubahan Proporsi
Pertumbuhan tinggi badan +5 cm per tahun, tinggi badan rata-rata 116-150 cm.
Penambahan berat badan + 2-4 kg per tahun dengan berat rata-rata 21-40 kg. Berat badan
bertambah karena memanjangnya tulang dan terbentuknya jaringan otot. Mampu berdiri tegak
dengan gerakan lebih sempurna.
Proporsi tubuh terlihat lebih langsing dan panjang karena pertumbuhan kaki dan
lengan lebih cepat dan lebih pajang daripada pertambahan panjang badan. Panjang badan akan
lebih memanang pada usia 9 tahun. Lingkar pinggang akan tampak mengecil karena
pertambahan tinggi.
b. Fungsi Tubuh Lebih Baik dan Lebih Spesifik
Jaringan otot yang sudah terbentuk menguat tapi masih bisa rusak jika overuse.
Lingkar kepala mengecil sebagai indikator kematangan. Perubahan facial:

Gigi susu mulai tanggal, memilki 10-11 gigi permanen pada usia 8 tahun dan
kira-kira 26 gigi permanen saat usia 12 tahun
Pertumbuhan otak tengkorak lebih melambat
Ugly Ducking Stage; gigi tampak terlalu besar bagi wajah

22

Kematangan sistem: Gastrointestinal;

Jarang mengalami gangguan


Dapat mempertahankan kadar gula dengan baik
Kapasitas lambung meningkat. Dan terjadi retensi makanan lebih lama
Kapasitas vesica urinaria bertambah
Jumlah produksi urin tergantung pada suhu, kelembaban, dan intake cairan

Kardiovaskuler :

Tumbuh paling lambat daripada organ yang lain sehingga apabila jika olah raga
terlalu berat akan mengganggu pertumbuhan
Lebih baik dalam melokalisir infeksi dan memproduksi antigen dan antibody
Proses osifikasi terus terjadi tapi tidak diikuti dengan mineralisasi sehingga
tulang menjadi rapuh (peka terhadap tekanan maupun tarikan) untuk itu postur
tubuh harus tetap dijaga

2. Perkembangan Motorik Kasar


a. Pada usia 7-10 tahun aktifitas motorik kasar berada dibawah kendali keterampilan
kognitif dan kesadaran secara bertahap terjadi peningkatan irama, kehalusan dan
keanggunan gerakan otot, mengalami minat dalam penyempurnaan fisik. Kekuatan
daya ingat meningkat.
b. Pada usia 10-12 tahun terjadi peningkatan energi, peningkatan arah, dan kendali
dalam kemampuan fisik
3. Perkembangan Motorik Halus
a. Terjadi peningkatan keterampilan motorik halus karena meningkatnya melinisasi
system saraf.
b. Menunjukkan perbaikan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan.
c. Dapat menulis daripada mengucapkan kata-kata saat usia 8 tahun.
d. Menunjukan peningkatan kemampuan motorik halus seperti usia dewasa saat usia 12
tahun.
e. Menujukkan peningkatan kemampuan untuk mengungkapkan secara individu dan
keterampilan khusus seperti menjahit, membuat model dan bermain alat musik.
4. Prepubertas

Tampak tanda-tanda perubahan seks sekunder


Perbedaan anak laki-laki dan anak perempuan mulai tampak
Mulai terjadi perubahan penyakit yang diderita seperti penyakit dewasa bukan anakanak

a. Perubahan Seks Sekunder Laki-Laki


Skortum dan testis lebih besar
23

Skortum berwarna merah


Payudara sedikit membesar tetapi akan mengecil kembali setelah beberapa
bulan
Muncul rambut halus dan jarang di daerah sekitar pubis
Jika mengalami keterlambatan akan mengganggu konsep diri

c. Perubahan Seks Sekunder Perempuan


Mammae lebih lembut dan mulai membengkak
Panggul dan pinggul mulai membesar
Rambut mulai tumbuh di sekitar pubis (8-12 tahun)
Sekresi vagina lebih kental dan terjadi perubahan dari sifat basa menjadi asam
5. Temperamen
Temperamen anak mulai berubah karena pengaruh lingkungan, pengalaman dan motivasi
dari orang sekitarnya. Untuk itu sangat diperlukan peran orang tua dan guru untuk membentuk
temperamen anak yang positif. Kemampuan anak dalam beradaptasi dapat mempengaruhi
temperamen anak.
Klasifikasi adaptasi anak :

Easy child : stress minimal


Sloe to warm up children : anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya, suka mencari-cari alasan untuk menyelesaikan tugasnya. Tipe
anak ini jangan terlalu ditekan. Karena dapat menimbulkan masalah menarik
diri.
Difficult child : tipe anak ini tidak suka dengan perubahan lingkungan yang
tiba-tiba.

6. Perkembangan Kognitif
Anak memiliki kemampuan untuk menghubung-hubungkan kejadian dan tindakan
repersentatif mental secara verbal dan simbol-simbol yang dibantu oleh kepercayaan.
Pada tahap ini Piaget menggambarkan: Concrete Operation mulai terjadi pada anak usia
7-11 tahun;

Anak memiliki kemampuan berpikir terhadap kejadian dan tindakan


Anak dapat menguasai keterampilan kognitif dengan cepat dan dapat
menerapkannya pada saaat berpikir mengenai obyek situasi dan kejadian
Komponen dasar concetrate operasional: Conservation, sesuatu tidak akan
muncul dan hilang begitu saja dengan magic. Sesuatu di lingkungan kita tidak
akan berubah karena perubaha letak.komponen ini meliputi 3 konsep antara
lain :

24

Identity : sesuatu tidak ditambah atau dikurangi hanya bentuknya saja yang
berubah
Reversibility : sesuatu dapat berubah kembali ke bentuk asalnya,
kemampuan memahami 2 dimensi pada saat yang sama dan memahami
perubahan satu dimensi
Reciprocity
Keterampilan klasifikasi:

Kemampuan mengelompokkan sesuatu sesuai dengan sifat


Dapat mengatur obyek sesuatu sesuai skala dimensi ukuran berat dan warna
Mulai dapat membagi
Memiliki kemampuan memanipulasi angka
Mempelajari penjumlahan pengurangan dan pembagian
Belajar tentang waktu, hubungan waktu, tempat dan orang
Belajar huruf dan memiliki kemampuan membaca
Anak usia sekolah sudah dapat mengartikulasi proses dan mengulang kembali
Setelah melewati masa preschool anak memilki kemampuan konseptual yang
lebih luas
Pemikiran egosentri sudah menghilang dan mulai bisa melihat dan menerima
suatu hal dari sudut pandang orang lain. Mereka mau menunda sesuatu sampai
sampai mengevaluasi respon lingkungan

7. Perkembangan Bahasa

Anak usia sekolah mulai menguasi berbagai keterampilan linguistic. Anak usia
SD mulai belajar tentang tata bahasa yang benar dan lebih kompleks sehingga
mereka bisa membenarkan jika ada-ada hal-hal yang salah. Kemampuan katakata juga dimiliki pada anak usia sekolah termasuk kata sifat, kata keterangan,
kata penghubung, kata depan dan kata abstrak
Mempunyai kemampuan memakai kalimat majemuk dan gabungan
Metlinguistik awarenes : memiliki kemampuan untuk berpikir tentang bahasa
dan berpendapat
Mulai mengerti tentang perubahan makna dan bahasa/peribahasa

8. Perkembangan Psikoseksual
Karakteristik perkembangan berdasarkan usia; pada usia 7 tahun:

Minat seks menrun dan kurang eksplorasi, perhatian kepada lawan jenis
meningkat dimulai dari perasaan cinta terhadapa anak laki-laki atau sebaliknya

Pada usia 8 tahun:

25

Perhatian seksual meningkat, suka mengintip, menceritakan lelucon cabul, ingin


menambah informasi seksual tentang kelahiran dan hubungan seksual dan anak
perempuan mengalami peningkata perhatian tentang menstruasi

Pada usia 9 tahun:

Lebih suka berdiskusi dengan teman sebaya tentang topic seksual, memisahkan
jenis kelamin dalam permainan aktifitas

Pada usia 10 tahun:

Minat terhadap tubuh dan penampilan meningkat, banyak anak mulai berkencan
dan berhubungan dengna lawan jenis dalam aktifitas kelompok

Pada usia 11-13 tahun:

Khawatir tentang penampilannya, tekanan sosial agar tetap langsing dan menarik
merupakan sumber stress

9. Perkembangan Sosial
Anak merasa nyaman bila bersama orang tua dan keluarga, merasa lebih percaya diri,
emosi berkurang dan lebih dapat melihat segala sesuatu secara realistik. Energinya banyak
digunakan untuk mengeksplorais lingkungan dan keluarganya untuk meningkatkan hubungan
interpersonal, untuk meningkatkan pemahamannya dan memuaskan keingintahuan tentang dunia.
Pengaruh teman sebaya dapat mendorong mereka untuk lebih mandiri. Dorongan dari per group
memberikan rasa aman pada mereka untuk mendukung perkembangan mandirinya. Perbedaan
jenis kelamin, kemaskulinan dan kefemininan mulai berperan dalam hubungan sosial. Anak lakilaki bermain dngan anak laki-laki . Anak perempuan bermain dengan anak perempuan. Pada
akhir usia sekolah perbedaan itu semakin nyata.
10. Perkembangan Psikososial
Middle childhood merupakan periode laten dimana merupakan masa tenang antara fase
oedipal dengan fae erotism pada remaja. Sense of insutry dapat berkemang bila didukung
motivasi dari dalam dan luar.
Instrinsik:

Berhubungan dengan peningkatan kemampuan anak dalam menguasai


keterampilan-keterampilan baru dan dapat menerima tanggung jawab baru. Anak
akan merasa puas bila mengeksplorasi dan memanipulasi lingkungan dan temantemannya

Ekstrinsik:

26

Reinforcement positif, nilai bagus, hadiah-hadiah dan stimulus-stimulus. Peran


orang tua seharusnya :

Tidak terlalu menuntut terlalu banyak kepada anak


Memahami kegagalan anak
Jangan membanding-bandingkan anak satu dengan anak yang lain. Anak
mulai dapat bekerja sama dengan orang lain. Anak mulai menyukai
pencapaian yang nyata. Jika anak dapat mengetahui tugas-tuganya dan
mampu menyelesaikan dengan baik sesuai kemampuan berarti anak tersebut
sudah memiliki sense of industry dan accomplishment.

11. Perkembangan Moral

Anak mengalami perubahan dari egosentris ke pola berpikir logis


Mulai mengalami perkembangan nurani dan standar moral
Pengertian moralitas anak ditentukan oleh aturan-aturan dan tata tertib dari luar
Anak usia ini beranggapan bahwa standar perilaku dari peraturan. Peraturan
dianggap sebagai suatu yang pasti, yang membatasi keadaan dan tidak
memerlukan alasan penjelasan
Hubungan dan kontak sosial anak dengan figure otoritas mempengaruhi
pengertian benar salah

Tahap Tumbuh Kembang Remaja

Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang berada pada masa/usia
antara anak-anak dan dewasa. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun
menurut klasifikasi World Health Organization (WHO). Sementara United Nations (UN)
menyebutnya sebagai anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam
batasan kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.
Individu pada masa tersebut akan mengalami situasi pubertas di mana ia akan mengalami
perubahan yang mencolok secara fisik maupun emosional/psikologis. Secara psikologis masa
remaja merupakan masa persiapan terakhir dan menentukan untuk memasuki tahapan
perkembangan kepribadian selanjutnya yaitu menjadi dewasa.
1. Perubahan yang Terjadi pada Remaja
Remaja akan mengalami perubahan-perubahan yang cukup mencolok dibandingkan masa
sebelumnya yaitu masa anak-anak. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, baik yang bisa
dilihat dari luar maupun yang tidak kelihatan. remaja juga mengalami perubahan emosional yang
kemudian tercermin dalam sikap dan tingkah lakumu. Perkembangan kepribadian pada masa ini
dipengaruhi tidak saja oleh orang tua dan lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan sekolah
maupun teman-teman pergaulan di luar sekolah. Disamping itu pengaruh lain yang berasal dari
pesatnya kemajuan teknologi informasi baik media cetak maupun media ekektronika. Wawasan
dan pengetahuan tentang hal-hal tersebut akan mempengaruhimu dalam proses mencari jati diri.

27

2. Perubahan Fisik yang Terjadi pada Perempuan


Tubuh akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang
cukup menyolok terjadi ketika remaja (perempuan) dan remaja (laki-laki) memasuki usia antara
9 sampai 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar
saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk
bereproduksi atau berketurunan.
Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon/zat dalam tubuh, terutama hormon
estrogen dan progesteron, mulai berperan aktif sehingga pada remaja perempuan mulai tumbuh
payudara, panggul mulai melebar dan membesar dan akan mengalami menstruasi atau haid. Di
samping itu akan mulai tumbuh bulu-bulu halus di sekitar ketiak dan vagina/kemaluanmu.
Beberapa dari remaja mengalami tumbuhnya jerawat pada wajah. Dan perubahan lainnya seperti:

Kulit dan rambut mulai berminyak


Keringat bertambah banyak
Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
Tangan dan kaki bertambah besar
Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti
anak kecil lagi
Pantat berkembang lebih besar
Indung telur mulai membesar
Vagina mulai mengeluarkan cairan

3. Perubahan Fisik yang Terjadi pada Laki-Laki


Sama halnya dengan remaja perempuan, hormon testosteron akan membantu tumbuhnya
bulu-bulu halus di sekitar ketiak, kemaluan laki-laki, janggut dan kumis, terjadi perubahan suara
pada remaja laki-laki, tumbuhnya jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktuwaktu tertentu keluar sebagai mimpi basah.
Perubahan lain antara lain:

Tubuh bertambah berat dan tinggi


Keringat bertambah banyak
Kulit dan rambut mulai berminyak
Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
Tangan dan kaki bertambah besar
Tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak
kecil lagi
Pundak dan dada bertambah besar dan bidang
Tumbuh jakun
Suara berubah menjadi berat
Penis dan buah zakar membesar

4. Perubahan Emosional/Psikologis
28

Selain terjadi perubahan fisik, remaja juga mengalami perubahan-perubahan emosi,


pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi. Begitu pentingnya
perubahan dari masa anak ke masa remaja ini sehingga pada beberapa kelompok budaya hal ini
ditandai dengan adanya upacara-upacara tertentu, misalnya pada masyarakat Jawa diadakan
selamatan ketika seorang anak perempuan mendapat menstruasi yang pertama dan pada beberapa
suku di Papua misalnya anak laki-laki di suruh berburu ketika ia dinyatakan memasuki masa
remaja. Datangnya menstruasi atau mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak
faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Salah satunya adalah karena masalah gizi. Saat ini
ada seorang anak perempuan yang mendapatkan menstruasi pertama di usia 9-10 tahun. Namun
pada umumnya sekitar 12 tahun.
E. Masalah Yang Terjadi Pada Tahap-Tahap Tumbuh Kembang
Masalah Tumbuh Kembang Neonatus
1. Bahaya Fisik

Kematian. Kematian dalam masa kanak-kanak lebih sering disebabkan karena


kecelakaan daripada karena penyakit.
Penyakit. Kanak-kanak mudah terkena semua penyakit, tetapi yang paling umum
adalah penyakit pernafasan.
Kecelakaan. Masa kanak-kanak adalah masa aktif dimana banyak sekali kecelakaan
seperti luka iris, memar, radang, terbakar, patah tulang, dll.
Kejanggalan. Kelakuan aneh mungkin disebabkan kerusakan otak pada waktu lahir,
keterbelakangan mental atau yang lainnya.
Kegemukan. Kegemukan selalu merupakan bahaya di tingkat usia manapun juga
karena kegemukan bisa mengakibatkan penyakit yang akan mengganggu seumur
hidup.
Tangan kidal. Tangan kidal dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan anak dan
kemudian keberhasilan dalam pekerjaan atau penyesuaian sosial.

2. Bahaya Psikologis

Bahaya dalam berbicara. Bicara merupakan sarana komunikasi yang penting bagi
kehidupan sosial maka anak-anak yang tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain
akan mengalami hambatan sosial dan akhirnya menjadi rendah diri.
Bahaya emosional. Bahaya emosional di masa kanak-kanak yang besar pada emosi
yang kurang baik dan penyesuaian pribadi dan sosial.
Bahaya social. Berhubungan dengan sikap yang digunakan oleh anak-anak dalam
menghadapi lingkungan luar atau lingkungan sosialnya.
Bahaya bermain. Faktor yang mempengaruhi bahaya bermain adalah teman dan
mainan yang di pakai oleh anak itu sendiri.
Bahaya dalam perkembangan konsep. Ketidaktepatan konsep-konsep yang dipelajari
selama masa kanak-kanak sangat berbahaya karena kesalahan konsep seringkali
berurat berakar sebelum diketahui oleh orang dewasa.
29

Bahaya moral. Tekanan-tekanan yang diakibatkan di masa kecil akan mempengaruhi


masa depan si anak.
Bahaya dalam hubungan keluarga. Kemerosotan dalam tiap hubungan manusiawi
berbahaya bagi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik.
Bahaya kepribadian. Bahaya kepribadian yang sangat serius adalah perkembangan
konsep diri yang kurang baik yang dapat disebabkan perlakuan anggota keluarga dan
teman.

Masalah Tumbuh Kembang Anak Toddler


1. Sibling Rivalry
Persaingan antarsaudara kandung sangat mungkin terjadi pada anak yang jarak umurnya
cukup dekat. Atau mungkin saja pada jarak umur yang lumayan jauh, tapi biasanya jarang
terjadi. Salah satu contoh, jarak anak pertama dan anak kedua hanya berselisih sekitar 2 tahun.
Hal ini menyebabkan sang kakak agak 'cemburu' dengan perhatian orang tua terhadap si adik,
dimana pada seusianya (+/- 2 tahun) sangat membutuhkan perhatian dari orang tua. Hingga pada
suatu hari sang kakak pernah menarik selimut dimana di atas selimut tersebut adiknya sedang
tertidur. Sudah tahu kan apa yang selanjutnya terjadi? Ya, si adik terjatuh. Hal seperti ini yang
dikhawatirkan dari terjadinya sibling rivalry, terjadinya rasa persaingan antarsaudara yang dapat
membuat anak melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin ia lakukan.
Cara untuk menghindari terjadinya sibling rivalry dapat dilakukan dengan pengenalan
sejak dini antara kakak dan adik yang akan lahir. Orang tua dapat mengikutsertakan anak mereka
terhadap kehamilan yang sedang terjadi di dalam keluarga agar sang kakak merasa menjadi
bagian dari hal ini. Sedikit demi sedikit si kakak dapat diajarkan tanggung jawab yang akan ia
terima kelak ketika si adik lahir.
2. Temper Tantrum
Temper tantrum merupakan bentuk perasaan marah pada anak. Pada anak yang tantrum
biasanya mereka akan berteriak-teriak, menendang, atau berguling-guling tanpa menghiraukan
keadaan sekitarnya. Tentu kita pernah melihat hal semacam ini di pusat perbelanjaan dimana si
anak menangis berteriak-teriak, berguling-guling karena menginginkan sesuatu yang tidak dapat
dipenuhi oleh orang tuanya. Atau mungkin kita pernah mengalaminya sendiri. Temper tantrum
terjadi karena anak-anak masih belum mengenal cara untuk mengendalikan emosi mereka. Jika
setiap anak tantrum lalu keinginan mereka diikuti, hal ini akan menjadi semacam kebiasaan pada
anak. Nantinya mereka akan berpikir "Oh, kalau saya teriak keinginan saya pasti terpenuhi".
Jadi, bukan dengan mengikuti keinginan si anak agar anak diam untuk menyelesaikan masalah
'ngambek' mereka ini.
Cara yang dapat ditempuh salah satunya adalah dengan membuat perjanjian kepada si
anak sebelum bepergian ke luar rumah, atau ke tempat perbelanjaan. Misal, orang tua membuat
perjanjian pada anak barang atau hal apa yang dapat mereka beli dan lakukan di tempat yang
akan dituju dan berapa banyak. Hal ini sekaligus mengajarkan komitmen pada anak. Jika
kemudian anak lupa akan janji tersebut, ingatkan anak dan tetap konsisten pada janji yang telah
30

dibuat. Tentunya dengan cara yang baik dan tidak menyalahkan anak. Buatlah anak tenang
dengan memeluknya dari belakang, berikanlah pelukan dan biarkan ia merasakan kasih sayang
orang tuanya.
3. Toilet Training
Penggunaan toilet pada anak sebaiknya dilatih sejak dini. Namun, tidak jarang ditemui
orang tua yang seakan-akan 'tidak mau repot' menemani anaknya ke toilet atau membawa
anaknya ke toilet lalu menyuruh anaknya agar buang air kecil di selokan depan rumah, atau
mungkin di balik pohon.
Menggunakan toilet memang harus didasarkan pada kesabaran orang tua dalam
melakukan pelatihan ini. Adanya kemauan dari orang tua untuk melatih anak merupakan poin
besar kesuksesan latihan menggunakan toilet.
Selain itu ada juga faktor psikis si anak agar dia siap menggunakan toilet. Anak tentunya
sudah harus bisa mengenali sensasi buang air agar anak tahu kapan ia harus menggunakan toilet.
Sensasi buang air kecil akan lebih mudah dikenali karena sering terjadi, tetapi sensasi untuk
buang air besar kurang dikenali anak karena waktunya tidak sesering buang air kecil.
Buat pula latihan menggunakan toilet menjadi menyenangkan, misalnya dapat kita temui
pispot beraneka warna dan bentuk yang menarik bagi anak-anak sehingga membuat anak betah
duduk atau jongkok di atas pispot. Hal ini dapat dilakukan sampai buang air anak selesai, untuk
itulah diperlukan kesabaran dan kreativitas orang tua agar anak tidak bosan. Bagi orang tua,
berilah cukup waktu untuk perkembangan anak agar tidak terjadi penyesalan kemudian.
4. Regresi
Regresi merupakan kemunduran yang terjadi pada perkembangan anak. Misalnya pada
anak yang sudah tidak pernah mengompol, tiba-tiba anak kembali mengompol. Orang tua jangan
langsung memarahi anak atas apa yang ia lakukan. Kondisi regresi ini dapat menjadi tanda
terjadinya stres pada anak sehingga anak merasa cemas atas dirinya dan merasa tidak nyaman
atau tidak percaya diri atas kemampuan dirinya. Stres pada anak dapat terjadi dan bisa berasal
dari lingkungan atau masalah yang ia hadapi.
Untuk mengetahui masalah apa yang terjadi pada anak, orang tua dapat menanyakan
secara personal pada anak. Tanyakan apakah ada hal yang mengganggu pikirannya atau ada
masalah apa yang sedang ia hadapi. Dengan mengetahui masalah yang terjadi pada anak, stres
pada anak dapat dihadapi dan perkembangan anak dapat meningkat kembali.
Masalah Tumbuh Kembang Anak Prasekolah
1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air,
difteri, dan campak.
2. Hubungan keluarga
31

Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga
baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat
olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
a. Bahaya fisik
1) Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
ketrampilan tertentu.
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namun kecelakaan dianggap
sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi
psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini
terjadi bisa berkembang menjadi masa malu.
2) Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat
tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
b. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah,
mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya
mengompol dan menghisap jempol.
c. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye
movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benarbenar terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci.
Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satusatunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak.
Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan
masalah psikis.
Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang
kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama
sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum
bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak
setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat
mengingat kembali apa yang telah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak
bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur
sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi
dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari
beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis
karena anak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada
anak yang berumur 3-8 tahun.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
1) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
2) Berikan cerita yang pendek.
3) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.
32

d. Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)


Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3
tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada
umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri;
melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva
maupun anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.
Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih
mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training)
adalah dengan mengenali kesiapan anak.
Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.
3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot
khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).
4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.
Masalah Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah
1. Tidak Sabaran
Boleh jadi ini terjadi karena anak memerlukan objek-objek konkret untuk dapat
memahami ide-ide abstrak, sehingga bila ini tidal dilakukan akan muncul ketidaksabaran. Apa
yang bisa kita lakukan? Tunjukkan langsung (hal konkret). Ajari anak bahwa segala sesuatu ada
prosesnya. Proses sendiri membutuhkan waktu. Semisal ikutsertakan anak dalam proses
membuat kue. Biarkan anak melihat dan menjalani secara langsung proses tersebut.
2. Mood Mudah Berubah dan Sensitive
Hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh kepribadian atau temperamen anak. Ada anakanak yang terlahir dengan pribadi lebih sensi dibanding anak lainnya.
Untuk anak dengan mood berubah-ubah dan sensitive ini, arahkan agar dapat
mengungkapkan emosinya dengan cara yang tepat atau sesuai norma dan nilai sosial. Ajarkan
bagaimana ia dapat mengenali dengan tepat perasaan atau emosinya, selain belajar untuk
mengungkapkannya dengan baik. Lakukan hal ini dalam suasana menyenangkan seperti sebuah
diskusi dengan anak. Minta anak mengemukakan apa yang dirasakan, bahas bersama, dan
berikan pengertian engenai hal itu.
3. Mudah Terpengaruh Tekanan Teman
Di usia ini, fungsi teman tidak hanya sebagai mitra bermain, tapi secara psikologi teman
juga diperlukan untuk mengembangkan daya pikir/kognisi, mengembangkan cara berekspresi,
membangun harga diri (self esteem) dan memperkuat kesadaran gender. Dalam kehidupan
sehari-hari, bangun suasana kondusif agar anak lebih berani mengungkapkan pendapat, selain
33

mampu bersikap asertif (dapat mengungkapkan hak dan keinginannya tanpa mengganggu hak
dan kepentingan orang lain). Ajarkan juga sikap menolak atau berkata tidak pada hal-hal yang
dianggap melanggar nilai keluarga dan social.
4. Perilaku Tampak Kasa.
Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Menurut Audre Ricker (pakar pendidikan) dan
Carolyn Crowder (pakar psikolog anak), sikap kasar seorang anak muncul karena ia ingin
dianggap berarti, contoh dari teman-teman atau orangtua dan pengaruh media massa (games,
televisi, film, internet dan lainnya). Orangtua tentunya perlu mengamati terlebih dahulu
penyebab atau pada situasi apa perilaku tersebut muncul. Bila karena media massa, ya seleksi
dan batasi setiap tayangan yang ditonton anak, begitu seterusnya. Perlu diingat, pada usia ini
anak memang dalam masa belajar untuk meregulasi diri dan emosi. Oleh karenanya, peran
orangtua penting untuk terus mendampingi dan mengajarkan hal yang baik kepada anak.
5. Egois
Sebenarnya fase egosentris anak dimulai di usia 2 sampai 7 tahun. Mengingat begitu,
mungkin saja sifat ini tetap muncul di usia lebih dari range tersebut, yang diakibatkan oleh
pengasuhan yang kurang tepat, misalnya kelewat memanjakan anak , sehingga sifat yang
seharusnya di usia lebih dari range hilang, malah tetap ada, bahkan semakin menjadi. Karena itu,
orangtua tetap perlu mengajarkan pentingnya berbagi seperti di usia sebelumnya, entah makanan
atau mainan. Karena hal itu, bisa mengembangkan sifat yang lebih positif. Hindari membela
anak terlalu berlebihan. Jika dia bersalah, katakana salah, demikia juga jika ia benar.
Masalah Tumbuh Kembang Remaja
1. Permasalahan Berkaitan dengan Perkembangan Fisik dan Motorik
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik
pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak
sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat
menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang
tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya
pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan
perilaku seksual.
2. Permasalahan Berkaitan dengan Perkembangan Kognitif dan Bahasa
Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang
pesat. Namun ketika, si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan
intelektual, terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya tidak
akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa
terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan
kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai
bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asing
34

merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun
dengan adanya hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan
sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya
perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspekaspek perilaku dan kepribadian lainnya.
3. Permasalahan Berkaitan dengan Perkembangan Perilaku Sosial, Moralitas dan
Keagamaan
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai
dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer
group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai
isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan
sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan
dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya,
namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di
sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya
keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan
dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua,
terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang
dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin
hubungan khususdengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan
penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan
adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak
terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan
lingkungannya.
4. Permasalahan berkaitan dengan perkembangan kepribadian, dan emosional
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha
pencarian identitas pun banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku
imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami
krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian
yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya.

35

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan (growth) adalah merupakan peningkatan jumlah dan besar sel di seluruh
bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan mensintesis protein-protein baru,
menghasilkan penambahan jumlah dan berat secara keseluruhan atau sebagian. Dalam
pertumbuhan manusia juga terjadi perubahan ukuran, berat badan, tinggi badan, ukuran tulang
dan gigi, serta perubahan secara kuantitatif dan perubahan fisik pada diri manusia itu. Dalam
pertumbuhan manusia terdapat peristiwa percepatan dan perlambatan. Peristiwa ini merupakan
kejadian yang ada dalam setiap organ tubuh.
Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu,yaitu secara
bertahap,berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan mengalami peningkatan
untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial maupun spiritual ( Supartini, 2000).
Perkembangan (development) adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkatkan dan meluasnya kapasitas seseorang melalui
pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan (maturation), dan pembelajaran (learning).
Perkembangan manusia berjalan secara progresif, sistematis dan berkesinambungan dengan
perkembangan di waktu yang lalu. Perkembangan terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi
kematangan organ mulai dari aspek fisik, intelektual, dan emosional. Perkembangan secara fisik
yang terjadi adalah dengan bertambahnya sempurna fungsi organ. Perkembangan intelektual
ditunjukan dengan kemampuan secara simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain,
berhitung. Perkembangan emosional dapat dilihat dari perilaku sosial lingkungan.

36

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

http://semi-yanto.blogspot.com/2011/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-manusia.html

Soetjiningsih, SpAk, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC.

http://community.um.ac.id/showthread.php?75057-Hakikat-pertumbuhan-danperkembangan-peserta-didik.

Mansjoer arif 2001. kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media aesculapius edisi III

Tumbuh kembang. Diakses tanggal 21 April 2009 dari www.kuliahbidan.wordpress.com

Pertumbuhan anak. Diakses tanggal 21 April 2009 dari www.nursingbegin.com

Prinsip-prinsip perkembangan. Diakses tanggal 20 April 2009 dari www.goecities.com

Pertumbuhan

dan

perkembangan.

Diakses

tanggal

20

April

2009

dari

www.bintangbangsaku.com

Optimalkan tumbuh kembang anak usia dini. Diakses tanggal 22 April 2009 dari www.scribd.com

37

Anda mungkin juga menyukai