Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK


SEHAT/SAKIT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak
yang di ampu oleh Ibu Eva Daniati, S.Kep., Ners., M.Pd.

Disusun Oleh:
Nenaz Naziah
KHGA18109
2C D3 Keperawatan

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT
T. A. 2019/2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim,
Segala puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah Yang
Maha Kuasa karena atas segala Rahmat, Petunjuk, dan Karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini mempunyai judul “Konsep Asuhan
Keperawatan Pada Bayi dan Anak Sehat/Sakit”, yang di susun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak.
Makalah ini dibuat dengan sederhana dan ringkas agar dengan mudah
untuk mempelajari dan memahaminya. Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada
semua rekan yang telah membantu. Segala upaya telah dilakukan untuk
menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun baik dari pihak dosen maupun teman-teman lainnya demi
kesempurnaan tugas ini, sehingga tugas ini dapat dijadikan pedoman untuk
penyusunan tugas dimasa yang akan datang.

Garut, 10 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Anak...........................................................................................3
B. Perkembangan Keperawatan Anak..........................................................3
C. Filosofi Keperawatan Anak.....................................................................4
D. Prinsip-prinsip Keperawatan Anak..........................................................7
E. Paradigma Keperawatan Anak................................................................9
F. Peran Perawat dalam Keperawatan Anak..............................................12
G. Ruang Lingkup Keperawatan Anak.......................................................14
H. Konsep Asuhan Keperawatan Anak......................................................16

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................22
B. Saran.......................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah individu yang unik dan bukan ordes mini, juga bukan
merupakan harta atau kekayaan ortu yang dapat dinilai secara sosial ekonomi,
melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kes secara individual.
Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif
dalam memberikan askep anak. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak
dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan
meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan
yang sesuai dengan aspek moral dan hukum. Pelayanan keperawatan anak
berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan ,
bukan hanya mengobati anak yang sakit.
Dewasa ini keperawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat
mendasar. Anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang
dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliiki kebutuhan spesifik dan
berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian juga keluarga, tidak lagi
dipandang hanya sebagai pengunjung bagi anak yang sakit, melainkan sebagai
mitra bagi perawat dalam menentukan kebutuhan anak dan pemenuhannya dalam
bentuk pelayanan yang berpusat pada keluarga (famili centred care atau
asuhanyang teurapeutik. Setiap perawat perlu memahami keperawatan pada anak
selalu berpegang pada prinsip dasar ini.
Prespektif keperawatan anak merupakan landasan nerpikir bagi seorang
perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperwatan terhadap klien anak
maupun keluarganya. Isi bahasan prespektif keperawatan anak mencakup
perkembangan anak, falsafah keperawatan anak, dan peran perawat anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi anak?
2. Bagaimana perkembangan keperawatan anak?
3. Bagaimana filosofi keperawatan anak?

1
4. Apa saja prinsip–prinsip keperawatan anak?
5. Bagaimana paradigma keperawatan anak?
6. Apa peran perawat dalam keperawatan anak?
7. Bagaimana ruang lingkup praktik keperawatan anak
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi anak
2. Untuk mengetahui perkembangan keperawatan anak
3. Untuk mengetahui filosofi keperawatan anak
4. Untuk mengetahui prinsip–prinsip keperawatan anak
5. Untuk mengetahui paradigma keperawatan anak
6. Untuk mengetahui peran perawat dalam keperawatan anak
7. Untuk mengetahui ruang lingkup praktik keperawatan anak
8. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan anak

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Anak
Menurut  UU RI No. IV th 1979 tentang kesejahteraan anak, disebutkan
bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum
menikah. Anak adalah seseoraang yang belum mencapi umur 21 tahun dan belum
pernah menikah/kawain. Batasan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan usaha
kesejahteraan sosial, kematangn pribadi dan kematangan mental seseorang yang
dicapai pada umur 21 tahun. Anak merupakan potensi serta penerus cita-cita
bangsa yang dasar-dasarnya telah diletakkan generasi sebelumnya. Oleh karena
itu anak harus mendapatkan perhatian yang sempurna dalam memenuhi
perkembangan danpertumbuhan baik fisik maupun mental sejak dini.
B. Perkembangan Keperawatan Anak
Untuk dapat memahami perkembangan keperawatan anak, kita diajak
untuk mempelajari evolusi kesehatan anak dan keperawatn anak. Sebelum abad
ke-19, kesehatan anak kurang mendapati perhatian dari berbagai pihak. Jumlah
tenaga kesehatan terutama dokter dan bidan sangat sedikit, sementara epidemik
terjadi di banyak tempat dan tidak terkontrol. Selain itu, buku-buku informasi
tentang kesehatan anak sedikit. Pelayanan kesehatan yang dijalankan untuk anak
hanya terbatas pada daerah perkotaan dan dalam bentuk pelayanan keliling dan
perawatan tradisional. Statistik tentang status kesehatan anak tidak ada, padahal
wabah penyakit pada anak banyak terjadi, seperti cacar, flu, difteri, dan terjadi
epidemik secara perlahan, terutama karena penyakit TBC dan gangguan gizi.
Akhir abad ke-19 dikatakan sebagai abad kegelapan untuk kesehatan anak
(the dark age of paediatric) sammpai pada pertengahan tahun 1800 mulai ada studi
kesehatan anak yang dilakukan seorang tokoh kesehatan anak, yaitu Abraham
Jacobi yang melakukan penyelidikan tentang penyakit pada anak. Ia
memperhatikan kesehatan anak khususnya pada tunawisma dan buruh. Upayanya
didukung oleh seorang wanita yang bernama Lilian Wald, yang menggembangka
pelayanan keperawatan yang juga berfokus pada kegoiatan sosial, program sosial,
dan pendidika khusus untuk orang tua dalam hal perawatan anak sakit.

3
Selanjutnya, tumbuh upaya kesehatan anak sekolah (UKS) dan berkembang
kursus-kursus kesehatan sekolah.
Awal tahun 1900, perawatan isolasi berkembang sejak ditemukannya
penyakit menular. Orang tua dilarang untuk megunjungi anak dan membawa
barang-barang atau mainan dari rumah ke rumah sakit. Akan tetapi pada tahun
1940 ditemukan efek psikologis dari tindakan isolasi, yaitu anak menjadi stress
selam berada dirumah sakit. Karena anak stress dan gelisah serta tidak tenang
berada dirumah sakit tanpa ada orang tua disampingnya, orang tua pun semakin
stress. Akhirnya, orientasi pelayanan keperawatan berubah menjadi rooming,
yaitu orang tua boleh tinggal bersama anaknya selama 24 jam. Selain itu, mainan
boleh dibawa ke rumah sakit, dan penting untuk perawat atau tenaga kesehatan
mempersiapkan anak dan orang tuanya sebelum dirawat dirumah sakit.
Dengan demikian, pendidikan kesehtan untuk orang tua menjadi sangat
penting untuk dilakukan oleh perawat. Kerjasama antara orangtua dan team
kesehtan dirasakan besar manfaatnya dan orang tua didorong untuk berpartisipasi
aktif dalam perawatan anaknya dan orangtua tidak hanya sekedar pengunjung bagi
anaknya. Beberapa bukti ilmiah menunjukkan pentingnya keterlibatan orang tua
dalam perawatan anaknya dirumah sakit. (Darbyshire, 1992 dan Carter &
Dearmun, 1995).
Keberadaan orang tua terutama kelompok orang tua yang anaknya
mempunyai jenis penyakit yang sama ternyata dapat membuat orangtua lebih
percaya diri dalam merawat anaknya dan merasa ada dukungan psikologis
sehingga diharapkan dapat berkerjasama sebagai mitra team kesehatan.
C. Filosofi Keperawatan Anak

Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang di


miliki perwat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada anak yang
berfokus pada keluarga (Family centered care), pencegahan terhadap trauma
(atraumatic care), dan manajemen kasus.
1. Family center care  (perawatan berfokus  pada keluarga)

4
Merupakan  unsur penting dalam perawatan anak karena  anak
merupakan bagian dari anggota keluarga, sehingga kehidupan anak dapat
ditentukan oleh lingkungan keluarga. Untuk itu keperawatan anak harus
mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap
dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak.
Untuk mencapai tujuan dari upaya pencegahan dan pengobatan pada anak
yang dirawat dirumah sakit, sangat diperlukan kerjasama antara orang tua
dan tim kesehatan dan asuhan pada anak baik sehat maupun sakit paling
baik dilaksanakan oleh orang tua, dengan bantuan tenaga keesehatan yang
mengemukakan bahwa prinsip pelayanan keperawatan pada anak harus
berfokus pada anak dan keluarga, untuk memnuhi kebutuhan anak dan
keluarga.
Karena anak sebagai anggota unit keluarga dalam suatu kultur dan
masyarakat, maka keperawatan anak tidak boleh hanya memperhatikan
anak itu sendiri, akan tetapi kultur keluarga dan amsyarakat harus
diperhatikan seperti masalah pengetahuan keluarga, budaya, lingkungan
dan lain-lain. Kesemuanya dapat mempengaruhi pada proses pelayanan
keperawatan yang diberikan. Sebagai bagian dari keluarga salah satu
aspek yang penting adalah keterlibatan anggota keluarga dalam
memberikan pelayanan keperawatan sehingga bersama-sama dalam
memberikan perawatan.
Elemen Pokok Asuhan yang Berpusat Pada Keluarga:
a. Hubungan anak dan orangtua adalah unik, berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya. Setiap anak mempunyai karakteristik yang
berbeda dan berespon terhadapp sakit dan perawatan dirumah sakit
secara bebeda pula. Demikian pula orangtua mempunyai
latarbelakang individu yang berbeda dalam berespon terhadap
kondisi anak dan perawatan dirumah sakit.
b. Orang tua dapat memberikan asuhan yang efektif selama
hospitalisasi anaknya. Telah terbukti dalam beberapa penelitian
bahwa anak akan merasa aman apabila berada disamping

5
orangtuanya, terlebih lagi pada saat menghadapi situasi
menakutkan seperti dilakukan prosedur invasif. Dengan demikian,
tujuan asuhan akan tercapai dengan baik apabila ada kerjasama
yang baik antara perawat dan orang tua.
c. Kerjasama dalam model asuhan adalah fleksible dan menggunakan
konsep dasar asuhan keperawatan anak. Saat tertentu perawat dapat
melakukan asuhan keluarga dan keluarga dapat melakukan asuhan
keperawatan.
d. Keberhasilan dan pendekatan ini bergantung pada kesepakatan tim
kesehatan untuk mendukung kerjasama yang aktif dari orangtua.
Kesepakatan untuk menggunakan pendekatan famili centred tidak
cukup hannya dari perawat, tetapi juga seluruh petugas kesehatan
yang ada.
2.  Atraumatic care 
Merupakan semua tindakan keperawatan yang ditujukan kepada
anak tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga dengan
memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg diberikan. Beberapa
khasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristiwa yang dapat
menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri, dan lain-lain.
Apabila hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis
pada anak dan tentunya akan mengganggu perkembangan anak. Dengan
demikian atraumatic care sebagai bentuk perawatan trapeutik dapat
diberikan pada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis
dari tindakan keperawatan yang diberikan, seperti memperhatikan
dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atu
aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma. Prinsip
dari  atraumatic care adalah menurunkan dan mencegah dampak
perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam
mengontrol perawatan pada anak, mencegah dan mengurangi cedera
(injury) dan nyeri (dampak psikologis), tidak melakukan kekerasan pada
anak dan modifikasi lingkungan fisik.

6
3. Manajemen kasus
Pengelola khasus secara komperhensif adalah bagian utama dalam
pemberian asuhan keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian,
penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari berbagai
kasus baik yang akut maupun kronis.Pendekatan psikologis yang
dilakukan dengan mempersiapkan secara fisik, memberikan kesempatan
orang tua dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak dan orang
tua dan prinsif dalam upaya pencegahan ,peningkatan kesehatan
merupakan tanggung jawab perawat.
Kemampuan perawat dalam mengelola kasus secara baik tentu
berdampak dalam proses penyembuhan pada anak, meningkatkan anak
memiliki kebutuhan yang spesifik dan berbeda satu sama lain.
Keterlibatan orang tua dalam pengelolaaan kasus juga dibutuhkan, karena
proses perawatan dirumah adalah bagian tanggung jawabnya dalam
meneruskan program perawatan dirumah sakit . Pendidikan dan
keterampilan mengelola kasus pada anak selama dirumah sakit, akan
mampu memberikan keterlibatan secara penuh bagi keluarga(orang tua)
(Wong,D.L,1995).
D. Prinsip–prinsip Keperawatan Anak

Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan


sebagai pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Perawat harus
memahaminya, mengingat ada beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan
asuhan. Diantara prinsip dalam asuhan keperawatan anak tersebut adalah:

1. anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik.
Prinsip dan pandangan ini mengandung arti bahwa tidak boleh
memandak anak dari ukuran fisik saja sebagaimana orang dewasa
melainkan anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola
pertumbuhan dan perkembangan menuju proese kematangan. Pola-
pola inilah yang harus dijadikan ukuran,bukan hanya bentuk fisiknya
saja tetapi kemampuan dan kematanganya.

7
2. anak sebagai individu yang unik yang mempuyai kebutuhan sesuai
dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak
memiliki kebutuhan yang berbagai kebutuhan yang berbeda satu
dengan yang lain sesuai dengan usia tumbuh kembang. Kebutuhan
tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan nutrisi
dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain-lain. Selain
kebutuhan fisiologis tersebut ,anak juga sebagai individu yang
membutuhkan kebutuhan psikologis, sosial, spiritual. Hal tersebut
dapat terlihat pada tahap usia tumbuh kembang anak. Pada saat
bersamaan perlu memandang tingkat kebutuhan yang khusus yang di
alami oleh anak.
3. pelayanan keperawatan berorientasi pada upaya pencegahan penyakit
dan peningkatan derajat kesehatan ,bukan hanya mengobati anak yang
sakit. Upaya pencegahan penyakitbdan peningkatan derajat kesehatan
bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak,
mengingat anak adalah generasi penerus bangsa.
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus
pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komperhensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Untuk
mensejahterakan anak, keperawatan selalu mementingkan anak. Anak
dikatakan sejahtera berarti anak tidak merasakan gangguan psikologis ,
seperti rasa cemas, takut dan lainya. Mereka selalu menikmati masa-
masa kecil dengan penuh kesenangan dan kasih sayang. Kemudian
dalam upaya mensejahterakan anak tersebut, tidak lepas dari peran
keluarga, sehingga dalam memperbaiki mutu keperawatan selalu
melibatkan keluarga.
5. Praktek keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan
keluarga untuk mencegah,mengkaji, mengintervensi, dan
meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses
keperawatan yang sesuai aspek moral(etik) dan aspek hukum(legal).
Sebagai bagian dari keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan

8
keperawatan, dalam hal ini harus terjadi kesepakatan antara keluarga,
anak dan tim kesehatan.
6. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak remaja sebagai
mahluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan
masyarakat. Upaya kematangan pada anak adalah selalu
memperhatikan lingkungan yang ada, baik anak sebagai individu
maupun anak sebagai bagian dari masyarakat.
7. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak
berfokus pada ilmu tumbuh kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini
yang aka mempelajari aspek kehidupan anak.
E. Paradigma Keperawatan Anak
Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam
penerapan ilmu keperawatan anak. Tanpa ini batasan dan lingkup keperawatan
tidak mudah dipahami secara jelas.Penggunaan paradigma keperawatan anak tetap
mengacu pada konsep paradigma keperawatan secara umum yang merupakan cara
pandang dalam suatu ilmi, landasan berpikir tersebut terdiri dari empat
komponen ,diantaranya manusia dalam hal ini adalah anak, keperawatan, sehat-
sakit, dan lingkungan yang daoat digambarkan sebagai berikut:

1. Anak
Dalam keperawatan anak ,yang menjadi individu (klien) dalam hal
ini adalah anak, anak diartikan sebagai seserorang yang berusia kurang
dari 18th dalam masa tumbung kembang dengan kebutuhan khusus baik
kebutuhan fisik , sosiologis, sosial, dan spiritual. Anak merupakan

9
individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan
yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang di mulai dari bayi (0-1 th), usia
bermain/olddler (1-2,5thn), pra sekolah (2,5-5thn), usia sekolah(5-
11thn), hingga remaja (11-18thn). Rentang ini berbeda antara anak satu
dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda. Pada anak
terdapat rentang perubahan, pertumbuhan dan perkembangan yaitu
rentang cepat dan lambat.
Dalam proses berkembang dan perkembangan yaitu rentang cepat
dan lambat. Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik,
kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Kemudian
perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang
terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi prilaku sosial pada anak sudah
dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan
orang banyak, dengan menunjukan keceriaan (tidak menangis). Hal
tersebut sudah mulai menunjukan terbentuknya perilaku sosial yang
seiring perkembangan usian. Perubahan perilaku sosial juga dapat
berubah sesuai dengan lingkungan yang ada, seperti bagaimana anak
sudah mau bermain dengan kelompoknya yaitu anak-anak.
2. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan yang di maksud adalah
lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan
status kesehatan anak, seperti keturunan, jenis kelamin, emosi dan lain-
lain. Contoh lingkungan internal yang dapat berperan dalam perubahan
status kesehatan, seperti pada anak lahir dengan memiliki kasus
penyakin bawaan maka dikemudian hari akan mengalami perubahan
status kesehatan cenderung mudah sakit. Kemudian contoh factor
lingkungan eksternal yang berperan dalam status kesehatan anak adalah
gizi anak, peran orang tua, saudara, teman sebaya atau masyarakat
yang berada dalam lingkungan tersebut juga memiliki potensi untuk
mempengaruhi status kesehatan anak seperti apabila lingkungan anak

10
tidak ada dukungan untuk berkembang selalu tertekan, diberikan tanpa
control yang jelas, tidak aman dan tanpa adanya kasih sayang, maka
status kesehatan anak tidak dapat mencapai tingkat kesejahteraan, dan
bahkan anak cenderung mudah terjadi sakit.
3. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keparawatan yang
diberikan pada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti adanya dukungan,
pendidikan kesehatan, dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan
dalam program perawatan anak.
Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan secara langsung
pada keluarga mengingat keluarga merupakan system terbuka yang
anggotanya dapat dirawat secara efektif, dan dalam keperawatan anak
keluarga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan, disamping keluarga sendiri mempunyai peran yang sangat
penting bagi perlindungan anak dan mempunyai peran untuk memenuhi
kebutuhan anak , keluarga juga mempunyai peran seperti peran dalam
mempertahankan kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga, menjaga
keselamatan anak dan memsejahteraan anak untuk mencapai masa
depan yang lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud
kesejahteraan anak (Wong, 1995).
4. Sehat-Sakit
Rentang sehat–sakit merupakan batasan yang dapat di berikan
bantuan pelayanan keperawatan pada anak, adalah suatu kondisi anak
berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal,
sehat, sakit, sakit kronis, dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur
dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap
waktu, selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan
perawat baik secara langsun g maupun tidak langsung, seperti apabila
anak berada dalam rentang sehat maka upaya perawat untuk
meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan

11
baik fisik, sosoal maupun spiritual. Demikian sebaiknya, apabila anak
dalam kondisi krisis atau meninggal maka perawat selalu memberikan
bantuan dan dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum
dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan
social serta tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan (WHO,
1974) yang memiliki ciri: memiliki kemampuan merefleksikan
perhatian induvidu sebagai manusia, memiliki pandangan terhadap
sehat dalam konteks lingkungan baik secara internal maupun eksternal
dan memiliki hidup yang kreatif dan produktif.
F. Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak
1. Pemberi perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan
keperawatan kepada individu, keluarga,kelompok atau masyarakat
sesuai dengan  masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
sederhana sampai yang kompleks. Contoh peran perawat sebagai
pemberi perawatan adalah peran ketika perawat memenuhi kebutuhan
dasar seperti memberi makan, membantu pasien melakukan ambulasi
dini.
2. Advocat keluarga
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk
memebantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi
dari berbagai pemberi pelayanan daninfo rmasi  yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate keluarga
dapt ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang prosedur
operasi yang akan di lakukan sebelum  pasien melakukan operasi.
3. Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran
ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga
kesehatan lainya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku

12
merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat
harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan tentang penanganan
diare merupakan salah satu contoh peran perawat sebagai pendidik.
4. Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola
interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola
interaksi ini merupakan dasar dalam perencanaan tindakan
keperawatan. Konseling diberikan kepada individu,  keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu.
Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah
perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi).
5. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain
berupaya mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan
termasuk tukar pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien,
pemberian dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai
professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat pada
anak dengan nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter
untuk menentukan dosis yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada
anak yang menderita infeksi
6. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator)
dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat
tanggap terhadap rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat
diperoleh diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada hakekatnya
adalah melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan
mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah
diberikan.  Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang
lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan

13
dan aspirasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena
itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan
memanfaatkan media massa atau media informasi lain dari berbagai
sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka
mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek profesi
keperawatan.
G. Ruang Lingkup Praktik Keperawatan Anak

Lingkup praktik merupakan hak dan otonomi dalam melaksanakan asuhan


keperawatan yang berdasarkan atas kemampuan, tingkat pendidikan yang
memiliki, lingkup yang dilakukan selama batas keprofesiannya. Sedangkan
praktik keperawatan ini sendiri merupakan tindakan mandiri perawatan
professional dengan melalui kerja sama secara kolaboratif dengan klien dan
tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan. lingkup praktik
keperawatan anak merupakan batasan asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien anak dari usia 28 hari sampai 18 tahun atau usia bayi baru lahir sampai 12
tahun (Gartinah, dkk 1999). Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak
harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu kebutuhan untuk tumbuh kembang
anak seperti asuh, asih, dan asuh (Sularyo, 1993).
1. Kebutuhan asuh
Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus
dipenuhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini
dapat meliputi kebutuhan akan gizi atau nutrisi, kebutuhan pemberian
tindakan keperawatan dalam meningkatkan dan mencegah terhadap
penyakit, kebutuhan perawatan dan pengobatan apabila sakit,
kebutuhan akan tempat atau perlindungan yang layak, kebutuhan
hygiene perseorangandan santitasi lingkungan yang sehat, kebutuhan
akan pakaian, kebutuhan kesehatan jasmanidan akan rekreasi, dan lain-
lain. Kesemuanya merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
pada anak dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak.
2. Kebutuhan asih

14
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada
anak atau memperbaiki psikologi anak. Perkembangan anak dalam
kehidupan banyak ditentukan perkembangan psikologis yang termasuk
di dalamnya adanya perasaan kasih sayang atau hubungan anak dengan
orang tua atau orang di sekelilingnya karena akan memperbaiki
perkembangan psikososialnya. Terpenuhinya kebutuhan ini akan
mengingatkan ikatan kasih sayang yang erat (bonding) dan terciptanya
basic trust (rasa percaya yang kuat).
3. Kebutuhan asuh
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
anak, untuk mencapai perkembangan dan pertumbuhan secara optimal
dan sesuai dengan usia tumbuh kembang. Pemenuhan kebutuhan asuh
(stimulasi mental) akan memperbaiki perkembangan anak sejak dini
sehingga perkembangan psikososial, kecerdasan, kemandirian, dan
kreativitas pada anak akan sesuai dengan harapan atau usia
perkembangan dan pertumbuhan.

Dalam memberikan layanan keperawatan anak selalu diutamakan, mengingat


kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses kematangan yang
berada dengan pelayanan keperawatan pada orang dewasa . Pemberian prioritas
ini oleh karena beberapa perbedaan antara anak dan dewasa, di antaranya :
1. Struktur fisik antara anak dan dewasa berbeda mulai dari ukurang
besarnya hingga aspek kematangan fisik, perbedaan tersebut dilihat dari
ukuran bahwa anak lebih kecil disbanding dengan orang dewasa yang
cenderung lebih besar , demikian juga ketahanan fisik anak lebih rentan
ketahanannya, relatif rendah disbanding kan dengan orang dewasa yang
mempunyai ketahanan fisik yang baik.
2. Proses fisiologis anak dengan oranh orang dewasa mempunyai
perbedaan dalam fungsi tubuh. Orang dewasa cenderung fungsi tubuh
sudah mencapai kematangan, sedangkan anak masaih dalam proses

15
menuju kematangan, sehingga dalam memberikan pelayanan
keperawatan anak selalu memperhatikan usia tumbuh kembang.
3. Kemampuan berfikir anak dengan orang dewasa juga berbeda, dimana
orang dewasa cendeung lebih tersisitematik ( sudah baik ) dibanding
dengan anak sebab fungsi otak orang dewasa lebih matang sedangkan
pada anak cenderung masih dalam proses perkembangan.
4. Tanggapan terhadap pengalaman masa lalu pada orang dewasa dan
anak mempunyai perbedaan, pada anak cenderung kepada dmpak
psikologis, apabila pengalaman pada masa lalu yang dialami kurang
mendukung, yang berdampak pada tumbuh kembang anak, sedangkan
orang dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme koping yang
baik dan matang.
H. Konsep Asuhan Keperawatan Anak
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap pertama dalam proses keperawatan,
pada tahap ini dilakukan pengumpulan data baik data objektif
maupun data subjektif, kemudian dikelompokan dan dilakukan
analisis data. Komponen-komponen yang dikaji dalam proses
keperawatan anak terdiri dari :
a. Riwayat kesehatan
Pengkajian riwayat kesehatan ini bertujuan untuk
melakukan pengumpulan data yang bersifat subjektif. Hal-hal
yang dikaji dalam riwayat kesehatan, yaitu :
1) Data biografi terdiri dari: Nama, alamat, nama orang tua/wali,
tempat, tanggal lahir, jenis kelamin, ras, agama,
kewaraganegaraan
2) Keluhan utama
3) Status kesehatan saat ini
Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan
dengan keluhan utama
a) Munculnya keluhan

16
(1) Tanggal munculnya keluhan
(2) Waktu munculnya keluhan (gradual / tiba-tiba)
(3) Presipitasi / predisposisi (perubahan emosional,
kelelahan, kehamilan,
(4) lingkungan, toksin/allergen, infeksi)
b) Karakteristik
(1) Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi)
(2) Lokasi dan radiasi
(3) Timing (terus menerus / intermiten, durasi setiap
kalinya)
(4) Hal-hal yang meningkatkan / menghilangkan /
mengurangi keluhan
(5) Gejala-gejala lain yang berhubungan
c) Masalah sejak muncul keluhan (Insiden)
(1) Serangan mendadak berulang
(2) Perkembangan (membaik, memburuk, tidak
berubah)
(3) Efek dari pengobatan
4) Riwayat kesehatan terdahulu, terdiri dari :
a) Prenatal
(1) Keluhan saat hamil
(2) Tempat ANC
(3) Kebutuhan nutrisi saat hamil
(4) Usia kehamilan (preterm, aterm, post term)
(5) Kesehatan saat hamil dan obat yang diminum
b) Natal (untuk bayi/anak yang masih kecil)
(1) Tindakan persalinan
(2) Tempat bersalin
(3) Obat-obatan
c) Poat natal (untuk bayi/anak yang masih kecil)
(1) Kondisi kesehatan

17
(2) Apgar score
(3) BB lahir, PB lahir, anomaly kongenital
d) Penyakit waktu kecil (gejala, dan penanganannya)
e) Pernah dirawat di RS
(1) Penyakit yang diderita
(2) Respon emosional waktu dirawat
f) Obat-obat yang digunakan (pernah / sedang digunakan)
(1) Nama obat dan dosis
(2) Schedule, durasi
(3) Alasan penggunaan
g) Allergi
(1) Pernah menderita Astma, eczema
(2) Reaksi yang tidak biasa terhadap makanan, binatang,
obat, tanaman/produk rumah tangga
(3) Kecelakaan (jenis kecelakaan, akibat dan
penanganannya)
(4) Imunisasi ( imunisasi yang pernah didapat, usia dan
reaksi waktu imunisasi).
h) Riwayat keluarga, dikaji ada tidaknya penyakit genetika.
i) Riwayat sosial
(1) Yang mengasuh anak dan alasannya
(2) Pembawaan secara umum (periang, pemalu,
pendiam dan kebiasaan menghisap jari, membawa
gombal, ngompol)
(3) Lingkungan rumah (kebersihan, keamanan, ancaman
keselamatan anak, ventilasi, letak barang-barang)
j) Nutrisi metabolik
(1) Pemberian ASI / PASI , jumlah minum, kekuatan
menghisap
(2) Makanan yang disukai / tidak disukai

18
(3) Makanan dan minuman selama 24 jam, adakah
makanan tambahan/vitamin
(4) Kebiasaan makan
(5) Alat makan yang digunakan
(6) BB lahir dan BB saat ini
(7) Masalah di kulit : rash, lesi, dll
k) Pola eliminasi
(1) Pola edefekasi (kesulitan, kebiasaan, ada
darah/tidak)
(2) Mengganti pakaian dalam/diapers (bayi)
(3) Pola eliminasi urin (frekuensi ganti popok basah /
hari, kekuatan keluarnya urin, bau, warna )
l) Pola istirahat dan tidur
(1) Pola istirahat / tidur anak (jumlahnya)
(2) Perubahan pola istirahat, mimpi buruk, nocturia
(3) Posisi tidur anak? Gerakan tubuh?
m) Riwayat psikososial, terdiri dari :
(1) Struktur keluarga
(2) Fungsi keluarga
(3) Sekolah
(4) Aktivitas
(5) Kedisiplinan
(6) Penggunaan zat
(7) Kekerasan
b. Pengkajian perkembangan
Pengkajian perkembangan bertujuan untuk
mengidentifikasi tumbuh kembang anak. Hal-hal yang dikaji
dalam pengkajian perkembangan adalah :
1) Keterampilan motorik
2) Perkembangan bahasa
3) Perkembangan kognitf

19
4) Perkembangan afektif dan sosial
c. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik bertujuan untuk mendapatkan data objektif
mengenai keadaan pasien. Hal-hal yang dikaji dalam
pemeriksaan fisik adalah :
1) Pemeriksaan tanda-tanda vital
2) Ukuran anthropometric: TB, BB, LK
3) Pemeriksaan secara head to toe
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah tahap kedua dalam proses
keperawatan dan merupakan suatau pernyataan dari masalah klien
baik actual maupun resiko berdasarkan data pengkajian yang sudah
dianalisis. (Siri Maryam, at all : 2007). Pada tahap diagnosa,
perawat membuat keputusan berdasrkan data yang telah diperoleh
dari hasil pengkajian. Komponen dalam diagnosa keperawatan
adalah :
a. Problem
b. Etiologi
c. Symptom
3. Perencanaan/Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah dilaksanakan dengan
tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. (Depkes : 1993). Prinsip-
prinsip dalam perencanaan proses keperawatan anak adalah :
a. Memahami konsep dan karakteristik tumbuh kembang anak
b. Melibatkan keluarga
c. Orientasi
d. Menciptakan lingkungan yang kondusif
e. Meminimalkan trauma fisik
f. Membantu keperluan pasien

20
4. Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan
yang terkait dengan pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat dan
mengacu pada rencana keperawatan yang telah dibuat. (Siti Maryam,
at all : 2007). Ada beberapa prinsip yang dapat dilakukan pada tahap
implementasi dalam proses keperawatan anak, yaitu :
a. Jangan menawarkan pilihan apakah bersedia dilakukan tindakan
atau tidak
b. Beri kesempatan pada anak untuk memilih tempat dilakukannya
tindakan
c. Jangan membohongi anak bahwa rindakan yang diberikan tidak
menimbulkan rasa sakit
d. Jelaskan tindakan secara singkat dan sederhana
e. Perkenankan anak untu mengeluh atau menangis jika terasa
sakit
f. Jangan berbisik kepada perawat lain atau keluarga di depan anak
g. Berpikir positif
h. Waktu tindakan sesingkat mungkin
i. Libatkan keluarga
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan
diarahkan untuk menentukan respons klien terhadap intervensi
keperawatan serta sebatas mana tujuan / criteria hasil sudah tercapai.
(Siti Maryam, at all : 2007). Pada tahap ini perawat menilai sejauh
mana perkembangan yang telah dicapai klien apakah sesuai dengan
tujuan yang diharapkan atau tidak.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dewasa ini keperawatan anak telah mengalami perubahan yang sangat


mendasar, yaitu munculnya orientasi pelayanan dari perawatan isolasi menjadi
rooming in, dengan diterimanya familiy centred care atauu asuhan yang berpusat
pada keluarga sebagai satu pendekatan dalam merawat anak.
Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai individu
yang unik, yang punya potensi untuk tumbuh dan berkembang. Anak bukanlah
miniatur orang dewasa, melainkan individu yang sedang berada dalam proses
tumbuh-kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik. Sepanjang rentang
sehat-sakit, anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun
tidak langsung ssehingga tumbuh-kembangnya dapat terus berjalan. Orang tua
diyakini sebagai orang yang paling tepat dan paling baik dalam memberikan
perawatan anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit, sedangkan perawat
memberikan bantuan apabila keluarga tidak mampu melakukannya.
Peran penting seorang perawat profesional dalam menjalankan asuhan
keperrawatan adalah sebagai pembela, pendidik, konselor, koordinator, pembuat
keputusan etik, perencana kesehatan, dan peneliti.
B. Saran

Diharapkan perawat lebih mempelajari mengenai fungsi dan perannya


dalam penanganan masalah kesehatan anak dengan memahami masalah
keperawatan anak yang ada serta upaya penanganannya dengan baik.

22
DAFTAR PUSTAKA
Resty Kahfi. 2014. Konsep Proses Keperawatan Anak. Dikutip dari
https://www.academi.edu/12019240/KONSEP_PROSES_KEPERAWATAN_AN
AK. Diakses tanggal 10 April 2020.
Laila Maharani. Konsep Dasar Dan Perspektif Keperawatan Anak. Dikutip dari
https://www.acedemia.edu/10367011/KONSEP_DASAR_DAN_PERSPEKTIF_
KEPERAWATAN_ANAK. Diakses tanggal 10 April 2020
M. Sitanggang. Askep Anak Sehat. Dikutip dari
https://www.academia.edu/13568169/ASKEP_ANAK_SEHAT. Diakses tanggal
10 April 2020

iii

Anda mungkin juga menyukai