Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KONSEPTUAL MODEL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN


KESEHATAN KOMUNITAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan Kesehatan
Primer yang di ampu oleh Ibu Ernawati, S.ST., M.Kes.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Cica Nika Susilawati (KHGA18093) Siti Hikmawati (KHGA18122)


Nenaz Naziah (KHGA18109) Siti Solihah (KHGA18124)
Rifa Rifiani (KHGA18115) Sisca Siti Kulsum (KHGA18121)
Sinta Anggraeni (KHGA18120) Zahra Vega Frahira (KHGA18129)

Kelas 3C D3 Keperawatan

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

T. A. 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan petunjuknya pada penulis, sehingga Penulis
dapat menyelaikan makalah ini yang berjudul “Teori dan Model Konseptual
Keperawatan Komunitas”.
Sistem perawatan kesehatan dan keperawatan, sebagai bagian integral dari
sistem tersebut, memasuki era baru yang ditandai dengan tantangan yang tidak
diketahui sampai sekarang. Dengan beralihnya perawatan kesehatan dari rumah
sakit ke lingkungan komunitas dan rumah dalam usaha untuk menurunkan biaya
perawatan kesehatan, profesi keperawatan dan perawat dihadapkan pada respons
akan urutan kebutahan dan perubahan.
Meskipun peran perawat terhadap perawatan pasien telah diketahui di
masa lalu, kebutuhan perawat untuk berperan aktif dan lebih nyata dalam
mempengaruhi kebijakan sosial yang berhubungan dengan isu sosial yang
berhubungan dengan kesehatan pada tingkat lokal dan nasional.
Perubahan dan tantangan yang digambarkan membuat perawat wajib
meningkatkan pengetahuan tentang masalah yang dihadapi pasien dan
keluarganya selama dan setelah perawatan, serta memiliki keterampilan berpikir
kritis yang mendukung pemeriksaan masalah yang dijumpai selama memberikan
perawatan.
Demikianlah makalah ini Penulis buat, semoga bermanfaat bagi kita
bersama, terutama bagi Penulis sendiri.

Garut, 28 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Konseptual Keperawatan ............................................. 2


B. Model Konseptual Keperawatan yang dikembangkan .............................. 3
1. Model Konseptual Menurut Hildegard E. Peplau ............................... 3
2. Model konseptual Menurut Florence Nightingale .............................. 8
3. Model Konseptual Menurut Dorothea Orem ...................................... 8
4. Model Konseptual Menurut Martha Rogers ....................................... 12
5. Model Konseptual Menurut Sr. Calista Roy ....................................... 14
6. Model Konseptual Menurut Betty Neuman’s………………………..16
7. Model Konseptual Menurut Johnson’s………………………………19
8. Model Konseptual Menurut Madeliane Leininger…………………...20
9. Model Konseptual Menurut Virginia Henderson……………………23

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................27
B. Saran ...........................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi keperawatan adalah profesi yang paling unik dan kompleks. Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep
keperawatn yang sudah muncul. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu
kesan keperawatan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol
yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan adalah ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan.
Model konseptual merupakan rancangan terstruktur yang berisi konsep-
konsep yang saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan
pengaruh logis antar konsep. Model konseptual juga memberikan keteraturan
untuk berfikir, mengamati apa yang dilihat dan memberikan arah riset untuk
mengetahui sebuah pertanyaan untuk menanyakan tentang kejadian serta
menunjukkan suatu pemecahan masalah (Potter & Perry, P 270, 2005).
Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok
situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Model
konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan paraahli keperawatan
tentang keperawatan yang bertolak dari paradigm keperawatan. Model konseptual
dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat
bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat perlu
memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia
pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model konseptual keperawatan?
2. Apa saja model konseptual keperawatan yang dikembangkan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi model konseptual keperawatan
2. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan yang dikembangkan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Konseptual Keperawatan
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang
bermutu mewakili sesuatu yang nyata.
Model konseptual merupakan sintesis dari suatu kumpulan konsep dan
pernyataan yang menginterpretasikan konsep-konsep tersebut menjadi satu
kesatuan.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu
saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat
kerjakan.
Model konseptual praktik keperawatan adalah suatu kontruksi yang
sistematik, berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika, berkaitan dengan konsep
yang diidentifikasikan pada komponen yang nyata dalam praktik keperawatan.
Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam
suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa
menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan -sumber yang tersedia.
Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut
mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang
positif untuk mengatasi stressor ini. Melalui penjelasan tentang fenomena ini dan
keterkaitan antara istilah umum dan abstrak maka model konseptual
mencerminkan langkah pertama mengembangkan formulasi teoritis yang
diperlukan untuk kegiatan ilmiah.
Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik
keperawatan professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
3. Kesehatan (sehat dan sakit)

2
4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan, peran, fungsi)
Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan praktik,
penelitian dan pengajaran, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada
perawat atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya
dalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti
perawat sebagai pembantu dokter.
B. Model Konseptual Keperawatan yang dikembangkan
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan profesional, yang pada
praktiknya memerlukan acuan/landasan teoritis untuk menyelesaikan atau
mengatasi fenomenan yaitu penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas.
Terdapat berbagai macam model konseptual keperawatan yang dikembangkan
oleh para ahli,diantaranya sebagai berikut:

1. Model Konseptual Menurut Hildegard E. Peplau


Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau
(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang
menghasilkan hubungan antara perawat danklien. Berdasarkan teori ini
klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah
proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja
samamanusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap
sehat (hubungan antarmanusia). Tujuan keperawatan adalah untuk
mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai
kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu, perawat berupaya
mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui peran yang
diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan
bahwa keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan
interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur
system asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari
kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.

3
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang
lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4
komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi
akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
a. Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia,
fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya
memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman.
Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses
interpersonal.
b. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi
interpersonal dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan
pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam
hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja,
pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor
sesuai dengan fase proses interpersonal. Pendidikan atau pematangan
tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan
kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan
pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
Perawat mempunyai 7 peran sebagai berikut :
1) Orang asing (Stanger), menerima klien dengan cara yang sama
ketika bertemu orang lain dalam situasi kehidupan lain yang
menyebabkan adanya suasana penerimaan yang membangun
kepercayaan.
2) Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada
pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan
pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan
hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar

4
kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai.
3) Narasumber (resources person) memberikan jawaban yang
spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan
selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan
bantuan. perawat mampu memberikan informasi yang akurat,
jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan
akrab.
4) Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang
lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan,
dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam megatasi
masalah kesehatan.
5) Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang
demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan.
Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk
memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan
partisipasi aktif klien.
6) Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar
tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik
interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien
untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau
rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.
7) Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju
keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan
produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap
masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah
dilakukan.
c. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan
pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas
terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan

5
psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas
merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung
dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas
meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji
tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa
kondisi klien semakin membaik
d. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai
proses interaksisecara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-
mempengaruhi satu denganlainnya, biasanya dengan tujuan untuk
membina suatu hubungan. Berkaitan denganhal tersebut, maka proses
interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien
inimenggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien
oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu :
1) Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari
ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan
perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep
pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak
awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data
2) Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien
dan memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri
perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu
kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan
menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon
pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
a) Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
b) Individu mandiri terpisah dari perawat
c) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
3) Fase eksplorasi

6
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan
nilai hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi.
Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal.
Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat
didalamnya.
4) Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi
ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi
potensi.
Implementasi Teori Hildegard E. Peplau Dalam Keperawatan
Komunitas yaitu:
a. Menurut Peplau, tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan
keluarga dan membantu klien mencapai kematangan perkembangan
kepribadian, hal ini membantu individu (klien) untuk mampu
berinteraksi dalam komunitas atau lingkungan sosialnya.
b. Peplau mengemukakan 7 peran perawat, ini dapat digunakan oleh
perawat dalam beriteraksi dengan masyarakat ( komunitas).
c. Perawat sebagai orang asing (stranger) akan menerima klien dengan
cara yang sama dan tidak membeda-bedakan klien terutama dalam
komunitas.
d. Perawat sebagai mitra kerja akan membantu dalam membangunn kerja
sama antara perawat dan masyarakat dalam komunitas.
e. Perawat sebagai narasumber akan membantu masyarakat dalam
pemberian informasi, terutama yang berhubungan dengan kesehatan.
f. Perawat sebagai narasumber akan memberikan pendidikan, pelatihan
dan bimbingan kepada masyarakat (komunitas).
g. Perawat sebagai konselor akan membantu masyarakat dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan

7
memberikan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat terumata berkaitan dengan kesehatan.
h. Proses interpersonal yang dikemukakan Peplau akan sangat membantu
perawat dalam menjalin hubungan dengan masyarakat
2. Model konseptual Menurut Florence Nightingale
Model ini menekankan pengaruh lingkungan terhadap klien yang
dikenal dengan istilah Environmental Model.Model konsep Florence
menempatkan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan dan perawat
komunitas berupaya memberikan bantuan asuhan keperawatan berupa
pemberian udara yang bersih dan segar,penerangan (lampu) yang tepat,
kenyaman lingkungan, mengatur kebersihan, keamanan dan keselamatan
serta pemberian nutria atau gizi yang adekuat yang pelaksanaannya
diupayakan secara mandiri tanpa bergantung pada profesi lain. Kesehatan
dilihat dari fungsi interaksi antara keperawatan,manusia dan lingkungan.
Misalnya, lingkungan yang kotor tidak baik untuk kesehatan, sedangkan
lingkungan yang bersih dapat mengurangi penyakit. Keperawatan
memiliki kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mempertahankan kesehatan manusia melalui manajemen manusia-
Lingkungan.
3. Model Konseptual Menurut Dorothea Orem
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan
bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri
sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan kesejahteraannya, oleh karena itu teorinya ini dikenal
sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit Teori. Orang
dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan
orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care
mereka.
Keperawatan mandiri merupakan salah satu kemamapuan dasar
manusia dalam menjaga fungsi tubuh dan kehidupan yang harus
dimilikinya. Menurut orem, keperawatan mandiri (self care) adalah suatu

8
pelaksaan kegiatan yang diprakasai dan dilakukan oleh individu itu sendiri
untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejateraan rakyat, baik
dalam keadaan sehat maupun sakit.
Model konseptual keperawatan mandiri didasari oleh enam pasal
berikut ini:
a. Keperawatan mandiri didasarkan pada tindakan dimana manusia
mampu melaksanakannya
b. Keperawatan mandiri didasarkan pda kesengajaan dan pengambilan
keputusan sebagai pedoman tindakan
c. Setiap orang menghendaki keperawaytan mandiri dan menjadi
kebutuhan dasar manusia
d. Orang dewasa mempunyai hak dan tanggung jawab untuk merawat diri
sendiri dan orang lain untuk memelihara kesehatan mereka agar hidup
sehat
e. Keperawatan mandiri adalah perubahan tingkah laku secara lambat dan
terus menerus didukung dari pengalaman social sebagai hubungan
interpersonal
f. Keperawatan mandiri akan meningkatkan harga diri seseorang,
sehingga mempengaruhi konsep diri
Orem mengemukakan beberapa kebutuhan mendasar dalam
keperawatan mandiri (self care) yang dapat dijadikan dasar untuk
melakukan pengkajian dan menentukan masalah/diagnosis keperawatan,
diantaranya yaitu:
a. Air (udara): pemelihraan dalam pengambilan udara.
b. Water (air): pemeliharaan pengambilan air
c. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
d. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
e. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara
istirahat dan aktivitas.

9
f. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial):
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi
sosial.
g. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan
risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
Pandangan orem terkait dengan paradigma keperawatan antara lain
sebagai berikut:
a. Individu
Individu merupakan integrasi keeluruhan aspek, baik fisik internal,
psikologis, maupun sosial dengan berbagai variasi tingkat kemampuan
keperawatan mandiri. Self care merupakan refleksi untuk mengkaji
kebutuhan dan pilihan yang teliti bagaimana untuk memenuhi
kebutuhan. Individu dalam konsep keluarga dipandang sebagai
anggota keluarga,yang harus dimandirikan untuk mencapai
kemandirian keluarga.
b. Keperawatan
Pelayanan terhadap manusia, proses interpersonal, dan teknikal
merupakan tindakan khusus. Tindakan keperawatan dapat
meningkatkan kemampuan perawatan mandiri yang terapeutik. Asuhan
keperawatan mandiri dapat digunakan dalam praktik keperawatan
keluarga dengan sasaran :
1) Menolong klien untuk melakukan keperawatan mandiri secara
terpeutik
2) Menolong klien bergerak ke arah tindakan asuhan keperawatan
mandiri
3) Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga yang
mengalami ganggaun,sehingga kembali kompeten.
c. Fokus asuhan keperawatan
1) Aspek interpersonal, aspek ini meningkatkan hubungan di dalam
keluarga

10
2) Aspek sosial, yaitu hubungan keluarga dengan masyarakat di
sekitarnya
3) Aspek prosedural, melatih keterampilan dasar keluarga, sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi
4) Aspek teknis, mengajarkan keluarga teknik-teknik keperawatan
dasar yang mampu dilakukan keluarga di dalam rumah seperti cara
mengompres secara baik dan benar.
d. Kategori bantuan dalam self care atau keperawatan mandiri.
Teori system keperawatan merupakan teori yang menguraikan
secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri penderita dipenuhi
oleh perawat atau penderita sendiri berdasrkan kemampuannya dalam
melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem ini,
orem melakukan identifikasi dalam system pelayanan keperawatan
mandiri yang dibagi dalam tiga kategori bantuan, antara lain:
1) System bantuan secara maksimal/penuh (wholly compensatory
system) yaitu bantuan secara menyeluruh dibutuhkan oleh klien
yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya, serta
tidak berespon terhadap rangsangan. Ketidakmampuan klien dalam
memenuhi tindakan perawatan secara mandiri memerlukan bantuan
perawat dalam hal pergerakan, pengontrolan dan ambulasi, serta
manipulasi pergerakan. Misalnya, klien dengan koma, fraktur
vertebra, dank lien yang tidak mampu mengurus dirinya sendiri,
sehingga diperlukan penilaian serta keputusan dalam perawatan
mandirinya.
2) System bantuan sebagian (partially compensatory system) yaitu
bantuan sebagian dibutuhkan oleh klien yang mengalami
keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan, seperti klien
pascaoperasi abdomen dimana klien ini memiliki kemampuan
dalam minum, cuci tangan, gosok gigi, cuci muka, dan lainnya
tetapi membutuhkan bantuan perawat dalam ambulasi dan
melakukan perawatan luka.

11
3) System pendukung dan edukatif (supportive educative) yaitu
dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukan
bantuan belajar, sehingga mampu melakukan asuhan keperawatan
mandiri.
Tujuan keperawatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga/ komunitas adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluraga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik
b. Menolong klien bergerak kearah tindakan- tindakan asuahan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluraganya
yang mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem’s
yang diterapkan pada praktek keperawatan kelurga/ komunitas adalah:
a. aspek interpersonal: hubungan didalam keluarga
b. aspek sosial: hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
c. aspek procedural: melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi
d. aspek teknis: mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara
benar.
Model kenseptual menurut Orem ini tepat digunakan untuk
keperawatan keluarga karena tujuan akhir dari keperawatan keluarga
adalah kemandirian keluarga dalam melakukan upaya kesehatan yang
terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu: mengenal masalah,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan
yang dapat menunjang kesehatan, dan menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan secara tepat.
4. Model Konseptual Menurut Martha Rogers
Manusia merupakan makhluk sosial dimana keberadaan setiap
manusia ingin dihargai, dan diakui keberadaannya serta mendapatkan

12
penghargaan yang positif dari orang lain dan rasa kasih sayang adalah
kebutuhan jiwa yang paling mendasar dan pokok dalamhidup manusia.
Pandangan client centered tentang sifat manusia menolak konsep tentang
kecenderungan–kecenderungan negatif dasar.
Hakikat manusia menurut Rogers adalah sebagai berikut:
a. Setiap manusia berhak mempunyai setumpuk pandangan sendiri dan
menentukan haluan hidupnya sendiri, serta bebas untuk mengejar
kepentingannya sendiri selama tidak melanggar hak- hak orang lain.
b. Manusia pada dasarnya berahlak baik, dapat diandalkan, dapat
dipercayakan, cenderung bertindak secara konstruktif. Naluri manusia
berkeinginan baik, bagi dirinya sendiri dan orang lain. Rogers
berpendapat optimis terhadap daya kemampuan yang terkandung
dalam batin manusia.
c. Manusia, seperti makhluk hidup yang lain, membawa dalam dirinya
sendiri kemampuan, dorongan, dan kecenderungan untuk
mengembangkan diri sendiri semaksimal mungkin.
d. Cara berfikir seseorang dan cara menyesuaikan dirinya terhadap
keadaan hidup yang dihadapinya, selalu sesuai dengan pandangannya
sendiri terhadap diri sendiri dan keadaan yang dihadapinya.
e. Seseorang akan menghadapi persoalan jika unsure- unsure dalam
gambaran terhadap diri sendiri timbul konflik dan pertentangan, lebih-
lebih antara Siapa saya ini sebenarnya (real self) dan saya seharusnya
menjadi orang yang bagaimana (ideal self).
Teori Rogers dikenal dengan teori yang berpusat pada pribadi.
beberapa pandangan mengenai manusia adalah sebagai berikut:
a. Pandangan humanistic menentang konsepsi suram tentang manusia
dari psikoanalisa dan konsepsi robot yang mekanistik dalam
behaviorisme.
b. Rogers meyakini bahwa dalam diri setiap orang terdapat potensi-
potensi untuk menjadi sehat dan tumbuh secara kreatif.

13
c. Kegagalan dalam mewujudkan potensi-potensi terjadi akibat pengaruh
yang bersifat menjerat dan keliru dari latihan yang diberikan oleh
orang tua serta pengaruh-pengaruh social lainnya.
d. Pengaruh-pengaruh yang merugikan ini dapat diatasi apabila individu
mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri. Penerimaan
tanggung jawab terhadap diri terungkap dalam sikap yang sadar dan
rasional bukan oleh kekuatan tak sadar yang tidak dapat dikontrol.
Rogers berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang
utuh, memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Asumsi tersebut
didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu :
a. Keutuhan manusia dengan lingkungan
b. Sistem ketersediaan
c. Proses kehidupan manusia
d. Konsep homeodinamik (integritas, resonansi, helicy)
1) Integritas: hubungan antara indivu dengan lingkungan yang tidak
dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
2) Resonansi: proses kehidupan individu dengan lingkungan
berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
3) Helicy: terjadinya proses interaksi antara individu dengan
lingkungan yang menyebabkan perubahan secara cepat ataupu
dengan perlahan-lahan
5. Model Konseptual Menurut Sr. Calistia Roy
Pengertian model konseptual adaptasi adalah bagaiman individu
mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku
adaftif dan mengubah perilaku maladaftif. Individu/manusia merupakan
holistic adaptive system yang selalu beradaptasi secara keseluruhan. Dari
pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari aplikasi
model konseptual keperawatan komunitas menurut Roy adalah untuk
mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaptive
pada komunitas. Upaya pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan antar

14
lain meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku
adaptif serta memberikan intervensi keperawatan yang ditujukan untuk
menekan stressor dan meningkatkan mekanisme adaptasi.
Kunci utama dari model adaptasi Roy adalah sebagai berikut.
a. Manusia sebagai makhluk biologis,psikologi dan sosial yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Manusia sebagai makhluk individu dapat meningkatkan kesehatannya
dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku
maladaptif.
c. Agar terjadi keadan homeostasis atau terjadi integrasi antara individu
dengan lingkungannya,maka individu tersebut harus beradaptasi sesuai
perubahan yang terjadi
d. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada individu, yaitu:
1) Focal stimulation, merupakan stimulus yang langsung beradaptasi
dengan individu dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
individu
2) Contextual stimulation, merupakan stimulus lain yang dialami
seseorang, baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat
mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, dan dapat
diukur secara subjektif
3) Residual stimulation, merupakan stimulus lain yang merupakan ciri
tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses
penyesuaian dengan lingkungan yang sulit untuk di observasi.
e. System adaptasi memiliki empat efektor, yaitu:
1) Fungsi biologis/fisiologis. Komponen system adaptasi ini antara
lain kebutuhan oksigenasi (oksigen demand), nutrisi (nutrition),
eliminasi (elimination), aktivitas dan istirahat (activity and rest),
integritas kulit (skin integrity), indra, cairan dan elektrolit, fungsi
neurologis, serta fungsi endokrin.
2) Konsep diri, yang berarti bagaimana individu mengenal pola-pola
interaksi sosial saat berhubungan dengan orang lain.

15
3) Fungsi peran, merupakan proses penyesuaian yang berhubungan
dengan bagaimana peran individu dalam mengenal pola-pola
interaksi sosial saat berhubungan dengan orang lain.
4) Interdependen, merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-
pola kasih saying dan cinta yang terjadi melalui hubungan secara
interpersonal, baik pada tingkat individu maupun kelompok.
f. Individu harus mampu meningkatkan energy untuk beradaptasi,
sehingga mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan,
perkembangan, reproduksi, dan keunggulan. Tujuan keperawatan
adalah untuk meningkatkan kesehatan seseorang dengan meningkatkan
respons adaptif.
6. Model Konseptual Menurut Betty Neuman’s
Neuman mengemukakan model sistem dalam pendidikan dan praktik
keperawatan. Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang
cara pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang
manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan
secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap
stressor baik dari lingkungan internal maupuneksternal.
Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan
aktivitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersift fleksibel,
normal, maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
Model ini menganalisis interaksi antara empat variable yang menunjang
keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis,
aspek social dan cultural, serta aspek spiritual. Asumsi Betty Neuman
tentang empat konsep utama yang terkait dangan keperawatan komunitas
adalah sebagai berikut:
a. Manusia merupakan suatu system terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari

16
variabel yang utuh, yaitu: fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan, dan spiritual.
b. Lingkungan meliputi semua factor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar atau system klien.
c. Sehat merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan
kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas
sistem secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi
revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya
untuk memperoleh, meningkatkan dan mempertahankan
keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar
sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman menyebut
gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual
melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.

Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan


tersebut dengan berfokus pada empat intervensi yaitu:

a. Intervensi yang bersifat promosi dilakukan apabila gangguan terjadi


pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel, meliputi pendidikan
kesehatan dan mendemontrasikan keterampilan keperawatan dasar
yang dapat dilakukan klien dirumah atau komunitas yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan atau keseimbangan garis pertahanan
normal.
b. Intervensi yang bersifat prevensi dilakukan apabila garis pertahanan
normal terganggu, meliputi deteksi dini gangguan kesehatan atau
gangguan kesehatan atau gangguan keseimbangan garis
pertahanan,misalnya deteksi dini tumbuh kembang balita, keluarga,
serta memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu,
misalnya konseling pranikah.

17
c. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitative dilakukan apabila
garis pertahanan resisten terganggu, meliputi melakukan prosedur
keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat, misalnya melatih
klien duduk atau berjalan, memberikan konseling untuk penyesalan
masalah, melakukan rujukan keperawatan atau nonkeperawatan, baik
secara lintas program maupun lintas sector.
d. Keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang mempelajari tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar klien (individu, keluarga, kelompok,
dan komunitas), berhubungan dengan ketidakseimbangan yang terjadi
pada ketiga garis pertahanan, yaitu: fleksibel, normal dan resisten,
serta berupaya membantu mempertahankan keseimbangan untuk
sehat.
Salah satu kekuatan dalam model ini terletak pada hubungan antara
variabel klien dengan konsep yang termasuk dalam sistem. Kegunaan dari
model ini adalah :
a. Dapat mengkonseptualisasikan klien/sistem klien dalam keadaan
kesehatan berubah–ubah
b. Lingkungan internal dan ekternal adalah sistem yang dinamis untuk
klien
c. Perawat melakukan pengkajian, pencegahan dan intervensi pada
klien/sistem klien. Empat metaparadigma konsep keperawatan saat ini
dan semuanya digunakan dalam fungsi keperawatan.
Kelebihan model sistem Neuman:
a. Neuman menggunakan diagram yang jelas, diagram ini digunakan
dalam semua penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat
menarik. Diagram ini mempertinggi kejelasan dan menyediakan
perawat dengan tantangan–tantangan untuk pertimbangan
b. Model sistem Neuman lebih flexible bias digunakan pada area
keperawatan, pendidikan dan pelatihan keperawatan
Kelemahan model sistem Neuman:

18
a. Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan,
sehingga untuk profesi keperawatan menjadi tidak spesifik
b. Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonal
masih dirasakan belum ada perbedaan yang jelas
c. Model sistem Neuman tidak membahas secara detail tentang perawat
dengan klien, padahal hubungan perawat dengan klien merupakan
domain penting dalam Asuhan Keperawatan.
7. Model Konseptual Menurut Johnson’s
Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale
yakni tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk
mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera.Ilmu dan seni merawat
harus berfokus pada pasien sebagi individu dan bukan pada entitas yang
spesifik. Jhonson mengungkapkan pandangannya mengenai keperawatan
komunitas dengan menggunakan pendekatan system prilaku.
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan
pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem
perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di
lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam
mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Sebagai
suatu sistem , didalamnya terdapat komponen sub sistem yang membentuk
sistem tersebut, diantaranya komponen sub sistem yang membentuk sistem
perilaku menurut Johnson adalah:
a. Ingestif yaitu sumber dalam memelihara tingkat keutuhan dalam
mencapai kesenangan atau pencapaian pengakuan dari lingkungannya
b. Achievement yaitu bentuk pencapaian prestasi melalui kemampuan
keterampilan yang kreatif
c. Aggressive yaitu mekanisme pertahanan diri seseorang dari berbagai
ancaman yang berasal dari lingkungan
d. Sexuality yaitu pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai
(love and belonging)

19
e. Elimination yang dimaksud eliminasi disini adalah segala bentuk
pengeluaran/sampah atau barang yang tidak dipergunakan kembali
oleh manusia
f. Afiliasi yaitu pemenuhan kebutuhan tambahan dalam
mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan cara
menyesuaikan kehidupan social, keamanan, dan kelangsungan
hidupnya
g. Dependent yaitu bagian yang membentuk system perilaku dalam
mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan, serta kultur atau
kepercayaan
Berdasarkan sub sistem tersebut diatas, maka akan terbentuk
sebuah sistem perilaku individu, sehingga Johnson memiliki pandangan
bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus dapat
berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan sistem perilaku
tersebut. Klien dalam hal ini adalaha manusia yang mendapat bantuan
perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau
ketidak seimbangan penyesuaian dengan lingkungan.Status kesehatan
yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu berperilaku untuk
memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan.
8. Model Konseptual Menurut Madeliane Leininger
Keperawatan Lintas Budaya (transcultural nursing) adalah suatu
area/wilayah keilmuan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan di antara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia (Leininger, 2002). Asumsi mendasar dari teori adalah
perilaku caring. Caring adalah esensi dari keperawatan, membedakan,
mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan.
Tindakan caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku caring

20
semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan
dan pertumbuhan,masa pertahanan sampai di kala manusia itu meninggal.
Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang
berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh.
Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi,
struktur dan polanya bervariasi di antara kultur satu tempat dengan tempat
lainnya.
Beberapa Konsep dalam Transcultural Nursing :
a. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok
yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berpikir,
bertindak dan mengambil keputusan.
b. Nilai Budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih
diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu
waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
c. Perbedaan budaya Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
merupakan bentuk yang optimal daei pemberian asuhan keperawatan,
mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai
budaya individu, kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan
terhadap lingkungan dari individu yang datang danindividu yang
mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
d. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang
menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik di antara budaya-
budaya yang dimiliki oleh orang lain.
e. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok
budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia
g. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan
metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk
mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap

21
individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan
dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik di antara
keduanya.
h. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya
kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial
untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
i. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada
keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan
kondisi kehidupan manusia
j. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk
mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan
untuk membimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat,
berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan
mencapai kematian dengan damai.
k. Cultural imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga
kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas
budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh
perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.

Leininger mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai


cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap
empat konsep sentral keperawatan yaitu: manusia, sehat, lingkungan dan
keperawatan.

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki


nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan
pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger manusia memiliki

22
kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimana pun dia berada.

9. Model Konseptual Menurut Virginia Henderson


Model konseptual keperawatan yang dikemukakan oleh virgina
Henderson adalah model konsep need based atau aktivitas hidup sehari-
hari (activity daily living model) dengan memberikan gambaran tugas
perawat. Tugas perawat menurut model konseptual ini adalah mengkaji
individu, baik sehat maupun sakit dalam melaksanakan aktivitas kuntuk
mendukung kesehatanya, proses penyembuhan bahkan meninggal dalam
damai, yang dilakukan secara mandiri karena individu memiliki
kemampuan, kemauan dan pengetahuan.
Fungsi unik perawat menurut model konseptual ini, antara lain:
a. Membantu individu, keluarga dan masyarakat, baik sehat maupun sakit
dalam menunjang keseehatan atau penyembuhannya. Bantuan
diberikan dengan tujuan agar mereka dapat menolong dirinya sendiri;
b. Membantu individu, keluarga dan masyarakat dlam melaksanakan
program pengobatatan yang ditentukan dokter.
c. Perawat sebagai tim kesehatan, bekerja sama dan sling membantu
dalam merencanakan, serta melaksanakan program kesehatan secara
menyeluruh.

Menurut Henderson, prisip dasar dari konsptual ini adalah sebagai


berikut:

a. Pertama, manusia mengalami pengembangan slama reentang


kehidupan (life span) melalui proses tumbuh kembang.
b. Kedua, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu mengalami
rentang ketergantungan sejak lahir dan belajar untuk mandiri melalui
sebuah proses yang disebut pendewasaan. Proses tersebut dipengaruhi
pola asuh, lingkungan sekitar dan status kesehatan individu.
c. Ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, individu
klasifiksikan dalam tiga kondisi, yaitu belum dapat melaksanakan

23
aktivitas, terlambat melaksanakan aktivitas, dan tidak dapat
melaksanakan aktivitas.
Teori Henderson berfokus pada individu yang berdasarkan
pandangannya yaitu bahwa jasmani dan rohani tidak dapat dipisahkan.
Menurut Henderson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang
sama. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari suatu
asuhan keperawatan dasar meliputi :
a. Bernafas dengan normal
b. Makan dan minum cukup.
c. Pembuangan eliminassi tubuh.
d. Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman.
e. Tidur dan istirahat.
f. Memilih pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan pakaian.
g. Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan
memodifikasi Lingkungan.
h. Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan melindungi
kulit
i. Menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang
lain.
j. Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan,
ketakutan dan pendapat.
k. Beribadah menurut kepercayaan seseorang.
l. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan
kebutuhan.
m. Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan
pertumbuhan dan kesehatan yang normal
n. Dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia

Menurut Henderson, ke-14 kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus


tersebut dipengaruhi oleh :

a. Usia

24
b. Kondisi emosional (mood & temperamen)
c. Latar belakang sosial dan budaya.
d. Kondisi fisik dan mental, termasuk berat badan, kemampuan dan
ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan
lakomotif, dan status mental.

Kelebihan model konseptual Henderson :

a. Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh


besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Henderson
adalah orang pertama yang mencari fungsi unik dari profesi perawat.
b. Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia
miliki selama karir keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak
semata.
c. Henderson mendefinisikan profesi keperawatan: bahwa profesi
keperawatan adalah profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung
pada instruksi dokter.
d. Asumsi Henderson mempunyai validitas karena mempunyai
keserasian dengan riset ilmuan dibidang yang lain seperti konsep
Maslow.

Kelemahan model konseptual Henderson :

a. Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu


pada penyembuhan fisik semata atau pada upaya memandirikan
pasien.
b. Teori kurang pragmatis.

Manfaat teori Henderson :

a. Teori Virginia Henderson memberikan pernyatan tentang profesi


perawat yang unik, terlepas dari profesi kedokteran, sehingga perawat
dapat menentukan rencana keperwatannya dengan mandiri tanpa
menunggu instruksi dari dokter.

25
b. Melengkapi model konseptual keperawatan yang telah ada
Pemahaman konsep teori keperawatan dari Virginia Henderson
didasari pada keyakinan dan nilai yang dimiliki manusia. Manusia
akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan
perkembangan dalam rentang hidup. Dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari manusia akan mengalami ketergantungan sejak lahir
hingga menjadi mandiri saat dewasa yang dapat dipengaruhi oleh
pola asuh, lingkungan, dan kesehata. Dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
yaitu terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat melakukan
aktivitas, dan tidak dapat melakukan aktivitas.

26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pandangan tentang model dan teori model dalam keperawatan komunitas
merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan terhadap
masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan dasar manusia dan upaya
meningkatkan status kesehatannya melalui pendekatan model-model yang ada.
Model konseptual praktik keperawatan merupakan suatu konstruksi yang
sistematik, berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika, berkaitan dengan konsep
yang diidentifikasikan pada komponen yang nyata pada praktek keperawatan.
Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan
konsep praktik, sedangkan teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai, dan
keyakinan tentang manusia.
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan professional,yang pada
praktiknya memerlukan acuan /landasan teoritis untuk menyelesaikan atau
mengatasi fenomenan yaitu penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas.
Terdapat berbagai macam model konseptual keperawatan yang
dikembangkan oleh para ahli,diantaranya:
1. Model konseptual dari H.E.Peplau (1952),menekankan pada hubungan
perawat secara interpersonal atau interpersonal relation in nursing
2. Model konseptual dari Florence Nightingale (1859), menekankan
pengaruh lingkungan terhadap klien yang dikenal dengan istilah
Environmental Model.
3. Model konseptual dari Dorothea Orem (1971), dikenal dengan istilah
Model Keperawatan Mandiri atau Self-Care Theory Of Nursing
4. Model Konseptual dari Martha Rogers (1970), dikenal dengan The
Science Of Unitary Human Beings
5. Model konseptual dari Sr. Calista Roy (1976), dikenal dengan istilah
Adaption Model Of Nursing
6. Model konseptual dari Betty Neuman (1972), dikenal dengan Systems
Model Of Nursing atau Health Care System Model

27
7. Model konseptual dari Johnson, menekankan pada pendekatan system
8. Model konseptual dari Madeliane Leininger, dikenal dengan perilaku
caring transcultural nursing
9. Model konseptual dari Virginia Henderson (1966),dikenal dengan
Need Based Model atau aktifitas hidup sehari-hari (activity Daily
Living Model)
B. Saran
Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang model-
model yang ada dalam keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien secara lebih professional.

Sebagai seorang pendidik, perawat diharapkan dapat memberikan


pendidikan pada masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan yang dihadapi,
sebagai nara sumber perawat diharapkan dapat memberikan informasi pada
masyarakat dan sebagai seorang mitra kerja, masyarakat dapat bekerja sama
dengan masyarakat dengan baik. Serta dapat menggunakan model konseptual
keperawatan dalam memperkuat profesi dan memperbaiki image perawat pada
saat ini.

28
DAFTAR PUSTAKA

Potter and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Yusi, dkk. 2012. Dikutip dari: https://pdfslide.net/documents/makalah-komunitas-


55c7fe50d8d2c.html (diakses 26 September 2020)

Widyawati. 2012. Dikutip dari:


https://www.academia.edu/38272336/TEORI_DAN_MODEL_KONSEP_KEPER
AWATAN_ppt (diakses tanggal 26 September 2020)

Nazlah. 2015. Dikutip dari:


https://www.academia.edu/11954188/Konseptual_model_konseptual_keperawata
n_komunitas_betty_neumanartikel4201503161_ (diakses tanggal 26 September
2020)

iii

Anda mungkin juga menyukai