Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


““APLIKASI TEORI MARYLIN ANNE RAY”

Disusun Oleh : Kelompok I


Anggota :

Maria Song

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PROFESI NERS TAHAP
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
SAMARINDA
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia_Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat

menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Aplikasi Teori Marylin Anne Ray”.

Makalah ini berisikan tentang Latar Belakang, rumusan masalah, tujuan

juga manfaat yang nantinya diharapkan Makalah ini memberikan informasi

kepada kita semua tentang Kosep Model Teori Keperawatan.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

diharapkan demi kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Makalah ini dapat memberikan

manfaat sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umunya,

semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin

Mahakam Ulu, 20 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................

A. Latar Belakang 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat. 2
BAB II KONSEP TEORI........................................................................................................................
A. Pengertian 4
B. Model Teori bureaucratic Caring 5
C. Praktik Keperawatan sebagai Landasan Teori bureaucratic
Caring................................................................................................................................

D. Budaya Organisasi sebagai transformasi Birokrasi………………..7


F. Aplikasi Teori Bureaucratic Caring dalam Praktik Perawatan
9
G. Keunggulan Penerapan Teori Bureaucratic Caring dalam
Praktik Perawatan Profesional Kontemporer..................................
10
H. Relevansi Teori Bureaucratic Caring dalam Pendidikan
keperawatan .........................................................................................................12
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................................................
A. Implikasi Teori Bureaucratic Caring 14
B. Kelebihan dan Kekurangan Teori Bureaucratic
Carin................16
C. Penerapan teori bureaucratic caring pada kasus gawat darurat..17
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................
A. Simpulan 19
B. Saran 19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perawat merupakan tenaga kesehatan profesional. Dikatakan


professlonal karena ada ilmu yang mendasari. Ilmu keperawatan
merupakan ilmu yang digunakan perawat untuk menjadi perawat
profesional. Dasar ilmu ini yang wajib dimiliki setiap perawat agar
mampu menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang
ada. Dalam perannya perawat melaksanakan layanan keperawatan (care
provider) yang memberikan asuhan keperawatan baik secara langsung
kepada klien, (individu, keluarga ataupun komunitas) yang sesuai
dengan kewenangannya.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh
pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Penerapan
suatu teori keperawatan dalam menjalankan asuhan keperawatan akan
berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Asuhan
keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam
menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang
dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat
terarah dan terencana dengan baik,
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori mulai dari
meta theory, grand theory, middle range theory dan practice theory.
Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkup atau
keabstrakkannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak,
hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Metha teori
merupakan dasar rujukan dari munculnya tingkatan teori lainnya. Salah
satu teori yang dikemukakan oleh Marylin Anne Ray yaitu Beureucratic
caring.
Marilyn Anne Ray lahir di Hamilton, Ontario, Kanada. Dia
bekerja di Rumah Sakit St. Joseph setelah menyelesaikan pendidikan
diploma. Marilyn melanjutkan pendidikannya di Universitas Colorado
untuk menyelesaikan BSN dan MSN. Pada tahun 1984 saat mengajar di
Universiity of program Colorado, School of Nursing dalam program
PhD dan bekerja sama dengan Dr. Jean Watson, Marilyn mampu
memajukan metode penelitian sains khususnya kualitatif, fenomenologi,
filosofi sains, perawatan dan kesehatan lintas budaya.
Teori beureucratic caring bisa diaplikasikan ke dalam semua
bidang keperawatan, salah satunya gawat darurat. dalam pembahasan ini
akan dijelaskan terkait penerapan dan aplikasi klinik dari teori
beureucratic caring dalam keperawatan gawat darurat.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan teori Bureaucratic Caring dalam praktik
keperawatan gawat darurat
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makah ini yaitu :
1. Mengetahui konsep teori bureaucratic caring
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori bureaucratic caring
3. Mengetahui implikasi teori bureaucratic caring dalam praktik
keperawatan gawat darurat
4. Mengetahui penerapan teori bureaucratic caring terhadap kasus di
keperawatan gawat darurat

D. Manfaat
Diharapakan makalah ini sebagai bahan informasi dan sumber referensi
penerapan teori bureaucratic caring dalam praktik keperawatan gawat
darurat.
BAB 2
KONSEP TEORI
A. Pengertian
Dalam sebuah model Beuratiaal, aaring sebagai pusat model
merupakan sebuah konsep spiritual dan etis dalam kaitannya dengan fisik
(humanistik), sosial-budaya dan pendidikan, dan dimensi yang lebih
struktural dari organisasi yang kompleks yaitu: politik, ekonomi, hukum,
dan teknologi. Perhatian spiritual- etis melibatkan teologis, keutamaan
iman, harapan, dan ainta; prosesnya kreatif dan menunjukkan integrasi
hubungan dalam sistem organisasi atau birokrasi yang kompleks. Model
holografik ini menunjukkan seaara keseluruhan bahwa aaring spiritual-etis
bersifat multidimensi, kompleks, holistik, dan dinamis. Interaksi dalam
sistem bermakna simbolis oleh perawat dan dibentuk dari konstruksi atau
nilai-nilai dominan yang dipegang dan berkembang dalam organisasi
lingkungan manusia. Dalam beberapa hal, model holografik
menggambarkan bahwa “kita adalah organisasi.’ Teori bureauaratia aaring
sebagai model holografik akan memfasilitasi dan meningkatkan
pemahaman kita tentang praktik keperawatan di lingkungan perawatan
kesehatan kontemporer yang lebih kompleks.
B. Model Teori Bauritical Caring
1. Caring
Caring didefinisikan sebagai proses relasional transkultural yang
kompleks yang didasarkan pada konteks etis dan spiritual. Caring
adalah hubungan antara niat dan tindakan yang benar, antara cinta
sebagai kasih sayang dalam menanggapi penderitaan dan kebutuhan
dengan tindakan yang adil. sebagai gambaran yang komplek,
terhadap kondisi transkultural, berhubungan dengan proses
mencakup etika dan spiritual yang berhubungan dengan budi dan
perilaku yang baik yang didasarkan atas kasih sayang sebagai respon
terhadap suatu kebutuhan, penderitaan dan keadaan lain.
2. Pendidikan
Program pendidikan formal dan informal, penggunaan media
audiovisual untuk menyampaikan informasi, dan lainnya bentuk
pengajaran dan berbagi informasi adalah contoh dari faktor-faktor
pendidikan yang terkait dengan Caring (Ray, 1981a, 1989; 2010c).
Program pendidikan formal dan informal dengan menggunakan
media audiovisual sebagai sumber informasi dan melalui bentuk-
bentuk lain pengajaran yang berhubungan dengan caring
3. Etis Spiritual
Spiritualitas melibatkan kreativitas dan pilihan dan diungkapkan
dalam keterikatan, cinta, dan komunitas. keharusan etis untuk caring
bergabung dengan spiritual dan terkait dengan kewajiban moral
kepada orang lain. Ini berarti tidak pernah memperlakukan orang
sebagai alat untuk mencapai tujuan tetapi sebagai makhluk yang
memiliki kapasitas untuk membuat pilihan. Asukan keperawatan
yang berfokus pasa etis spiritual untuk keperawatan berfokus pada
fasilitasi pilihan untuk kebaikan orang lain (Ray, 1989, 1997a,
2010a). Dalam konteks Spiritual dibutuhkan kreativitas dan pilihan
dalam konteks komunitas. Contoh; seorang perawat tidak berhak
memaksakan suatu kepercayaan tetapi hanya menjadi fasilitator
terhadap hal- hal yang terkait dengan masalah spiritual etik.

4. Fisik
Faktor fisik berkaitan dengan keadaan fisik sedang, termasuk pola
biologis dan mental. Karena pikiran dan tubuh saling terkait dan
masing-masing mempengaruhi yang lain (Ray, 2001, 2006). Faktor
fisik sangat berpengaruh terhadap biologis dan mental karena
pikiran & tubuh merupakan suatu kesatuan yang saling
mempengaruhi.
5. Sosial-Budaya
Contoh faktor sosial dan budaya adalah etnis dan struktur keluarga;
keintiman dengan teman dan keluarga; komunikasi; interaksi dan
dukungan sosial; memahami hubungan timbal balik, peran, dan
keintiman; dan struktur budaya kelompok, komunitas, dan
masyarakat (Ray, 1981a, 1989, 2001, 2006, 2010a). Contoh sosial
budaya adalah etnik, budaya, struktur keluarga, hubungan antara
teman dan keluarga, komunikasi, interaksi sosial, dukungan.
6. Hukum/ legal
Faktor hukum yang terkait dengan caring termasuk tanggung jawab
dan akuntabilitas; aturan dan prinsip untuk memandu perilaku,
seperti kebijakan dan Prosedur; Penjelasan dan persetujuan; hak
privasi; malpraktek dan masalah tanggung jawab; klien, keluarga,
dan hak profesional; dan praktik defensive kedokteran dan
keperawatan (Gibson, 2008; Ray, 1981a, 1989, 2010a, 2010b).
Berhubungan dengan tanggung jawab dan tanggung gugat yang
selalu berhubungan dengan aturan dan prinsip hukum. Contoh
prosedur tindakan, inform consent, privasi dan hal-hal yang terkait
dengan keadaan malpraktek yang menjadi tanggung gugat terhadap
klien, keluarga dan tenaga professional
7. Teknologi
Faktor teknologi termasuk sumber daya non-manusia, seperti
penggunaan mesin untuk menjaga kesejahteraan fisiologis pasien, tes
diagnostik, agen farmasi, dan pengetahuan dan keterampilan
diperlukan untuk memanfaatkan sumber daya ini (Davidson, Ray &
Turkel, 2011; Ray, 1987, 1989). Juga disertakan dengan teknologi
adalah praktik yang dibantu komputer dan dokumentasi (Campling,
Ray, & Lopez-Devine, 2011; Swinderman, 2011). Dalam perawatan
menggunakan teknologi modern seperti penggunaan mesin untuk
diagnostik test, terapi dan penggunaan komputer dalam
pendokumentasian
8. Ekonomis
Faktor-faktor yang berhubungan dengan arti merawat meliputi uang,
anggaran, sistem asuransi, batasan, dan pedoman yang diberlakukan
oleh organisasi perawatan terkelola, dan, seaara umum, alokasi
sumber daya manusia dan material yang langka untuk menjaga
kelayakan ekonomi organisasi (Ray, 1981a, 1989). Caringsebagai
seorang sumber daya antarpribadi juga harus dipertimbangkan
sebagai barang, uang, dan jasa (Turkel & Ray, 2000, 2001, 2003;
Ray, Turkel & Cohn, 2011) Caring berhubungan dengan faktor
keuangan, sistem asuransi, sebagai penunjang.
9. Politik
Faktor politik dan struktur kekuasaan dalam kesehatan administrasi
perawatan memengaruhi aara pandang keperawatan dalam perawatan
kesehatan dan termasuk pola komunikasi dan pengambilan
keputusan dalam organisasi; peran dan stratifikasi gender di antara
perawat, dokter, dan administrator; kegiatan serikat, termasuk
negosiasi dan konfrontasi; pengaruh pemerintah dan perusahaan
asuransi; penggunaan kekuatan, prestise, dan hak istimewa; dan,
seaara umum, persaingan untuk manusia langka dan sumber daya
material (Ray, 1989, 2010a, 2010b).
C. Praktik Keperawatan Kontemporer merupakan sebuah kompleks,
Dinamisasi, relasional dan Caring : sebagai Landasan Teori
bureaucratic caring
Praktek keperawatan bersifat dinamis, selalu berubah, dan munaul
dengan kemungkinan-kemungkinan baru karena orang-orang saling
berhubungan satu sama lain. Namun, praktik keperawatan kontemporer
terus berlangsung dalam organisasi yang umumnya bersifat birokratis atau
sistematis. Meskipun sudah banyak diskusi tentang "akhir birokrasi ’untuk
menghadapi inovasi dan kehidupan kerja abad ke-21 yang lebih baik
dalam sistem yang kompleks (Leavitt, 2005), birokrasi tetap menjadi alat
yang berharga untuk mengidentifikasi dan memahami prinsip-prinsip
struktural yang berbeda seaara mendasar dalam sebuah sistem organisasi.
Birokrasi adalah sistem organisasi yang dapat dipandang sebagai
budaya. Budaya organisasi memiliki warisan yang kaya dan telah
dipelajari sebagai sistem formal dan informal sejak 1930-an di Amerika
Serikat (Bolman & Dial, 2008). Budaya organisasi informal
mengintegrasikan kode etik dan perilaku yang meliputi komitmen,
identitas, karakter, koherensi, dan rasa kebersamaan dalam interaksi sosial-
budaya dan lingkungan sosial. Budaya organisasi informal dianggap
penting untuk keberhasilan fungsi atau penyelenggaraan organisasi formal:
kekuatan dan otoritas politik, perhitungan teknologi dan teknologi,
pertukaran ekonomi dan metode hukum dan penilaian. Dengan demikian,
organisasi formal terdiri dari sistem politik, ekonomi, hukum, dan teknis
dalam budaya organisasi (fenomena birokrasi yang khas). Birokrasi sendiri
menciptakan orientasi budaya mereka sendiri, pola, tujuan, ritual, bahasa,
dan norma dalam elemen struktural dari dimensi politik, ekonomi, hukum,
dan teknologi (Ray, 2013).
Apa yang membedakan "organisasi sebagai budaya" dari paradigma
lain, adalah fondasinya dalam antropologi atau studi tentang bagaimana
orang bertindak dalam komunitas atau struktur formal dan makna dari
kehidupan kerja (Brenton & Driskill, 2005). Budaya organisasi, dipandang
sebagai konstruksi sosial, terbentuk secara simbolis dan direproduksi
melalui interaksi (Sawyer, 2005). Keyakinan tentang pekerjaan muncul
dalam organisasi melalui hubungan dan misi organisasi dan pernyataan
kebijakan.
Prinsip dan harapan suatu negara tentang sifat pekerjaan adalah
penting bagi kehidupan kerja; oleh karena itu, terdapat interaksi antara
makrokosmos budaya nasional / global dan mikrokosmos organisasi
tertentu (Eisenberg & Goodall, 1993). Dalam beberapa tahun terakhir,
budaya organisasi telah muncul sebagai sistem perusahaan global dengan
banyak deskripsi makna. Ada konsentrasi yang semakin besar dari
kekuatan ekonomi dan politik dalam segelintir perusahaan, yang
memisahkan kepentingan mereka (biasanya menguntungkan) dari
kepentingan manusia, yang berpusat pada kehidupan (Eisler, 2007).

D. Budaya organisasi sebagai transformasi birokrasi


Transformasi keperawatan menuju pemahaman yang lebih besar
tentang pengorganisasian diri dan kreativitas belum tentu merupakan
upaya baru untuk profesi; apa yang diungkapkan adalah fokus dan
pergerakan dari kasat mata ke visibilitas. Birokrasi, masih dianggap oleh
beberapa orang sebagai metafora seperti mesin, seperti yang telah kami
identifikasi, terus memainkan peran penting dalam arti dan simbol
organisasi perawatan kesehatan (Coman, 2006) sebenarnya meramalkan
bahwa masa depan adalah milik birokrasi dan bukan milik kelas pekerja.
Weber, yang melihat birokrasi sebagai bentuk pengaturan organisasi yang
efisien dan unggul, meramalkan bahwa birokratisasi perusahaan akan
mendominasi dunia (Bell, 1974). Hal ini akibat dambak dari globalisasi
perdagangan dan sistem informasi.
Dalam hal perdagangan global, akuisisi dan merger perusahaan
industri dan bahkan sistem perawatan kesehatan, terutama di Amerika
Serikat, memiliki kekuatan lebih besar daripada beberapa pemerintah
dunia. Namun, untuk mempertahankan integritas perusahaan besar yang
berorientasi laba, seringkali pemerintah harus mengambil langkah dengan
meningkatkan regulasi dan memasukkan sistem dengan jaminan moneter.
Sistem teknologi informasi seringkali berada di tangan segelintir orang
yang mengarahkan dan memandu pengetahuan. Konsep birokratisasi
merupakan fenomena di seluruh dunia (Ray, 1989). Karakteristik birokrasi
adalah sebagai berikut:

• Pembagian kerja berdasarkan peran, departemen, kepemimpinan, dan


otoritas

• Hirarki kantor [biro atau unit] dengan beragam orientasi sosial-budaya


• Serangkaian kebijakan umum dan aturan yang mengatur kinerja
• Pemisahan pribadi dari pejabat
• Seleksi personel berdasarkan kualifikasi teknis / profesional
• Gerakan menuju interprofesionalisme dan kolaborasi
• Perlakuan yang sama terhadap semua karyawan
• Pekerjaan dipandang sebagai karir oleh peserta
• Perlindungan pemecatan oleh masa jabatan atau evaluasi (Eisenberg &
Goodall, 1993).
E. Caring sebagai Fokus Pemersatu Keperawatan
Caring dalam keperawatan berbicara tentang hubungan, kasih
sayang, martabat manusia, etika, keadilan, dan praktik keperawatan yang
kompeten dan berpengetahuan (Ray, 1981). Caring juga diartikan sebagai
Ilmu dan seni bersifat holistik, manusiawi, dan dinamis; dengan demikian,
caring dapat memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan pribadi manusia
dan membantu membuat berbagai hal di lembaga layanan kesehatan. ilmu
dan seni yang peduli dianggap oleh banyak sarjana perawat sebagai esensi
keperawatan (Boykin & Schoenhofer, 2001). Meskipun tidak diterima
secara seragam, Newman (1992) menandai mandat sosial dari disiplin
keperawatan sebagal kepedulian dalam pengalaman kesehatan manusia.
Newman, Smith, Pharris, dan Jones (2008) lebih lanjut menekankan
gagasan awalnya bahwa hubungan adalah fokus keperawatan adalah
fluktuasi ritme dari proses kehidupan, serta kepedulian, kesadaran, proses
bersama, pola, kehadiran, dan makna. Karenanya, perawatan dan kesehatan
adalah konsep yang berpengaruh. Ungkapan "kepedulian" dalam
pengalaman kesehatan manusia menekankan keperawatan telah merespons
sepanjang kehidupan manusia dan mencakup ruang lingkup disiplin (Roach,
2002). Caring dimanifestasikan dengan cara yang berbeda dan kompleks
dalam disiplin ilmu keperawatan(Morse et al., 2013).
F. Aplikasi Teori Bureaucratic Caring dalam Praktik Perawatan
Teori bureaucratic caring yang dijelaskan dalam bab ini adalah
respons terhadap akhir zaman penindasan. Teori ini sesuai dengan tujuan
praktis, menerjemahkan teori caring ke dalam praktik atau memfasilitasi
praktik yang dipandu teori (Ray & Turkel, 2012). Menurut Ray (1989)
"transformasi sistem perawatan kesehatan Amerika dan lainnya ke
perusahaan perusahaan menekankan manajemen kompetitif dan keuntungan
ekonomi secara serius menantang filosofi dan teori humanistik keperawatan,
dan kebijakan administrasi dan klinis keperawatan." selama lebih dari 30
tahun, telah ada fokus yang kuat pada biaya operasi di lingkungan
perawatan kesehatan Amerika, dan perawatan seringkah tidak dihargai
dalam budaya organisasi. Namun, para ilmuwan yang peduli, perawat
peneliti, pemimpin perawat, dan praktisi perawat telah mencari prinsip-
prinsip ilmu caring (Watson, 2008), dinamika kepedulian transkultural (Ray,
2010), dan kompleksitas kepedulian relasional (Ray & Turkel, 2012).

Penerapan teori bureaucratic caring sebagai kerangka kerja untuk


memandu praktik dan pengambilan keputusan etis (Ray, 2010) akan
mengubah organisasi yang kompleks menjadi komunitas caring, kepedulian
terhadap orang lain melalui belas kasih, integritas, keberanian, dan
kerendahan hati dapat berkembang (Smith et al., 2013; University of San
Francisco, 2013). Perawat harus didorong untuk melanjutkan perjuangan
tidak hanya untuk peduli tetapi untuk merespons dengan percaya diri pada
masalah ekonomi dan terlibat dalam pertanyaan dan uji coba politik, hukum,
dan teknologi yang dihadapi. Dengan tujuan sistem rumah sakit untuk
mengurangi lama rawat inap dan meningkatkan rasio standar, perawat perlu
berkomitmen untuk membangun kepercayaan dan memulai hubungan peduli
selama pertemuan pertama mereka dengan pasien. Ketika hubungan ini
sedang dibangun, perawat perlu fokus pada "menjadi, mengetahui, dan
melakukan semuanya sekaligus" (Turkel, 1997) dalam apa yang Watson
(2008) sebut "momen peduli." Dari perspektif pasien, "Berada di sana"
berarti menyelesaikan tugas dengan secara bersamaan terlibat dengan caring
dengan mereka. Pendekatan praktik ini berarti tidak hanya memandang
pasien sebagai seseorang dalam semua kompleksitasnya, tetapi juga
memandang pasien dan kebutuhan keperawatan profesional secara
kompeten dalam lingkungan organisasi yang kompleks.

G. Keunggulan Penerapan Teori Bureauaratia Caring dalam Praktik


Perawatan Profesional Kontemporer
Selain diskusi sebelumnya tentang penerapan teori untuk praktik,
American Nurses Credentialing Center (ANCC ) mengakui keunggulan
dalam praktik keperawatan profesional. Organisasi menyediakan narasi
tertulis dan bukti yang terkait dengan pengembangan, penyebaran, dan
enkulturasi praktik terbaik, perawatan berkualitas, keterampilan teknis,
dan preferensi pasien. Penekanan pada praktik keperawatan profesional
dalam Program Pengenalan telah menghasilkan organisasi yang
mengintegrasikan praktik berbasis bukti, penelitian keperawatan, dan
model profesional pemberian perawatan yang diinformasikan oleh teori
keperawatan ke dalam pengaturan praktik di masa lalu, organisasi
menyediakan sumber bukti dan narasi tertulis yang menggambarkan
penyebaran dan enkulturasi.
Model baru dikembangkan pada 2008 (ANCC, 2008) dan revisi
model ini dirilis pada 2014. Model baru ini memiliki lima komponen yang
mengandung Forces of Magnetism. Lima komponen termasuk
kepemimpinan transformasional; pemberdayaan struktural; praktik
keperawatan profesional yang patut dicontoh; pengetahuan baru, inovasi,
dan peningkatan; dan hasil kualitas empiris. Teori bureaucratic caring
dapat diintegrasikan ke dalam masing-masing komponen ini.
Kepemimpinan transformasional mencerminkan kepemimpinan
keperawatan yang transformasional dan visioner. Kepala perawat eksekutif
(CNE) menggunakan teori bureaucratic caring sebagai kerangka teoritis
ketika membuat renaana strategis keperawatan dan mencapai tujuan,
menyeimbangkan perawatan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan
klinis dan administrasi.
Dimensi ekonomi dari teori bureaucratic caring dan prinsip-prinsip
dari kompleksitas kepedulian relasional berfungsi sebagai referensi
berbasis penelitian untuk kepala ruang dalam mengadvokasi bagaimana
sumber daya yang terbatas dapat dialokasikan dalam organisasi. Pemimpin
keperawatan mungkin tidak dapat mengubah penggantian dari pemerintah,
tetapi mereka dapat memengaruhi pengambilan keputusan organisasi
untuk peningkatan kualitas perawatan dan caring. Pemimpin
transformasional menggunakan ide-ide dari perawat untuk meningkatkan
lingkungan kerja, yang dapat mencakup integrasi formal praktik
perawatan diri (Ray & Turkel, 2012).
Praktik profesional mencakup model praktik profesional dan sistem
pemberian perawatan yang berlaku di organisasi yang kompleks untuk
perawat. Sumber- sumber bukti berhubungan dengan bagaimana teori
bureaucratic caring dapat dipilih dan digunakan untuk memandu praktik.
Situasi keperawatan mencerminkan pengambilan keputusan klinis
profesional dan interprofesional, dan memeriksa pola keseimbangan
dalam caring dan ekonomi berfungsi sebagai bukti untuk mendukung
model perawatan profesional. Referensi dapat dibuat untuk konsultasi
eksternal dengan para sarjana keperawatan sebagai ahli teori, pengawas
disertasi, atau konsultan, dan bagaimana kehadiran di konferensi
profesional atau kontak lain, misalnya, melalui Webinar atau
menggunakan Skype atau Adobe Connect membuat perbedaan dalam
penelitian keperawatan, praktik keperawatan , dan hasil pada pasien.

H. Relevansi Teori Bureauaratia Caring dalam Pendidikan keperawatan


Teori ini relevan dengan pendidikan keperawatan karena fokusnya
pada caring dalam praktik keperawatan dan konseptualisasi sistem
perawatan kesehatan (Coman, 2006). Ketika mengembangkan kurikulum
untuk program sarjana muda, fakultas di Nevada State College
menggabungkan teori perawatan birokrasi Ray dengan gagasan teoretis
dari Watson (1985) dan Johns (2000) sebagai kerangka kerja konseptual.
Menurut kerangka kerja ini, teori kepedulian holografik mengakui
keterkaitan semua hal dan bahwa segala sesuatu adalah keseluruhan dalam
satu konteks dan sebagian dari keseluruhan dalam konteks lain. Perhatian
konsep spiritual-etis, fokus untuk komunikasi, menanamkan semua
fenomena keperawatan termasuk kekuatan fisik, sosial-budaya, hukum,
teknologi, ekonomi, politik, dan pendidikan (Nevada State College, 2003).
Penerapan teori bureaucratic caring uan contoh praktik
menggambarkan bahwa dasar keperawatan profesional adalah campuran
aspek humanistik dan empiris / organisasi -memahami ilmu dan seni
kepedulian dalam organisasi yang kompleks. Dalam lingkungan hari ini,
perawat perlu mengintegrasikan kepedulian, pengetahuan, dan
keterampilan "sekaligus" (menjadi, mengetahui, dan melakukan).
Mengingat keterbatasan politik dan ekonomi, seni merawat tidak dapat
terjadi secara terpisah dari pemenuhan kebutuhan fisik pasien dan
memasukkan dimensi dimensi perawatan ekonomi, politik, teknologi,
spiritual- etis.
Ketika merawat didefinisikan semata-mata sebagai sains atau
sebagai seni — keperawatan empiris atau estetika, masing-masing — tidak
ada yang cukup untuk mencerminkan kenyataan praktik saat ini. Perawat
harus mampu memahami dan mengartikulasikan politik dan ekonomi serta
kepedulian dalam praktik keperawatan dan perawatan kesehatan. Perawat
harus memeriksa lingkungan praktik secara umum, politik dan ekonomi
perawatan kesehatan dalam kaitannya dengan perawatan, harus
diintegrasikan ke dalam pendidikan keperawatan dan kurikulum
pengembangan staf.
Perawat perlu terus mencari pendekatan yang berbeda untuk praktik
profesional yang akan memasukkan kepedulian dalam lingkungan yang
semakin politis, teknis, dan didorong oleh biaya. Perawat harus “bergerak
di luar kotak’ untuk membuat model praktik inovatif yang diinformasikan
oleh teori keperawatan. Perawat perlu memindahkan keperawatan dari
yang dipandang sebagai "tarif tidur" di rumah sakit menjadi keperawatan
sebagai ilmu dan praktik kepedulian manusia DAN dihargai sebagai pusat
sumber daya ekonomi dalam suatu organisasi dan sistem perawatan
kesehatan.
Perawat membutuhkan pendidikan berkelanjutan terkait dengan
politik,ekonomi dan biaya yang terkait dengan perawatan kesehatan serta
pengetahuan tentang lingkungan organisasi teknologi yang kompleks.
Kurangnya pengetahuan di bidang ini memungkinkan orang lain di luar
menyusup untuk terus membuat keputusan politik dan ekonomi mengenai
praktik keperawatan. Memiliki pengetahuan mendalam tentang politik dan
ekonomi perawatan kesehatan memungkinkan perawat untuk
menggunakan inovasi dan kreativitas untuk menantang dan mengubah
sistem.
Sebuah model baru yang dipandu teori yang dibuat untuk praktik
keperawatan yang mendukung kepedulian manusia dalam kaitannya
dengan nilai- nilai ekonomi, teknis, dan politik organisasi adalah contoh
dari inovasi semacam itu. Dimensi ganda dari teori kepedulian birokrasi
berfungsi sebagai kerangka filosofis / teoritis untuk memberi informasi
baik kontemporer dan masa depan penelitian dan praktik keperawatan
yang berbasis teori, dengan memiliki pengetahuan mendalam ini
memungkinkan perawat untuk terus mempertanyakan dan mengubah
organisasi perawatan kesehatan yang kompleks.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Implikasi Teori Bureaucratic Caring


Lssue keperawatan yang berhubungan dengan caring dan implikasi
teori Ray di indonesia adalah BPJS. Asuransi kesehatan merupakan
salah satu penerapan teori Ray yang berhubungan dengan ekonomi.
Pada pelayanan kesehatan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
yang bekerjasama dengan BPJS, khususnya pada pelayanan
kegawatdaruratan diberikan dengan kriteria khusus. Kriteria
kegawatdaruratan yang dapat diklaim pada pembiayaan BPJS ditetapkan
berdasarkan kriteria kegawat daruratan yang telah dirumuskan oleh
BPJS. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan
dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan (Rosihan A,
2016). Rumah sakit adalah suatu organisasi yang sifatnya kompleks,
kini dengan perkembangan zaman dan teknologi makin lama makin
bertambah kompleks pula bertambah padat modal, padat tenaga, padat
teknologi dan padat persoalan dalam bidang antara lain, hukum,
ekonomi, etik, HAM, teknologi dan lain-lain.
BPJS merupakan salah satu contoh implementasi dari bureaucratic
yang dikembangkan oleh Ray. Program ini merupakan penerapan dari
beberapa aspek yang ada pada teori caring menurut Ray, yaitu politik,
ekonomi, dan legal. Berhubungan dengan ketiga aspek utama yang ada
pada caring bureaucratic karena BPJS diwajibkan untuk semua
penduduk Indonesia dan setiap peserta wajib memberikan iuran .
Penerapan wajib menjadi anggota BPJS di sini dapat dikatakan bahwa
ini adalah sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk
upayanya dalam peningkatan kesehatan. hal ini berarti salah satu aspek
dalam legal yang disebutkan Ray di model caring yang
dikembangkannya. Legal membahas mengenai kebijakan dan aturan-
aturan yang berhubungan dengan tindakan pelayanan dan pemerintah.
Aspek yang kedua adalah setiap anggota BPJS wajib memberikan iuran
setiap bulannya. Hal ini berarti bahwa BPJS merupakan bentuk
implementasi dari aspek ekonomi. Selain itu BPJS menggunakan prinsip
asuransi. Menurut Ray, sistem asuransi merupakan bagian dari aspek
ekonomi .
Banyaknya kasus bukan gawat darurat yang datang ke IGD rumah
sakit mengakibatkan rumah sakit mengalami kesulitan dalam melayani
kunjungan pasien yang tidak seharusnya ditangani di fasilitas ini.
Kesulitan yang dihadapi IGD rumah sakit pada umumnya adalah saat
mengatakan kepada pasien yang datang ke IGD bahwa jenis penyakit
pasien tidak termasuk kategori gawat darurat sehingga karena tidak
dijamin maka pasien akan diberlakukan sebagai pasien umum dimana
konsekuensinya adalah pasien harus membayar semua biaya pelayanan
yang sudah diterima. Hal ini sesuai dengan teori ray pada aspek
pendidikan bahwa perawat juga harus memberikan informasi tentang
sistem pelayanan rumah sakit kepada pasien (Makisurat, 2018).
Salah satu kasus di area IGD rumah sakit adalah sebagai perawat
gawat darurat yang melakukan kontak pertama dengan pasien
seharusnya memperhatikan terkait budaya pasien salah satunya adalah
bahasa. Kasus yang biasanya muncul terkait bahasa adalah ketika
perawat memberikan layanan terhadap pasien dengan perbedaan budaya
dan bahasa, sehingga memberikan pengaruh etnis yang berbeda dalam
pelayanan. Dalam hal ini peran perawat sesuai dengan aspek teori Ray
sosial-kultural yaitu harus tetap menghormati nilai sosial dengan
menjalankan sikap terapeutik (ramah) pada pasien. (Smith, 2015).
Sehingga caring menurut Ray dapat disimpulkan bahwa caring
merupakan sebuah struktur yang kompleks dan dinamis. Caring
merupakan hubungan interpersonal yang tidak dapat dilepaskan dari
faktor social. Faktor social mencakup budaya, etnis, dan spiritual. Etnis-
spiritual berhubungan dengan kedekatan hubungan, cinta, dan
komunitas. Aspek ini akan membentuk moral individu. Moral tersebut
yang dipakai untuk memberikan ciri khas dalam pelayanan asuhan
keperawatan, termasuk kapasitas perawat dalam menentukan pilihan.
Sehingga perawat dapat memberikan pelayanan yang optimal dan
menentukan pilihan yang terbaik untuk pasien .

B. Kelebihan dan Kekurangan Teori Bureauaratia Caring


1. Kelebihan
a) Teori ini memiliki 9 aspek caring yang diberikan kepada pasien,
yaitu caring, spiritual-ethical caring, edukasi, politik, ekonomi,
legal, sosial budaya, fisik dan teknologi. Dari kesembilan aspek
ini sangat komplek sekali pelayanan dan saling berhubungan
yang diberikan pada pasien. Tidak hanya berfokus pada cara
caring perawat saja, namun juga berfokus pada faktor-faktor
yang dapat berhubungan dengan kesehatan pasien. Jadi kesemua
kebutuhan pasien akan terkemas dalam satu pelayanan
keperawatan.
b) Memberikan kerangka kerja agar perawat dapat memandang
seluruh populasi dan komponen didalamnya untuk memahami
cara bagaimana mereka dapat mempengaruhi outcome kesehatan.
c) Memiliki panduan dalam melaksanakan caring melalui
transcultural comunicative caring tool, diantaranya yaitu
mempunyai rasa iba, advokasi, menghormati, interaksi, negosiasi
dansebagai pemimpin.
d) Dalam seting klinik atau pelayanan gawat darurat, teori ini dapat
diaplikasikan secara langsung oleh perawat. Perawat ditantang
untuk meningkatkan pengetahuan dan skill dalam hal caring.

2. Kekurangan
a) Struktur mayor yang diberikan pada pasien mempunyai
kesamaan definisi dan konsep yang biasanya digunakan oleh
perawat.
b) Pada seting klinik khususnya gawat darurat, beberapa perawat
ada yang belum melakukan atau memberikan pelayanan lengkap
seperti aspek Ray ini, dikarenakan mereka kurang terpapar
informasi terkait misalnya alur atau kebijakan asuransi kesehatan
dan proses pembiayaan yang termasuk aspek ekonomi, legal dan
politik.
c) Teori Ray terlalu abstrak dan luas terkait aspek-aspek human
caring oleh perawat di intalasi gawat darurat, sehingga
penekanan caring kepada pasien dengan kondisi gawat perlu
intervensi lebih mendalam. Misal pada aspek spiritual, politik,
teknologi.
C. Penerapan Teori Bureaucratic Caring pada Kasus Gawat Darurat
Seorang pasien masuk rumah sakit dengan kondisi cedera kepala akibat
kecelakaan laulintas dan membutuhkan pertolongan segera tetapi di sisi lain
pasien mengalami kesulitan ekonomi, dimana pasien tidak mampu
membayar administrasi rumah sakit sedangkan pasien ini butuh pelayanan
cepat sementara perawat yang bertugas menolak untuk melakukan tindakan
karena menunggu administrasi selesai.
Dilihat dari 9 aspek teori Bureaucratic Caring :
• Caring
Memberikan perhatian kepada pasien berdasarkan kebutuhan dengan
pemberian kasih sayang, tulus, dan adil serta bertanggung jawab.hal ini
sesuai teori

• Spiritual

Secara etis perawat seharusnya memberikan dukungan moral dan


mengerjakan kewajibannya.
• Pendidikan
Pemberian informasi tentang sistem pelayanan rumah sakit sebagai
bentuk pendidikan kepada pasien
• Physical
Perawat harus memberikan pelayanan keperawatan untuk memberikan
kepuasan secara biologis dan psikis

• Sosial Kultural
Menghormati nilai sosial pasien dan mejelaskan dengan sikap
terapeutik
• Legalitas
Perawat harus bekerja berdasarkan standar dan melibatkan tim
kesehatan yang lain

• Teknologi
Tindakan harus dikerjakan sesuai prosedur melalui pemeriksaan dari
sederhana sampai pemeriksaan kompleks sesuai kebutuhan pasien.

• Ekonomi
Memberikan saran mengenai pengambilan keputusan terkait
pendanaan oleh pasien.

• Politik
Membuat keputusan harus melibatkan tim kesehatan seperti dokter,
perawat dan tim kesehatan lain serta pihak-pihak pengambil kebijakan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sebuah model Beuratiaal, aaring sebagai pusat model
merupakan sebuah konsep spiritual dan etis dalam kaitannya dengan
fisik (humanistik), sosial-budaya dan pendidikan, dan dimensi yang
lebih struktural dari organisasi yang kompleks yaitu: politik, ekonomi,
hukum, dan teknologi. Teori beureuaratia aaring bisa diaplikasikan ke
dalam semua bidang keperawatan, salah satunya gawat darurat. Asuransi
kesehatan merupakan salah satu penerapan teori Ray yang berhubungan
dengan ekonomi adalah BPJS. Banyaknya kasus bukan gawat darurat
yang datang ke IGD Rumah Sakit mengakibatkan rumah sakit
mengalami kesulitan dalam melayani kunjungan pasien yang tidak
seharusnya ditangani di fasilitas ini.

Salah satu aontoh penerapan teori Bureauaratia Caring yang


menaakup 9 aspek teori dalam kasus gawat darurat adalah Seorang
pasien masuk rumah sakit dengan kondisi aedera kepala akibat
keaelakaan laulintas dan membutuhkan pertolongan segera tetapi di sisi
lain pasien mengalami kesulitan ekonomi, dimana pasien tidak mampu
membayar administrasi rumah sakit sedangkan pasien ini butuh
pelayanan aepat sementara perawat yang bertugas menolak untuk
melakukan tindakan karena menunggu administrasi selesai.
B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan sebaiknya perawat merujuk
teori Ray seaara lengkap. Walaupun hal tersebut belum dilakukan
seutuhnya dikarenakan kondisi yang harus membuat perawat tidak
mungkin untuk melakukan kegiatan perawatan pada pasien, namun
dalam kasus emergenay yang menganaam nyawa perawat harus segera
memberi tindakan pertolongan kepada pasien tanpa menunggu proses
administrasi pasien. Perawat sebaikanya tidak menutup mata terkait
dengan kebijakan, politik, hukum dan ekonomi mengingat perawat
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan yang langsung
berhubungan dengan pasien sehingga perawat perlu menambah
pengetahuan dalam bidang politik dan birokrasi agar kontribusi yang
dilakukan perawat dalam asuhan keperawatan dapat mempengaruhi
kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Abdul kadir, Muhammad. (2004). Hukum dan Penelitian Hukum Bandung: Citra
Aditya Bakti.

Alligood, M. R. (2014). Introduction to nursing theory: Its history, significance


and analysis. In A. M. Tomey & M. R. Alligood (Eds.), Nursing theorists
and their work (8th ed., pp. 3-15). St. Louis: Elsevier

American Nurses’ Association (ANA). (1980). Nursing: A social policy statement


. Kansas City, MO: American Nurses’ Association.

Bell, D. (1974). The coming ofpost-industrial society. New York: Basic Books.

BPJS. (2015). Seputar BPJS Kesehatan: BPJS

Bolman, L., & Dial, T. (2008). Reframing organizations: Artistry, choice, and
leadership(4th ed.). San Francisco: Jossey-Bass.

Boykin, A., & Schoenhofer, S. (2001). Nursing as caring: A model for


transforming practice(2nd ed.). Sudbury, MA: Jones and Bartlett.

Boykin, A., & Schoenhofer, S. (2013). Caring in nursing: Analysis of extant


theory. In M. Smith, M. Turkel, & Z. Wolf (Eds.), Caring in nursing
classics: An essential resource. New York: Springer

Brenton, A., & Driskill, G. (Eds.). (2005/ Organizational culture in action.


Thousand Oaks, CA: Sage.

Cannato, J. (2006). Radical amazement.Notre Dame, IN: Sorin Books.

Davidson, A. W., & Ray, M. A. (1991). Studying the human€ nvironment


phenomenon using the science of complexity. Advances in Nursing
Science.

Eisenberg, E., & Goodall, H. (1993). Organizational communication.New York:


St. Martin’s Press.

Leavitt, H. (2005). Top down: Why hierarchies are here to stay and how to
manage them more effectively. Boston, MA: Harvard Business School
Press.

Makisurat JG, Sarwono YB, Wibowo DB. (2018). Pelaksanaan Pelayanan Gawat
Darurat Bagi Peserta BPJS Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah
Ratu Aji

Morse, J., Solberg, S., Neander, W., Bottorff, J., & Johnson, J. (2013). Concepts
of caring and caring as a concept. In M. Smith, M. Turkel, & Z. Wolf
(Eds.), Caring in nursing classics: An essential resource. New York:
Springer.

M. Ray, & M. Turkel (Eds.), Nursing, caring, and complexity science: For
human- environment well-being. New York: Springer.

Nevada State College. (2003, August 19). Nursing curriculum organizing


framework. Henderson, NV: Author.

Newman, M. (1986). Health as expanding consciousness. St. Louis: Mosby.

Putri Botung Ditinjau Dari Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


856/Menkes/Sk/Ix/2009 Tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit. SOEPRA Jurnal Hukum Kesehatan, 4(1).

Ray, M. (1981). A study of caring within the institutional culture. Unpublished


doctoral dissertation, University of Utah, Salt Lake City.

Ray, M. (1984). The development of a nursing classification system of caring. In


M. Leininger (Ed.), Care, theessence of nursing and health (pp. 95-112).
Thorofare, NJ: Slack.

Ray, M., & Turkel, M. (2012). A transtheoretical evolution of caring science


within complex systerms. International Journal for Human Caring,
16(2), 28-49.

Ray, M., Turkel, M., & Cohn, J. (2011). Relational caring complexity: The study
of caring and complexity in health care hospital organizations. In A.
Davidson,

Ray, M., & Turkel, M. (2012). A transtheoretical evolution of caring science


within complex systerms. International Journal for Human Caring,
16(2), 28-49.

Ray, M., & Turkel, M. (2014). The theory of emancipatory nursing praxis: The
theory of relational caring complexity. Advances in Nursing Science,
37,132-146.

Rosihan A. (2016). Mengelola Rumah Sakit, Banjarmasin: Lambung Mangkurat


University Press.
Roach, M. S. (2002). The human act of caring(rev. ed.). Ottawa, Canada:
Canadian Hospital Association Press.

Sawyer, R. (2005). Social emergence: Societies as complex systems. New York:


Cambridge University Press.

Smith, M., Turkel, M., & Wolf, Z. (2013). Caring in nursing classics: An
essential resource. New York: Springer.

Thoma, H. (2003). Holistic science: All at the same time. Resurgence, 1(216), 15-
17.

Van Manen, M. (1982). Edifying theory: Serving the good. Theory Into Practice,
31,4549.

Anda mungkin juga menyukai