Maria Song
Puji Syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia_Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Aplikasi Teori Marylin Anne Ray”.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................
A. Latar Belakang 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat. 2
BAB II KONSEP TEORI........................................................................................................................
A. Pengertian 4
B. Model Teori bureaucratic Caring 5
C. Praktik Keperawatan sebagai Landasan Teori bureaucratic
Caring................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
D. Manfaat
Diharapakan makalah ini sebagai bahan informasi dan sumber referensi
penerapan teori bureaucratic caring dalam praktik keperawatan gawat
darurat.
BAB 2
KONSEP TEORI
A. Pengertian
Dalam sebuah model Beuratiaal, aaring sebagai pusat model
merupakan sebuah konsep spiritual dan etis dalam kaitannya dengan fisik
(humanistik), sosial-budaya dan pendidikan, dan dimensi yang lebih
struktural dari organisasi yang kompleks yaitu: politik, ekonomi, hukum,
dan teknologi. Perhatian spiritual- etis melibatkan teologis, keutamaan
iman, harapan, dan ainta; prosesnya kreatif dan menunjukkan integrasi
hubungan dalam sistem organisasi atau birokrasi yang kompleks. Model
holografik ini menunjukkan seaara keseluruhan bahwa aaring spiritual-etis
bersifat multidimensi, kompleks, holistik, dan dinamis. Interaksi dalam
sistem bermakna simbolis oleh perawat dan dibentuk dari konstruksi atau
nilai-nilai dominan yang dipegang dan berkembang dalam organisasi
lingkungan manusia. Dalam beberapa hal, model holografik
menggambarkan bahwa “kita adalah organisasi.’ Teori bureauaratia aaring
sebagai model holografik akan memfasilitasi dan meningkatkan
pemahaman kita tentang praktik keperawatan di lingkungan perawatan
kesehatan kontemporer yang lebih kompleks.
B. Model Teori Bauritical Caring
1. Caring
Caring didefinisikan sebagai proses relasional transkultural yang
kompleks yang didasarkan pada konteks etis dan spiritual. Caring
adalah hubungan antara niat dan tindakan yang benar, antara cinta
sebagai kasih sayang dalam menanggapi penderitaan dan kebutuhan
dengan tindakan yang adil. sebagai gambaran yang komplek,
terhadap kondisi transkultural, berhubungan dengan proses
mencakup etika dan spiritual yang berhubungan dengan budi dan
perilaku yang baik yang didasarkan atas kasih sayang sebagai respon
terhadap suatu kebutuhan, penderitaan dan keadaan lain.
2. Pendidikan
Program pendidikan formal dan informal, penggunaan media
audiovisual untuk menyampaikan informasi, dan lainnya bentuk
pengajaran dan berbagi informasi adalah contoh dari faktor-faktor
pendidikan yang terkait dengan Caring (Ray, 1981a, 1989; 2010c).
Program pendidikan formal dan informal dengan menggunakan
media audiovisual sebagai sumber informasi dan melalui bentuk-
bentuk lain pengajaran yang berhubungan dengan caring
3. Etis Spiritual
Spiritualitas melibatkan kreativitas dan pilihan dan diungkapkan
dalam keterikatan, cinta, dan komunitas. keharusan etis untuk caring
bergabung dengan spiritual dan terkait dengan kewajiban moral
kepada orang lain. Ini berarti tidak pernah memperlakukan orang
sebagai alat untuk mencapai tujuan tetapi sebagai makhluk yang
memiliki kapasitas untuk membuat pilihan. Asukan keperawatan
yang berfokus pasa etis spiritual untuk keperawatan berfokus pada
fasilitasi pilihan untuk kebaikan orang lain (Ray, 1989, 1997a,
2010a). Dalam konteks Spiritual dibutuhkan kreativitas dan pilihan
dalam konteks komunitas. Contoh; seorang perawat tidak berhak
memaksakan suatu kepercayaan tetapi hanya menjadi fasilitator
terhadap hal- hal yang terkait dengan masalah spiritual etik.
4. Fisik
Faktor fisik berkaitan dengan keadaan fisik sedang, termasuk pola
biologis dan mental. Karena pikiran dan tubuh saling terkait dan
masing-masing mempengaruhi yang lain (Ray, 2001, 2006). Faktor
fisik sangat berpengaruh terhadap biologis dan mental karena
pikiran & tubuh merupakan suatu kesatuan yang saling
mempengaruhi.
5. Sosial-Budaya
Contoh faktor sosial dan budaya adalah etnis dan struktur keluarga;
keintiman dengan teman dan keluarga; komunikasi; interaksi dan
dukungan sosial; memahami hubungan timbal balik, peran, dan
keintiman; dan struktur budaya kelompok, komunitas, dan
masyarakat (Ray, 1981a, 1989, 2001, 2006, 2010a). Contoh sosial
budaya adalah etnik, budaya, struktur keluarga, hubungan antara
teman dan keluarga, komunikasi, interaksi sosial, dukungan.
6. Hukum/ legal
Faktor hukum yang terkait dengan caring termasuk tanggung jawab
dan akuntabilitas; aturan dan prinsip untuk memandu perilaku,
seperti kebijakan dan Prosedur; Penjelasan dan persetujuan; hak
privasi; malpraktek dan masalah tanggung jawab; klien, keluarga,
dan hak profesional; dan praktik defensive kedokteran dan
keperawatan (Gibson, 2008; Ray, 1981a, 1989, 2010a, 2010b).
Berhubungan dengan tanggung jawab dan tanggung gugat yang
selalu berhubungan dengan aturan dan prinsip hukum. Contoh
prosedur tindakan, inform consent, privasi dan hal-hal yang terkait
dengan keadaan malpraktek yang menjadi tanggung gugat terhadap
klien, keluarga dan tenaga professional
7. Teknologi
Faktor teknologi termasuk sumber daya non-manusia, seperti
penggunaan mesin untuk menjaga kesejahteraan fisiologis pasien, tes
diagnostik, agen farmasi, dan pengetahuan dan keterampilan
diperlukan untuk memanfaatkan sumber daya ini (Davidson, Ray &
Turkel, 2011; Ray, 1987, 1989). Juga disertakan dengan teknologi
adalah praktik yang dibantu komputer dan dokumentasi (Campling,
Ray, & Lopez-Devine, 2011; Swinderman, 2011). Dalam perawatan
menggunakan teknologi modern seperti penggunaan mesin untuk
diagnostik test, terapi dan penggunaan komputer dalam
pendokumentasian
8. Ekonomis
Faktor-faktor yang berhubungan dengan arti merawat meliputi uang,
anggaran, sistem asuransi, batasan, dan pedoman yang diberlakukan
oleh organisasi perawatan terkelola, dan, seaara umum, alokasi
sumber daya manusia dan material yang langka untuk menjaga
kelayakan ekonomi organisasi (Ray, 1981a, 1989). Caringsebagai
seorang sumber daya antarpribadi juga harus dipertimbangkan
sebagai barang, uang, dan jasa (Turkel & Ray, 2000, 2001, 2003;
Ray, Turkel & Cohn, 2011) Caring berhubungan dengan faktor
keuangan, sistem asuransi, sebagai penunjang.
9. Politik
Faktor politik dan struktur kekuasaan dalam kesehatan administrasi
perawatan memengaruhi aara pandang keperawatan dalam perawatan
kesehatan dan termasuk pola komunikasi dan pengambilan
keputusan dalam organisasi; peran dan stratifikasi gender di antara
perawat, dokter, dan administrator; kegiatan serikat, termasuk
negosiasi dan konfrontasi; pengaruh pemerintah dan perusahaan
asuransi; penggunaan kekuatan, prestise, dan hak istimewa; dan,
seaara umum, persaingan untuk manusia langka dan sumber daya
material (Ray, 1989, 2010a, 2010b).
C. Praktik Keperawatan Kontemporer merupakan sebuah kompleks,
Dinamisasi, relasional dan Caring : sebagai Landasan Teori
bureaucratic caring
Praktek keperawatan bersifat dinamis, selalu berubah, dan munaul
dengan kemungkinan-kemungkinan baru karena orang-orang saling
berhubungan satu sama lain. Namun, praktik keperawatan kontemporer
terus berlangsung dalam organisasi yang umumnya bersifat birokratis atau
sistematis. Meskipun sudah banyak diskusi tentang "akhir birokrasi ’untuk
menghadapi inovasi dan kehidupan kerja abad ke-21 yang lebih baik
dalam sistem yang kompleks (Leavitt, 2005), birokrasi tetap menjadi alat
yang berharga untuk mengidentifikasi dan memahami prinsip-prinsip
struktural yang berbeda seaara mendasar dalam sebuah sistem organisasi.
Birokrasi adalah sistem organisasi yang dapat dipandang sebagai
budaya. Budaya organisasi memiliki warisan yang kaya dan telah
dipelajari sebagai sistem formal dan informal sejak 1930-an di Amerika
Serikat (Bolman & Dial, 2008). Budaya organisasi informal
mengintegrasikan kode etik dan perilaku yang meliputi komitmen,
identitas, karakter, koherensi, dan rasa kebersamaan dalam interaksi sosial-
budaya dan lingkungan sosial. Budaya organisasi informal dianggap
penting untuk keberhasilan fungsi atau penyelenggaraan organisasi formal:
kekuatan dan otoritas politik, perhitungan teknologi dan teknologi,
pertukaran ekonomi dan metode hukum dan penilaian. Dengan demikian,
organisasi formal terdiri dari sistem politik, ekonomi, hukum, dan teknis
dalam budaya organisasi (fenomena birokrasi yang khas). Birokrasi sendiri
menciptakan orientasi budaya mereka sendiri, pola, tujuan, ritual, bahasa,
dan norma dalam elemen struktural dari dimensi politik, ekonomi, hukum,
dan teknologi (Ray, 2013).
Apa yang membedakan "organisasi sebagai budaya" dari paradigma
lain, adalah fondasinya dalam antropologi atau studi tentang bagaimana
orang bertindak dalam komunitas atau struktur formal dan makna dari
kehidupan kerja (Brenton & Driskill, 2005). Budaya organisasi, dipandang
sebagai konstruksi sosial, terbentuk secara simbolis dan direproduksi
melalui interaksi (Sawyer, 2005). Keyakinan tentang pekerjaan muncul
dalam organisasi melalui hubungan dan misi organisasi dan pernyataan
kebijakan.
Prinsip dan harapan suatu negara tentang sifat pekerjaan adalah
penting bagi kehidupan kerja; oleh karena itu, terdapat interaksi antara
makrokosmos budaya nasional / global dan mikrokosmos organisasi
tertentu (Eisenberg & Goodall, 1993). Dalam beberapa tahun terakhir,
budaya organisasi telah muncul sebagai sistem perusahaan global dengan
banyak deskripsi makna. Ada konsentrasi yang semakin besar dari
kekuatan ekonomi dan politik dalam segelintir perusahaan, yang
memisahkan kepentingan mereka (biasanya menguntungkan) dari
kepentingan manusia, yang berpusat pada kehidupan (Eisler, 2007).
BAB III
PEMBAHASAN
2. Kekurangan
a) Struktur mayor yang diberikan pada pasien mempunyai
kesamaan definisi dan konsep yang biasanya digunakan oleh
perawat.
b) Pada seting klinik khususnya gawat darurat, beberapa perawat
ada yang belum melakukan atau memberikan pelayanan lengkap
seperti aspek Ray ini, dikarenakan mereka kurang terpapar
informasi terkait misalnya alur atau kebijakan asuransi kesehatan
dan proses pembiayaan yang termasuk aspek ekonomi, legal dan
politik.
c) Teori Ray terlalu abstrak dan luas terkait aspek-aspek human
caring oleh perawat di intalasi gawat darurat, sehingga
penekanan caring kepada pasien dengan kondisi gawat perlu
intervensi lebih mendalam. Misal pada aspek spiritual, politik,
teknologi.
C. Penerapan Teori Bureaucratic Caring pada Kasus Gawat Darurat
Seorang pasien masuk rumah sakit dengan kondisi cedera kepala akibat
kecelakaan laulintas dan membutuhkan pertolongan segera tetapi di sisi lain
pasien mengalami kesulitan ekonomi, dimana pasien tidak mampu
membayar administrasi rumah sakit sedangkan pasien ini butuh pelayanan
cepat sementara perawat yang bertugas menolak untuk melakukan tindakan
karena menunggu administrasi selesai.
Dilihat dari 9 aspek teori Bureaucratic Caring :
• Caring
Memberikan perhatian kepada pasien berdasarkan kebutuhan dengan
pemberian kasih sayang, tulus, dan adil serta bertanggung jawab.hal ini
sesuai teori
• Spiritual
• Sosial Kultural
Menghormati nilai sosial pasien dan mejelaskan dengan sikap
terapeutik
• Legalitas
Perawat harus bekerja berdasarkan standar dan melibatkan tim
kesehatan yang lain
• Teknologi
Tindakan harus dikerjakan sesuai prosedur melalui pemeriksaan dari
sederhana sampai pemeriksaan kompleks sesuai kebutuhan pasien.
• Ekonomi
Memberikan saran mengenai pengambilan keputusan terkait
pendanaan oleh pasien.
• Politik
Membuat keputusan harus melibatkan tim kesehatan seperti dokter,
perawat dan tim kesehatan lain serta pihak-pihak pengambil kebijakan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sebuah model Beuratiaal, aaring sebagai pusat model
merupakan sebuah konsep spiritual dan etis dalam kaitannya dengan
fisik (humanistik), sosial-budaya dan pendidikan, dan dimensi yang
lebih struktural dari organisasi yang kompleks yaitu: politik, ekonomi,
hukum, dan teknologi. Teori beureuaratia aaring bisa diaplikasikan ke
dalam semua bidang keperawatan, salah satunya gawat darurat. Asuransi
kesehatan merupakan salah satu penerapan teori Ray yang berhubungan
dengan ekonomi adalah BPJS. Banyaknya kasus bukan gawat darurat
yang datang ke IGD Rumah Sakit mengakibatkan rumah sakit
mengalami kesulitan dalam melayani kunjungan pasien yang tidak
seharusnya ditangani di fasilitas ini.
Abdul kadir, Muhammad. (2004). Hukum dan Penelitian Hukum Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Bell, D. (1974). The coming ofpost-industrial society. New York: Basic Books.
Bolman, L., & Dial, T. (2008). Reframing organizations: Artistry, choice, and
leadership(4th ed.). San Francisco: Jossey-Bass.
Leavitt, H. (2005). Top down: Why hierarchies are here to stay and how to
manage them more effectively. Boston, MA: Harvard Business School
Press.
Makisurat JG, Sarwono YB, Wibowo DB. (2018). Pelaksanaan Pelayanan Gawat
Darurat Bagi Peserta BPJS Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah
Ratu Aji
Morse, J., Solberg, S., Neander, W., Bottorff, J., & Johnson, J. (2013). Concepts
of caring and caring as a concept. In M. Smith, M. Turkel, & Z. Wolf
(Eds.), Caring in nursing classics: An essential resource. New York:
Springer.
M. Ray, & M. Turkel (Eds.), Nursing, caring, and complexity science: For
human- environment well-being. New York: Springer.
Ray, M., Turkel, M., & Cohn, J. (2011). Relational caring complexity: The study
of caring and complexity in health care hospital organizations. In A.
Davidson,
Ray, M., & Turkel, M. (2014). The theory of emancipatory nursing praxis: The
theory of relational caring complexity. Advances in Nursing Science,
37,132-146.
Smith, M., Turkel, M., & Wolf, Z. (2013). Caring in nursing classics: An
essential resource. New York: Springer.
Thoma, H. (2003). Holistic science: All at the same time. Resurgence, 1(216), 15-
17.
Van Manen, M. (1982). Edifying theory: Serving the good. Theory Into Practice,
31,4549.