Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MODEL KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing : Hidayat Turochman, SKM, MA

Disusun Oleh :

Dyhas Noveria 10301910


Evi Purnama Sari 10301910
Ema Lestari 10301910
Fitri Nurbadriyah 10301910
Gita Safitri 1030191032
Ihya Umuludin 10301910
Kiki Lastri 10301910
Muhamad Septiyanto 10301910
Mega Putri Maharani 10301910

PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MH THAMRIN
JAKARTA 2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul Model Konsep Keperawatan Keluarga. Tidak lupa shawalat serta
salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan
kelak.

Adapun penulisan makalah bertema Model Konsep Keperawatan Keluarga ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian makalah. Harapannya,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, karena kesederhanaannya makalah ini, banyak sekali


kekurangannya. Kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan.
Meskipun demikian, kami terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah.

Wassalamualaikum wr.wb

Jakarta, 20 Januari 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..……………………………………………...........................................i
DAFTAR ISI………………..………………………………………………………............................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………...................2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….....................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Model Konseptual………………………………...………………………..............3
2.2 Model Konseptul Keperawatan Keluarga……………………………………..….....................3
A. Orientasi Pada Sistem…………………………………………………………………….3
1. Model Praktik Keperawatan Menurut Betty Neuman ………………………….…...3
B. Orientasi Perkembangan…………………………………………………………………..4
1. Model Self Care Menurut Dorothe E. Orem (Teori Orem)………………........4
C. Orientasi Sistem dan Interaksi…………………………………………………......7
1. Model Konseptual Adaptasi Roy……………………………………………...7
2. Imogene M.King……………………………………………………………..11
D. Orientasi Sistem dan Perkembangan……………………………………………..12
1. Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers…………………………...12
2. Teori Umum Florence Nightingale…………………………………………..14
3. Marilyn M.Friedman…………………………………………………………15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan…..................…………………………………………………………………..18
3.2 Saran……………………………………………………………………………………….....18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...............................19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang
didasari oleh fakta - fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang adanya
bukti ) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan
ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat
tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen
dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan
terhadap kebutuhan semua pasien.
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh
dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu
berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia.
Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada
setiap situasi klien, antara lain degan menggunakan model-model keperawatan dalam
proses keperawatan. Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai
dengan kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik,
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang
mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam
memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan
aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang
melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian model konseptual keperawatan keluarga ?
2. Apa saja Model Konsep Keperawatan Keluarga Menurut :
1) Marilyn M. Friedman
2) Dorothea E. Orem
3) Imogene M.King
4) Calista Roy
5) Martha E.Rogers
6) Betty Neuman
7) Florence Nightingale

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk Mengetahui pengertian model konseptual keperawatan keluarga
2. Untuk Mengetahui Model Konsep Keperawatan Keluarga Menurut :
1) Marilyn M.Friedman
2) Dorothea E.Orem
3) Imogene M.King
4) Calista Roy
5) Martha E.Rogers
6) Betty Neuman
7) Florence Nightingale

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Model Konseptual


Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatandengan disiplin ilmu
lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,memperkirakan, dan
mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.Model merupakan
sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktek yang bermutu yang mewakili sesuatu
yang nyata.Sedangkan model keperawatan adalah aplikasi dari struktur itu sendiri yang
memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja.
Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana
perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang dengan apa yang
terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Model
konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi
pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual tersusun atas ide-
ide (konsep-konsep) abstrak dan umum, dan proposisi yang menspesifikasi hubungan
antara keduanya. Model konseptual sangat penting sebagai landasan perkembangan
disiplin keperawatan.
Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan
professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)
Model keperawatan dikembangkan berdasarkan pada asumsi, nilai dan kepercayaan
para ahli teori tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Tujuan utama
dari model keperawatan adalah memandu praktek keperawatan berdasarkan teori dan
mengarahkan penyusunan teori. Tujuan lainnya adalah memeberikan persepktif unik
untuk memandang situasi klien, memberikan pedoman untuk mengorganikasikan
pemikiran dan pengamatan, memfokuskan, menginterpretasikan data dan
mengkomunikasikan temuan pada orang lain, memandu fokus praktek keperawatan
dalam setiap komponen proses keperawatan, menghubungkan praktek, teori, penelitian
dan pendidikan keperawatan. Semua model keperawatan mengandung beberapa aspek
dari ketiga pendekatan, namun demikian, masing-masing model cendrung menekankan
satu katagori diatas katagori lainnya ( Paula J.C dan Janet W.K 2009 ).
Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan praktik, penelitian
dan pengajaran, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada perawat atau calon
perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam mengkoreksi
pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan.

2.2 Model Konseptual Keperawatan Keluarga


A. Orientasi Pada Sistem
1. Model Praktik Keperawatan Menurut Betty Neuman
Neuman mengemukakan model system (system model) dalam pendidikan
dan prakrik keperawatan. Neuman menggunakan pendekatan manusia utuh
(total person approach), dengan memasukkan konsep holistic, pendekatan
system terbuka (open system), dan konsep “stressor”.
Model ini mengalisis interaksi empat variable penunjang komunitas yang
meliputi fisik, psikologi, social cultural dan spiritual, adapaun tujuan
keperawatan adalah stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang
dinamis.
Empat konsep mayor dari teori Newman :
1. Manusia
Manusia merupakan suatu system terbuka, yang selalu mencari
keseimbangan yang harmoni, dan merupakan satu kesatuan dari variabel-
variabel fisiologis, psikologis, sosialkultural, perkembangan , dan spiritual.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah semua kekuatan, baik internal dan eksternal yang dapat
memepengaruhi hidup dan perkembangan klien atau system klien.
3. Keperawatan
Secara umu, keperawatan merupakan profesi unik, mencakup tentang proses
manusia terhadap stressor yang merupakan konsep yang utama untuk
mencapai stabilitas pasien. Newman mendefinisikan parameter dari
keperawatan adalah individu, keluarga dan kelompok dalam
mempertahankan tingkat yang maksimal dari sehat dengan intervensi untuk
menghilangkan stress dan menciptakan kondisi yang optimal bagi pasien.
4. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan yang adekuat dalam suatu sitem stabilitas yang
merupakan keadaan yang baik.
Sehat adalah kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan
sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.

B. Orientasi Perkembangan
1. Model Self Care Menurut Dorothe E. Orem (Teori Orem)
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah modelself care
yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model
konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya
dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care". Model ini pada awalnya
berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada
multi person's unit(keluarga, kelompok dan komunitas). Self care merupakan
suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri
untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's,
1980) Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-
kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan
itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self
Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori
yaitu :
a. Self Care (Perawatan Diri)
Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan
kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan
oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan
keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi
hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam
hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care
yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan
kesehatan. Penekanan teori self care secara umum :
1) Pemeliharaan intake udara;
2) Pemeliharaan intake air;
3) Pemeliharaan intake makanan;
4) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi;
5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;
6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
7) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok
sosial sesuai dengan potensinya
b. Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam
memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit perawatan
diri Orem menjelaskan bukan hanya saat keperawatan dibutuhkan saja,
melainkan cara membantu orang lain dengan menerapkan lima metode
bantuan, yakni melakukan untuk, memandu, mengajarkan, mendukung dan
menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kemampuan individu
untuk memenuhi tuntutan akan perawatan diri saat ini atau di masa yang
akan datang.
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat
dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan /
direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien
untuk menjalani aktifitas "Self Care". Orem mengidentifikasikan klasifikasi
Nursing System :
1) The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang
tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon
terhadap rangsangan.
2) The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami
keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
3) The supportive - Educative system
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang
memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan
mandiri.
4) Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima
metode bantuan yang meliputi :
a) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien;
b) Mengajarkan klien;
c) Mengarahkan klien;
d) Mensupport klien.
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang
disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1) Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada
setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses
kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal
requisite yang dimaksudkan adalah :
a) Pemeliharaan kecukupan intake udara;
b) Pemeliharaan kecukupan intake cairan;
c) Pemeliharaan kecukupan makanan;
d) Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;
e) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia;
f) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi;
g) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke
dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang,
keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi
normal.
2) Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat
perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal
yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus
kehidupan.
3) Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak
sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena
sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam
perilaku self care.
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek
keperawatan keluarga adalah :
1) Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik;
2) Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri;
3) Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's
yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah
sebagai berikut:
a) Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
b) Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya;
c) Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi;
d) Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar
yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres
secara benar.

C. Orientasi Sistem dan Interaksi


1. Model Konseptual Adaptasi Roy
Roy berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi
keperawatan, yakni manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Unsur
keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu tujua keperawatan dan aktivitas
keperawatan, juga termasuk dalam elemen penting pada konsep adaptasi.
a. Elemen Manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit
yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan
umpan balik (Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang
dimanifestasikan dengan adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini
berperan sebagai kognator dan regulator (pengaturan) untuk
mempertahankan adaptasi. Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi
terhadap fungsi fisologis, konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan
saling ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan
yang terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan
lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah
karakteristik sistem, Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan antar unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit
fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat
digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik serta
output.
Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan
eksternal dan internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping
yakni sistem regulator dan kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa
respons adaptif atau respons tidak efektif. Regulator dihubungkan dengan
fungsi fisiologis sedangkan kognator dihubungkan dengan konsep diri,
fungsi peran, dan interdependensi.

b. Model Fungsi Fisiologi


Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi
untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, model
fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi
fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1) Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu
ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2) Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti
jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
3) Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan
ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
4) Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan
istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam
memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh.
(Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5) Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses
imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini
penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.
(Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6) The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau
memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri
penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984,
dalam Roy, 1991).
7) Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya
termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi
sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat
menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy
1991).
8) Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan
bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka
mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi
pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk
mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy,
1991).
9) Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai
dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi
tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam
respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard
& Valentine dalam Roy,1991).
c. Model Konsep Diri
Model konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan
spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari
konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi,
aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari
dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.
1) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya
berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya.
Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan,
seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
2) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri,
moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya
kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
d. Mode fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola - pola interaksi sosial seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer,
sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat
memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.
e. Model Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh
Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/
kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian
dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan
kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh
kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya.
Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim,
yaitu memberi dan menerima.
f. Elemen lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia.
Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang
adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulus eksternal dan internal.
Lebih lanjut stimulus itu dikoelompokkan menjadi tiga jenis stimulus yaitu :
fokal, konstektual, dan residual. Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan
sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan mempengaruhi keadaan,
perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu ata kelompok
g. Elemen kesehatan
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi
manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau
keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa kkesehatan atau
kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan
kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas
adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat.
Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan
pada kondisi sehat sejahtera.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan
konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan
mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus yang lain. Pembebasan
energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi kesehatan.
Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi
dan kesehatan.
Adaptasi adalah komponen pusat dalm model keperawatan. Didalamnya
menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan
baik proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses
adaptasi termasuk fungsi holistic untuk mempengaruhi kesehatan secara
positif dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua
interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian pertama
dari proses ini dimulai dengan pperubahan dalam lingkungan internal dan
eksternal yan gmembutuhkan sebuah respon. Perubahan – perubahan itu
adalah stressor atau stimulus fokal dan ditengahi oleh factor-faktor
konstektual dan residual. Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi
yang biasanya disebut stress. Bagian kedua adalah mekanisme koping yang
merangsang untuk menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam
istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi :
kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan yang disebut
integritas. Kondisi akhir ini adalah kondisi keseimbangan dinamik
equilibrium yang meliputi peningkatan dan penurunan respon-respon. Setiap
kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga dinamik
equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang besar
dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia sebagai sistem
adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih
tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi kemudian disebut sebagai
suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan tingkatan adaptasi.
h. Elemen keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan
dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983). Lebih spesifik Roy
(1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik berperan
dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan
sehingga sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang
utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan
berespons terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika
stressor terjadi dan individu tidak dapat menggunakan “koping” secara
efektif maka individu tersebut memerlukan perawatan.
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan
lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin
meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup fungsi fisiologis,
konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.

2. Imogene M.King
Tujuan perawat adalah "untuk membantu individu menjaga atau mendapatkan
kembali kesehatan." Ranah keperawatan adalah mempromosikan, memelihara,
memulihkan kesehatan dan merawat orang sakit, terluka atau sekarat. Fungsi
perawat profesional adalah untuk menafsirkan informasi secara mendalam, yang
biasa dikenal sebagai proses keperawatan, untuk merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi asuhan keperawatan bagi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. King menyatakan bahwa perhatian keperawatan adalah membantu
orang berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan cara yang akan
mendukung pemeliharaan kesehatan dan pertumbuhan menuju pemenuhan
diri. King telah memberikan asumsi khusus untuk interaksi perawat-klien:
1) Persepsi perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2) Tujuan, kebutuhan, dan nilai-nilai perawat dan klien mempengaruhi proses
interaksi.
3) Individu memiliki hak untuk mengetahui tentang diri mereka sendiri.
4) Individu memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keputusan yang
mempengaruhi kehidupan mereka, kesehatan mereka, dan layanan
masyarakat.
5) Individu memiliki hak untuk menerima atau menolak perawatan kesehatan.
6) Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan penerima perawatan kesehatan
mungkin kongruen.
Bentuk macam-macam kebutuhan manusia menurut imogene king :
1) Kesehatan
King mendefinisikan kesehatan sebagai "pengalaman hidup yang dinamis
dari seorang manusia, yang berarti penyesuaian terus menerus terhadap
stressor dalam lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan yang
optimal dari sumber daya seseorang untuk mencapai potensi maksimal
untuk hidup sehari-hari". King menegaskan bahwa kesehatan bukan hal
yang berkelanjutan, melainkan suatu keadaan holistik dan mengidentifikasi
karakteristik kesehatan sebagai "genetik, subjektif, relatif, dinamis,
lingkungan, fungsional, budaya dan persepsi". King mendefinisikan
penyakit sebagai penyimpangan dari atau ketidakseimbangan dalam fungsi
seseorang yang normal. Penyimpangan ini mungkin berhubungan dengan
struktur biologis, hubungan psikologis, atau sosial.
2) Lingkungan
Lingkungan dan Masyarakat yang diindikasikan sebagai konsep utama
dalam sistem konseptual King tetapi tidak secara khusus didefinisikan
dalam pekerjaannya. Masyarakat dapat dipandang sebagai bagian sistem
sosial dari sistem konseptualnya. King mendefinisikan bahwa lingkungan
yang sehat adalah lingkungan yang baik secara internal dan eksternal,
King juga menyatakan bahwa' lingkungan adalah fungsi dari
keseimbangan antara interaksi internal dan eksternal.

3) Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai tindakan perawat dan klien, reaksi dan
interaksi dalam situasi perawatan kesehatan untuk berbagi informasi
tentang persepsi mereka satu sama lain dan dalam situasi
tertentu. Komunikasi ini memungkinkan mereka untuk menetapkan tujuan
dan memilih metode untuk mencapai tujuan. Tindakan didefinisikan
sebagai urutan perilaku yang melibatkan aktivitas mental dan fisik.

D. Orientasi Sistem dan Perkembangan


1. Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers
Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang menggambarkan
dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam
perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip-prinsip
dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu
kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan
perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari
prinsip – prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan
dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu
pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan
bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya
mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan
meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar
pada konsep pemahaman manusia atau individu seutuhnya. Berdasarkan pada
kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada lima dasar asumsi
tentang manusia, yaitu:
a. Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan
karakteristik yang lebih dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya.
Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang lenyap dari
pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan secara konstan
mengubah pola ini. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian
unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan
mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian
perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang
memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan
terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
b. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi.
Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan
material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan
sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan
yang utuh dari semua hal.
c. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak
dapat diprediksi sepanjang ruang dan waktu. Individu tidak pernah dapat
mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya. Bahwa proses
kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam
satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu
tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
d. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif,
pola teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori
pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan keanekaragaman dan
mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.
e. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir,
sensasi dan emosi. Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa
dan keluasan dari alam semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia
hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan
luasnya dunia.
Berdasarkan pada asumsi-asumsi, terdapat 4 batasan utamayang ditunjukkan
oleh Martha E. Roger :
a. Sumber energi
b. Keterbukaan
c. Pola-pola perilaku
d. Ukuran-ukuran 4 dimensi
Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah
manusia dan lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu
mampu mengambil energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan
energi dan informasi untuk lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah
sistem terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi utama Martha E.
Roger.
Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar tersebut dan
menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu
yang individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi.
Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan
berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut
merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir,
merasakan, emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai
empat dimensi, medan energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan
ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu sama lain dan
tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan
kesehatan.
Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan :
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya
sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986)
mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang
kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers :
a. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
b. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
c. Penyesuaian terhadap pola
d. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam
proses penyembuhan.
e. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
f. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
g. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup

2. Teori Umum Florence Nightingale


Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820- 13 Agustus1910) adalah
pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp
dalam bahasa Inggris yang berarti "Sang Wanita dengan Lampu". Florence
Nightingale mencetuskan sebuah teori keperawatan yang dikenal dengan teori
perawatan modern (modern nursing) yang dikenal dengan teori lingkungan
(environmental theory). Teorinya difokuskan pada lingkungan keperawatan.
Florence meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat berperan penting untuk
penanganan perawatan yang layak bagi proses penyembuhan.
a. Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual,emosional,sosial dan
spiritual. Walaupun memang lebih berfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja
ide yang dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang sedang sakit
mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada mereka yang sehat,
hal ini berkaitan dengan dimensi psikologik dari manusia
b. Lingkungan
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal
yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima
komponen dalam mempertahankan kesehatan individu.
c. Kesehatan
Florence mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan
semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses
aditif, yaitu hasil kombinasi dari lingkungan, fisik dan psikologis.
d. Keperawatan
Florence memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan
keperawatan sebagai usaha mengarahkan terhadap peningkatan dan
pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan pasien.
Oleh karena itu kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan
tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita
menciptakan lingkungan yang sehat bagi keluarga dan komunitasnya, yang
pada dasarnya hal ini bertujuan untuk mencegah penyakit.
Inti konsep Florence Nightingale adalah pasien dipandang dalam konteks
lingkungan secara keseluruhan yang terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik (physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang
bersih yang selalu akan memepengaruhi pasien dimanapun dia berada.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan harus bebas debu, asap , bau dan
tidak lembab. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,tinggi
penempatan tempat tidur harus memeberikan keleluasaan pasien untuk
beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh
dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien di tempat tidur harus diatur
sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi yang cukup.
b. Lingkungan psikologi (psychology environment)
Florence melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien.
Oleh karena itu ditekankan kepada pasien untuk menjaga rangsangan
fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan
beraktivitas yang dapat merangsang semua faktor untuk membantu pasien
dalam mempertahankan emosinya.
c. Lingkungan sosial (social environment)
Florence memandang bahwa lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan
seseorang bukan hanya lingkungan di rumah sakit saja tetapi juga kondisi
lingkungan secara menyeluruh yakni lingkungan komunitas pasien.

3. Marilyn M.Friedman
Menurut friedman struktur keluarga :
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi
seperti : pengirim, media, pesan, lingkungandan penerima.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau
anak.
1) Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari
peranan sosialnya, sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke
arah positif. Tipe struktur kekuatan:
1) Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua
terhadap anak)
2) Referent power (seseorang yang ditiru)
3) Resource or expert power (pendapat ahli)
4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya reward yang akan
diterima)
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
7) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan
cinta kasih misalnya hubungan seksual).
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan
norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut
masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah
kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
Menurut friedman fungsi keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga.
Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk
mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara
anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan
penggunaan sumber dari internal maupun eksternal.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi
komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan
mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah. Fungsi keluarga
menurut Friedman (1992) adalah:
a. Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota
dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam
pemecahan masalah.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan
keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan
di masyarakat
e. Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa model konseptual
keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan
yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan
petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka
terhadap apa yang dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus
perawat kerjakan.
Konsep dan model keperawatan yang dikembangkan oleh Orem menekankan pada
kemampuan individu dalam keluarga untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya
tanpa ada ketergantungan dengan orang lain(mandiri). Untuk dapat menerapkan model
konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang
mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan
sikap yang terapeutik.
Model model konseptual keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Self care (Orem)
b. Human beings (rogers’)
c. Adaptasi (Roy)
d. Praktek keperawatan (Neuman’s)

3.2 Saran
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas penulis ingin memberikan saran
pentingnya penggunaan model konseptual keperawatan menuntut perawat agar  mampu
melakukan praktik keperawatan keluarga dan menyelesaikan masalah keperawatan
klien.
DAFTAR PUSTAKA

https://mahasiswakesehatan11.blogspot.com/2018/11/model-konseptual-keluarga.html?m=1

https://mydefiandiselan.blogspot.com/2017/09/odel-konseptual-praktek-keperawatan.html

https://rumah-perawat.blogspot.com/2016/11/aplikasi-teory-betty-neuman.html?m=1

https://nursingscience-2008.blogspot.com/2014/12/riwayat-hidup-imogene-m-king.html?m=1

https://docplayer.info/163242890-Model-konseptual-keperawatan-keluarga-menurut-
dorothea-e-orem-latar-belakang-dorothea-e-orem-dorothea-e-orem.html

https://slideplayer.info/slide/12047970/

Anda mungkin juga menyukai