Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang
Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Model Konsep Keperawatan”
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan dengan tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan
motivasi berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu pembuataan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan
teknik pengetikan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini.

Bali, 25 Agustus 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………... 4

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………………4

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….4

1.3 Tujuan Masalah ………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………… 6

2.1 Pengertian Model Konsep Keperawatan ………………………………………...6

2.2 Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan ………………………………… 7

2.3 Manfaat Teori dan Model Konsep Keperawatan ……………………………….. 8

2.4 Pandangan Para Ahli Tentang Model Konsep Keperawatan …………………….9

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………. 19

3.1 Simpulan …………………………………………………………………………19

3.2 Saran ……………………………………………………………………………..19

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….20

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas


berpikiryang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep
merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi
simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menejelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung. Teori-teori yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu disiplin (Fawcet, 1992). Teori mempunyai kontribusi pada pembentukan
dasar praktik keperawatan (Chinn & Jacob, 1995). Suatu metode untuk menghasilkan dasar
pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui pengembangan dan memanfaatan teori
keperawatan. Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatan dalam
memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang , rumusan masalah yang dapat kami angkat yaitu :

1. Apa itu model konsep keperawatan ?


2. Bagaimana model konsep keperawatan Hildegard E.Pelpau?
3. Bagaimana model konsep keperawatan Ernestine Wiedenbach?
4. Bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin Levine?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Hildegard E.Pelpau.

3
2. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Ernestine Wiedenbach.
3. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin Levine.
4. Agar mahasiswa mampu memahami, mengaplikasi, dan menerapkan model-model
konsep dan teori keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan diberbagai situasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Konsep Keperawatan

Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena,


menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma.
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa
atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau
keyakinan. Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang
menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan
masalah.

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka
peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan
tahu apa yang harus perawat kerjakan.

Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses,
peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang
absolut atau bukti langsung. Teori keperawatan menurut Barnum tahun 1990 merupakan usaha-
usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori
keperawatan dapat dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya.

Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktik keperawatan,
mengingat dalam model praktik keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya
keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktik yang ingin dicapai
dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan
keterampilan dalam hal ini dibutuhkann oleh perawat dalam mengembangkan tujuannya. Teori

5
keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan konsep
keperawatan, juga memiliki karakteristik di antaranya

1. Pertama, teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang


berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori keperawatan
didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam;
2. Kedua, teori keperawatan didasarkan pada alasan-alasan yang sesuai dengan kenyataan
yang ada;
3. Ketiga, teori harus konsisten sebagai dasar dalam mengembangkan model konsep dasar
keperawatan;
4. Keempat, dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga
dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktik keperawatan;
5. Kelima, teori dapat digunakan dalam pedoman praktik keperawatan.

2.2 Tujuan Teori dan Model Keperawatan

a. Tujuan Teori Keperawatan

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:

1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang


kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan
atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat
memberikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesain masalah dalam keperawatan
dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala
bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat
terus bertambah dan berkembang.

6
b. Tujuan Model Keperawatan

1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.


2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan
oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
anggota tim keperawatan.

2.3 Manfaat Teori dan Model Konsep Keperawatan

1. Model Konsep dasar proses keperawatan bermanfaat untuk memberikan suatu kerangka
kerja berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat, sehingga kebutuhan
keperawatan kesehatan klien, keluarga dan masyarakat dapat terpenuhi.
2. Perawat dapat mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu
individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat
membantu memenuhi tekanan atau memenuhikebutuhan yang dihasilkan dari suatu
kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan konservasi
kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara
optimal.
3. Menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan dapat membantu dan
mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
4. Memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat
konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah
lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan
sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini
menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang
meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam

7
perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien).

2.4 Pandangan Para Ahli Tentang Model Konsep Keperawatan

A. Imogene King (Teori King)

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan
sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King
mengemukakan dalam model konsep interaksi. Dalam mencapai hubungan interaksi, King
mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal
dan system social yang saling berhubungan satu dengan yang lain, yang dapat digambarkan
sebagai berikut:

Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat
persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan
lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan
pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien
dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut,
maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap
situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas
dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai
makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang
lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:

1. Informasi kesehatan

2. Pencegah penyakit

3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri
dari konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen:

8
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam
memahami atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran
hubungan perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn respons
dari individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara
perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

B. Dorothe E. Orem (Teori Orem)

Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada


kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperewatan mandiri serta mengatur dalam
kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care
diantaranya :

1. Perawatan Diri Sendiri (self care)


Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama,
self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksanakan oleh individu itun sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan
kehidupan, keshatan serta kesejahteraan ; kedua,self care agency, merupakan suatu
kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi
oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. ; ketiga, adanya
tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri
yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn diri sendiri dengan menggunakan
metode dan alat dalam tindakan yang tepat ; keempat, kebutuhan self care merupakan
suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat
universal dan berhubungan dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas
sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.
2. Self Care Defisit

9
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala
perencanaan kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat
diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan
serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam
peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.
3. Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan
diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang
mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan
kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.Dalam pandangan teori system
ini Orem memberikan identifikasi dalam system pelayanan keperawatan diantaranya :
a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatn dengan memberikan bantuan secara penuh
pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan
dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan system ini dapat
dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas dengan sengaja seperti
pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu
pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang lain akan tetapi tidak
mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi
gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan pada pasien yang tidak mampu
mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self care-nya dan pasien
tersebut masih mampu melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa
tindakan self care-nya melalui bimbingan secara continue seperti pada pasien
retardasi mental.
b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada
pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti
cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam
ambulasi dan perawatan luka.

10
c. Sistem suportif dan edukatif
Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatn secar
mandiri.Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan
setelah dilakukan pembelajaran.Pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien
yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.

C. Jean Watson (Teori Watson)

` Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya :

1. Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan


makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
2. Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan
istirahat, kebutuhan seksual.
3. Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi.
4. Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Teori human caring. Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan
adalah “human science and humancare”. Watson percaya bahwa focus utama dalam keperawatan

11
adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif himanistik yang dikombinasikan dengan
dasar poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic
dan system nilai serta seni yang kuat.Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi
yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat
menbgembangkan vidsi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir
kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis
dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan,
bukan pengobatan penyakit.

Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson. Beberapa asumsi dasar tentang teori
Watson adalah sebagai berikut:

1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.


2. Asuhan keperawatterlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan
pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih
kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada curing
(mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.

Factor carative teori Watson. Struktur dibangun dari sepuluh factor carative yaitu:

1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.


2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dab saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.

12
6. Menggunakan metode mpemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki mental,
sosiokultural, dan spiritual.
9. Membantu dlam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.

D. Martha E. Rogers (Teori Roger)

Teori Manusia sebagai Satu kesatuan (Unitary Human Beings). Model Rogers pertama
kali dipublikasikan pada 1970, yaitu An Introduction to the Theoritical Basis of Nursing. Rogers
kemudian memperjelas dan mendefenisikan konsep-konsepnya, salah satunya The Science of
Unitary human Beings: A Paradigm for Nursing.

Rogers mengambil pengetahuan dari antropologi, psikologi, sosiologi, astronomi, agama,


filsafat, matematika, sastra, dan sumber-sumber lain yang membangun modelnya berdasarkan
manusia sebagai suatu kesatuan (unitary human beings) dan lingkungan sebagai bidang energi
yang menyatu dengan proses kehidupan.

Dalam model keperawatannya, Rogers meletakkan dasar-dasar yang menggambarkan


proses kehidupan manusia. Proses kehidupan manusia dicirikan oleh keseluruhan (wholeness),
keterbukaan (openness), kesatuan arah (unidirectionality), pola (pattern) dan organisasi, ilmu
pengetahuan, serta pemikiran.4

Teori Rogers dan Konsep Utama Keperawatan

1. Keperawatan.
Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur
ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan sebagai ilmu merupakan ilmu pengetahuan
humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar mempertahankan dan memulihkan
kesehatan, mencegah penyakit, merawat, serta merehabilitasi individu yang sakit dan
cacat. Pada dasarnya, ilmu keperawatan mempelajari sifat dan arah pengembangan
manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dengan lingkungan. Kaitannya dengan proses

13
kehidupan manusia, ilmu keperawatan merupakan ilmu pengetahuan empiris yang
menggambarkan, menerangkan, dan memprediksi proses kehidupan manusia. Oleh sebab
itu, keperawatan bersifat unik karena merupakan satu-satunya ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Lebih lanjut, praktik keperawatan
profesional merupakan praktik yang bersifat kreatif, imajinatif, dan eksis untuk melayani
individu. Praktik keperawatan profesional tidak memiliki fungsi dependen, melainkan
bersifat kolaboratif.
2. Individu.
Individu menurut Rogers merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
disederhanakan dan merupakan manifestasi karateristik yang melebihi dan bahkan
berbeda dari bagian-bagiannya. Manusia sebagai satu kesatuan merupakan aspek integral
manusia dengan lingkungan. Manusia berada dalam proses kehidupan yang kontinu
dengan lingkungan secara keseluruhan, yang tidak dipahami jika disederhanakan menjadi
bagian-bagian tertentu. Proses kehidupan, menurut Rogers, adalah homeodinamis yang
bersifat probalistik. Rogers mengartikan individu sebagai sistem terbuka di dalam proses
kontinu bersama sistem terbuka lingkungan. Keperawatan memandang individu sebagai
bagian dari satu kesatuan yang tidak dapat disederhanakan.

3. Lingkungan.
Rogers mendefenisikan lingkungan sebagai suatu medan energi empat dimensi
yang tidak dapat disederhanakan, yang dicirikan oleh pola dan manifestasi karakter yang
berbeda dengan bagian-bagiannya. Lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada di
luar manusia. Manusia merupakan medan energi yang dinamis yang terus melakukan
pertukaran dengan medan lingkungan, keduanya bersifat tidak terbatas. Interaksi antara
manusia dan lingkungan bersifat kontinu, mutual, dan simultan.

4. Kesehatan.
Rogers banyak menggunakan kata kesehatan (health) dalam tulisan pertamanya,
namun ia tidak pernah mendefinisikan kata tersebut. Ia menggunakan kata kesehatan
positif (positive health) untuk menunjukkan kondisi bugar (wellness) dan tidak adanya

14
penyakit dan penyakit parah. Istilah health digunakan oleh Rogers dalam konteks nilai
yang ditentukan oleh budaya atau individu.

E. Sister Calista Roy (Teori Roy)

Model Adaptasi Roy. ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model
adaptasi keperawatan, yakni keperawatan, tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.

1. Elemen keperawatan.
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam
melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983). Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat
bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi
individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh
untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons
terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu
tidak dapat menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut memerlukan
perawatan.
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan,
sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen adaptasi
mencakup fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.

2. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang
saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik
(Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan
adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan
regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi.
Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis,
konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan. Pada model

15
adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang terbuka, adaptif,
melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.
Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal
dan internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem regulator
dan kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak
efektif.
Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan kognator dihubungkan
dengan konsep diri dan fungsi peran.

3. Elemen lingkungan
Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
4. Elemen sehat
Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi pada
mahluk hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).

Proses adaptasi
Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua
interaksi individu dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti berikut:
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus
tersebut mendapat dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka
akanmuncul interaksi yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat
diperlukan untuk mengatasi stres.
2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau
tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan
pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan
integritas.
Aplikasi Model Adaptasi Roy

16
Model ini dapat digunakan dalam penelitian keperawatan, dan sebagai pedoman
dalam memberikan perawatan pada anak-anak, lansia, dan di komunitas.Model ini lebih
menekankan pada faktor psikologis.

F. Model Konsep Keperawatan Myra Estrin Levine.

Teori keperawatan Myra Estrin Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan
tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi
dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa intervensi keperawatan
merupakan aktivitas konservasi, dengan konservasi energi sebagai pertimbangan utama (Fawcett,
1989).

Sehat dipandang dari sudut konservasi energi dalam lingkup area sebagai berikut, Levine
menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :

a. Konservasi energi klien. Individu memerlukan keseimbangan energi dan


memperbaharui energi secara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup.
Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek keperawatan.
b. Konservasi struktur integritas. Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari
integritas struktur. Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat
dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
c. Konservasi integritas personal. Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien
dipanggil dengan namanya. Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses
nilai personal yang menyediakan privasi selama prosedur.
d. Konservasi integritas sosial. Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan
merupakan keadaan social yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan
menyediakan kebutuhan terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan
menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi integritas social. Melalui
pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas yang ditujukan pada
penggunaan secara optimal sumber-sumber kekuatan klien.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses,
peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang
absolut atau bukti langsung. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktik keperawatan, mengingat dalam model praktik keperawatan mengandung komponen dasar
seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktik yang
ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya
pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkann oleh perawat dalam mengembangkan
tujuannya. Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi
masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau
memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang
bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber
daya yang dimiliki klien secara optimal.

3.2 Saran

Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep keperawatan
dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita

18
rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa
nyaman pada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa
dalam merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak
menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita
mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.

DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik.
Jakarta:EGC. Hlm130,137

Suzanne C.smeltzer dan Brenda G. Bare.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Brunner
&suddarth. Jakarta: EGC.30,31

M. Gaie Rubenfeld dan Barbara K. Scheffer.2010.Berpikir kritis untuk perawat ,Strategi


berbasiskompetensi. Jakarta: EGC. 50.51

R. Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawati, S.Kep, Ns. Mia Fatma Ekasari, S. Kep, 2008.
Berpikir Kritisdalam Proses Keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm 6,7

http://keperawatan87.blogspot.com/2014/07/model-konsep-keperawatan_4.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai