Anda di halaman 1dari 21

MODEL KONSEP TEORI KEPERAWATAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu :
Husnul Khotimah, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Adila Qotrunnada NIM 2031800010
Arini Afifatul Faizah NIM 2031800013
Ilmi Agustin NIM 2031800023
Mawaddatul Hasana NIM 2031800026
Ibnu Warid Al Ahmad NIM 2031800048

UNIVERSITAS NURUL JADID


FAKULTAS KESEHATAN
PAITON PROBOLINGGO
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka kami disini
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “MODEL KONSEP dan TEORI
KEPERAWATAN”. Penulisan makalah adalah salah satu tugas pelajaran Konsep Dasar
Keperawatan. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun penyampaian materi, mengingatakan
kemampuan yang dimiliki penulis belum maksimal. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Penulis makalah ini menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
pendidik mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan Ibu Khusnul yang telah membimbing
dan mengarahkan bagaimana seharusnya makalah ini di buat.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang


setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah serta makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca.
AmiinYaaRobbal’Alamiin.

Paiton, 27 Maret2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1

I.1 Latar Belakang.......................................................................................1


I.2 Rumusan masalah...................................................................................1
I.3 Tujuan masalah......................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN..............................................................................2

2.1 Pengertian Teori Keperawatan...............................................................2


2.2 Karakteristik Teori Keperawatan...........................................................2
2.3 Faktor Pengaruh Teori Keperawatan......................................................3
2.4 Tujuan Keperawatan..............................................................................4
2.5 Pandangan Beberapa Ahli Tentang Model Konsep dan Teori
Keperawatan...........................................................................................4

BAB III. PENUTUP.....................................................................................16

3.1 Kesimpulan...........................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan
ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta -
fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang adanya bukti ) secara langsung.
Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti;
adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin
dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan
semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan Model
Keperawatan yang telah ada, sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan
praktek serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini penulis mencoba
memaparkan ”Teori dan Model Keperawatan” sekaligus untuk memenuhi tugas matakuliah
Konsep Dasar Keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan teori dan model konsep keperawatan
2. Bagaimanakah karakteristik teori keperawatan
3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang teori dan model konsep keperawatan

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengertian teori dan model konsep keperawatan serta tujuan dari teori
dan model konsep keperawatan tersebut.
2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
teori keperawatan.
3. Mengetahui pandangan beberapa ahli tentang teori dan model konsep keperawatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Keperawatan


Teori adalah salah satu pandangan yangsistematis terhadap suatu gejala atau
fenomena yang ada dengan menentukanhubungan spesifik terhadap konsep
yang digunakan untuk menjelaskan,menganalisa dan membayangkan suatu
kejadian.
Teori keperawatanitu sendiri adalah suatu pandangan atau
pedoman yang diterapkan dalamkeperawatan baik untuk pendidikan
maupun prakteknya. Dalamkeperawatan banyak teori-teori yang dapat digunakan sebagai
pedomanuntuk menjalankan proses keperawatan.Teori keperawatan yang saat ini
dikembangkan dalam duniakeperawatan ada empat model teori. Semua model tersebut
menggambarkankonsep yang sama yaitu: orang yangmenerima asuhan keperawatan,
lingkungan (masyarakat), kesehatan,keperawatan dan peran perawata.Stevenson juga
mengemukakan apa ituteori keperawatan, teori keperawatan iniadalah usaha untuk
menguraikan danmenjelaskan berbagai fenomena dalamkeperawatan. Teori ini berperan
dalammembedakan keperawatan dengandisiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan,memperkirakan dan mengontrol hasilasuhan keperawatan
atau pelayanankeperawatan yang dilakukan (Budiono,2016).
2.2 Karakteristik Teori Keperawatan
Teorikeperawatanselaindigunakanuntukmenyusunsuatu model yang
berhubungandengankonsepkeperawatan, jugamemilikikarakteristikdiantaranya:
1. Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang
berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan didasarkan pada kenyataan-
kenyataan yang ada dialam seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-
sakit, dan konsep lingkungan.
2. Teori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai dengan
kenyataan yang ada atau bersifat ilmiah. Artinya, teori keperawatan digunakan dengan
alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan cara berpikir logis.
3. Teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep
keperawatan.
4. Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat
digunakan pada kondisi apapun dalam praktek keperawatan.
2
5. Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan sehingga dapat
digunakan dalam pedoman praktek keperawatan (Yophi Nugraha, 2017)

2.3 Faktor Pengaruh Teori Keperawatan


Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa pandangan yang
dapat mempengaruhi teori keperawatan itu sendiridi antaranya :
1. Filosofi Florence Nightingale
Florencemerupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar
teorikeperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu denganmengidentifikasi
peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasarmanusia pada klien serta
pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal
dengan teori lingkungannya.Selain Florence juga membuat standar pada pendidikan
keperawatan sertastandar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Beliau
jugamembedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan
pada orang yang sakit dengan yang sehat.
2. Kebudayaan
KebudayaanKebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan
teori-teorikeperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa
dalammemberikan pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh
wanitakarena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat,akan
tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan
keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian jugayang dahulu budaya perawat
dibawah pengawasan langsung dokter,dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan
sebagai profesi mandiri,maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran
perawat dandokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai
mitrakerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan
teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan
kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki
sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan
keperawatan.

3
4. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan
ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan
komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan
tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada
cabang ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakaui sebagai
bagian ilmu keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan (Yophi Nugraha,
2017).
2.4 Tujuan Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan
dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk
tindakan atau model bentuk praktek keperawatan sehingga sebagai permasalahan
dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah
keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelsaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan shingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat terus bertambah dan berkembang (Yophi Nugraha, 2017)

2.5 Pandangan Beberapa Ahli Tentang Model Konsep dan Teori Keperawatan
2.5.1 Teori Orem
Pandangan teori dari Orem dalamtatanan pelayanan keperawatanditujukan
kepada kebutuhan individudalam melakukan suatu tindakankeperawatan mandiri
dalam mengaturkebutuhannya. Dalam konsepkeperawatan, Orem
mengembangkantiga bentuk teori self care diantaranya: perawatan diri sendiri
(self care), selfcare deficit, teori sistem keperawatan (Budiono, 2016).
4
Teori ini kemudian diaplikasikan pada tahap-tahapkeperawatan berikut ini;
a. Tahap Pengkajian
Pada tahap ini menurut teoriorem menggunakan Self Care.Menurut
orem manusia adalahindividu atau kelompok yangtidak mampu
mempertahankansecara terus-menerus self care untuk hidup dan sehat,
pemulihan dari penyakit atau trauma. Tunjuan dari mengaplikasikan teori ini
adalah menurunkan tuntunan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit, oleh karenanya self
care deficitapapun dihilangkan (Andriyanti, 2017).
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Orem, penegakandiagnose mengacu pada
dignosakeperawatan yang actual, resikotinggi. Teori ini lebih berfokuspada
masalah fisiologis yang dapat diaplikasikan oleh perawatdalam asuhan
keperawatan.
c. Intervensi Keperawatan
Menurut orem intervensikeperawatan diberikan jikakemampuan
merawat diri padaklien berkurang dari yangdibutuhkan untuk memenuhi
selfcare yang sebenarnya sudahdiketahui. Perawat juga bisamenggunakan
metode berikutuntuk bisa menerapkannya padaasuhan keperawatan yaitu:
merumuskan, memberikan danmengatur bantuan langsung padaklien dan
orang-orang terdekatdalam bantuan keperawatat.
2.5.2 Teori Calista Roy
Calista Roy berpendapat bahwa adaempat elemen yang sangat pentingdalam
teori Roy yang dapat diterapkandi rumah sakit yaitu:
a. Eleman Keperawatan
Keperawatan adalah sesuatuilmu yang disiplin menjadilandasan
dalammelaksanakan praktik keperawatan. Roy (dalam Roy dan Andrews,
1991) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik berperan
dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan
sehingga sikap
yang muncul semakinpositif. Melalui elemenkeperawatan perawat
dapatmeningkatkan interaksiindividu denagn lingkungansehingga adaptasi
dalam
setiap aspek semakinmeningkat.
5
b. Elemen Manusia
Manusia adalah suatukumpulan unit yang salingberhubungan
mempunyaimasukan, proses control,keluaran dan umpan balik.Manusia dalam
sistem iniberperan sebagai penerima asuhan keperawatan.
c. Elemen Lingkungan
Perawat harus mengatasilingkungan klien yangmeliputi privasi
klien,kondisi, keadaan, dan faktoryang lainnya.
d. Elemen Sehat
Kesehatan adalah hal yangutama diinginkan semuaorang begitu pula
denganklien yang ingin sehat seperti semula, perawat dalam elemen ini harus
berpikir kedepannya bagaimana cara klien mendapatkan kesehatan tersebut
perawat harusmemberikan asuhan keperawatan yang tepat (Budiono, 2019.)
2.5.3 Teori Virginia Henderson
Dalam aplikasi teori Henderson inimemperkenalkan pengertian
darikeperawatan, ia menyatakan bahwapengertian keperawatan
harusmenyertakan prinsip kesetimbanganfisilogis, yang ditinjau dari
sisifungsional. Henderson ini jugamengemukakan konsep utama dariteorinya
yaitu manusia, keperawatan,
kesehatan, dan lingkungan. Perawatmengaplikasikan teori ini dengan
14komponen yang merupakan penanganankeperawatan yaitu:
a. Bernapas secara normal,
b. Makan dan minumdengan cukup,
c. Membuang kotorantubuh,
d. Bergerak dan menjagaposisi yang diinginkan,
e. Tidur dan istirahat,
f. Memilih pakaian yangsesuai,
g. Menjaga suhu tubuhtetep dalam batas normaldengan menyesuaikanpakaian dan
mengubahlingkungan.
h. Menjaga tubuh tetapbersih dan terawat, sertamelindungi integument,
i. Menghindari bahayalingkungan yang bisamelukai,
j. Berkomunikasi denganorang lain dalammengungkapkan emosi,kebutuhan, rasa
takut,atau pendapat.
k. Berbadah sesuai dengankeyakinan,
l. Bekerja dengan tata carayang mengandungprestasi,
6
m. Bermain atau terlibatdalam berbagai kegiatanrekreasi,
n. Belajar mengetahui ataumemuaskan atau rasapenasaran yangmenuntun pada
perkembangan normaldan kesehatan, sertamenggunakan fasilitaskesehatan
yangsederhana.
Dengan menerapkan 14 komponen tersebut perawat akan bisa
memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang sangat memuaskan klien
tersebut (Budiono, 2016).
2.5.4 Teori Comfort Kolcaba
Teori Comfort Kolcaba inimengedepankan kenyamanan sebagaikebutuhan
seluruh manusia di dunia.Kenyamanan adalah hal yang utamadiperlukan pada
saat berade di faserentang sakit sampai sehat dankenyamanan adalah langkah
akhir daritindakan terapeutik seorang perawatat terhadap klien (Siefert, 2002).
MenurutMr. Kolcaba, comfort ini memepunyaiarti yang holistic dan
kompleks.Kolcaba dalam teori comfort yangdikembangkan menyebutkan
holisticcomfort merupakan bentuk kenyamananyang meliputi tiga tipe yaitu
relief, easedan transcendence yang digabungkandalam empat konteks yaitu
phsycal,psychopiritual, sociocultural danenvironmental (Kolcaba &
Dimarco,2005).
Tipe pertama yang bisa diaplikasikandalam pemberian asuhan
keperawatanadalan relief yang didefinisikan keadaantidak nyaman klien
berkurang danmenukan rasa kenyamanan yang lebih spesifik. Tipe yang kedua
yaitu ease
ketenangan dan kepuasaan yangdirasakan klien terhadap asuhankeperawatan
yang diberikan perawat.Kemudian tipe yang terakhir adalahtranscendence yang
merupakan tahapandimana seorang klien mampumenghadapi masalah yang
dialami.Physical comfort atau disebut jugadengan kenyamanan fisik meliputi
kebutuhan pasien akan statushemodinamik (kebutuhan cairan,elektrolit,
pernafasan, suhu tubuh,eliminasi, sirkulasi, metabolisme,nutrisi dan lain-lain).
Kemudian adayang namanya psycospiritual comfort atau kenyamanan
psokospiritual ataralain adalah kebutuhan dihadirkanrohaniawan, kecemasan,
ketakutan,berdoa dengan perawat atau lainsebagaianya, kemudian juga ada
persepsi terhadap suatu penyakit danterhadap hidup dan pengalaman hidup.
Yang ketiga ada Sociocultural comfortbisa disebut juga dengan kenyamanan

7
sosial budaya yang meliputi nutrisiklien di rumah sakit, keuangan,kebutuhan
pendidikan kesehatan daninformasi mengenai kesehatan klien.Dan yang terakhir
ada environmentalcomfort atau keyamanan lingkungan,perawat juga harus
memperhatikanprivasi dari seorang klien, kebisingan,pencahayaan, tempat tidur
yang nyamandan lain sebagainya. Perawat harusmemperhatikan semua tipe yang
diatasagar bisa diaplikasikan langsung kepadaklien di rumah sakit agar
asuhankeperawatan semakin meningkat.
2.5.5 Teori Rogers
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta
seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan
mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh.
Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan
perkembangan manusia secara langsung. (Tomey & Alligood, 1998).
Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan
memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan
hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip - prinsip dasar untuk ilmu
pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang
mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip - prinsip
kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan merupakan kegiatan yang
bersumber pada ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani.
Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam
aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi.
Rogers dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang
terdiri dari lima bagian, yaitu :
1. Unifield whole is greater and different than the sum of part.
Manusia adalah system yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari
proses yang utuh dari dirinya dan antara satu dan lainnya berbeda di beberapa
bagian dan merupakan penjumlahan dari bagian-bagiannya.
2. Mutual exchange of matter and energy.
Manusia dan lingkungan selalu berubah secara kontinyu termasuk
energi keduanya. Individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan
material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan

8
sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan
yang utuh dari semua hal.
3. Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat.
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus.
Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti
yang diharapkan semula.
4. Pattern and organization identify the human field.
Pola dan organisasi mengidentifikasi perilaku pada individu
merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif
5. Human beings have abstraction, imagery, language, and thought, sensation and
emotion.
Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan,
bertutur bahasa, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya
manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya
dunia.
Lima asumsi diatas, definisi, dan Prinsip-prinsip hemodinamik merupakan inti
teori Martha E. Rogers yang merupakan bagian dari Building Blocks, yang terdiri
dari: (Tomey & Alligood, 1998).
a. Energy Fields (Bidang Energi)
Bidang Energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan,
seperti energi manusia dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak
terbatas terdiri dari mahluk hidup dan lingkungannya. Kedua komponen ini
tidak dapat dikurangi, manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.
b. Universe of Open System (Sistem terbuka).
Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas
dan terbuka, menyatu antara satu dengan yang lainnya.
c. Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu
dengan bangunan lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak
berubah bisa menjadi suatu indikasi sakit atau penyakit.
d. Pandimensionality (Empat kedimensian)
Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang
diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang
9
menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian
pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan sebagai domain non linier
tanpa atribut, atau mengenai ruang tanpa batas.
Menurut Martha E. Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung
dengan proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan
memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk
memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep
manusiaseutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di
kemukakannya. Prinsip –prinsip hemodinamik terdiri dari tiga hal, yaitu :
1) Resonancy
Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi
antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu
pola-pola gelombang yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari
frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
2) Helicy
Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia
dengan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan
peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang
menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang
simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.
3) Integrality
Integrality adalah proses interaksi yang menguntungkan antara
manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan (Susilawati, 2016)
2.5.6 Teori Abdellah
George (2008) menjelaskan, Dr. Abdellah mendefinisikan keperawatan
sebagai pelayanan kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Pelayanan ini
sebagai pelayanan komprehensif, yang meliputi:
1. Menyadari masalah keperawatan pasien.
2. Menentukan tindakan yang tepat untuk merawat pasien sesuai prinsip- prinsip
keperawatan yang relevan.
3. Memberikan perawatan yang berkelanjutan kepada individu dengan tingkat
ketergantungan.
4. Memberikan perawatan yang berlanjutan untuk menghilangkan nyeri dan
ketidaknyamanan dan memberikan rasa keamanan kepada individu.
10
5. Mengatur rencana perawatan menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan dasar
pasien.
6. Membantu individu untuk menyadari kebutuhan kesehatan dirinya dan
mengarahkan dalam mencapai kesehatanfisik dan psikis.
7. Mengarahkan petugas keperawatan dan keluarga untuk membantu pasien
memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri sesuai dengan keterbatasannya.
8. Membantu individu untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan dan masalah
psikisnya.
9. Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya dalam merencanakan peningkatan
derajat kesehatan yang optimal pada tingkat lokal, daerah, nasional dan
internasional.
10. Melakukan evaluasi dan penelitian yang berkelanjutan untuk meningkatkan
keahlian dalam tindakan keperawatan dan untuk mengembangkan tindakan
keperawatan yang baru, untuk memenuhi semua kebutuhan kesehatan
masyarakat. Individu dengan tingkat ketergantungan total.” Dihilangkan.
Konsep Teori Abdellah dikenal Sebagai 21 Tipologi Masalah
Keperawatan. Adapun konsep Abdellah dikenal sebagai 21 tipologi masalah
keperawatan, yaitu:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.
2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, dan tidur yang optimal.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan mencegah
meluasnya infeksi.
4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki
deformitas.
5. Memfasilitasi masukkan oksigen keseluruh sel tubuh.
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.
7. Mempertahankan eliminasi.
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Mengenali respon-respon fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit
patologis,fisiologis, dan kompensasi.
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.
11. Mempertahankan fungsi sensorik.
12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan, dan reaksi positif dan
negatif.
11
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbale balik antara emosi
dan penyakit organic.
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal.
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.
17. Menghasilkandan atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.
18. Memfasilitasi kesadaranakan diri sendiri sebagai individu yang memiliki
kebutuhan fisik, emosi, dan perkembangan yang berbeda.
19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan
fisik dan emosional.
20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam
mengatasi masalah yang muncul akibat daripenyakit.
21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam munculnya suatu penyakit (Susilawati, 2016).
2.5.7 Teori Nightingale
Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai
focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan
dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan
lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuate (jumlah vitamin atau mineral
yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan
tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu
menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat
dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah
kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada
pasien, sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep Florence Nightingale, pasien
dipandang dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan
fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.
a) Lingkungan fisik (Physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi
dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang
12
bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam
ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus
bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan.
Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik
bagi oranglain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur
harus memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus
mendapatkanpenerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah.
Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat
ventilasi.
b) Lingkungan psikologi (Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif
dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi
pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan
fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang cukup dan aktivitas
manual dapat merangsang semua faktor untuk dapat mempertahankan
emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-
buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan
diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh
memberikan harapan yang terlalu muluk muluk, menasehati yang berlebihan
tentang kondisi penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi
lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan
para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c) Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan
spesifik (khusus), kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan
keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan
demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi
(pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih
sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya
selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien
13
secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan
rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap
lingkungan secara khusus (Adilla Riska, 2015).

2.5.8 Teori
Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme yang
"berusaha dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan
oleh kebutuhan." Klien adalah seorang individu dengan kebutuhan yang
dirasakan.
Kesehatan didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan maju
kepribadian dan proses manusia lainnya yang sedang berlangsung ke arah kreatif,
konstruktif, produktif, personal, dan masyarakat hidup."Meskipun Peplau tidak
secara langsung menangani masyarakat / lingkungan, dia tidak mendorong
perawat untuk mempertimbangkan budaya dan adat istiadat pasien ketika pasien
menyesuaikan dengan rutinitas rumah sakit.
Dia mendefinisikan sebagai "hubungan manusia antara individu yang sakit
atau membutuhkan pelayanan kesehatan, dan perawat berpendidikan khusus
untuk mengenali dan merespon perlu bantuan."
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis
khas untuk perawatan klinis.
1. Peran asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing
dalam situasi kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa
membangun kepercayaan.
2. Peran sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis,
memberikan informasi.
3.Peran pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan
analisis dan sintesis dari pengalaman peserta didik.
4. Peran konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna
keadaan hidup saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk
melakukan perubahan.
5. Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan,
saling ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai
advokad.

14
6. Kepemimpinan aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal
untuk memenuhi tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.
7. Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan
keterampilan klinis; Mengoperasikan peralatan (Herlina, 2018).

15
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas, yaitu sebagai berikut:
 Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan menjelaskan
berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam membedakan
keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan
keperawatan yang dilakukan.
 Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori keperawatan
mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep
keperawatan, harus bersifat alamiah, bersifat sederhana dan umum, sebagai pedoman,
serta berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan.
 Faktor yang mempengaruh teori dan model keperawatan, yaitu: Filosofi Florence
Nightingale, kebudayaan, sistem pendidikan, dan pengembangan ilmu keperawatan.
 Teori dan model keperawatan menurut beberapa ahli, yaitu: teori Nightingale, teori
Henderson, Teori Abdellah, teori Rogers, teori Orem, teori King (Ajeng Roisy Naila,
2019)
1.2 Saran
Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu Sebaiknya teori dan konsep yang telah
diketahui oleh seorang perawat dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya,

16
DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, Yophi, dan Arni Wianti. 2017. Konsep Dasar Keperawatan. Cirebon: LovRinz
Publishing.
Perry & Potter. 2006. Fundamental of nursing. Jakarta: Salemba Medika
Budiono, dan Pertami, S. B. 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.
https://osf.io/ebazh/download/?format=pdf
http://susilawati1397.blogspot.com/2016/01/teori-dan-model-keperawatan-menurut.html?
m=1
http://adillariska.blogspot.com/2015/12/konsep-keperawatan-florence-nightingale_20.html?
m=1
https://herlinalasama.blogspot.com/2018/12/makalah-model-konsep-dan-teori.html?m=1
https://id.scribd.com/document/429310493/Ajeng-Faktor-Pengaruh-Teori-Keperawatan

17

Anda mungkin juga menyukai