Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
LIZA (221440101005)
GEA MEIKA (221440101006)
EKA FITRI D (221440101007)
MERI ARISKA (221440101013)
TEGAR KURNIAWAN (221440101015)
RESTA (221440101023)
MELIZA PUTRI (221440101027)

DOSEN PENEGMPU:
Ns. WIDYA ARISANDY, S.Kep., M.Kes

STIKES AISYIYAH PALEMBANG


DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat, rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Keperawatan Sebagai Suatu Profesi (Organisasi
Profesi, Pendidikan Keperawatan, Peran Perawat Profesional, Standar Praktik
Keperawatan Profesional)” ini tepat waktu dan semoga makalah ini dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan kepada kita nantinya.

Dalam makalah ini mengandung beberapa pokok bahasan yang akan


membahas tentang poin-poin penting dari dari makalah ini yang terkait dengan
profesi keperawatan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak diharapkan
untuk perbaikan di kemudian hari.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Dan Konsep Keperawatan..............................................4
B. Tujuan Teori Dan Konsep Keperawatan ...................................................4
C. Karakteristik Teori Keperawatan Dan Faktor Yang Mempengaruhi
Teori Keperawatan......................................................................................5
D. Faktor Yang Mempengaruhi Teori Keperawatan........................................6
E. Pandangan Beberapa Ahli Tentang Teori Dan Model Konsep
Keperawatan................................................................................................8

F. Keperawatan dan Profesi Keperawatan .................................................. 16


G. Organisasi Profesi Keperawatan ............................................................. 16
H. Pendidikan Keperawatan ........................................................................22
I. Peran Perawat Profesional ......................................................................28
J. Standar Praktik Keperawatan Profesional ..............................................30
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................31
B. Saran........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat sebagai tenaga professional bertanggung jawab dan
berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan sesuai dengan kewenangannya,
terutama terkait dengan lingkup praktik dan perawat.
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional
melalui kerjasma bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang
dan tanggung jawabnya.
Lingkup kewenangan perawat dalam praktik keperawatan profesional
meliputi sistem klien (individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat) dalam rentang sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan.
Untuk penerapan praktik keperawatan tersebut perlu ketetapan (legislasi)
yang mengatur hak dan kewajiban perawat yang terkait, dengan pekerjaan
profesi. Legislasi dimaksudkan untuk memberikan perlindungan hukum
bagi masyarakat, dan perawat. Dalam rangka perlindungan hukum tersebut,
perawat perlu diregistrasi, disertifikasi dan memperoleh ijin praktik
(lisensi).
Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan
kesehatan sebagaimana halnya pendidikan kedokteran, kesehatan
masyarakat, farmasi, kedokteran gigi dan lain-lain.Pendidikan keperawatan
merupakan pendidikan profesi dimana polanya harus dikembangkan sesuai
dengan kaidah ilmu dan profesi yang dilandaskan oleh akademik dan
keprofesian.
Orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya
meningkatan kualitas tenaga perawat yang profesional melalui jenjang
pendidikan, oleh karna itu maka pendidikan keperawatan meliputi
pendidikan akademik dan profesi.
Sebenarnya pengembangan sistem pendidikan tinggi sangat berperan
dalam pengembangan pelayanan keperawatan secara professional,
tekhnologi keperawatan serta pembinaan keprofesiaan, karena pendidikan
keperawatan sebagai sarana mencapai profesionalisme keperawatan.
Selain itu sebagai institusi pendidikan tinggi, keperawatan harus
mampu membina dan menumbuhkan sikap dan tingkah laku professional
sesuai dengan tuntutan profesi, memberi landasan pengetahuan yang kokoh
baik kelompok ilmu keperawatan atau ilmu dasar atau penunjang asuhan
keperawatan, membina keterampilan professional yang mencakup
keterampilan intelektual, tekhnikal dan interpersonal serta membina
landasan etik keperawatan sebagai dasar dalam kehidupan keprofesian.
Keperawatan adalah suatu propesi yang berguna sebagai pelayan
masyarakat. Pendidikan kesehatan bagi klien sangat penting karena klien
memiliki hak untuk mengetahui dan mendapat informasi tentang diagnosis,
prognosis, pengobatan dan resiko yang dihadapinya.
Perawat harus meyakinkan bahwa klien dapat menerima informasi
yang diberikan secara cepat dan akurat untuk mempertahankan kesehatan
yang optimal dalam memberikan pendidikan kesehatan harus disesuaikan
dengan tumbuh kembang klien sehingga dapat di tentukan metode dan
media yang tepat. Dalam memberikan pendidikan kesehatan terkait dengan
pemberian asuhan keperawatan harus memperhatikan aspek sosial budaya
dan ekologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keperawatan dan profesi keperawatan?
2. Apa saja organisasi profesi keperawatan?
3. Apa saja pendidikan keperawatan?
4. Bagaimana peran perawat profesional?
5. Apa saja standar praktik keperawatan profesional?
C. Tujuan

1. Mengetahui keperawatan dan profesi keperawatan


2. Mengetahui organisasi profesi keperawatan
3. Mengetahui pendidikan keperawatan
4. Memahami peran perawat profesional
5. Mengetahui standar praktik keperawatan profesional
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori dan Konsep Keperawatan


Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala
atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara
konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,
meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji,
diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu
lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan
mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori
keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Menurut
Newman (1979), ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan
pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori-teori dari disiplin
ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini
kedalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam
rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan serta
menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan
teori keperawatan. Tujuan pengembangan teori keperawatan adalah
menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan dapat membantu dan
mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.

B. Tujuan Teori dan Keperawatan


Teori keperawatan sebagai salah satu bagin kunci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang
ingin dicapai, diantaranya:

1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan


tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan
keperawatan, baik untuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan
sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah
keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat
dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam
tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.
C. Karakteristik Teori Keperawatan dan Faktor yang Mempengaruhi
Teori Keperawatan
Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik
dasar teori dan konsep keperawatan, yaitu:
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai
hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan
antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep
lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan
digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan
dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori
keperawatan dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun
masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek
keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktek keperawatan
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KEPERAWATAN:
1. Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan
mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar
manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya.
Selain Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan
serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Beliau juga
membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan
perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam
memberikan pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh
wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan
perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah
seiring dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri,
demikian juga yang dahulu budaya perawat dibawah pengawasan
langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai
profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga
peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan
tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai
tim kesehatan.
3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam
perkembangan teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan
belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan
tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan
keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga
teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada
pelayanan keperawatan.
4. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya
pengelompokan ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan
klinik dan ilmu keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmu
keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan
pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu
keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian
ilmu keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.
E. Pandangan Beberapa Ahli tentang Teori dan Model Konsep
Keperawatan
1. TEORI NIGHTINGALE (1860)
Teori Nicghtingale ini memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit
model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan atau tindakan
keperawatan lebihketenangan, dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai
dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata,
upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktek
keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersiahn, ketenangan,
dan nutrisi yang adekuat (Ninghtingale, 1860; Torres, 1986).
Torres (1986) mencatat bahan nightangle memberikan konsep dan
penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik
keperawatan

2. TEORI PEPLAU
Teori Hildegrad Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan
proses interaktif ( Peplau, 1952); yang menghasilkan hubungan antara
perawat dan klien (Torres,1986;Marriner-Tomey,1994).Berdasarkan teori ini
klein adalah individu dengan kebutuhan prasaan,dan keperawatan dalam
proses interpersonal dan terapeutik.Oleh sebab itu perawat berupaya
mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat
bertugas sebagai narasumber,konselor,dan wali.
Teori Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi
perawat dan klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui
hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan
klien (Beeber, Anderson dan Sills,1990). Hubungan interpersonal perawat-
klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti
berikut ini :Orientasi,identifikasi,penjelasan,dan resolusi( Chinn dan Jacobs,
1995)
3. TEORI HENDERSON
Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan Henderson, 1955)
mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson (1964)
mendefinisikan keperawatan sebagai:
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas
yang memiliki kon-tribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya...
dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia
memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang dibutuhkan. Dan hal ini
dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya
secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar Henderson,
memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan
(Henderson, 1966):
1. Bernafas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepaskan pakaian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikan prestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingin tahuan yang mengacu
pada perkembangan dan kesehatan normal
4. TEORI ABDELLAH
Teori keperawatan yang di kembangkan oleh Faye Abdellah et al.(1960)
meliputi pemberihan asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk
memenuhi kebutuhan fisik,emosi,intelektual,sosial,dan spiritual baik klien
maupun keluarga. Dalam teori Abdellah mengidentifikasi kebutuhan klien
secara spesifik,yang sering dikenal sebagai 21 masalah keperawatan
abdellah:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik
2. Mempertahankan aktifitas,istirahat dan tidur yang optimal
3. Mencegah terjadinya kecelakaan,cederah, atau trauma lain dan
mencegah meluasnya infeksi
4. Menpertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencagah dan
memberbaiki defermitas
5. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh
7. Mempertahankan eliminasi
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
9. Mengenali respons – respons fisiologos tubuh terhadap kondisi penyakit-
patologis,fisiologis dan kompensasi
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
11. Mempertahankan fungsi sensorik
12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi,prasaan dan reaksi potif dan
negatif
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara
emosi dan penyakit organik
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif
17. Menghasikan dan /atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik
18. Memfasillitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang
memiliki kebutuhan fisik,emosi dan perkembangan yang berbeda
19. Menerima tujuan oktimal yang dapat dicapai sehubungan dengan
keterbatasan fisik dan emosional
20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan
dalam mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit
21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhui dalam munculnya suatu penyakit
5. TEORI ORLANDO
Bagi Ida Orlando (1961),klien adalah individu dengan suatu
kebutuhan,dimana bila kebutuhan tersebut di penuhi maka stres akan
berkurang,meningkatkan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan
optimal (Chinn dan Jacobs,1995). Teori Jean Orlando mengandung konsep
kerangka kerja untuk perawat professional yang mengandung 3 elemen
yaitu : perilaku klien, reaksi dan tindakan keperawatan , mengubah situasi
perawat setelah perawat memperkirakan kebutuhan klien , perawat
mengetahui penyebab yang mempengaruhi derajat kesehatan , lalu
bertindak secara spontan atau berkolaborasi untuk memberikan pelayanan
kesehatan.
6. TEORI LEVINA
Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan
nilai-nilai, dimana perawat memandang manusia itu sama, merupakan
suatu rangkaian disiplin dalam menguasai organisasi atau kumpulan yang
dimiliki individu dalam menjalin hubungan manusia sekitarnya.Intisari
dari keperawatan adalah manusia. Asumsinya bahwa definisi teori tersebut
adalah sebagai berikut : Kondisi klien memasuki sistem pelayanan
kesehatan dalam bagian penyakit atau perubahan kesehatan.
Responsibilitas tanggung jawab perawat bertanggung jawab dalam
mengenal respon (perubahan tingkah laku atau tingkat fungsi tubuh)
sebagai adaptasi klien atau usaha untuk Rasa, Stress, Inflamasi beradaptasi
terhadap lingkungan. 4 Sensorio respon antara lain : Fungsi perawat
memasukkan intervensi takut untuk meningkatkan adaptasi terhadap
penyakit dan evaluasi intervensi sebagai support (dorongan) atau
terapeutik koping. Intervensi membantu mempertahankan status kesehatan
dan mencegah penyakit lebih lanjut. Intervensi terapeutik meningkatkan
penyembuhan dan pemulihan kesehatan.4 prinsip perlindungan yang
mendorong tujuan perawatan untuk seseorang ke status mempertahankan
atau memulihkan Perlindungan terhadap energi keseimbangan intake dan
output energi untuk mencegah kesehatan : kelelahan Perlindungan
terhadap integritas strukturaMempertahankan atau struktur tubuh
(penyembuhan) pemulihan Perlindungan terhadap integritas personal.
Mempertahankan atau pemulihan rasa identitas dan harga diri Perlindunga
(mengenali kualitas diri) terhadap integritas sosialMemperkenalkan klien
sebagai suatu makhluk sosial khususnya dengan orang lain. Teori Levine
berfokus pada satu orang klien, teori ini mempunyai implikasi utama
dalam pengaturan perawatan akut, dimana intervensi dapat bersifat
mendorong atau terapeutik.

7. TEORI JOHNSON
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada
bagaimana klien beradaptasi terhadap kondosi sakitnya dan bagai mana
stres aktual atau torensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi.
Tujuannya adalah menurunkan stres sehingga klien dapat bergerak lebih
mudah melewati masa penyembuhannya ( Johnson,1968). Teori Johnson
berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokan
perilaku berikut:

1. Perilaku mencari keamanan

2. Perilaku mencari perawatan

3. Menguasahi diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar


internalisasi prestasi

4. Mengakomodasi diet dengan cara yang di terima secara sosial dan


kultural

5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara diterima secara sosial dan


kultural

6. Perilaku seksual dan identitas peran

7. Perilaku melindungi diri sendiri

8. TEORI ROGERS
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi
kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ,
pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta
penyandang cacat. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan
manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai
lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan
seseorang. Asumsi dasar teori rogers tentang manusia, Manusia adalah
kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lain. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik . tidak ada dua
hal didalam kehidupan ini yang dapat diulang dengan cara yang sama
dibawah keadaan yang sama . jalan hidup seseorang berbeda dengan yang
lain. Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya. Manusia
diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri misalnya dalam
hal sifat dan emosi. Pada intinya Rogers memandang keperawatan
sebagai ilmu dan mendukung adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab
itu keperawatan menggembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan
fisiologi,begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri.
Ilmu keperawatan bertujuan untuk mengembangkan penelitian ilmiah
dan analisis logis dan kemampuan menerapkanya dalam praktik
keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil
penemuan terbaru keperawatan.

9. TEORI OREM
Dorothea Orem (1971) Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas
pelayanan yang diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan
ketika mereka atau orang yang bertanggung jawab atas perawatan
mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka.
Keperawatan merupakan salah satu daya atau usaha manusia untuk
membantu manusia lain dengan melakukan atau memberikan pelayanan
yang professional dan tindakan untuk membawa manusia pada situasi
yang saling menyayangi antara manusia dengan bentuk pelayanan yang
berfokus kepada manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari
lingkungannya. Menurut OREM asuhan keperawatan dilakukan dengan
keyakinan bahwa setiap orang memperlajari kemampuan untuk
merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan
hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal
dengan Perawatan Diri Orang dewasa dapat merawat diri mereka
sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan
untuk memenuhi aktivitas self care mereka. Orem mengklasifikasikan
self care dalam 3 syarat : Syarat universal : fisiologi dan psikososial
termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan
istirahat, sosial, pencegahan bahaya. Syarat pengembangan : untuk
meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup.
Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan kerusakan atau
penyimpangan cara, struktur norma dan integritas yang dapat
mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat
ketergantungan atau kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh
karena itu ada tiga tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri.
Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan
keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang
tinggi (system pengganti keseluruhan). Perawat dan pasien saling
berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (system pengganti
sebagian) Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat
(system dukungan/pendidikan).

10. TEORI KING


Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971, 1981, 1987)
berfokus pad interaksi tiga sistem: sistem personal, sistem
interpersonal, dan sistem sosial. Ketiganya membektuk hubungan
personal antara perawat dan klien. Hubungan perawat dan klien
merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana
proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien
dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh
sistem asuhan kesehatan yang berlaku (king, 1971, 1981). Tujuan
perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien
dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap
lingkungan.

11. TEORI NEUMAN


Betty Neuman (1972), Keperawatan adalah suatu profesi yang unik
dengan memperhatikan seluruh factor-faktor yang mempengaruhi
respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter dan ekstra
personal.Perawatan berfokus kepada mencegah serangan stress dalam
melindungi klien untuk mendapatkan atau meningkatkan derajat
kesehatan yang paling baik.Perawatan menolong pasien untuk
menempatkan primary, secondary dan tertiary. Metode pencegahan
untuk mencegah stress yang disebabkan factor lingkungan dan
meningkatkan system pertahanan pasien.Menurut Newman, asuhan
keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi reaksi tubuh
akibat adanya stressor. penyakit yang terdiri dari pencegahanPeran ini
disebut pencegahan primer, sekunder dan tertier. Primer = meliputi
tindakan keperawatan stressor, mencegah terjadinya reaksiuntuk
mengidentifikasi adanya tubuh karena adanya stressor. Sekunder =
tindakan keperawatan untuk gejala penyakit atau reaksi tubuh
lainnyamengurangi atau menghilangkan karena adanya stressor.
Tersier = meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan
kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.
12. TEORI ROY
Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa
dan tindakan yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau
yang kurang sehat.Sebagai ilmu pengetahuan keperawatan Metode
yang digunakan adalah terapeutik, scientik dan knowledge dalam
memberikan pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan
mempengaruhi derajat kesehatan. Roy menggambarkan metode
adaptasi dalam keperawatan. Individu adalah makhluk biospikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika
mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis
dan sosial.seluruh individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan
berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar
2. Pengembangan konsep diri positif
3. Penampilan peran sosial
4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan
ketergantungan

13. TEORI WATSON


Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan
teori pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur
pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang
meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional)
yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual,
kebutuhan psikososial, (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan
intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu
kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami
bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki
berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai
kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik,
mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara
pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut
keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit.

F. Keperawatan dan Profesi Keperawatan


Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang bersifat
kompherensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang
sehat maupun yang sakit mencakup hidup manusia untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
Winsley (1964) Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan
badan ilmu sebagai dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna
menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan
yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada
pelayanan.
Profesi keperawatan adalah profesi yang sudah mendapatkan
pengakuan dari profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk
berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan agar keberadaannya
mendapat pengakuan dari masyarakat.
G. Organisasi Profesi Keperawatan
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalahpara
praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung
bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka
laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
1. PPNI
Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan
wadah bagi perawat di Indonesia adalah Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) yang didirikan pada tanggal 17 Maret
1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi
keperawatan saat itu.
PPNI pada awalnya terbentuk dari penggabungan beberapa
organisasi keperawatan seperti IPI (Ikatan Perawat Indonesia), PPI
(Persatuan Perawat Indonesia), IGPI (Ikatan Guru Perawat
Indonesia), IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia). Dalam
penggabungan ini IBI (Ikatan Bidan Indonesia) tidak ikut serta
karena mempunyai anggapan bahwa bidan adalah profesi sendiri.
Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan
keperawatan yang sah dapat mendaftarkan diri sebagai anggota
PPNI dan semua siswa/mahasiswa keperawatan yang sedang belajar
dapat disebut calon anggota.
a. Tujuan PPNI
1) Membina dan mengambangkan organisasi profesi keperawatan
antara lain : persatuan dan kesatuan,kerja sama dengan pihak lain
dan pembinaan manajemen organisasi
2) Membina, mengambangkan dan mengawasi mutu pendidikan
keperawatan di Indonesia
3) Membina, mengembangkan dan mengawasi mutu pelayanan
keperawatan di indonesia
4) Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatandi Indonesia
5) Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota
b. Fungsi PPNI
1) Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan
kehendak sesuai dengan posisi jabatan, profesi dan lingkungan
untukmencapai tujuan organisasi
2) Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada program-program pembangunan manusia secara
holistic tanpa
membedakan golongan, suku, keturunan,
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
3) Menampung, memadukan, menyalurkan dan memperjuangkan
aspirasi tenaga keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan
kesejahteraan tenaga keperawatan.
c. Struktur Organisasi PPNI
1) Jenjang organisasi
a) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPNI
b) Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I)PPNI
c) Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPP II) PPNI
d) Komisariat PPNI (pengurus pada institusi dengan
jumlah anggota 25 orang)
2) Struktur organisasi tingkat pusat
a) Ketua umum Ketua-
ketua :
➢ Pembinaan Organisasi
➢ Pembinaan pendidikan dan latihan
➢ Pembinaan pelayanan
➢ Pembinaan IPTEK
➢ Pembinaan kesejahteraan
b) Sekretaris Jenderal
Sekretaris berjumlah 5 orang yang dibagi sesuai dengan
pembidangan ketua-ketua danDepartemen.
➢ Departemen organisasi, keanggotaan dan kaderisasi
➢ Departemen pendidikan
➢ Departemen pelatihan
➢ Departemen pelayanan di RS
➢ Departemen pelayanan di puskesmas
➢ Departemen penelitian
➢ Departemen hubungan luar negeri
➢ Departemen kesejahteraan anggota
➢ Departemen pembinaan yayasan
d. Lama kepengurusan
Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam
Musyawarah Nasional atau Musyawarah Daerah yang juga
diselenggarakan untuk :
1) Menyempurnakan AD / ART
2) Perumusan program kerja
3) Pemilihan Pengurus
PPNI juga menyelenggarakan rapat pimpinan (rapim)
dan rapat pimpinan daerah (rapimda) setiap 2 tahun sekali
dalam rangka evaluasi dan penyempurnaan program kerja
berikutnya. Selain itu, PPNI juga mengadakan rapat bulanan
atau harian sesuai dengan kebutuhan. Keanggotaan PPNI
biasanya terdiri dari tenaga perawat. Namun demikian
terdapat juga anggota non – perawat yang telah berjasa
dibidang keperawatan dan mereka ini termasuk dalam
anggota luar biasa/kehormatan.
e. Program Kerja Utama PPNI :
1) Pembinaan organisasi dan keanggotaan
2) Pengembangan dan pembinaan pendidikan
3) Pengembangan dan pembinaan serta pendidikan dan latihan
keperawatan
4) Pengembangan dan pembinaan pelayanan
keperawatan di rumah sakit
5) Pengembangan dan pembinaan pelayanan
keperawatan di puskesmas
6) Pembinaan dan Pengembangan IPTEK
7) Pembinaan dan Pengembangan kerja sama dengan profesi lain dan
organisasi keperawataninternacional
8) Pembinaan dan Pengembangan sumber daya/yayasan
9) Pembinaan dan Pengembangan kesejahteraan anggota
f. Kewajiban Anggota PPNI
1) Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART
organisasi
2) Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota
penghormatan
3) Mentaati dan menjalankan segala keputusan
4) Menghadiri rapat yang diadakan organisasi
5) Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan
dalam program kerja
6) Memelihara kerukunan dalam organisasi secarakonsekwen
7) Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang
pangkal dan uang iuran
g. Hak Anggota PPNI
1) Semua anggota berhak mendapat pembelaan danperlindungan dari
organisasi dalam hal yang benar dan adil dalam rangka tujuan
organisasi
2) Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan
mengambangkan ilmu serta kecakapannya yang diadakan oleh
organisasi
3) Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan
maupun tulisan
4) Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang mempunyai hak
untuk memilih dan dipilih sebagai pengurus dan dipilih sebagai
pengurus atau perawatan atau perwakilan organisasi
h. Tugas pokok PPNI
1) Bidang pembinaan organisasi
PPNI bertugas membina kelembagaan anggotanya dan
akder kepemimpinan
2) Bidang pembinaan profesi
PPNI bertugas meningkatkan mutu pelayanan, penghayatan
dan pengamalan kode etik perawat, mengutamakan
terbentuknya peraturan perundang- undangan keperawatan
serta mengembangkan ilmu dan teknologi keperawatan
3) Bidang kesejahteraan anggota
PPNI bertugas membina hubungan kerja sama dengan
organisasi dan lembaga lain didalam maupun diluar negeri
i. Keanggotaan PPNI ada 2 yaitu:
1) Anggota biasa
a) WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.
b) Lulus bidang pendidikan keperawatan
formal dan disahkan oleh pemerintah
c) Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang
ditentukan organisasi
d) Penyatakan diri untuk menjadi anggota

2) Anggota kehormatan
Syaratnya sama dengan anggota biasa yaitu pada butir a, c,
d, dan bukan berasal dari pendidikan perawatan tetapi elah
berjasa terhadap organisasi
PPNI yang ditetapkan oleh DPP (dewan pimpinanpusat)

2. ICN International Council of Nurses (ICN) merupakan organisasi

profesional wanita pertama di dunia yang didirikan tanggal 1 Juli


1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick. ICN merupakan
federasi perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia. Tujuan
pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi para perawat
diseluruh dunia, memberi kesempatan bertemu bagi perawat
diseluruh dunia untuk membicarakan berbagai maslah tentang
keperawatan, menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat
mencapai kemajuan dalam pelayanan, pendidikan keperawatan
berdasarkan dan kode eik profesi keperawatan.
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan
bahwa keperawatan bersifat universal. Keperawatan menjunjung
tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi mnausia. Keperawatan
tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kuliut, usia,
jenis kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial.
ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di
Geneva, switzerland.
H. Pendidikan Keperawatan
1. Pengertian Pendidikan Keperawatan
Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan
kesehatan sebagaimana halnya pendidikan kedokteran, kesehatan
masyarakat, farmasi, kedokteran gigi dan lain-lain.Pendidikan
keperawatan merupakan pendidikan profesi dimana polanya harus
dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan profesi yang dilandaskan
oleh akademik dan keprofesian.
Orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya
meningkatan kualitas tenaga perawat yang profesional melalui
jenjang pendidikan, oleh karna itu maka pendidikan keperawatan
meliputi pendidikan akademik dan profesi.
Sebenarnya pengembangan sistem pendidikan tinggi sangat
berperan dalam pengembangan pelayanan keperawatan secara
professional, tekhnologi keperawatan serta pembinaan
keprofesiaan, karena pendidikan keperawatan sebagai sarana
mencapai profesionalisme keperawatan.
Selain itu sebagai institusi pendidikan tinggi, keperawatan harus
mampu membina dan menumbuhkan sikap dan tingkah laku
professional sesuai dengan tuntutan profesi, memberi landasan
pengetahuan yang kokoh baik kelompok ilmu keperawatan atau
ilmu dasar atau penunjang asuhan keperawatan, membina
keterampilan professional yang mencakup keterampilan
intelektual, tekhnikal dan interpersonal serta membina landasan etik
keperawatan sebagai dasar dalam kehidupan keprofesian
2. Tujuan Pendidikan Profesi Keperawatan
Tujuan pendidikan tinggi keperawatan pada institusi pendidikan
tinggi keperawatan diharapkan mampu melakukan hal-hal antara lain :
a. Menumbuhkan/membina sikap dan tingkah laku professional yang
sesuai dengan tuntunan profesi keperawatan.
b. Membangun landasan ilmu pengetahuan yang kokoh.
c. Menumbuhkan/membina keterampilan professional.
d. Menumbuhkan/membina landasan etik keperawatan yang kokoh dan
mantap sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan dan dalamkehidupan keprofesian.
3. Jenis Pendidikan Keperawatan di Indonesia.
Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan
keperawatan di Indonesia mencakup:
a. Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada
kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan tertentu
sebagai perawat.
b. Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkanterutama pada
penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang
mengcakup program sarjana, magister, doktor.
c. Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai
kompetensi profesi perawat.
4. Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia.
a. Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Program Pendidikan Diploma III (D-III) Keperawatan ini
menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional
pemula/vokasional (ahli madya keperawatan) yang dikembangkan
dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan keprofesian yang
kokoh. Lulusannya diharapkan mampu melaksanakan asuhan
keperawatan professional dengan berpedoman kepada standar asuhan
keperawatan dan dengan etika keperawatan sebagai tuntunan.
Sebagai perawat vokasional diharapkan memilikitingkah laku dan
kemampuan professional, akuntabel dalam melaksanakan asuhan/praktik
keperawatan dasar secara mandiri di bawah supervise Ners. Lama
pendidikan 3 tahun untuk waktu normal. Lulusan D-III Keperawatan
juga diharapkan mampu mengelolah praktik keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan klien serta memiliki
kemampuan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan yang maju secara tepat guna.
Tujuan program Diploma III Keperawatan adalah menghasilkan
lulusan yang mampu :
1) Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu
sistem pelayanan kesehatan sesuai kebijaksanaan umum
pemerintah yang berlandaskan Pancasila, khususnya pelayanan
dan/atau asuhan keperawatan individu, keluarga dan komunitas
berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan.
2) Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam
mengelola asuhan keperawatan.
3) Berperan serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang
keperawatan dan menggunakan hasil penelitian serta perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu dan
jangkauan pelayanan/asuhan keperawatan.
4) Berperan serta secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien.
5) Mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan
kemampuan profesinya.
b. Program Pendidikan Ners
Program Pendidikan Ners ini menghasilkan perawat ilmuwan
(Sarjana Keperawatan) dan Professional (Ners = “First professional
Degree”) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan professional,
serta akuntabel untuk melaksanakan asuhan/praktik keperawatan dasar
(sampai dengan tingkat kerumitan tertentu) secara mandiri.
Sebagai perawat professional, yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan objektif klien dan melakukan supervise praktik
keperawatan yang dilakukan oleh perawat
professional pemula (D-III Keperawatan). Selain itu, mereka
dituntut untuk memiliki kemampuan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) keperawatan yang maju secara tepat guna, serta kemampuan
melaksanakan riset keperawatan dasar dan penerapan yang sederhana.
Program pendidikan Ners memiliki landasan keilmuan yang
kokoh dari pada lulusan D-III Keperawatan serta memiliki landasan
keprofesian yang mantap sesuai dengan sifatnya sebagai pendidikan
profesi. Tetapi, untuk lulusan S1 Keperawatan tanpa mengikuti
profesi Ners, adalah orang yang berkemampuan akademik sebagai
serjana keperawatan tetapi tidak memiliki kewenangan melakukan
praktik keperawatan atau melakukan kegiatan pada bidang non
keperawatan. Sedangkan lulusan Sarjana keperawatan
+ Ners adalah seseorang tenaga profesional berkemampuan dan
berwenang melakukan pekerjaan dibidang pelayanan dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan kesehatan.
Tujuan pendidikan Ners adalah menciptakan lulusan yang
mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap keperawatan
profesional yang mampu :
1) Melaksanakan profesi keperawatan secara akuntabel dalam suatu
sistem pelayanan kesehatan sesuai kebijaksanaan umum
pemerintah yang berlandaskan Pancasila, khususnya pelayanan
dan/atau asuhan keperawatan dasar hingga tingkat kerumitan
tertentu secara mandiri kepada individu, keluarga dan komunitas
berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan.
2) Mengelola pelayanan keperawatan profesional tingkat dasar secara
bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan.
3) Mengelola kegiatan penelitian keperawatan dasar dan terapan yang
sederhana dan menggunakan hasil penelitian serta perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk meningkatkan
mutu dan jangkauan pelayanan/asuhan keperawatan.
4) Berperan serta secara aktif dalam mendidik dan melatih calon
perawat dan tenaga keperawatan, serta furut berperan dalam
berbagai program pendidikan tenaga kesehatan lain.
5) Mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan
kemampuan profesional.
6) Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang
sesuai dengan etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya.
7) Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif,
terbuka untuk menerima perubahan dan berorientasi pada masa
depan.
c. Program Pascasarjana Keperawatan
Program magister keperawatan ini menghasilkan perawat
ilmuwan dengan sikap tingkah laku dan kemampuan sebagai ilmuwan
keperawatan. Sebagai perawat ilmuwan diharapkan mempunyai
kemampuan berikut ini :
1) Meningkatkat pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan
pengembangan.
2) Berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmunya.
3) Mengembangkan penampilannya dalam spectrum yang lebih luas
dengan mengkaitkan ilmu/profesi serupa.
4) Merumuskan pendekatan penyelesaian berbagai masalah
masyarakat dengan cara penalaran ilmiah (Keputusan Mendikbud
No.056/U/1994-pasal 2 ayat 3).
Tujuan program pascasarjana ini adalah menghasilkan lulusan
yang mampu :
1) Mengembangkan.dan menerapkan ilmu dan teknologi
keperawatan sesuai bidang spesialisasi melalui kegiatan
penelitian.
2) Mengembangkan diri secara terus menerus untuk
meningkatkan kemampuan profesional melalui upaya
peningkatan kemampuan lulusan sesuai bidang spesialisasi.
3) Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif,
dan terbuka untuk menerima perubahan, sehingga dapat
memanfaatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh guna
meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat.
I. Peran Perawat Profesional
Peran adalah pola sikap, perilaku nilai dan tujuan yang diharapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat (Keliat,1992).
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, di mana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dariluar
profesi keperawatan yang bersipat konstan. Peran perawat menurut
konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :
1. Pemberian Asuhan Keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat


dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
2. Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas
privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti
rugi akibat kelalaian.
3. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang
diberikankan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan
klien.
5. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadapmasalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
7. Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
J. Standar Praktik Keperawatan Profesional
1. Klasifikasi Praktik Keperawatan
a. Perawat dan pelaksana praktek keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan
melaksanakan standar praktek keperawatan untuk mencapai
kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan Keperawatan.
Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat mempertahankan
sikap sesuai dengan standart profesi keperawatan.
b. Nilai-nilai pribadi dan praktek professional
Adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang
lingkup praktek keperawatan dan bidang teknologi medis akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan konflik antara nilai-nilai
pribadi yang memiliki perawat dengan pelaksana praktek yang
dilakukan sehari- hari selain itu pihak atasan membutuhkan bantuan
dari
perawat untuk melaksanakan tugas pelayanan keperawatan tertentu,
dilain pihak perawat mempunyai hak untuk menerima atau menolak
tugas tersebut sesuai dengan nilai- nilai pribadi mereka.
2. Ciri – ciri Standar Praktek Keperawatan
Standar praktek keperawatan ini digunakan untuk mengetahui proses
dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien sebagai
fokus utamanya. Praktek keperawatan profesional mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Otonomi dalam pekerjaan
b. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat
c. Pengambilan keputusan yang mandiri
d. Kolaborasi dengan disiplin lain
e. Pemberian pembelaan
f. Memfasilitasi kepentingan pasien
3. Tipe Standar Keperawatan
Dua kategori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah
standar asuhan (standar of care) atau pertanyaan yang menguraikan level
asuhan yang akan diterima oleh pasien,dan standar praktek. (standar of
practice) atau harapan terhadap kinerjaperawat dalam memberikan standar
asuhan . Aktifitas pemantaan dan evaluasi memastikan bahwa level
perawatan pasien dan kinerjaperawat telah dicapai dengan baik. Dua macam
kinerja ini di rancang untuk mendukung perawat dalam praktek sehari-hari
dengan menyediakan suatu sruktur untuk praktek tersebut dan untuk
membantu perawat dalam mengidentifikasi kontribusi keperawatan dalam
perawatan pasien.
a. Standar praktek
Standar praktek meliputi kebijakan (police), uraian tugas (job
deskription), dan standar kinerja (performance standar). Ia menuntun
perawat dalam melaksanakan
perawatan pasien. Ia juga menetapkan level kinerja yang perlu
diperlihatkan oleh perawat untuk memastikan bahwa standar asuhan
akan dicapai dan menggambarkan definisi institusi tentang apa yang
dapat dilakukan oleh perawat. Kebijakan menetapkan sumber-sumber
atau kondisi yang harus tersedia untuk menfasilitasi pemberian asuhan.
Uraian tugas mencerminkan kompetensi, pendidikan, dan
pengalaman yang diperlukan bagi semua staf yang memiliki peran atau
posisi sebagai perawat. Sedangkan standar kinerja diturunkan dari uraian
tugas dan menyediakan ukuran untuk mengevaluasi level perilaku
perawat yang didasarkan atas pengetahuan, ketrampilan, dan pencapaian
aktifitas kemajuan profesional.
b. Standar Asuhan
Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuhan genetik, dan
rencana asuhan (care plans). Mereka merupakan alat untuk memastikan
perawatan pasien yang aman dan memastikan hasil yang berasal dari
pasien ini. Prosedur adalah urain tahap pertahap tentang bagaimana
melakukan keterampilan psikomotor dan bersifat orientasi tugas.
Protokol meliputi lima kategori utama: manajemen pasien dengan
peralatan invasi, manajemen pasien dengan peralatan non invatif;
manajemen status fisiologis dan psikologis; dan diagnosa keperawatan
tertentu. Standar asuhan genetik menguraikan harapan asuhan minimal
yang disediakan bagi semua pasien diamanapun pasien dirawat. Rencana
asuhan dibuat dan biasanya mempunyai hubungan dengan diagnosa
medis pasien dan diagnosa keperawatan pasien.
4. Pelaksanaan Standar Praktik Keperawatan

Standar praktik keperawatan di Indonesia disusun oleh Depkes. R.I.


(1995) yang terdiri dari beberapa standar. Menurut JCHO : Joint
Commission on Accreditation of Haealth cara Organisasi (1999:1;4:249-
54) terdapat 8 standar tentang asuhan keperawatan yang meliputi :
a. Menghargai hak-hak pasien
b. Penerimaan sewaktu pasien MRS
c. Observasi keadaan pasen
d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
e. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasive
f. Asuhan pada tindakan non-operative dan administrative
g. Pendidikan kepada pasien dan keluarga
h. Pemberian asuhan secara terus menerus dan berkesinambungan
5. Tujuan Standar Praktek Keperawatan
Standar praktek keperawatan mempunyai tujuan umum untuk
meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara
memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk
memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan berguna bagi :
a. Perawat
Pedoman membimbing perawat dalam menentukan tindakan
keperawatan yang dilakukan terhadap klien.

b. Rumah sakit
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanankeperawatan di
rumah sakit.
c. Klien
Perawatan yang tidak lama, biaya yang ditanggungkeluarga
menjadi ringan.
d. Profesi
Alat perencanaan mencapai target dan sebagai ukuranevaluasi.
e. Tenaga kesehatan lain
Mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling
menghormati dan bekerja sama dengan baik.
6. Manfaat Praktek Keperawatan
a. Praktek Klinis
Memberikan serangkaian kondisi untuk mengevaluasi kualitas askep dan
merupakan alat mengukur mutu penampilan kerja perawat guna
memberikan feeedback untuk perbaikan.
b. Administrasi Pelayanan Keperawatan
Memberikan informasi kepada administrator yang sangat penting dalam
perencanaan pola staf, program pengembangan staf dan mengidentifikasi
isi dari program orientasi.
c. Pendidikan Keperawatan
Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi
penampilan kerja mahasiswa.
d. Riset Keperawatan
Hasil proses evaluasi merupakan penilitian yang pertemuannya dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitas askep.

e. Sistem Pelayanan Kesehatan


Implementasi standar dapat meningkatkan fungsi kerja tim
kesehatan dalam mengembangkan mutu askep dan peran perawat
dalam tim kesehatan sehingga terbina hubungan kerja yang baik dan
memberikan kepuasan bagi anggota timkesehatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan
tanggung jawab PPNI karena tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap
kualitas asuhan keperawatan makin tinggi. Pengertian standar sangat luas
namun harus dapat diterima dan dicapai. Dalam pengembangan standar
dibutuhkan sumber-sumber pengembangan standar keperawatan.
Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus,
orientasi dan pendekatan yang saling mendukung. Standar asuhan berfokus
pada hasil pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat
profesional untuk memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial
juga harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat
bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan.
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalahpara
praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung
bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka
laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu. Organisasi
keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi perawat di
Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dan
International Council of Nurses (ICN) merupakan organisasi profesional
wanita pertama di dunia.
Profesi keperawatan adalah profesi yang sudah mendapatkan
pengakuan dari profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk
berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan agar keberadaannya
mendapat pengakuan dari masyarakat.
Orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya
meningkatan kualitas tenaga perawat yang profesional melalui jenjang
pendidikan, oleh karna itu maka pendidikan keperawatan meliputi
pendidikan akademik dan profesi.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca supaya mempelajari dan
menelaah makalah ini sebagai referensi dalam belajar. Untuk teman-teman
mahasiswa supaya lebih giat dalam belajar.
Sebagai seorang perawat yang berpengetahuan marilah kita perdalam
ilmu pengetahuan dengan belajar yang serius dan tekun. Mulai saat ini kita
pasti bisa merubah pemikiran masyarakat bahwa tidak semua perawat itu
hanya bisa menjadi seorang asisten saja tapi seorang perawat juga bisa
menjadi sebagaimana mestinya seorang dokter.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi
kami sendiri sebagai penulis dari makalah ini. Dan diharapkan dengan
adanya makalah ini rekan mahasiswa Perawat lebih memahami tentang
perkembangan pendidikan profesi keperawatan serta untuk lebih
menambah wawasan mahasiswa sehingga bermanfaat di masa yang akan
datang.
DAFTAR ISI

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Nursalam, dkk. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Syeh. 2008. “Organisasi Profesi Keperawatan”. http://syehaceh.wordpress.com/

Waode, Dhan. 2011. PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN. Diakses dari :


http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/pendidikan-dalam-
keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai