Anda di halaman 1dari 21

KONSEP TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas Falsafah dan Teori Keperawatan

Anggota:

Mutia Guslina 1911311030


Tasya Desriza 1911313008
Thessa Arine Putri 1911312033
Berliana Putri 1911312043
Loanatika 1911313020
Devina Rahma Ardin 2111311043
Ilhami Putra 2111311040
Ririn Octaviani Tri Sandi 2111311013
Fani setiawati 2111312013
Agung Galuh Pramudia 2111311046

ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kelancaran kepada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Makalah ini
memuat tentang “Konsep Teori dan Model Keperawatan”. Makalah ini tidak akan selesai tepat
pada waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam
proses penyelesaian makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi.sehingga kami memiliki harapan besar
kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata kami
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Padang, 1 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................1

1.2. Tujuan.........................................................................................................................2

1.3. Manfaat.......................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................3

2.1. Konsep Teori dan Model Keperawatan.........................................................................3

2.2. Komponen Suatu Teori.................................................................................................4

2.3. Hubungan Paradigma dan Teori Keperawatan..............................................................5

2.4. Jenis dan tingkatan teori...............................................................................................10

2.5 Tujuan Teori Keperawatan..............................................................................................15

BAB III PENUTUP.................................................................................................................20

3.1. Kesimpulan................................................................................................................20

3.2. Saran..........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata dan
menjelaskan suatu proses. Teori keperawatan merupakan sekelompok konsep yang
menjelaskan tentang suatu proses, peristiwa atau kejadian mengenai keperawatan
yangdidasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi. Teori keperawatan biasanya banyak
digunakan untuk menyusun atau membuat suatu model konsep dalam keperawatan.Selain
itu, karena model praktek keperawatan mengandung hal-hal dasar seperti keyakinan dan
nila-nilai yang menjadi dasar sebuah model.

Model praktek keperawatan mengandung hal-hal dasar seperti keyakinan dan nilai-
nilai yang menjadi dasar sebuah model. Ilmu keperawatan harus selalu mengembangkan
ilmunya berdasarkan pemahaman konsep model dan teori keperawatan yang sudah ada agar
tidak terjadi penyimpangan di dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan.

Untuk itu dianggap sangat perlu untuk memiliki dan mempelajari mengenai teori dan


model keperawatan yang telah ada karena dianggap sangat dibutuhkan oleh perawat untuk
jadi acuannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep teori dan model keperawatan di Indonesia?

2. Apasajakah komponen- komponen teori keperawatan?

3. Bagaimanakah hubungan paradigma dengan teori keperawatan?

4. Apasajakah jenis-jenis tingakatan teori keperawatan?

5. Apakah tujuan dari teori keperawatan?


C. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui konsep teori dan model keperawatan

2. Agar mahasiswa mengetahui komponen- komponen suatu teori

3. Agar mahasiswa mengetahui hubungan paradigma dengan teori keperawatan

4. Agar mahasiswa mengetahui jenis dan tingkatan teori

5. Agar mahasiswa mengetahui tujuan dari teori keperawatan


BAB II

2.1 Konsep Teori dan Model Keperawatan

1.      Pengertian teori dan model konsep keperawtan


Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep
tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai
suatu pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil
asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori keperawatan menurut
Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan.  Menurut Newman (1979), ada tiga cara
pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu
meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi
praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik
keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan
pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan teori keperawatan adalah
menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan dapat membantu dan
mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Teori dan Model Konsep Keperawatan Menurut Pandangan Para Ahli
1.       Menurut Faye Abdellah
Model konsep Faye Abdellah difokuskan dalam pemberian asuhan
keperawatan bagi manusia pada intinya adalah memberikan kebutuhan secara fisik,
emosi, intelektual, social, spiritual bagi para pasien maupun keluarga. Sehingga
perawat perlu pendekatan dengan hubungan interpersonal, psikologi , petumbuhan
dan perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi. Perawat dapat secara umum
merumuskan kebutuhan manusia dalam empat kategori diantaranya kenyamanan,
kebersihan dan keamanan, keseimbangan fisiologi. Dari empat kebutuhan tersebut
dikembangkan menjadi 21 kebutuhan atau masalah keperawatan diantaranya :
a.         Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik
b.        Mempertahankan aktifitas, latihan fisik dan tidur yang optimal

c.         Mencegah kecelakaan, cedera atau trauma lain serta adanya infeksi

d.        Mempertahankan mekanika tubuh

e.         Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh

f.         Mempertahankan nutrisi

g.        Mempertahankan eliminasi

2.       Menurut Florence Nightingale

Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan


secara keseluruhan, terdiri dari :

a.         Lingkungan fisik (physical enviroment)

b.        Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)

c.         Lingkungan sosial (social environment).

3.       Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers


Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal
dengan nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan
teori ini, Martha berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang
memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia
yang dinamis, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang saling
mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan manusia setiap
individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan
karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang
berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian
system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia
berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari :
a.        Integritas  :  Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak
dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.

b.       Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan lingkungan


berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.

c.        Helicy :  terjadinya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan akan


terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.

4.       Menurut Dorothea Orem


Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktek keperawatan Orem mengembangkan
tiga bentuk teori Self care di antaranya:
a.         Perawatan Diri Sendiri ( Self Care )
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care  meliputiSelf
Care  itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan
kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan. 
1.        Self Care Agency, merupakan suatu kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia,
perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.

2.        Adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang


merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk
perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan
yang tepat.

3.        Kebutuhan Self Care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada


penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh.

b.        Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala


perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang
diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan
tuntutan dalam peningkatan self care baik secara kualitas. Dalam pemenuhan
perawatan diri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem
memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk
orang lain, sebagai pembimbing orang lain,memberi support  , meningkatkan
pengembangan lingkungan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang
lain.

Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek


dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam pemecahan masalah (contohnya,
masalah yang terjadi pada pasien atau keluarga yaitu masalah keuangan).
Menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan secara teratur
bagi pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan keperawatan dalam
kehidupan sehari-hari dan asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak
mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial.

5.       Menurut Imogene M. King

King memahami model konsep dan teori keperawatan denag menggunakan pen
dekatan system terbuka dalam hubunagn interaksi yang konstan dengan lingkunagan,
sehingga King mengemukakan dalm model konsep interaksi. \     Dalam mencapai hu
bungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system
personal, system interpersonal dan system social yang saling berhubungan satu
dengan yang lain.

Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi, kese


hatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan k
etika sakit.

a.        Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam


memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam keperawatan dengan digamba
rkan hubungan keperawatan dan klien melakukan kontrak atau tujuan yang dihar
apkan.

b.        Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi da
n merupakan respon dari individu.

c.         Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi ant


ara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi

d.        Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

2.2 Komponen Suatu Teori

Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori keperawatan. Emat
komponen tersebut meliputi :

1. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu
kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam
kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992). Manusia adalah
sistem terbuka yang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan eksternal serta senantiasa berusaha
selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000). Manusia juga memiliki
akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem
yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 : 40).
Jadi, konsep manusia keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif ,
personal, dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
2. Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif,
ditujunkkan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencangkul siklus hidup
manusia.
Perawat yang memberikan asuha karena adanya kelemahan fisik atau mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurang kemauan dan kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara
mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan sendiri mengarahkan kegiatan keperawatan yang
dilakukan.
Keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia
sebagai bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan humanistik
maksudnya menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta
menjunjung tinggi keadilan.
Keperawatan juga bersifat universal dalam artian tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia,
warna, kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keperawatan termasuk pada
bagian integral dari pelayanan kesehatan serta keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif
dalam arti perawat selalu berkerja sama dengan pasien dalam memberikan asuhan keperawatan.
3. Konsep Kesehatan
Sehat merupakan keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan keadaan kesehatannya. Faktor
lingkungan internal yang dapat mempengaruhi adalah psikologis, dimana intelektual dan spiritual
dan proses penyakit. Faktor eksternalnya adalah faktor dari luar individu seperti lingkungan fisik,
hubungan sosial, dan ekonomi.
4. Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah atau kawasan yang termasuk
didalamnya.Lingkungan merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan manusia mencakup lingkungan sosial, status ekonomi, dan kesehatan. Fokus
lingkungan yaitu :
 Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik merupakan lingkungan dasar yang berhubungan dengan ventilasi da udara
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap kebersihan lingkungan, lingkungan dibuat sedemikian
rupa sehingga memudahkan keperawatan seperti luas tinggi penempatan tempat tidur.
 Lingkunga Psikologi
Nightingale mengatakan bahwa kondisi lingjunga yang negarmtif dapat menyebabkan stress fisik
dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Cara menangani nya dengan membuat kondisi-
kondisi lingkungan dimana pasien dapat nyaman dengan membicarakannya dengan pasien
 Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial terutama berhubungan spesifik, kumpulan data-data yang spesifik
dihubungkan dengan keadaan penyakit, snagat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan
demukian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan
kasus secara spesifik lebih dari data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga
hubungan komuniti dengan lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap lingkungan pasien
secara khusus.
 Lingkungan Luar
Hal yang termasuk dalam lingkungan luar yaitu kultur, adat, struktur masyarakat, status sosia,
udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya.

2.3 Hubungan Paradigma dan Teori Keperawatan

Teori Keperawatan adalah seperangkat ide, definisi, hubungan, dan harapan atau saran
yang berasal dari model keperawatan atau dari disiplin (bidang ilmu) lain dan rancangan
purposif, pandangan metodis fenomena dengan merancang inter-relationship khusus di antara
ide-ide yang bertujuan menggambarkan, menjelaskan, peramalan, atau merekomendasikan
(Arora, 2015).

Sebagai salah satu bagian kunci perkembangan profesi keperawatan, teori keperawatan
dalam perkembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai di antaranya:

a. Dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapai dalam


pelayanan keperawatan.
b. Membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan.
c. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah
yang jelas.

Sedangkan paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh
mayoritas kelompok ilmiah (keperawatan) atau hubungan berbagai teori yang membentuk suatu
susunan yang mengatur hubungan diantara teori tersebut guna mengembangkan model
konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.

Paradigma keperawatan terdiri dari 4 unsur, yaitu manusia, sehat sakit, lingkungan,
keperawatan dan untuk teori keperawatan sendiri juga didasarkan pada keempat konsep tersebut
yakni konsep manusia, konsep sehat sakit, konsep lingkungan, serta konsep keperawatan
(Asmadi, 2009).

1. Manusia
Profesi keperawatan mempunyai konsep tentang manusia yang memandang dan meyakini
manusia sebagai makhluk yang unik, sebagai sistem adaptif, dan sebagai makhluk
holistic (Asmadi, 2009).

2. Konsep Sehat Sakit


Konsep sehat secara fisik dan bersifat individual adalah apabila semua organ tubuh
seseorang dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis
kelaminnya.
Sedangkan sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, social,
perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan
terjadinya proses penyakit (Asmadi, 2009).

3. Lingkungan
Perawat memberikan perhatian khusus pada hubungan interpersonal manusia, karena
memandang manusia sebagai makhluk social. Unit social terdiri dari keluarga, kelompok,
dan komunitas. Pada tiap unit social individu membawa sifatnya yang unik dan secara
bersamaan juga berbagi tujuan, nilai dan budaya dalam tiap interaksi yang dilakukan
(Asmasi, 2009).

4. Keperawatan
Suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosiokultural-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh siklus hidup
manusia.

2.4 Jenis dan Tingkatan Teori Keperawatan

Struktur hirarki ilmu keperawatan dibedakan atas 4 komponen dari ilmu keperawatan
menurut tingkat abstraksinya. Hirarki terdiri dari komponen-komponen yang bersifat
menyeluruh. Komponen disusun dari yang paling abstrak sampai yang paling konkrt dalam
urutan sebagai berikut: metaparadigma, filosofi, model konseptual dan teori-teori (Fawcett, 1997,
2000). Tipe teori-teori tersebut dalam keperawatan mulai dari yang paling abstrak sampai yang
paling konkrit, grand theori mengidentifikasi teori-teori yang abstark, practice teori yang paling
konkrit dan middle range diantara grand teori dan practice teori.

1. Metaparadigma
Metaparadigma didefenisikan sebagai konsep global yang mengidentifikasi
fenomena dari minat sentral dari suatu disiplin ilmu, dalil global yang menggambarkan
konsep, dan menyatakan hubungan antara konsep (Fawccet, 2000,p.4) Konsep dan dalil
dari metaparadigma merupakan suatu hal yang sangat abstrak dan tanpa memberikan
arahan yang pasti pada aktivitas penelitian dan prakteknya. Fungsi suatu metaparadigma
adalah mengidentifikasi materi dasar suatu disiplin. Komponen dasar dari keperawatan
meliputi manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan ( Fawccet, 1978; Yura &
Torres, 1975).
2. Filosofi
Filosofi bisa didefinisikan kepercayaan atau keyakinan dan prinsip-prinsip tentang
sifat pengetahuan dan kebenarannya (epistemologi) dan tentang sifat (entitas) dari
paradigma tersebut.
3. Model konseptual
Model konseptual didefenisikan sebagai sekumpulan dari abstrak dan konsep umum
yang merupakan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Fungsi setiap model konseptual
adalah menyediakan suatu kerangka acuan yang khusus yang dikatakan pada suatu
disiplin ilmu bagaimana mengamati dan menginterpretasikan fenomena dari disiplin
ilmu. Model konseptual adalah sekumpulan ide yang menjelaskan dengan menggunakan
visualisasi symbol (dapat berupa kata-kata baik secara lisan maupun verbal, skematis dan
kuantitatif) dan fisik. Model konseptual merupakan sekumpulan konsep dan dalil-dalil
umum yang memberikan perspektif pada konsep utama dari metaparadigma, seperti
orang, kesehatan dan lingkungan. Model konsep juga mencerminkan sekumpulan nilai
dan keyakinan sebagai pernyataan filosofis dan juga pilihan pada pendekatan praktek dan
penelitian ( Asmadi, 2008).
4. Teori
Teori didefenisikan sebagai satu atau lebih konsep secara relatif konkrit dan spesifik
yang diperoleh dari model konseptual. Teori adalah kumpulan konsep-konsep, defenisi
dan usulan yang memproyeksikan sebuah pandangan sistematis atas fenomena dengan
merancang hubungan-hubungan khusus diantara konsep-konsep untuk keperluan
penggambaran, penjelasan, perkiraan dan atau mengendalikan fenomena. Teori
keperawatan merupakan pernyataan yang terorganisir dan sistematik dan berhubungan
dengan pertanyaan didalam displin keperawatan. Teori keperawatan adalah penyataan
yang menjelaskan, menggambarkan atau memprediksi hubungan antar konsep yang
sistematik dan terorganisir tentang beberapa fenomena. Ada tiga tingkatan dalam teori;
grand theory, middle range theory, and practice theory/micro theory/situation specific
theory (Meleis A, 1997).
1. Grand Theory
Grand theory merupakan satu atau beberapa konsep yang spesifik yang didapatkan
dari model konseptual, preposisi yang didapatkan dari konsep tersebut dan preposisi
tersebut nyata dan hubungan yang spesial antara dua konsep atau lebih. Grand theory
kurang abstrak dan lebih spesifik dibanding model konseptual tetapi tidak se-konkrit dan
sespesifik middle range theory (Fawcett, 2005). Grand theory merupakan teori yang
cakupannya luas dan kompleks, terdiri dari kerangka kerja konseptual global yang
mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam
melihat fenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan teori-teori dengan
cakupan lebih kecil (Tomey & Aligood, 2010).
Grand theory menyebutkan tujuan, misi dan aturan nursing care yang dihasilkan dari
observasi/insight. Tujuan dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa informasi
dan mengidentifikasi konsep atau point penting serta menghubungkannya dengan praktik
keperawatan. Manfaat grand theory adalah sebagai alternatif panduan untuk praktik
selain tradisi/intuisi, kerangka kerja untuk pendidikan dengan mengusulkan fokus dan
struktur kurikulum, dan bantuan untuk profesional keperawatan dengan menyediakan
dasar praktek (McKenna, 1997).
Meskipun grand theory masih sangat abstrak dan normatif sehingga sulit untuk
mengaplikasikannya secara empiris, namun grand teory lebih mudah dijadikan dasar
untuk perkembangan dari middle range theory dan teori praktis yang lebih spesifik.
Berdasarkan sebab inilah grand theory berhasil memenuhi fungsi penting sebagai
pembeda keperawatan dari profesi lain dan menyediakan legitimasi untuk ilmu
pengetahuan keperawatan (Peterson & Bredow, 2004). Contohnya, dari model konseptual
Rogers’s Science of Unitary Human Beings dihasilkan tiga grand theory yaitu Theory of
Accelerating Evolution, Theory of Rhythmical Correlates of Change, dan Theory of
Paranormal Phenomena (Fawcett, 2005). Contoh grand theory lainnya yaitu King’s
theory of goal attainment, Leininger’s theory of culture care and universality, Newman ‘s
theory of health as expanding consciousness, Orem’s self care deficit theory, Parse’s
theory of human becoming (Peterson & Bredow, 2004).
Berdasarkan uraian di atas, menurut kelompok grand theory merupakan teori yang
masih bersifat abstrak dengan cakupan yang masih luas, belum bisa secara langsung diuji
secara empiris, tapi merupakan dasar bagi perkembangan teori yang lebih spesifik.
2. Middle Range Theory
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, Middle Range theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, sebagai petunjuk riset dan praktik , Middle
Range Theory lebih banyak digunakan dari pada Grand Theory, dan dapat diuji dalam
pemikiran empiris.
Middle Range Theory memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan
praktek. Hubungan antara penelitian dan praktek menurut Merton (1968), menunjukan
bahwa Middle Range Theory amat penting dalam disiplin praktek, selain itu Walker
and Avant (1995) mempertahankan bahwa Middle Range Theory menyeimbangkan
kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam Grand Theory.
Middle Range Theory memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan
dalam praktek dan cukup abstrak secara ilmiah. Middle Range Theory, tingkat
keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, memiliki sejumlah variabel terbatas,
dapat diuji secara langsung. Bila dibandingkan dengan Grand theory, Middle Range
Theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang berperan dalam pengembangan Middle
Range Theory mendefenisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting
dalam penelitian dan pengembangan suatu teori. Sependapat dengan Merton, beberapa
penulis keperawatan mengemukakan middle range theory jika dibandingkan dengan
grand theory:
1. Ruang lingkupnya lebih sempit (Fawcett, 2000)
2. Fenomena yang disajikan lebih spesifik dan kurang abstract (Fawccet, 2000)
3. Terdri dari konsep dan proposisi yang konkrit dan realitas (Fawccet, 2000, Walker,
1995)
4. Merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik /nyata ( Jacox, 1974)
5. Lebih dapat diuji secara empiris (Parker, 2001)
6. Lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan klinik (Renpening, 2001)
Contoh middle range theory yaitu Pender’s health promotion in nursing practice,
Beck’s postpartum depression theory, dll (Peterson & Bredow, 2004).
 Perkembangan Middle Range Theory
Liehr dan Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory
bersumber pada proses intelektual yang meliputi :
 Teori induktif yang membangun teori melalui riset
 Teori deduktif yang berasal dari grand theory
 Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
 Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi
 Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik
 Penggunaan Middle Range Theory
Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktek dan penelitian. Teori
ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian
serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian (Lenz,1998,
p.26) Middle Range Theory dapat membantu praktek dengan memfasilitasi
pemahaman terhadap perilaku klien dan memungkinkan untuk menjelaskan
beberapa efektifitas dari intervensi.
 Kontroversi tentang Middle Range Theory
Ketidakakuratan dari middle range theori hanya salah satu dari sekian banyak
kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan defenisi middle range
theory telah dikrtitik untuk membedakanya dengan grand theory karena mampu utnuk
diuji mengunakan ide-ide yang positif dan logis.
3. Teori Practice Theory/Micro Theory
Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory,
teori pada level ini juga didefinisikan juga sebagai prescriptive theory, situations-spesific
theory, dan micro theory. Practice theory menetukan tindakan atau intervensi
keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena
keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada praktek
keperawatan dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas, hipotesis dengan
menguraikan kejelasan fenomone. Practice theory menyediakan kerangka kerja untuk
intervensi keperawatan dan memprediksi hasil dan efek dari praktek keperawatan itu
sendiri (Peterson & Bredow, 2004).
Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman praktik
keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber
utama untuk pengembangan practice theory keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas
teori keperawatan digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam
terhadap fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi keperawatan
(McKenna, 1997). Contoh Practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic
touch, exercise as selfcare, caring for patient with chronic skin disease, quality of care, dll
(Peterson & Bredow, 2004).

Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai berikut

Philosophical theory 1. Falsafah keperawatan merupakan karya awal


yang mendahului era teori.
2. Falsafah berkontribusi untuk pengetahuan
keperawatan dengan memberikan arahan
untuk disiplin dan membentuk dasar untuk
keilmuan professional, yang mengarah kepada
pemahaman teoritis baru.

Middle range theory 1. Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak.


2. Menjelaskan fenomena spesifik atau konsep
dan mencerminkan praktek keperawatan.

Practice Theory 1. Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan


cakupannya lebih sempit di bandingkan
dengan middle range theory. Berorientasi pada
suatu tindakan nyata untuk tujuan yang
spesifik.
2. Fokus kepada fenomena keperawatan spesifik
yang mencerminkan praktek klinis dan hanya
terbatas kepada populasi atau bagian dari
situasi pada teori.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk menguraikan
dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang
dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Tujuan pengembangan
teori keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan dapat
membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh mayoritas
kelompok ilmiah (keperawatan) atau hubungan berbagai teori yang membentuk suatu
susunan yang mengatur hubungan diantara teori tersebut guna mengembangkan model
konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan. Paradigma
keperawatan terdiri dari 4 unsur, yaitu manusia, sehat sakit, lingkungan, keperawatan dan
untuk teori keperawatan sendiri juga didasarkan pada keempat konsep tersebut yakni konsep
manusia, konsep sehat sakit, konsep lingkungan, serta konsep keperawatan (Asmadi, 2009).
Hirarki terdiri dari komponen-komponen yang bersifat menyeluruh. Komponen disusun
dari yang paling abstrak sampai yang paling konkrt dalam urutan sebagai berikut:
metaparadigma, filosofi, model konseptual dan teori-teori (Fawcett, 1997, 2000). Tipe teori-
teori tersebut dalam keperawatan mulai dari yang paling abstrak sampai yang paling konkrit,
grand theori mengidentifikasi teori-teori yang abstark, practice teori yang paling konkrit dan
middle range diantara grand teori dan practice teori.
3.2 Saran
Demikian isi makalah ini, penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun materi yang kami
uraikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca untuk peraikan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Meleis, A 1997, Theoritical Nursing Development and Progress (3rd edt). Philadelphia, PA lippincott-
Raven

Alligood, MR 2014, Nursing Theorists and Their Work (ed.8).

Asmadi, 2008, Konsep dasar Keperawatan, EGC, Jakarta.


Risnah, & Irwan, M. (2021). Falsafah dan teori keperawatan dalam integrasi keilmuan.
Samata, Gowa. Alauddin University Press.

Risnah, dkk. 2014. Falsafah dan Teori Keperawatan dalma Jntegrasi Keilmuan. Kabupaten Gowa.
Alauddin University Press

Heni. 2019. Paradigma Keperawatan Perlu Dipahami Para Calon Tenaga Perawat. Majalengka. STIKes
YPIB Majalengka

Ns. Umi Sukowati, SH. M.Kep. Sp. Mat dkk. 2010. Model konsep dan teori keperawatan: Refika
Aditama 
Perry & Potter. 2006. Fundamental of nursing. Jakarta: Salemba Medika
Anita Markirana. 2020. Makalah model konsep dan teori keperawatan. Diakses pada tanggal 29
Oktober 2021 dari http://anitakesehatan.blogspot.com/2020/10/makalah-model-konsep-dan-
teori.html

Anda mungkin juga menyukai