Anda di halaman 1dari 12

Jur. Ilm. Kel. & Kons., September 2018, p : 194 - 205 Vol. 11, No.

3
ISSN : 1907 – 6037 e-ISSN : 2502 – 3594 DOI: http://dx.doi.org/10.24156/jikk.2018.11.3.194

PERAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM MEMBENTUK KEMATANGAN


KARIER SISWA SMP

Ulifa Rahma*), Esti Widya Rahayu

Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran, Ketawanggede, Lowokwaru, Kota Malang 65145, Indonesia

*E-mail: ulifa.rahma@ub.ac.id

Abstrak

Keluarga merupakan bagian penting dari proses pembentukan kematangan karier siswa untuk dapat
mengembangkan kariernya secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peran
dukungan sosial keluarga terhadap kematangan karier siswa SMP dan menganalisis dimensi dukungan sosial
keluarga yang paling berperan. Contoh penelitian ini melibatkan 133 siswa SMP berusia 12-15 tahun. Teknik
pengambilan contoh yang digunakan adalah simple random sampling. Data dikumpulkan melalui self-report dan
dianalisis dengan analisis regresi linier sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat peran dukungan
sosial keluarga terhadap kematangan karier siswa SMP. Kedua variabel memiliki arah hubungan positif, yang
menunjukkannya bahwa semakin tinggi dukungan sosial keluarga maka semakin tinggi pula kematangan karier
siswa SMP; begitu pula sebaliknya. Dimensi dukungan sosial keluarga yang berperan terhadap kematangan
karier siswa SMP adalah dukungan sosial penghargaan dan informasi. Dukungan sosial keluarga dan
kematangan karier siswa SMP dalam penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi. Dukungan sosial keluarga
paling tinggi yang diberikan adalah dukungan penghargaan, selanjutnya dukungan instrumental, diikuti oleh
dukungan informasi dan yang paling rendah adalah dukungan emosional.

Kata Kunci: dukungan sosial keluarga, kematangan karier, siswa SMP

The Role of Family Social Support on Career Maturity of The Student Junior High
School Student

Abstract

The family is part of the process in forming student career maturity to be able to develop the career optimally. This
study aimed to analyze the effect of the role of family social support on the career maturity of junior high school
students and analyze the dimensions of family social support that play the most role. The participants of this study
involved 133 junior high school students aged 12-15 years. The sampling technique used was simple random
sampling. Data were collected through self-report and analyzed by simple linear regression analysis. The analysis
showed that there was the role of family social support for the career maturity of junior high school students. Both
variables had a positive relationship direction, which shows that the higher the family social support, the higher
the career maturity of junior high school students; vice versa. The dimensions of family social support that play a
role in the maturity of junior high school students' career were social support and information. Family social
support and career maturity of junior high school students in this study were in the high category. The highest
family social support provided is appreciation support, then instrumental support, followed by information support
and the lowest is emotional support.

Keywords: career maturity, family social support, Junior High School student

akan memiliki kematangan karier. Kematangan


PENDAHULUAN
karier siswa SMP ditandai dengan
kemampuan dalam menyadari kesesuaian
Siswa SMP adalah siswa yang berada pada minat dan kemampuan yang dimiliki. Kegiatan
rentang usia 12-15 tahun (Santrock, 2011). ekstrakulikuler dan les yang diikuti siswa SMP
Tugas perkembangan karier pada siswa diarahkan agar siswa pada jenjang ini memiliki
SMP/sederajat yaitu menentukan sekolah pengetahuan yang memadai dalam memilih
menengah tingkat atas dan ekstrakulikuler sekolah menengah tingkat atas. Adapun pada
maupun aktivitas yang mengandung relevansi tahapan ini, individu mengeksplorasi beragam
dengan kemampuan diri (Kemendikbud, 2014). jenis pekerjaan, menilai dirinya sendiri, dan
Siswa yang terampil dan mampu sudah memikirkan berbagai alternatif karier
melaksanakan tugas perkembangan tersebut yang sesuai dengan kemampuannya (Yusanti,
Vol. 11, 2018 DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA MEMBENTUK KEMATANGAN KARIER 195

2015). Remaja yang matang kariernya akan optimal dalam menggali informasi yang
mampu menyelesaikan tahap perkembangan relevan dengan karier yang diminati, seperti
kariernya. Lau, Low, dan Zakaria (2013) pencarian informasi mengenai persyaratan
menjelaskan bahwa individu yang memiliki masuk SMA/SMK maupun informasi mengenai
kematangan karier akan dapat mencari persyaratan untuk memilih jurusan di
informasi karir yang sesuai dan mengarahkan SMA/SMK.
diri untuk memilih karir dimasa depan.
Kematangan karier menurut Super (1994)
Penelitian yang dilakukan Poh Li et al. (2011) dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diri
mengemukakan bahwa perencanaan tentang individu dan faktor situasional. Faktor dalam
informasi karier dapat meningkatkan diri individu (personal) diantaranya gen, bakat
kematangan karier dan konsep diri siswa. yang dimiliki individu, prestasi akademik,
Penelitian lain yang dilakukan oleh kebutuhan, nilai, minat, sikap, dan kesadaran
Purnamasari, Setyorini, dan Padmomartono diri (self awarness), sedangkan faktor
(2015) menyatakan hasil bahwa kematangan situasional salah satunya adalah keluarga.
karier siswa SMP berada pada level yang Hasil penelitian Munir dan Tarigan (2017)
rendah dikarenakan para siswa belum mampu terdapat hubungan positif signifikan antara
merencanakan kariernya dengan baik, kurang kematangan karier dengan self-esteem dan
mengeksplorasi informasi tentang karier dari self-efficacy. Hal ini menunjukkan bahwa
berbagai sumber, kesulitan dalam kematangan karir merupakan aspek yang
mempertimbangkan informasi yang diperoleh, perlu dimiliki oleh para siswa untuk
dan tidak mengenali minat dan mendukung karier masa depan sehingga
kemampuannya. Hasil penelitian yang membutuhkan kesiapan agar dapat memilih
dilakukan oleh Devi, Setyorini, dan yang terbaik. Penelitian Tekke dan Ghani
Sumardjono (2015) menjelaskan bahwa siswa (2013) menunjukkan bahwa kematangan
SMP membutuhkan peningkatan kematangan karier perempuan lebih tinggi dibandingkan
kariernya. Beberapa siswa sudah mampu laki-laki. Keluarga seperti orang tua memiliki
merencanakan karier tetapi masih ada juga pengaruh yang kuat pada kematangan karier
yang belum dapat merencanakan karier siswa. Penelitian yang dilakukan oleh
dengan baik. Proses perencanaan karier pada Listyowati, Andayani, dan Karyanta (2012)
siswa SMP masih terkendala dikarenakan menunjukkan bahwa interaksi yang berbentuk
kurangnya informasi yang mendukung dan dukungan sosial mampu menolong individu
mengoptimalkan pengetahuannya. Devi, untuk mengatasi masalahnya. Penelitian lain
Setyorini dan Sumardjono (2015) yang dilakukan oleh Jeong dan Goh (2012)
mengungkapkan bahwa kendala yang dialami, menyakan bahwa komunikasi nyata dengan
siswa belum memiliki pengetahuan secara orang tua lebih membantu perkembangan
utuh mengenai macam-macam unsur pada karier daripada hanya menerima saran dari
tiap pekerjaan, siswa juga tidak mendapatkan orang tua secara umum. House (1987)
sumber informasi yang tepat sesuai dengan menyebutkan bahwa keluarga mempunyai
yang dibutuhkannya, sehingga informasi yang peranan penting pada dukungan sosial
didapatkan tidak sepenuhnya tepat. Siswa individu karena memiliki hubungan
merasa bingung dalam menggali informasi interpersonal yang menimbulkan ikatan
karena mereka belum memiliki pemahaman perasaan antara anggota keluarga. Hasil
terkait bakat, minat, sifat-sifat pribadi dan nilai penelitian Peery, Liu, dan Pabian (2010)
nilai yang dianut sehingga seringkali informasi menyatakan pengaruh dukungan guru,
yang diperoleh tidak sesuai. Siswa juga belum dukungan orang tua sebagai mediator untuk
mampu melakukan pencarian informasi karier menunjang kesiapan karier. Dukungan
melalui orang tua, saudara, kerabat, teman, maupun penilaian dari keluarga ini dapat
guru bidang studi dan konselor sekolah serta memengaruhi keputusan dalam memilih karier
belum mampu mengeksplorasi karier dan di masa depan. Dukungan sosial adalah
memanfaatkan informasi karier dari berbagai sekumpulan perilaku dan karakteristik yang
sumber. Siswa masih kesulitan dalam saling berhubungan dan berpotensi untuk
membuat keputusan sehingga membutuhkan mendukung individu yang bersangkutan
banyak pertimbangan dan mengalami kendala (House, 1985). Dukungan sosial adalah
dalam menyimpulkan informasi. Siswa dengan kebutuhan mendasar bagi individu untuk
kemandirian karier yang rendah biasanya melanjutkan hubungan sosial, mengatasi
belum mengetahui tugas perkembangan karier kesepian, beradaptasi dengan masyarakat,
terutama tentang kesadaran diri, bakat, minat, dan mempertahankan keadaan psikologis
cita-cita, kecerdasan, nilai-nilai hidup, serta yang stabil (Gunuc & Dogan, 2013). Peran
pilihan gaya hidupnya. Siswa juga belum orang tua selain memberikan benda fisik
196 RAHMA & RAHAYU Jur. Ilm. Kel. & Kons.

(materi), juga dapat menjadi kontributor dalam merujuk padadukungan yang diberikan dalam
memberikan informasi dan saling bertukar bentuk nasihat dan juga saran yang didapat
pendapat tentang pekerjaan yang ingin digeluti melalui orang yang terasa dekat dengan
oleh remaja (Listyowati, Andayani, & Karyanta individu. Selanjutnya dukungan emosional
2012). Selain orang tua, saudara juga merujuk pada empati, simpati, dan kepedulian.
berperan dalam perencanaan karier siswa Dukungan penghargaan dapat berbentuk
melalui cara mengomunikasikan segala seperti umpan balik dari penilaian atas prestasi
harapan dan sikap terhadap perencanaan maupun pencapaian yang telah dilakukan oleh
pendidikan dan pekerjaan (Winkel & Sri, individu. Sementaran itu, dukungan
2006). instrumental merupakan dukungan yang
disediakan oleh keluarga untuk individu berupa
Sudjani (2014) menjelaskan bahwa keluarga sarana seperti pelayanan jasa untuk mencapai
memberikan peran paling besar dalam yang diinginkan. Hasil penelitian Widyastuti
menentukan kematangan karier siswa sekolah dan Pratiwi (2013) memperlihatkan adanya
menengah atas dibandingkan dengan pengaruh positif signifikan antara dukungan
lingkungan lainnya, yaitu masyarakat, sosial terhadap kemantapan pengambilanan
wawasan dunia kerja, usaha mencari keputusan karier.
informasi, keterlibatan guru di sekolah,
dukungan infrastuktur dan sikap terhadap Dukungan sosial dari keluarga mempunyai
konsepsi pekerjaan. Siswa yang tidak peranan penting bagi individu. Hal ini
mendapatkan dukungan sosial dari keluarga dikarenakan antaranggota keluarga memiliki
cenderung kurang memiliki kematangan karier hubungan interpersonal yang telah lama
sehingga siswa kurang optimal untuk dibangun. Hubungan interpersonal ini juga
mencapai tahap perkembangan karier yang dapat menimbulkan ikatan perasaan sehingga
selanjutnya. Agar tercapai kematangan karier dukungan maupun penilaian dari keluarga
yang optimal, tidak hanya dipersiapkan pada dapat memengaruhi keputusan dalam memilih
jenjang sekolah menengah atas saja namun karier di masa depan. Keluarga terutama
harus sudah mulai sejak sekolah menengah orang tua memberikan pengalaman sosial
pertama. Semakin awal siswa memiliki pertama kepada anak, sehingga dukungan
kematangan karier maka akan semakin siap sosial yang dapat diberikan ialah seperti
siswa menghadapi tugas-tugas perkembangan pemberian informasi, saran, arahan, dan juiga
kariernya (Keller & Whiston, 2008). saling bertukar pendapat ketika individu
Kematangan karier yang tidak tercapai dengan mendapati dirinya sedang dalam masalah.
optimal akan berdampak pada kegagalan Selain itu, saudara juga memberikan sikap dan
individu dalam menyelesaikan tugas-tugas pandangannya mengenai perencanaan
perkembangan karier (Super, 1994). Kondisi pendidikan yang lebih lanjut dan perencanaan
siswa yang belum memiliki kematangan karier pekerjaan individu (Winkel & Sri, 2006).
akan menyebabkan siswa belum memiliki Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
pilihan akademik/vokasional, kurangnya Herin & Sawitri (2017) pada siswa SMK
kemampuan pengetahuan diri, informasi menjelaskan bahwa dukungan orang tua
karier, keterampilan pengambilan keputusan berhubungan dengan kematangan karier
karier, integrasi pengetahuan tentang diri dan siswa. Namun penelitian tersebut membahas
pekerjaan, dan perencanaan karier. Hal ini mengenai dukungan secara umum dan
menyebabkan mereka kurang dapat hubungan dukungan orang tua dengan
menangani tugas yang diberikan dan kematangan karier saja. Pada penelitian ini
mengembangkan kariernya dengan baik memfokuskan pada subjek siswa SMP yang
(Hirschi, 2009). merupakan usia remaja awal dimana tahap ini
menentukan kematangan karier individu
Sementara itu, dukungan sosial yang kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk
dikemukakan oleh House, merujuk pada mengindentifikasi peran dukungan sosial
dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga. keluarga dan kematangan karier, serta
Dukungan sosial keluarga adalah bantuan menganalisis pengaruh peran dukungan sosial
yang diberikan kepada individu melalui orang keluarga terhadap kematangan karier.
tua dan saudaranya, supaya individu tersebut
mampu mencapai apa yang diinginkan METODE
((Winkel & Sri, 2006). Menurut House (1985),
terdapat empat dimensi dari dukungan sosial Desain penelitian ini menggunakan penelitian
yaitu dukungan emosional, dukungan kuantitatif korelasional, yang bertujuan untuk
penghargaan, dukungan instrumental, dan menganalisis hubungan variabel dukungan
dukungan informatif. Dukungan informatif sosial keluarga dengan kematangan karier
Vol. 11, 2018 DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA MEMBENTUK KEMATANGAN KARIER 197

pada siswa SMP. Penelitian ini dilakukan di dan knowledge of the preffered occupational
salah satu SMP swasta dan salah satu SMP group (mengetahui materi, kelompok mata
negeri di Malang sebagai representasi sekolah pelajaran, dan syarat-syarat apa yang
swasta dan negeri. Penelitian ini melibatkan dibutuhkan). Instrumen kematangan karier
133 siswa SMP dengan rentang usia 12-15 mengacu dan memodifikasi dari Super et al.
tahun sebagai contoh penelitian. Teknik (1981) dengan jumlah 21 pernyataan, dengan
sampling yang digunakan dalam penelitian ini empat alternatif jawaban. Pada item favorable,
adalah simple random sampling. diberi skor 4 untuk SS (Sangat Setuju), 3 untuk
S (Setuju), 2 untuk TS (Tidak Setuju), dan 1
Data primer yang dikumpulkan berupa untuk STS (Sangat Tidak Setuju) sedangkan
karakteristik remaja, dukungan sosial dan pada item unfavorable, diberi skor 1 untuk SS
kematangan karier. Data tersebut dikumpulkan (Sangat Setuju), 2 untuk S (Setuju), 3 untuk
dengan cara self-report. Instrumen dukungan TS (Tidak Setuju), dan 4 untuk STS (Sangat
sosial keluarga terdiri atas empat dimensi yaitu Tidak Setuju). Instrumen yang digunakan telah
dimensi dukungan informatif (dukungan yang reliabel dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar
diberikan dalam bentuk nasihat, saran, arahan 0,88.
yang didapat melalui orang yang terasa dekat
dengan individu), dimensi dukungan emosional Instrumen yang digunakan telah disesuaikan
(adanya empati maupun simpati, dan dengan karakteristik responden dan dilakukan
kepedulian, dan bersedia mendengarkan jika uji validitas isi dari ahli (expert judgement)
individu tersebut mengalami masalah), dimensi dalam bidang penelitian tersebut. Selain itu,
dukungan penghargaan (umpan balik dari juga telah dilakukan uji validitas tampang (face
penilaian atas prestasi maupun pencapaian validity) berupa penilaian dari beberapa kriteria
yang telah dilakukan oleh individu), dan antara lain, sebanyak 97,67 persen responden
dukungan instrumental (dukungan yang menyatakan bahwa ukuran huruf dapat dibaca
disediakan oleh keluarga untuk individu berupa dengan jelas, selanjutnya sebanyak 95,34
pelayanan jasa dan bantuan berupa barang persen responden menilai bahwa jarak
untuk mencapai apa yang diinginkan). antartulisan dapat dilihat dengan baik,
Dukungan sosial keluarga mengacu dan sebanyak 97,67 persen responden menilai
memodifikasi dari House (1985) dengan kualitas kertas sudah baik, 51,16 persen
jumlah 22 pernyataan, dengan menggunakan responden menilai cover dan layout alat ukur
skala Likert dengan pilihan empat alternatif sudah sesuai dengan konten penelitian, dan
jawaban. Pada item favorable (pertanyaan yang terakhir sebanyak 95,34 persen
yang mendukung), diberi skor 4 untuk SS menyatakan bahwa instruksi yang diberikan
(Sangat Setuju), 3 untuk S (Setuju), 2 untuk pada alat ukur dapat dimengerti oleh
TS (Tidak Setuju), dan 1 untuk STS (Sangat responden
Tidak Setuju) sedangkan pada item
unfavorable (pernyataan yang tidak Data diolah dan dianalisis melalui Microsoft
mendukung), diberi skor 1 untuk SS (Sangat Excel dan Statistical Package for the Social
Setuju), 2 untuk S (Setuju), 3 untuk TS (Tidak Science (SPSS) for Windows. Proses
Setuju), dan 4 untuk STS (Sangat Tidak pengolahan data meliputi item analysis pada
Setuju). Instrumen yang digunakan telah alat ukur yang telah diujicobakan kepada
reliabel dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar responden, kemudian uji reliabilitas dilakukan
0,89. dalam penelitian ini untuk menganalisis
instrumen yang digunakan.
Sementara itu, variabel kematangan karier
mempunyai lima dimensi, yaitu career planning Tabel 1 Rumus data hipotetik
(adanya keinginan dalam merencanakan masa Statistik Rumus
depan, mencari informasi yang dibutuhkan Nilai minimum Skor pernyataan
melalui ekstrakulikuler maupun les), career hipotetik terendah x ∑ item
exploration (Individu menggunakan berbagai Nilai maksimum Skor pernyataan
sumber yang ada untuk mengetahui informasi hipotetik tertinggi x ∑ item
mengenai minat dan pilihan sekolah Mean hipotetik ∑ pernyataan x nilai
menengah tingkat atasnya tersebut), decision tengah dari skor
making (individu mempunyai kemampuan Standar deviasi pernyataanSkor
untuk menggunakan infomasi dan wawasan hipotetik maksimum - skor
untuk memilih sekolah menengah tingkat atas minimum
yang sesuai dengan minat dan kemampuan), 6
world of work information (mengetahui
karakteristik sekolah menengah tingkat atas),
198 RAHMA & RAHAYU Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Tabel 2 Sebaran kategori dan perbandingan Tabel 3 Sebaran kategori dan perbandingan
data hipotetik dan data empirik data hipotetik dan data empirik
dukungan sosial keluarga kamatangan karier
Kategori Data Data Kategori Data Data
(%) hipotetik empirik (%) Hipotetik Empirik
Variabel Rata- Rata- Variabel Rata- Rata-
R S T Min- Min- R S T Min- Min-
rata± rata± rata± rata±S
Mak Mak Mak Mak
SD SD SD D
Dukungan 00,0 10, 89, 22-88 55± 50- 74,26± Kematang- 0,0 36,0 63, 21-84 52,5± 44-81 65,02±
sosial 53 47 11 80 6,825 an karier 9 91 10,5 6,595
keluarga Keterangan : R: rendah X < 42; S: Sedang 42 ≤ X< 63;
Keterangan : R: rendah X < 44; S: Sedang 44 ≤ X< 66; T: T: Tinggi X ≥ 63
Tinggi X ≥ 66
Selain itu ditemukan 81,9 persen siswa
Hal ini bertujuan agar memiliki jaminan mengikuti les sesuai keinginannya. Hasil juga
konsistensi dan stabil, sehingga jika digunakan memperlihatkan bahwa siswa memiliki
berulang kali akan menghasilkan data yang saudara (88,7) dan hampir keseluruhan orang
sama, selanjutnya pengujian validitas tampang tua siswa (97,7%) bekerja.
juga dilakukan untuk mengetahui seberapa
layak alat ukur dalam pengujian ini mengukur Dukungan Sosial Keluarga
variabel dalam penelitian yang dilakukan. Uji
asumsi yang digunakan adalah, uji normalitas, Berdasarkan Tabel 2, skor responden pada
yang pengujiannya bertujuan untuk variabel dukungan sosial keluarga memiliki
mengetahui residual terdistribusi normal atau variasi yang rendah dengan demikian skor
tidak dan uji hipotesis menggunakan regresi responden cenderung seragam. Selanjutnya,
linier sederhana. pada perbandingan rata-rata data hipotetik dan
data empirik pada variabel dukungan sosial
Pengkategorisasian skor variabel dukungan keluarga didapatkan hasil bahwa rata-rata
sosial keluarga dan kematangan karier empirik lebih besar sehingga dapat
menggunakan penghitungan data hipotetik dan disimpulkan bahwa tingkat dukungan sosial
data empirik yang bertujuan untuk keluarga responden cenderung tinggi.
membandingkan data yang didapatkan secara Berdasarkan kategorisasi variabel, didapatkan
hipotetik dengan data yang didapatkan di hasil bahwa sebanyak 89,47 persen siswa
lapangan, yang selanjutnya dikategorisasikan termasuk memiliki dukungan sosial keluarga
dalam hasil rendah, sedang, ataupun tinggi. pada kategori yang tinggi. Hasil ini juga
Dalam mencari data hipotetik, dapat diperoleh memperlihatkan bahwa interaksi yang
dari perhitungan secara manual dengan dilakukan oleh anggota keluarga dalam bentuk
menggunakan rumus dalam Tabel 1. dukungan sosial seperti bantuan materi dan
nonmateri, perhatian, kepedulian, empati,
Kategorisasi variabel digunakan untuk pemberian saran, nasihat, dan informasi;
mengetahui gambaran skor responden yang mampu menolong individu untuk mengatasi
dimana skor tersebut akan masuk dalam masalahnya. Selain itu, setiap anggota
kategori yang telah ditentukan. Kategorisasi keluarga mempunyai hubungan interpersonal
variabel ini dibagi menjadi tiga yang dapat yang telah lama dibangun sehingga penilaian
diungkapkan melalui rumus dengan rentang dari keluarga ini dapat memengaruhi siswa
skor X < (µ-1σ) berada pada kategori rendah, SMP dalam mencapai kematangan kariernya.
kemudian rentang skor (µ-1σ) ≤ X< (µ+1σ)
pada kategori sedang, dan rentang skor X ≥ Kematangan Karier
(µ+1σ) berada pada kategori tinggi (Azwar,
2012). Simbol tersebut menunujukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
X (skor responden), µ (mean hipotetik), dan σ bahwa 63,91 persen siswa memiliki
(standar deviasi hipotetik). kematangan karier pada kategori yang tinggi
(Tabel 3). Hasil kematangan karier siswa SMP
HASIL masuk dalam kategori tinggi dapat berkaitan
dengan adanya dukungan dari keluarga.
Karakteristik Siswa Dukungan keluarga terkait kematangan karier
yang diberikan diantaranya seperti pemilihan
Hasil penelitian menunjukkan tiga perempat sekolah lanjutan yang didukung dengan
siswa (75,9%) memilih untuk mengikuti adanya kegiatan les dan ekstrakulikuler.
ekstrakulikuler dan sisanya 24,1 persen tidak Dengan mengikuti kegiatan tersebut maka hal
mengikuti ektrakulikuler. ini dapat menunjang minat para siswa SMP
Vol. 11, 2018 DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA MEMBENTUK KEMATANGAN KARIER 199

dalam mencapai kematangan kariernya. Selain Tabel 4 Pengaruh dukungan sosial terhadap
itu, mereka akan lebih memiliki kemampuan kematangan karier remaja
yang mendalam dan prestasi dalam bidang Koefisien
Variabel
kegiatan les atau ekstrakulikuler yang (B) (β) Sig.
digelutinya tersebut Constanta 22,880 5,313 0,00
Dimensi dukungan
0,603 0,398 0,132
Pengaruh Peran Dukungan Sosial Keluarga sosial emosional
terhadap Kematangan Karier Siswa Dimensi dukungan
0,827 0,300 0,007*
sosial penghargaan
Dimensi dukungan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 0,525 0,336 0,121
sosial instrumental
apakah terdapat peran dukungan sosial Dimensi dukungan
keluarga terhadap kematangan karier siswa 0,971 0,420 0,022*
sosial informasi
2
SMP dan dimensi dukungan sosial keluarga Adj R 0,320
yang paling berperan terhadap kematangan F 16,551
karier siswa SMP. Berdasaran hasil uji Sig 0,000
normalitas dengan taraf signifikansi p= 0,557 Keterangan: * Signifikan pada p<0,05; ** Signifikan pada
p<0,01
(>0,05). Hal ini berarti data residual mengikuti
distribusi normal. Hal ini menjadikan hipotesa Koefisien regresi (B) variabel X didapatkan
yang dibangun mengenai peran dukungan hasil sebesar 0,581 sementara nilai
sosial keluarga terhadap kematangan karier konstantanya sebesar 21,864. Makna dari
siswa dapat diuji lebih lanjut. Berdasarkan koefisien regresi (B) sebesar 0,581 adalah jika
hasil dari uji hipotesis pertama didapatkan nilai konstanta dianggap bernilai 0; maka setiap
signifikansi (p) sebesar 0,000 (p < 0,05), yang peningkatan 1 satuan variabel X yaitu
menunjukkan adanya peran dukungan sosial dukungan sosial keluarga maka variabel Y
keluarga secara signifikan terhadap yaitu kematangan karier siswa SMP akan
kematangan karier siswa SMP. Hasil meningkat sebesar 0,581. Sumbangan yang
menujukkan arah yang positif pada dukungan diberikan variabel X terhadap variabel Y dapat
sosial keluarga terhadap kematangan karier. diketahui dengan melihat nilai R Square, yaitu
Temuan ini menunjukkan bahwa semakin sebesar 0,362 hal ini menunjukkan bahwa
tinggi dukungan sosial keluarga semakin tinggi dukungan sosial keluarga memiliki pengaruh
pula kematangan karier siswa SMP, begitu sebesar 36,2 persen terhadap kematangan
juga sebaliknya. karier, sedangkan sisanya sebesar 63,8
persen dipengaruhi oleh variabel lain yang
Uji hipotesis kedua dilakukan untuk melihat tidak diteliti oleh peneliti.
dimensi dukungan sosial keluarga yang paling
berperan terhadap kematangan karier siswa PEMBAHASAN
SMP. Dari empat dimensi dukungan sosial
keluarga yaitu dukungan sosial emosional, Siswa SMP berada pada rentang usia remaja
penghargaan, instrumental, dan informasi, awal. Santrock (2011) menjelaskan remaja
yang menunjukkan hubungan yang signifikan sebagai masa perkembangan transisi antara
adalah dukungan sosial penghargaan dan masa anak-anak dan masa dewasa yang
informasi. Nilai signifikansi dukungan sosial mencangkup perubahan biologis, kognitif,
penghargaan (p) sebesar 0,007 (p< 0,05) sosial dan emosional. Kematangan karier bagi
yang berarti terdapat peran dimensi dukungan remaja menjadi bagian penting dari salah satu
sosial penghargaan terhadap kematangan tugas perkembangan remaja. Kaur (2012)
karier siswa SMP. mengungkapkan bahwa tugas remaja dalam
tahap perkembangannya salah satunya adalah
Selain itu, terdapat pula hasil nilai yang mempersiapkan karier melalui kematangan
signifikan pada dukungan informasi keluarga karier. Remaja yang memiliki kematangan
dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,02 karier dapat meningkatkan kapasitasnya untuk
(p<0,05) yang berarti terdapat peran dukungan membuat pilihan dan keputusan karier secara
informasi keluarga terhadap kematangan konsisten sesuai dengan dirinya. Individu
karier siswa SMP. Sementara itu, dukungan mampu memilih karier yang sesuai,
emosional memiliki nilai signifikansi (p) mengambil keputusan karier dan
sebesar 0,132 (p>0,05) dan instrumental merencanakan kariernya di masa depan. Hal
memiliki nilai signifikansi (p) sebesar 0,121 ini senada dengan pendapat Gupta (2011),
(p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan pada awal usia remaja siswa memasuki
signifikan dimana dukungan sosial emosional jenjang pendidikan SMP. Pada periode SMP
dan instrumental keluarga tidak memiliki peran adalah usia yang tepat bagi remaja melakukan
terhadap kematangan karier siswa SMP. eksplorasi mengenai bakat, minat dan bidang-
200 RAHMA & RAHAYU Jur. Ilm. Kel. & Kons.

bidang yang sesuai dengan kondisi dirinya dukungan sosial yang didapatkan dari
karena akan meningkatkan aspirasi untuk keluarga mempunyai hubungan yang
menentukan karier yang tepat. Remaja yang signifikan dengan kematangan karier siswa.
memiliki kematangan karier, dapat melakukan Super (1994) mengungkapkan bahwa individu
pemilihan karier dengan tepat sesuai dengan yang memiliki kematangan karier salah
dirinya di masa depan. Remaja dikatakan telah satunya dipengaruhi oleh dukungan sosial
mencapai kematangan karier bila mampu keluarga. Dukungan yang diberikan berbentuk
untuk mulai menunjukkan minat terhadap pemberian dukungan baik informasi mengenai
pilihan karier, mulai mengeksplorasi karier, memfasilitasi kebutuhan individu untuk
kemampuan diri dan pengetahuan tentang meningkatkan pemahaman karier,
pilihan karier, dan sudah menentukan pilihan memberikan masukan, perhatian, kepedulian
meskipun belum pasti dan mulai membuat penghargaan terkait pilihan karier membantu
perencanaan karier (Ratnaningsih et al., individu untuk memiliki kematangan karier
2016). sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Hal ini ditunjukkan dengan sikap dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi yang menunjang keputusan karier
kematangan karier dan dukungan sosial secara tepat. Hal ini juga sesuai dengan
keluarga siswa SMP dalam penelitian ini pendapat House (1987), yang menyebutkan
berada dalam kategori tinggi. Hasil penelitian bahwa keluarga mempunyai peranan penting
yang dilakukan oleh Keller & Whiston (2008) pada dukungan sosial individu, dikarenakan
menunjukkan adanya dukungan dari keluarga memiliki hubungan interpersonal yang
terkait karier akan meningkatkan kematangan menimbulkan ikatan perasaan antara anggota
karier anak. Hasil dari uji hipotesis secara keluarga. Oleh karenanya, dukungan ini
simultan didapatkan hasil terdapat peran memengaruhi keputusan dalam memilih karier
dukungan sosial keluarga terhadap di masa depan. Selain itu, kepemilikan
kematangan karier siswa SMP. Oleh saudara juga dapat mengomunikasikan segala
karenanya, semakin tinggi dukungan sosial harapan dan sikapnya terhadap perencanaan
keluarga semakin tinggi pula kematangan pendidikan dan pekerjaan (Winkel & Sri,
karier siswa SMP. Begitu juga sebaliknya, 2006).
apabila dukungan sosial keluarga rendah
Dukungan sosial keluarga yang diberikan pada
maka kematangan karier siswa SMP juga akan
siswa SMP dalam penelitian ini masuk dalam
semakin rendah. Uji hipotesis secara parsial,
kategori tinggi. Dukungan sosial dapat
didapatkan hasil nilai yang signifikan pada
diberikan melalui sahabat, keluarga besar,
dukungan penghargaan keluarga dan
kelompok sosial, orang tua, dan saudara
dukungan informasi keluarga; yaitu terdapat
kandung. Dalam penelitian ini, dukungan yang
peran dukungan penghargaan keluarga dan
berperan terhadap kematangan karier adalah
dukungan informasi keluarga terhadap
dukungan penghargaan dan informasi.
kematangan karier siswa SMP. Sementara itu,
Dukungan penghargaan, yaitu umpan balik
dukungan emosional dan instrumental tidak
berupa penilaian atas prestasi maupun
memiliki peran terhadap kematangan karier
pencapaian yang telah dilakukan oleh individu.
siswa SMP. Hasil diatas didukung oleh
Dukungan ini terjadi lewat ungkapan
penelitian yang dilakukan oleh Keller &
penghargaan positif untuk individu yang
Whiston (2008), bahwa terdapat pengaruh
bersangkutan, dorongan maju dan
positif dukungan keluarga terhadap
perbandingan positif individu dengan orang-
kematangan karier remaja. Dukungan yang
orang lain. Dukungan penghargaan dan
diberikan keluarga adalah dukungan terkait
informasi dapat diberikan melalui keterikatan
karier akan meningkatkan kematangan karier
yang aman dari orang tua, kualitas keluarga,
remaja dan keyakinan diri remaja terhadap
interaksi, dan gaya asuh yang mendukung
kariernya. Faktor-faktor yang berkaitan dengan
dengan perkembangan karier remaja. Gaya
keluarga diantaranya adalah status sosial
pengasuhan berorientasi pada kehangatan,
ekonomi, ras/etnis, struktur keluarga, dan
keterbukaan, dan timbal balik membantu
kualitas hubungan orang tua-anak (Keller &
remaja untuk meningkatkan kematangan
Whiston, 2008). Penelitian yang dilakukan
kariernya dalam pembentukan identitas diri
oleh Nashriyah, Yusuf, dan Karyanta (2014)
dan rencana karier masa depan (Dietrich &
juga menjelaskan bahwa semakin tinggi
Kracke, 2009, Lease & Dahlbeck, 2009). Gaya
dukungan sosial keluarga yang diberikan maka
pengasuhan yang dicirikan oleh dukungan
akan semakin tinggi kematangan karier yang
sosial baik informasi, penghargaan dan
dimiliki oleh individu. Penelitian lain yang
kehangatan serta perilaku orang tua terkait
dilakukan oleh Listyowati, Andayani, dan
karier juga secara signifikan terkait dengan
Karyanta (2012) mendapatkan hasil bahwa
Vol. 11, 2018 DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA MEMBENTUK KEMATANGAN KARIER 201

eksplorasi karier (Germeijs & Verschueren, kematangan karier anak dan sebaliknya,
2009, Lease & Dahlbeck, 2009). semakin rendah dukungan orang tua maka
semakin rendah pula kematangan karier anak.
Dimensi dukungan sosial keluarga secara
parsial yang memberikan peran terhadap Dimensi dukungan sosial keluarga secara
kematangan karier dalam penelitian ini salah parsial yang memberikan peran terhadap
satunya adalah dukungan penghargaan. Palos kematangan karier adalah dukungan
& Drobot (2010) yang menyatakan bahwa informatif. Menurut House (1985), dukungan
keputusan anak dalam memilih karier informatif ini mencakup saran, nasihat, arahan
dipengaruhi oleh keluarga. Dukungan sosial yang yang didapat melalui orang yang terasa
keluarga yang dibutuhkan remaja agar merasa dekat dengan individu. Melalui interaksi
dihargai dan dicintai adalah berupa kasih dengan orang lain akan dapat mengevaluasi
sayang, kepedulian, penghargaan dan dan mempertegas keyakinannya dengan
perhatian (Kumalasari & Ahyani, 2012). Hal ini membandingkan pendapat, sikap, keyakinan,
didukung oleh Adicondro & Purnamasari dan perilaku orang lain. Dukungan ini
(2012), bahwa dukungan dari keluarga seperti membantu siswa mengatasi masalah dengan
perhatian, penerimaan dan rasa percaya akan cara memperluas wawasan dan pemahaman
dapat meningkatkan kebahagiaan anak. terhadap masalah yang dihadapi. Informasi
Dukungan yang diberikan juga dapat berupa tersebut diperlukan untuk mengambil
pemberian pujian secara lisan, banyaknya keputusan dan memecahkan masalah secara
waktu yang disediakan untuk anak, pemberian praktis salah satunya dalam mengambil
kasih sayang, dan adanya perhatian untuk keputusan karier. Interaksi yang dilakukan oleh
anak (Burrell, 2008). Rensi & Sugiarti (2010), anggota keluarga dalam bentuk dukungan
menjelaskan individu yang memiliki kedekatan sosial seperti bantuan materi dan nonmateri
dengan keluarga juga dapat meningkatkan seperti informasi mampu menolong individu
kemampuannya mengelola masalah sehari- untuk mengatasi masalahnya (Cohen & Wills,
hari. Dukungan keluarga salah satunya orang 1985). Setiap anggota keluarga mempunyai
tua memiliki peran mengembangkan karier hubungan interpersonal yang telah lama
individu. dibangun sehingga penilaian dari keluarga
dapat memengaruhi siswa SMP dalam
Beberapa penelitian menunjukkan adanya mencapai kematangan karier. Siswa yang
dampak signifikan dari hubungan orang tua- memiliki saudara akan meminta saran,
anak dan bimbingan karier orang tua tehadap bertukar informasi, mengemukakan
kematangan karier. Semakin orang tua pandangannya mengenai perencanaan karier
memberikan dukungan terkait karier seperti sehingga memiliki pandangan yang luas jika
memberikan bimbingan karier disertai kualitas dibandingkan yang tidak mempunyai saudara
hubungan yang baik maka akan meningkatkan (Winkel & Sri, 2006).Penelitian yang dilakukan
kematangan karier remaja yaitu keyakinan oleh Kamil dan Daniati (2016) memaparkan
dalam karier dan pengambilan keputusan bahwa layanan informasi karier efektif untuk
karier (Ki & Lim, 2010; Kim, 2009). Pada meningkatkan kematangan karier siswa.
penelitian Ginevra, Nota, dan Ferrari (2015), Contohnya: anggota keluarga memberikan
persepsi remaja terhadap dukungan yang jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi
diperolehnya dari orang tua secara tidak individu, informasi mengenai segala hal yang
langsung akan memprediksi pilihan karier dapat memicu masalah tersebut, dan
remaja melalui efek mediasi dilihat dari memberikan petunjuk agar masalah yang
kepercayaan diri remaja terhadap keputusan dihadapinya tersebut tidak terulang kembali.
karier. Penelitian yang dilakukan oleh
Widyastuti & Pratiwi (2013) menunjukkan Dimensi dukungan sosial emosional dan
adanya pengaruh yang signifikan antara instrumental secara parsial tidak memiliki
variabel dukungan sosial keluarga dengan peran terhadap kematangan karier siswa SMP.
kemantapan pengambilan keputusan karier. Super (1994) menjelaskan bahwa
Semakin tinggi dukungan sosial keluarga pengambilan keputusan karier siswa juga
maka kemantapan pengambilan keputusan didasarkan pada orang terdekat selain
karier juga semakin tinggi, dan semakin keluarga misalkan pada siswa SMP adalah
rendah dukungan sosial keluarga maka teman sebaya atau guru. Dalam hal ini orang
semakin rendah pula kemantapan orang terdekat siswa SMP diantaranya selain
pengambilan keputusan karier anak. Penelitian keluarga, teman-teman atau guru
yang dilakukan oleh Herin & Sawitri (2017) disekolahnya. Siswa SMP memiliki teman
juga memaparkan bahwa semakin tinggi dekat yang menunjukkan kesediaan untuk
dukungan orang tua maka semakin tinggi pula mendengarkan keluhan dan memberikan
202 RAHMA & RAHAYU Jur. Ilm. Kel. & Kons.

dampak positif. Hal ini, sebagai sarana menjelaskan bahwa individu dengan
pelepasan emosi dan mengurangi kecemasan, kematangan karier tinggi ketika dihadapkan
serta membuat individu merasa dihargai, pada pemilihan karier, akan melakukan usaha
diterima, dan diperhatikan. Dukungan untuk mengenal diri, mencari tahu tentang
instrumental mencakup pelayanan jasa dan pekerjaan, langkah-langkah pendidikan serta
bantuan berupa barang untuk mencapai hal mengatasi masalah yang dihadapi dalam
yang diinginkan biasanya juga diberikan oleh pencapaian karier
orang-orang terdekat lainnya seperti guru dan
teman yang memberikan bantuan berupa Super et al. (1981) mengungkapkan bahwa
aktivitas yang mampu mengurangi beban kematangan karier ialah kesiapan untuk
individu (House, 1985). mengatasi tugas-tugas perkembangan karier
yang sesuai dalam kehidupan individu. Tugas
Kematangan karier pada siswa SMP perkembangan remaja salah satunya adalah
merupakan hal yang penting bagi masa depan mempersiapkan karier. Masa remaja individu
melalui kesadaran antara kesesuaian minat dihadapkan pada pertanyaan tentang
dan kemampuan diri. Adapun hal itu akan pencarian jati diri, dan rencana yang harus
memudahkan siswa dalam mengambil dilakukan remaja ke depannya untuk menuju
keputusan tentang kariernya dan dapat kehidupan selanjutnya dan hal ini salah
meningkatkan kematangan karier dan konsep satunya berkaitan dengan perkembangan
diri siswa (Poh Li et al.,, 2011). Hasil penelitian karier. Tugas perkembangan siswa yang
menunjukkan sebagian besar siswa SMP berkaitan dengan kariernya seperti
memiliki kematangan karier yang tinggi. Hal ini merencanakan untuk melanjutkan
ditunjukkan dengan sebagian besar siswa pendidikannya, mengetahui informasi tentang
SMP mempunyai career planning seperti karakteristik sekolah menengah tingkat atas,
perencanaan untuk melanjutkan pendidikan ke mencari informasi tentang minatnya melalui
sekolah menengah tingkat atas, mengikuti guru, orang tua, buku, film, dan sumber lain
kegiatan ekstrakulikuler di sekolah atau yang mendukung, mampu mengidentifikasi
kegiatan lain yang dapat menunjang minat potensi, minat, dan kelompok mata pelajaran
(Listyowati, Andayani, & Karyanta, 2012). yang diminati, memahami kondisi orang tua,
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler atau
Tingginya kematangan karier yang dimiliki oleh kegiatan lain yang dapat menunjang minatnya,
siswa SMP dikarenakan siswa mendapatkan mempertimbangkan kemampuan dengan,
dukungan sosial dari keluarga. Menurut Super minat, harapan orang tua, prestasi akademik
(1994) tingkat kematangan karier siswa SMP dan non akademik, dan syarat-syarat yang ada
masih dalam fase fantasi, belum mengarah pada pilihannya tersebut untuk mengambil
kepada realistis, pengambilan keputusan keputusan tentang sekolah menengah tingkat
karier siswa masih didasarkan pada orang atas yang dipilihnya (Kementrian Pendidikan
terdekat (keluarga dan teman sebaya). dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Kematangan karier merupakan kemampuan Pendidikan Dasar, Direktorat Pembinaan
individu dalam mengakses, mengarahkan diri Sekolah Menengah Pertama, 2014). Remaja
berdasarkan informasi karier untuk membuat yang mampu merealisasikan tugas
pilihan dalam melihat peluang yang perkembangan kariernya tersebut,
memungkinkan untuk mengambil keputusan menandakan bahwa adanya kematangan
secara realistis. Hal ini didukung oleh karier pada individu. Kematangan karier pada
pendapat Saya, Kazak & Dogan (2009), siswa SMP ditandai dengan kemampuan
bahwa siswa yang memiliki kematangan karier mereka dalam menyadari kesesuaian minat
yang tinggi salah satunya karena merasa dan kemampuan yang dimiliki, melalui
mendapatkan dukungan sosial keluarga kegiatan ekstrakulikuler dan les sehingga
sehingga dapat meningkatkan kapasitasnya siswa SMP ini mempunyai pengetahuan yang
untuk membuat pilihan dan keputusan karier memadai dalam memilih sekolah menengah
secara konsisten sesuai dengan dirinya. tingkat atas.
Individu yang memiliki kematangan karier tidak
hanya dapat menentukan pekerjaan yang SIMPULAN DAN SARAN
tepat namun remaja memahami kekurangan
dan kelebihannya, potensi yang dimiliki, Penelitian ini melibatkan siswa SMP berusia
memiliki pemahaman menyeluruh tentang 12-15 tahun. Dukungan sosial keluarga dan
lapangan kerja sehingga para siswa mampu kematangan karier pada siswa SMP berada
memilih karier yang sesuai, mengambil pada kategori yang tinggi. Dukungan keluarga
keputusan karier dan merencanakan kariernya paling tinggi yang diberikan adalah dukungan
dimasa depan. Dhillon dan Kaur (2005) penghargaan, selanjutnya dukungan
Vol. 11, 2018 DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA MEMBENTUK KEMATANGAN KARIER 203

instrumental, diikuti oleh dukungan informasi Dhillon, U., & Kaur, R. (2005). Career maturity
dan yang paling rendah adalah dukungan of school children. Journal Of The
emosional. Berdasarkan uji hipotesis Indian. Academy Of Applied
menunjukkan bahwa terdapat peran dukungan Psychology, 31(2), 71-76. DOI:
sosial keluarga terhadap kematangan karier 10.1002/j.2161-
sehingga semakin tinggi dukungan sosial 0045.2001.tb00961.x
keluarga, semakin tinggi pula kematangan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,
karier pada siswa SMP. Ditinjau dari tiap
Direktorat Pembinaan Sekolah
dimensi dukungan sosial keluarga terhadap
Menengah Pertama. (2014).
kematangan karier, terdapat pengaruh
Panduan bimbingan dan konseling
dukungan sosial penghargaan dan dukungan
sekolah menengah pertama.
sosial informasi keluarga terhadap
kematangan karier. Namun dukungan sosial Dietrich, J., & Kracke, B. (2009). Career-
emosional dan instrumental keluarga tidak specific parental behaviors in
terdapat peran terhadap kematangan karier adolescents' development. Journal
siswa SMP. of Vocational Behavior, 75(2), 109-
119. DOI:10.1016/j.jvb.2009.03.005
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan bagi
Germeijs, V., & Verschueren, K. (2009).
para orang tua, saudara, dan guru diharapkan
Adolescents' career decision making
untuk selalu memberikan dukungan informasi,
process: Related to quality of
dan dukungan penghargaan kepada siswa
attachment to parents? Journal of
SMP agar nantinya mampu dijadikan sebagai
Research on Adolescence, 19(3),
acuan dalam melanjutkan pendidikan lanjutan
459-483.
yang lebih tinggi. Bagi siswa SMP, disarankan
untuk menambah wawasan dalam melanjutkan Ginevra, M. C., Nota, L., & Ferrari, L. (2015).
pendidikan lanjutan yang lebih tinggi dengan Parental support in adolescents’s
mencari dari berbagai sumber selain dari career development: Parents’s and
keluarga dan guru yaitu brosur, website, Children’s perceptions. The Career
maupun ke orang dewasa lainnya. Bagi Development Quartely, 63(1), 2-15.
peneliti selanjutnya yang mengambil tema DOI: 10.1002/j.2161-
yang sama, disarankan untuk memperluas 0045.2015.00091.x
wilayah dalam pengambilan contoh.
Gunuc, S., & Dogan, A. (2013). The
relationship between turkish
DAFTAR PUSTAKA
adolescents internet addiction, their
perceived social support and family
Adicondro, N. & Purnamasari, A. (2012).
activities. Computer in Human
Efikasi diri, dukungan sosial
Behavior, 29 (2013); 2197-2207,
keluarga dan self regulated learning
DOI:
pada siswa kelas VIII. Humanitas,
https://doi.org/10.1016/j.chb.2013.04
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
.011
Ahmad Dahlan Yogyakarta, 8(1), 17-
27. Gupta, P. (2011). Study of career maturity of
DOI: http://dx.doi.org/10.26555/hum senior secondary school students
anitas.v8i1.448 with regards to their gender and
socio-economic status. Vision-
Burrell, G. L. (2008). A social ecology of
Research Journal of Education, 2(2),
adolescents’ future expectation
93-102.
(Dissertation). Arizona State
University, Amerika Serikat Herin, M. & Sawitri, R. D. (2017). Dukungan
orang tua dan kematangan karier
Cohen, S., & Wills, T. A. (1985). Stress, social
pada siswa SMK program keahlian
support, and the buffering
tata boga. Jurnal Empati Fakultas
hypothesis. Psychological Bulletin,
Psikologi Universitas Diponegoro, 6
98(2), 310-357. DOI: 10.1037/0033-
(1), 301-306
2909.98.2.310
Hirschi, A. (2009). Career adaptability
Devi., Setyorini., & Sumardjono. (2015).
development in adolescence:
Tingkat kematangan karier siswa
Multiple predictors and effect on
kelas VIII SMP Islam Sudirman
sense of power and life satisfaction.
Ambarawa. Jurnal Ilmiah
Journal of Vocational Behavior,
Pendidikan, Sejarah dan Sosial
Budaya, 17(2), 1-7.
204 RAHMA & RAHAYU Jur. Ilm. Kel. & Kons.

74(2), 145-155. Lease, S. H., & Dahlbeck, D. T. (2009).


DOI:10.1016/j.jvb.2009.01.002 Parental influences, career decision-
making attributions, and self-
House, J.S. (1985). Barriers to work stress: I.
efficacy. Journal of Career
Social Support. In W. D. Gentry, H.
Development, 36(2), 95-113.
Benson & Ch. J De Wolff (Eds.).
DOI:10.1177/0894845309340794
Behavioral medicine: Work, stress
and health, 19, 157-180, DOI: Listyowati, A., Andayani, T.R., & Karyanta,
10.1007/978-94-009-5179-2_8 N.A. (2012). Hubungan antara
kebutuhan aktualisasi diri dan
House, J.S. (1987). Social support and social
dukungan sosial dengan
structure. Sociological Forum, 2(1),
kematangan karier pada siswa kelas
135-146, DOI: 10.1007/BF01107897
XII SMA N 2 Klaten. Jurnal Wacana,
Kamil., & Daniati. (2016). Layanan informasi 4(8), 116-145.
karier dalam meningkatkan
Munir, A., & Tarigan, B. A. (2017). The
kematangan karier pada peserta
relationship of self-efficacy and self-
didik kelas X di sekolah Madrasah
esteem with career maturity on the
Aliyah Qudsiyah Kotabumi Lampung
students of SMA Negeri 15 Meda,
Utara tahun pelajaran 2016/2017.
Indonesia. Journal of Humanities
Jurnal Bimbingan dan Konseling,
and Sosial Science, 22(11): 67-73
03(2), 245-258, DOI:
10.24042/kons.v3i2.565 Nashriyah., Yusuf., & Karyanta. (2014)
Hubungan antara penyesuaian diri
Kaur, P. (2012). Career maturity among
dan dukungan sosial keluarga
adolescents in relation to their
dengan kematangan karier pada
school climate. International Journal
mahasiswa program studi ilmu
of Research in Education
komunikasi FISIP UNS. Jurnal
Methodology, 1(1), 0-13
Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 2(5),
Keller, B. K., & Whiston, S. C. (2008). The role 195-205
of parental influences on young
Palos, R., & Drobot, L. (2010). The impact of
adolescents' career development.
family influence on the career choice
Journal of Career Assessment,
of adolescents. Procedia Social and
16(2), 198-217.
Behavioral Sciences 2(2), 3407–
DOI:10.1177/1069072707313206
3411.
Ki, Y., & Lim, S. (2010). Relations of parent-
Perry, J. C., Liu, X., & Pabian, Y. (2010).
child relationships perceived by
School engagement as a mediator
vocational high school students to
of academic performance among
their career decision making self-
urban youth : the role of career
efficacy and career maturity. Journal
preparation, parental career support,
of Vocational Education Research,
and teacher support. The
29(1), 63-38.
Counseling Psychologist, 38(2):269-
Kim, K. (2009). The effect of career guidance 295, DOI:
activities on career maturity of 10.1177/0011000009349272
students in vocational high school.
Purnamasari, D., Setyorini., & Padmomartono,
Journal of Vocational Education
S. (2015). Tingkat kematangan
Research, 28, 183-200.
karier siswa kelas VIII SMP Islam
Kumalasari, F. & Ahyani, L.N. (2012). Sudirman Ambara. Widya Sari
Hubungan antara dukungan sosial Jurnal Ilmiah Pendidikan, Sejarah
dengan penyesuaian diri remaja di dan Sosial Budaya, 17(2), 1-7.
panti Asuhan. Jurnal Psikologi
Poh Li, Lau., Aqeel, Khan., Haslee Sharil.,
Pitutur Fakultas Psikologi
Abdullah., & Fong Peng, Chew.
Universitas Muria Kudus, 1(1), 21-31
(2011). The effectiveness of career
Lau, P.H. Low, S.F. & Zakaria, A.R. (2013). exploration program for high school
Gender and work: Assessment and students. Journal of Society and
application of Super’s theory – Culture. 20. 226-230.
career maturity. British Journal of
Ratnaningsih, I.Z., Kustanti, E.R., Prasetyo,
Arts and Social Sciences, 12(2).
A.R., & Fauziah, N. (2016).
2046 – 9578.
Kematangan karier siswa SMK
Vol. 11, 2018 DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA MEMBENTUK KEMATANGAN KARIER 205

ditinjau dari jenis kelamin dan Super, D.E., Thompson, A.S., Lindeman, R.H.,
jurusan. Jurnal Humanitas,13(2), Jordaan, J.P., & Myers, R.A. (1981).
112-121. Career development inventory
DOI: http://dx.doi.org/10.26555/hum (Vol.1): user’s manual. Palo Alto,
anitas.v13i2.6067 CA: Consulting Psychologists Press.
Rensi., & Sugiarti. (2010). Dukungan Sosial, Tekke, M., & Ghani, M. F. A., (2013).
Konsep Diri, dan Prestasi Belajar Examining the level of career
Siswa SMP Kristen YSKI maturity among Asian foreign
Semarang”, Jurnal Psikologi, students in Public University :
Universitas Katholik Soegijapranata, gender and academic achievement.
Semarang, 3(2), 148-153 Hope Journal of Pakistan, 1 (1):
101-121
Santrock, J.W. (2011). Life-Span
Development, Perkembangan Masa Widyastuti, R.J., & Pratiwi, T. I. (2013).
Hidup Jilid 1 (edisi kelima). Jakarta: Pengaruh self efficacy dan
Penerbit Erlangga. dukungan sosial keluarga terhadap
kemantapan pengambilan
Saya, P., Kazak, M., ve Dogan, T. (2009).
keputusan karier siswa. Jurnal
Career maturity level gender, age
Bimbingan Konseling UNESA 3(1),
and family investigation of perceived
231-238
social support level by. 1.
International Congress of Turkey Winkel, W.S & Sri H. (2006). Bimbingan dan
Research in Education konseling di institusi pendidikan
edisi revisi. Yogyakarta: Media
Sudjani.(2014). Faktor-faktor yang
Abadi.
memengaruhi kematangan karier
siswa sekolah menengah kejuruan Yon, K.J., Jeong, J.R., & Goh, M. (2012). A
negeri di Kota Bandung. Prosiding longitudinal study of career maturity
Konvensi Nasional Asosiasi of Korean adolescents: the effect of
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan personal and contextual factors.
(APTEKINDO) ke 7. FPTK Journal of Asia Pasific Education
Universitas Pendidikan Indonesia, Review. 13(4), 727-739, DOI:
Bandung, 13 sd.14 November 2014. 10.1007/s12564-012-9232-y
Super, O.E. (1994). Life Span, Life Space Yusanti, G. (2015). Hubungan antara
Perspective On Convergence. dukungan sosial dengan
Dalam Mark L. Savickas & Robert kematangan karier pada siswa SMA
W. Lent (Eds.). Convergence In di kota Bogor (Tesis). Universitas
career development theories : Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia.
Implementation for science and
practice, 63-74. PaloAtto: Consulting
Psychologists Press.

Anda mungkin juga menyukai