Anda di halaman 1dari 90

There are no sources in the current document.

PENGARUH DUKUNGAN

SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP EFIKASI DIRI PENGAMBILAN

KEPUTUSAN KARIR

USULAN PENELITIAN

Disusun oleh:

Guvra Trama

NIM. 7111171072

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini. Penyusunan

Usulan Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Jendral

Achmad Yani. Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan usulan

penelitian ini sangatlah sulit bagi peneliti untuk diselesaikan. Untuk itu peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada kenyataanya, manusia yang lahir ke dunia ini memiliki peran tersendiri

dalam hidupnya yang dibagi menjadi dua hal yaitu manusia sebagai makhluk

individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Dalam berinteraksi dengan sekitar,

Manusia sebagai makhluk sosial dapat di artikan sebagai mahluk yang tidak bisa

hidup sendirian. Sejak manusia dilahirkan hingga meninggal manusia selalu

membutuhkan kehadiran orang lain selain dirinya. Jika manusia tidak

berhubungan atau berinteraksi dengan sesama manusia lainnya, maka orang

tersebut belum bisa dikatakan manusia (Listia, 2015).

Manusia sebagai mahluk yang sosial pasti membutuhkan kehadiran orang

lain dalam hidupnya, hal ini menggambarkan bahwa manusia faktanya adalah

mahluk yang tidak berdaya dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Sebagai

makhluk sosial manusia adalah mahkluk yang berhubungan secara timbal-

balik dengan manusia lain. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan

interaksi dengan manusia lainnya, dari interaksi-interaksi tersebut manusia

membentuk kelompok-kelompok sosial dalam kegiatan sehari-hari.

Menurut Bandura (dalam Myers, 2012), keyakinan diri atau biasa disebut

sebagai self efficacy adalah perasaan individu terhadap keyakinan pada diri

sendiri atas kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan suatu tugas.

Semakin berkembang, teori efikasi diri (self efficacy) juga diterapkan pada

proses pembuatan keputusan karir oleh Taylor & Betz (Betz, 2001). Taylor &

Betz (dalam Norida et al, 2014), menjelaskan bahwa efikasi diri pengambilan

1
2

keputusan karir merupakan keyakinan individu untuk dapat secara sukses

menyelesaikan tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membuat pengambilan

keputusan dalam karir (Empati et al., 2017).

Periode di masa Sekolah Menengah Atas, terutama di Kelas XII

merupakan masa yang sangat penting bagi mereka, siswa dihadapkan

permasalahan kemana akan melanjutkan langkah yang selanjutnya selain

harus menghadapi ujian akhir mereka di tuntut untuk memutuskan bagaimana

langkah selanjutnya yang akan diambil, apakah akan langsung bekerja atau

memilih untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi (Listyowati et al.,

2011).

Menurut Santrock (2003), siswa Sekolah Menengah Atas dikategorikan

sebagai remaja karena berada pada rentang usia 16 hingga 18 tahun. Masa

remaja adalah masa transisi dari masa anak ke masa dewasa yang mencakup

perubahan biologis, kognitif, dan sosial. Proses biologis, kognitif, dan sosial

saling terjalin secara erat. Proses sosial membentuk proses kognitif, proses

kognitif mengembangkan atau menghambat proses sosial, dan proses biologis

mempengaruhi proses kognitif. Pada sebagian besar budaya, remaja dimulai

pada usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun

(Empati et al., 2017).

Hurlock (1994) mengatakan bahwa masa remaja merupakan periode yang

sangat singkat. Fase awal remaja berlangsung pada sekitar usia tiga belas

sampai dengan enam belas tahun dan akhir masa remaja berakhir pada usia

sekitar 17 sampai dengan 18 tahun. Hurlock juga mengungkapkan bahwa pada

usia tersebut remaja membutuhkan kemandirian dalam dirinya sendiri,


3

termasuk kemandirian secara ekonomi, kemandirian ini tidak dapat dicapai

sebelum remaja dapat memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk

bekerja (Listyowati et al., 2011).

Savickas ( 2001) menjelaskan bahwa individu dapat dikatakan matang

atau siap dalam membuat keputusan karir apabila individu tersebut memiliki

pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat keputusan karir dan hal itu

didukung oleh informasi yang kuat yang telah ada mengenai pekerjaan

berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan (Dewi, 2017).

Keputusan dalam membuat pilihan terhadap karir merupakan sebuah

masalah yang dihadapi dalam fase remaja. Menurut Gati & Saka (2001)

menjelaskan bahwa pada fase ini banyak siswa yang merasa tidak yakin pada

kemampuannya sendiri hingga akhirnya mengalami kebingungan dalam

pilihan karirnya. Gati & Saka menjelaskan bahwa kemampuan dalam

mengambil keputusan berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan

untuk mengambil keputusan pada masa remaja(Empati et al., 2017).

Selama dua tahun, Youthmanual melakukan penelitian pada lebih dari

400.000 profil dan data siswa dan mahasiswa di seluruh Indonesia. Fakta yang

ditemukan dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 92% siswa

SMA/SMK sederajat bingung dan tidak tahu akan menjadi apa di masa depan

dan 45% mahasiswa merasa salah mengambil jurusan (Cahyani &

Ratnaningsih, 2020). Hal ini menjelaskan bahwa siswa Sekolah Menengah

Atas masih mengalami kebingungan dan tidak siapnya mengambil keputusan

akan jenjang karir yang akan dianjutkannya di masa depan.


4

Aspek karir merupakan aspek yang setara dengan aspek yang lainnya

aspek akademik pribadi,sosial yang harus dikembangkan oleh siswatersebut.

Hal ini didukung oleh data dari ABKIN (2007) yang menjelaskan bahwa

tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran yang diterjemahkan darimakna

mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu siswa diharapkan mampu menentukan

pilihan karirnya secara mandiri. Hal ini menjelaskan bahwa siswa diharapkan

mampu untuk kedepannya dalam membuat keputusan dalam karir (Mamahit,

2014).

Perencanaan karir merupakan sebuah proses yang dapat digunakan dalam

mempersiapkan langkah-langkah yang dimana individu harus melakukan

perencanaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan di masa depan

(Aminnurrohim et al., 2014).

Winkel (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap perkembangan karir individu, faktor-faktor itu

dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal sebagai

berikut: Faktor internal yaitu (1) nilai-nilai kehidupan (values), (2) taraf

intelegensi, (3) bakat khusus, (4) minat, (5) sifat-sifat, (6) pengetahuan, dan

(7) keadaan jasmani. Sedangkan faktor eksternal yaitu (1) masyarakat, (2)

keadaan sosial ekonomi negara atau daerah, (3) status ekonomi keluarga, (4)

Pengaruh dari selurih anggota keluarga besar dan keluarga inti, (5) pendidikan

sekolah, (6) pergaulan dengan teman sebaya, dan (7) tuntutan (Aminnurrohim

et al., 2014).

Keluarga dan teman sebaya merupakan beberapa faktor terhadap

perkembangan karir individu yang berpengaruh dalam perkebangan karir


5

seseorang kedepannya,penelitian yang dilakukan oleh Garcia, Restubog,

Bordia, Bordia, dan Roxas (2015) mendapatkan hasil bahwa dukungan sosial

orang tua mempengaruhi optimisme karir individu melalui efikasi diri

pengambilan keputusan karir.

Sarafino & Smith (2012) Dukungan dapat bersumber dari pasangan hidup

atau kekasih, keluarga, teman, dokter, atau organisasi komunitas. Teman

sebaya merupakan salah satu sumber dukungan sosial yang bisa di dapatkan

individu di lingkungan sekolah menengah atas, Teman sebaya adalah individu

yang memiliki tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama hal ini

dijelaskan dalam Santrock (2003) (Rahayu, 2019).

Remaja yang diharapkan dapat membuat keputusan karir sesuai dengan

apa yang dia inginkannya dimasa mendatang, Pilihan karir yang tepat dapat

dibantu dengan dukungan sosial dari lingkungan sosial, salah satunya teman

sebaya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chan (2018)

yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial

dengan pilihan karir.

Menurut Uchino (dalam Sarafino & Smith, 2011) dukungan sosial

didefinisikan sebagai bentuk kenyamanan, kepedulian, penghargaan, maupun

bantuan yang tersedia bagi seseorang dari individu atau kelompok lain.

Dukungan sosial dapat berasal dari beberapa sumber, seperti pasangan,

keluarga, teman, dokter, atau organisasi komunitas. Orang yang menerima

dukungan sosial percaya bahwa mereka dicintai, dihargai, dan merasa bagian

dari jaringan sosial, seperti keluarga atau komunitas, yang membantu saat

mereka membutuhkannya (Novitasari, 2019).


6

Peneliti pun melakukan wawancara awal mengenai efikasi diri

pengambilan keputusan karir dimana hasil wawancara awal yang dilakukan

oleh peneliti kepada 14 orang siswa SMAN 1 Campaka dimana jika dilihat

dari dimensi Goal Selection 11 orang yakin memiliki dan menetapkan

rencana karir yang akan dituju dimasa depan, mereka memiliki gambaran

untuk menetapkan karir seperti apa yang akan mereka tetapkan dimasa yang

akan datang. Salah satu sumber yaitu (LI) mengatakan bahwa sudah

merencakan karirnya dengan berkonsultasi ke guru BK, sedangkan 3 orang

lainnya sudah memiliki rencana karir yang akan dituju dimasa depan akan

tetapi masih kurang percaya diri akan rencananya dan ragu untuk menetapkan

rencana karir tersebut, salah satu sumber yaitu (IM) mengatakan bahwa dia

memang sudah menetapkan rencana karir akan tetapi masih kurang percaya

diri untuk menetapkannya walaupun sudah tersusun rapi tapi dia masih merasa

belum maksimal dan masih ingin memaksimalkan kemampuannya agar nanti

nya siap.

Berdasarkan hasil wawancara dimensi Planning, 14 dari 14 orang

siswa mengatakan bahwa mereka sudah memilik rencana dan sudah

menentukan usaha seperti apa yang akan dilakukan untuk mencapai rencana

yang akan di capai.

Hasil wawancara tentang dimensi Self Appraisal 11 dari 14 orang siswa

SMAN 1 Campaka mengatakan mampu mewujudkan rencana karir yang

sudah dibuat karena sesuai minat, mereka menjelaskan bahwa mereka sudah

menyiapkan berbagai hal untuk mewujudkan rencana karir dan mereka

percaya diri untuk mewujudkan rencananya karena sudah memiliki gambaran


7

karir seperti apa yang akan mereka tuju kedepannya, mereka mengatakan

bahwa minat mereka sudah matang dan merupakan passion mereka di karir

yang sudah mereka pilih, salah satu sumber (RM) mengatakan karena

kemauannya sendiri dan juga dukungan orangtua dan juga karena ayahnya

seorang HRD di sebuah perusahan jadi dia mendapatakan sedikit gambaran

mengenai dunia industri yang akan dia tuju dan dia yakin rencana karirnya

sudah sesuai minatnya dan mampu melaksanakan karir yang akan dia capai

dengan usaha dan doa restu dari orang tuanya, lalu 3 dari 14 orang merasa

belum mampu mewujudkan rencananya dan mereka mengatakan bahwa

bagaimana peluang kedepannya untuk mewujudkan rencana yang sudah

mereka wujudkan, mereka juga merasa belum menemukan passion nya

dimana dan masih adaptasi untuk mewujudkan sesuai rencana yang sudah

mereka buat.

Tingkat pengetahuan tentang informasi karir yang akan dituju nantinya

sangat penting bagi individu yang akan melanjut karirnya dimasa depan

setelah lulus dari SMA, berdasarkan hasil wawancara dengan 14 orang siswa

SMAN 1 Campaka mengenai dimensi occupational information 12 dari 14

orang mengatakan bahwa mereka sudah memiliki informasi yang menurut

mereka cukup akan karir yang akan mereka pilih di masa yang akan datang,

rata-rata dari mereka mengatakan mereka mendapatkan informasi dari

orangtua,teman, ataupun platform pencarian di internet. Sedangkan 2 dari 14

orang mengatakan bahwa mereka masih mengetahui sedikit informasi yang

mereka dapat karena masih mencari-cari informasiyang dibutuhkan tentang

karir yang akan mereka pilih, salahsatu sumber (DA) mengatakan bahwa
8

masih belum memiliki informasi yang dibutuhkan karenamsih belum

memutuskan akan melanjutkan untuk kuliah atau bekerja.

Berdasarkan wawancara tentang dimensi Problem solving 14 dari 14orang

siswa SMAN 1 Campaka yang diwawancarai mengatakan mereka sudah

punya jalan keluar apabila suatu saat nanti rencana karir yang sudah mereka

buat ternyata gagal, rata-ratadari mereka mengatakan bahwa akan memulai

untuk tetap semangat mencoba lagi dibidang yang sama, mencoba yang baru

dengan memilih bidang karir yang lain, salahsatu sumber (RA) mengatakan

bahwa akan belajar lebih giat,dan mencoba di bidang lain,seperti di bidang

IT,AKMIL, dan mencoba di bidang bisnis dengan kemampuan semaksimal

mungkin.

Peneliti pun melakukan wawancara mengenai dukungan sosial teman

sebaya kepada 14 orang yang sama yaitu siswa SMAN 1 Campaka, 14 dari

14 orang mengatakan di dimensi dukungan emosional dimana mereka

mendapatkan perhatian dari teman-temannya dan merasa di dengarkan

ketika ingin bercerita tentang apa yang sedang mereka rasakan, mereka

merasa teman-temannya memberikan perhatian dengan tidak membeda-

bedakan mau besar ataupun kecil, salah satu sumber yang diwawancara

(RR) menjelaskan bahwa teman-temannya seringkali memperhatikanya hal

sekecil apapun itu dan dia menjelaskan bahwa hubungannya dengan teman-

temannya terbilang sangat erat. Sedangkan narasumber yang lain (IM)

menjelaskan bahwa teman-temannya selalu siap sedia membantunya ketika

dia sedang kesulitan.


9

Individu tentu saja memerlukan bantuan dari orang sekitarnya, dapat

berupa jasa atau waktu dalam dimensi dukungan instrumental 14 orang dari 14

orang siswa SMAN 1 Campaka mengatakan bahwa, teman-temanya bersedia

membantunya ketika sedang kebingungan dan mereka memberikan solusi atas

kebingungan yang sedang mereka hadapi, mereka meluangkan waktunya

untuk membantu ketika individu sedang kebingungan, salahsatu sumber (BW)

mengatakan bahwa teman-temannya bersedia membantu dia berpikir ketika

sedang kebingungan akan suatu hal, sedangkan (RR) menjelaskan bahwa

temannya selalu membantu memberi saran untuk menentukan pilihan yang

sesuai dengan dirinya.

Informasi tentu saja dibutuhkan seseorang untuk menggapai sesuatu,

dalam dimensi dukungan informasi 12 dari 14 orang siswa SMAN 1 Campaka

mengatakan teman-temannya memberikan inforamsi dan masukan-masukan

yang mereka butuhkan karena menurut mereka temannya tahu apa yang

mereka butuhkan dan informasi seperti apa yang mereka cari, 2 dari 14 orang

siswa mengatakan terkadang mendapatkan dan mendapatkan dan bisa diterima

tapi tidak berguna, salahsatu sumber (RR) menjelaskan memang

mendapatkan informasi yang dibutuhkannya dari teman-temannya akan tetapi

rata-rata dia sudah tahu duluan akan informasi yang ada dan kadang sudah

tahu informasinya karena dia sering mencari informasi yang dibutuhkannya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 14orang

siswa SMAN 1 Campaka mengenai dukungan persahabatan 14 dari 14 orang

mengatakan teman-temannya bersedia menghabiskan waktu luang bersama

dengannya menghabiskan waktu untuk melakukan aktivitas bersama, rata-rata


10

dari mereka senang bisa bersama-sama menghabiskan waktu bersama teman-

temannya melakukan aktivitas bersama.

Melihat dari banyaknya penelitian yang serupa mengenai variabel

dukungan sosial dan efikasi diri pengambilan keputusan karir, peneliti

menemukan beberapa hasil teliti mengenai variabel yang sedang peneliti teliti.

pada penelitian yang dilakukan Gita Mulia Yunanda dengan Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 2 Sijunjung yang

berjumlah 203 orang. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah

135 orang. menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan

sosial keluarga dengan pengambilan keputusan karir remaja etnis Minang. Hal

ini ditunjukkan dari hasil korelasi rx2y sebesar 0.392 dengan signifikansi (p)

sebesar 0.00 (p≤ 0.01), artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan

antara dukungan sosial keluarga dengan pengambilan keputusan karir remaja

etnis Minang (Yunandan, 2018).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Adiyaksa Atma Anggara (2016)

dengan Responden dalam penelitian ini berjumlah 71 orang yang terdiri dari

siswa kelas IX SMK SMTI. Menjelaskan bahwa ditemukan adanya hubungan

yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri

pengambilan keputusan karir pada remaja.

nilai korelasi r = 0,367 dengan p = 0,000 (p < 0,01) dukungan sosial yang

berasal dari ayah terhadap efikasi diri pengambilan keputusan karir, yang

berarti terdapat korelasi yang sedang dan signifikan. Sedangkan dukungan

sosial yang berasal dari ibu dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir

remaja menghasilkan nilai korelasi r = 0, 434 dengan p = 0, 000 (p > 0,01)


11

yang berarti terdapat korelasi yang tinggi dan signifikan antara dukungan sosial

yang berasal dari ibu dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir remaja.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Noviani&Arjanggi (2021)

menjelaskan bahwa dengan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

SMA di Semarang, dengan sample sebanyak 416 siswa. Mendapatkan bahwa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara efikasi diri dan

dukungan sosial orang tua dengan pengambilan keputusan karir dengan R =

0,664 dan F hitung = 163,172 dengan signifikan = 0,000 (p<0,01). Hasil

korelasi antaraefikasi diri dengan pengambilan keputusan karir diperoleh nilai

rx1y 0,555, p = 0,000 (p<0,01) hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan

positif signifikan antara efikasi diri dengan pengambilan keputusan karir. Hasil

uji selanjutnya antara dukungan sosial orang tua dengan pengambilan

keputusan karir diperoleh nilai rx2y = 0,572 p = 0,000 (p<0,01). Hal tersebut

menunjukkan bahwa ada hubungan positif signifikan antara dukungan sosial

orang tua dengan pengambilan keputusan karir.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Safriani&Rinaldi (2019) meneliti

hubungan Social Support Dengan Career Decision Making Self-Efficacy Pada

Siswa SMA dengan siswa kelas XII SMA N 1 Sutera Pesisir Selatan yang

berjumlah 50 orang. Didapatkan bahwa dari hasil penelitian tersebut penelitian

menemukan koefisien korelasi (r) sebesar 0,282 dan p = 0,047 (p <0,05) yang

menunjukkan hubungan positif siginifikan antara social support dengan career

decision making self efficacy.


12

Oleh karena, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Pengaruh dukungan

sosial teman sebaya terhadap efikasi diri pengambilan keputusan karirdi

SMAN 1 Campaka di Purwakarta.

1.2. Identifikasi Masalah

Dukungan sosial adalah kenyamanan secara fisik dan psikologis yang

diberikan oleh teman atau anggota keluarga, dukungan sosial penting dalam

pengambilan keputusan karir. Dukungan sosial mengambil peranan penting

sebagai faktor dalam pengambilan keputusan individu agar tidak salah dan

melenceng sesuai dengan karir yang di minati individu tersebut.

Hal ini didapatkan dari penelitian yang dilakukan Yunandan, (2018)

menjelaskan bahwa adanya hubungan signifikan positif antara dukungan sosial

keluarga dengan pengambilan keputusan karir remaja etnis Minang.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan berdasarkan aspek

dukungan sosial, walaupun di 1 dimensi yaitu di dimensi informasi terdapat 2

orang yang meras informasi yang di dapat kurang berguna dan terkadang saja

mendapatkan informasi yang dibutuhkan akan tetapi hampir seluruh siswa yang di

wawancarai mendapatkan dukungan sosial yang mereka dapatkan dari teman-

teman di sekitarnya dan mereka merasa senang dengan mendapatkan dukungan

sosial dari teman-temannya.

ABKIN (2007) yang menjelaskan bahwa tujuan pendidikan dalam proses

pembelajaran yang diterjemahkan darimakna mencerdaskan kehidupan bangsa

yaitu siswa diharapkan mampu menentukan pilihan karirnya secara mandiri. Hal
13

ini menjelaskan bahwa siswa diharapkan mampu untuk kedepannya dalam

membuat keputusan dalam karir (Mamahit, 2014).

Menurut Gati & Saka (2001) menjelaskan bahwa pada fase ini banyak siswa

yang merasa tidak yakin pada kemampuannya sendiri hingga akhirnya mengalami

kebingungan dalam pilihan karirnya (Empati et al., 2017).

Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yan dilakukan oleh peneliti, jika

dilihat dari aspek efikasi diri pengambilan keputusan karir didapatkan beberapa

dari siswa tidak dapat sepenuhnya menguasai pengambilan keputusan karir yang

akan dipilihnya karena masih takut dan ragu akan apa yang mereka mau tetapkan

di masa depan, kurangnya Goal selection dan self appraisal oleh beberapa siswa

menandakan bahwasiswa tersebut tidak menguasai secara penuh efikasi diri

pengambilan keputusan karir.

Maka dari itu untuk mempermudah pokok permasalahan, peneliti

merumuskan masalah dalam identifikasi masalah yaitu:

“Apakah terdapat pengaruh Dukungan sosial teman sebaya yang terdiri dari

dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasional, dungan

persahabatan terhadap Efikasi diri pengambilan keputusan karir siswa SMAN 1

Campakan purwakarta”

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang yang empiris

mengenai dukungan sosial teman sebaya dan efikasi diri pengambilan

keputusan karir.
14

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui pengaruh dari

dukungan sosial teman sebaya terhadap efikasi diri pengambilan keputusan

karir

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

yaitu:

1. Memberikan sumbangan penelitian khususnya di bidang Psikologi Sosial,

sebagai informasi terkait dengan dukungan sosial Teman sebaya dan

efikasi diri pengambilan keputusan.

2. Memberikan sumbangan penelitian khususnya di bidang Psikologi

pendidikan, sebagai informasi terkait dengan dukungan sosial Teman

sebaya dan efikasi diri pengambilan keputusan.

3. Memberikan sumbangan penelitian khususnya di bidang PIO, sebagai

informasi terkait dengan dukungan sosial Teman sebaya dan efikasi diri

pengambilan keputusan.

4. Sebagai referensi dan bahan pembanding bagi penelitian selanjutnya

dengan tema yang serupa.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

yaitu:
15

1. Sebagai informasi bagi siswa informasi tambahan tentang pentingnya

pengaruh teman sebaya terhadap efikasi diri pengambilan keputusan karir

pada siswa.

2. Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat mendorong peneliti lain untuk

melakukan penelitian berk elanjutan mengenai faktor – faktor atau hal lain

yang tidak diteliti oleh peneliti yang memengaruhi efikasi diri

pengambilan keputusan karir pada siswa dan dapat digunakan sebagai

salah satu referensi dengan pembahasan tentang dukungan sosial dan

efikasi diri pengambilan keputusan karir.

1.5. Kerangka Pikir

Individu dalam usia dewasa muda berada pada tahap

perkembangan dimana mereka menggunakan pengetahuannya untuk mengejar

target seperti karir dan keluarga (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).Dalam hal

ini mahasiswa termasuk kedalam tahap dimana sudah mulai memasuki masa

usia dewasa muda, sebab itu mahasiswa diharapkan mampu mempersiapkan

masa depan untuk dijalani kedepannya termasuk dalam mempersiapkan karir.

Efikasi diri pengambilan keputusan karir sangat penting dan

relevan bagi pelajar di Indonesia karena mereka akan dihadapkan pada banyak

tantangan kerja akibat tekanan ekonomi dan sosial saat ini di negara tersebut.

Karena temuan penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa efikasi diri

pekutusan karir berhubunan dengan kepuasan hidup(Jiang et al., 2017).

Adanya kongruensi karir orangtua-remaja dapat lebih berpengaruh dan

merupakan pendorong utama untuk meningkatkan kepercayaan diri remaja

dalam menangani permasalahan karir (Sawitri et al., 2014).


16

Menurut hasil wawancara awal kepada 14 orang siswa SMAN 1

Campaka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari siswa SMAN 1

Campaka sudah memiliki rencana karir mereka setelah lulus SMA. Rencana

yang mereka miliki sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Mereka sudah

mencari informasi tentang rencananya, informasi yang mereka dapatkan

berasal dari teman, orang tua atau guru BK.

Pada saat mereka masih merasa kebingungan menentukan rencana

karirnya, teman-temannya membantu memberikan masukan dan memberi

arahan. Selain teman-temannya, mereka juga mendapatkan arahan dan

bimbingan dari orang tua sehingga mereka mampu memutuskan rencana yang

akan diambil setelah lulus nanti.

Dukungan tersebut dapat membantu para siswa yang sedang

kebingungan memilih karir yang akan dipilih setelah lulus nanti, satu siswa

berinisial RM mengatakan bahwa bila tidak ada dukungan dari teman atau

orang tuanya mungkin sampai sekarang ia masih merasa kebingungan akan

karir yang akan ia pilih.

Dukungan sosial menurut uchino (dalam sarafino 2011) adalah

perasaan kenyaman, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima dari

orang atau kelompok. uchino juga mengatakan bahwa, ketika individu

menerima dukungan sosial maka akan timbul keyakinan bahwa mereka

bernilai, dicintai, dan merasa menjadi bagian dari suatu kelompok yang dapat

memberikan pertolongan ketika dibutuhkan.


17

Dari beberapa kajian teori yang telah dilakukan oleh peneliti,

peneliti mendapatkan hasil mengenai hubungan antara dukungan sosial

dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir memilki hubungan yang

positif dimana Ketika seseorang mendapatakan dukungan sosial yang tinggi

maka akan memiliki efikasi diri pengambilan keputusan karir yang baik juga

begitupun sebaliknya Ketika seseorang mendapakan dukungan sosial yang

rendah maka efikasi diri pengambilan keputusan karir pun menjadi rendah.

Dari hasil kerangka pikir yang telah dijelaskan diatas, maka bagan kerangka

pikir peneliti adalah sebagai berikut :

Efikasi diri pengambilan


Dukungan sosial teman
keputusan karir
sebaya

Dukungan emosional  Self-Appraisal

Dukungan Instrumental  Occupational

Dukungan Informasional information

Dukungan Persahabatan  Goal selection

 Planning

 Problem solving
1.6. Hipotesis

Dari latar belakang, identifikasi masalah dan kerangka berpikir yang telah

disampaikan oleh peneliti di atas, maka peneliti mengemukakan suatu hipotesa

atau dugaan sementara mengenai penelitian yang akan dilakukan, yaitu :

1. Terdapat pengaruh dukungan emosional terhadap Efikasi diri

pengambilan keputusan karir siswaSMAN 1 Campaka Purwakarta.


18

2. Terdapat pengaruh dukungan instrumental terhadap Efikasi diri

pengambilan keputusan karir siswaSMAN 1 Campaka Purwakarta.

3. Terdapat pengaruh dukungan informasional terhadap Efikasi diri

pengambilan keputusan karir siswaSMAN 1 Campaka Purwakarta.

4. Terdapat pengaruh dukungan persahabatan terhadap Efikasi diri

pengambilan keputusan karir siswaSMAN 1 Campaka Purwakarta.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah suatu bentuk perhatian, kepedulian,

penghargaan, rasa nyaman, ketenangan atau bantuan yang diberikan

kepada orang lain, baik secara kelompok maupun individu. Dukungan

sosial dapat memberikan dorongan kepada individu untuk maksimal dalam

melaksanakan tugas-tugasnya dan melaksakan kewajiban-kewajiban yang

akan di lakukan oleh individu.

Menurut Uchino (dalam Sarafino & Smith, 2011) dukungan sosial

didefinisikan sebagai bentuk kenyamanan, kepedulian, penghargaan,

maupun bantuan yang tersedia bagi seseorang dari individu atau kelompok

lain. Dukungan sosial dapat berasal dari beberapa sumber, seperti

pasangan, keluarga, teman, dokter, atau organisasi komunitas. Orang yang

menerima dukungan sosial percaya bahwa mereka dicintai, dihargai, dan

merasa bagian dari jaringan sosial, seperti keluarga atau komunitas, yang

membantu saat mereka membutuhkannya.

Sarafino dan Smith (2011) mengungkapkan dukungan sosial

sebagai received support dan perceived support. Received support

merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh orang lain. Selain itu,

perceived social support adalah dukungan sosial yang mengarah pada

perasaan atau persepsi seseorang akan adanya kenyamanan, perhatian, dan

bantuan tersedia jika diperlukan. Menurut Gottlieb (dalam Smet, 1994)

dukungan sosial merupakan informasi verbal maupun non-verbal, bantuan

19
20

nyata, atau tindakan yang diberikan melalui kedekatan individu dengan

lingkungan sosialnya, berupa kehadiran dan memberikan keuntungan

secara emosional atau berpengaruh pada perilaku yang menerima

(Novitasari, 2019).

2.1.1 Teori Dukungan Sosial Uchino

Dukungan sosial menurut Uchino (2004) adalah perasaan

kenyaman, penghargaan, perhatian, maupun bantuan yang diterima oleh

individu dari orang atau kelompok. Uchino juga mengatakan, ketika

individu memperoleh dukungan sosial maka akan timbul keyakinan bahwa

dirinya bernilai, dicintai, dan merasa menjadi bagian dari suatu kelompok

yang dapat memberikan pertolongan saat dibutuhkan.

Dukungan sosial mengacu pada tindakan yang benar-benar

dilakukan oleh orang lain, atau received support. Tetapi itu juga mengacu

pada perasaan atau persepsi seseorang bahwa kenyamanan, perhatian, dan

bantuan tersedia jika diperlukan atau perceived support.

2.1.2 Bentuk Dukungan Sosial

Dukungan sosial menurut Uchino (2004) di bagi kedalam 4 bentuk,

yaitu :

- Dukungan Emosional.

Dukungan emosional merupakan empati, kepedulian, perhatian,

penghargaan positif, dan dorongan terhadap orang tersebut.

Memberikan kenyamanan dan kepastian kepada orang tersebut

dengan rasa memiliki dan dicintai pada saat stress.


21

- Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental melibatkan bantuan, seperti ketika seseorang

memberi atau meminjamkan uang kepada orang tersebut atau

membantu tugas-tugas di saat stress.

- Dukungan Informatif

Dukungan informatif meliputi pemberian nasehat, arahan, saran, atau

umpan balik tentang bagaimana orang tersebut melakukannya.

- Dukungan Persahabatan

Dukungan persahabatan mengacu pada ketersediaan orang lain

untuk menghabiskan waktu dengan orang tersebut, sehingga

memberikan perasaan keanggotaan dalam sekelompok orang yang

memiliki minat yang sama dan kegiatan social.

2.1.3 Penyebab terbentuknya Dukungan Sosial

Myers (dalam Anggun, 2010), mengemukakan terdapat dua faktor

yang paling utama penyebab yang mendorong seseorang untuk

memberikan dukungan sosial kepada orang lain yaitu :

a. Empati

Seseorang individu yang memiliki kemampuan berempati

dengan orang lain, akan sangat mudah untuk merasakan perasaan

orang disekelilingnya dan mengalami sendiri beban emosional

yang dirasakan orang lain. Selain itu jiwa berempati dengan orang

lain merupakan bentuk motivasi yang utama dalam bersikap

maupun berprilaku dalam hal menolong.


22

b. Norma- norma

Selama dalam fase pertumbuhan dan perkembangannya,

seorang individu sudah diterapkan dan ditanamkan suatu norma,

nilai-nilai dalam proses perkembangan kepribadiannya. Semua hal

itu didapat dari keluarga, lingkungan dan masyarakat. Karena

dengan adanya norma ini bisa lebih mengarahkan individu menjadi

pribadi yang mampu berinteraksi dengan lingkungannya serta

dapat mengembangakan kehidupan sosial.

2.2 Efikiasi diri Pengambilan Keputusan Karir

Karir merupakan mimpi setiap individu setelah lepas dari area

pendidikan karena setiap individu yang sudah mencapai masa dewasa awal

dituntut untuk memilki karir, tentu saja karir yang diharapkan individu dan

orang di sekitarnya adalah karir yang bagus dan menunjang dirinya sendiri

dimasa yang akan datang. Akan tetapi bagaimana individu meraih karir

yang di inginkan atau diharapkan sesuai dengan dirinya sendiri dan

kemampuan dirinya sendiri.

Menurut Bandura (dalam Myers, 2012), keyakinan diri atau biasa

disebut sebagai efikasi diri adalah perasaan individu terhadap keyakinan

pada diri sendiri atas kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan

suatu tugas. Semakin lama semakin berkembang, teori efikasi diri juga

diterapkan ke dalam proses pembuatan keputusan karir oleh Taylor & Betz

(1983) mendefinisikan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir

ialah sebagai kepercayaan individu bahwa dapat berhasil menyelesaikan


23

suatu aktivitas maupun tugas yang diperlukan untuk membuat keputusan

karir yang efektif.

Efikasi diri pengambilan keputusan karir dapat di definisikan

kepercayaan individu mengenai bagaimana individu mampu berhasil

menyelesaikan tugas yang diperlukan untuk membuat keputusan karir

(CDSE; Austin, 2010; Gushue et al, 2006; Taylor & Betz, 1983, dalam

Bounds, 2013 (Monalisa, 2018)).

Menurut Betz dan luzzo (1996) menjelaskan bahwa efikasi diri

pengambilan keputusan karir adalah keyakinan individu pada kemampuan

mereka untuk membuat keputusan karir (Rahmi, 2019).

Dari beberapa penjelasan dan pendapat diatas, dapat disimpulkan

bahwa efikasi diri pengambilan keputusan karir dapat diartikan sebagai

keyakinan dari dalam individu untuk menyelesaiakan tugas-tugas yang

berkaitan dalam pengambilan keputusan karir, individu yang berhasil

menyelesaikan tugas-tugas pengambilan keputusan karir dapat dikatakan

memiliki efikasi diri pengambilan keputusan karir yang tinggi sehingga

mampu menetapkan karir yang di inginkan di masa mendatang.

2.2.1 Aspek-aspek Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karir

Menurut Betz, Klein, dan Taylor (dalam Betz & Luzzo, 1996), ada

lima aspek efikasi diri pengambilan keputusan karir, yaitu:

a. Goal Selection

Goal selection yaitu sejauh mana individu dapat memilih dan

menetapkan prioritas agar berhasil mengelola kemajuan profesionalnya.


24

Individu juga mampu menilai kemampuannya dalam menyesuaikan

keadaan diri dengan karakteristik berbagai pekerjaan.

b. Planning

Planning yaitu ketika individu dapat menetapkan rencana untuk masa

depan dan dapat mengidentifikasi jalur karir yang diinginkan.

c. Self Appraisal

Self appraisal ialah mengacu pada sejauh mana individu menilai secara

akurat mengenai kemampuan, nilai, dan minat yang relevan dengan karir

yang dipilih.

d. Occupational Information

Occupational information mengacu pada tingkat pengetahuan seseorang

tentang informasi mengenai program studi di universitas, pekerjaan, dan

pasar tenaga kerja. Informasi tersebut mencakup tugas-tugas dan

klasifikasi karir. Informasi mengenai karir menjadi faktor penting dalam

proses pengambilan keputusan karir.

e. Problem Solving

Problem solving yaitu sejauh mana individu dapat mengetahui strategi

penanganan alternatif dan memecahkan masalah pilihan karir ketika

hasilnya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Alternatif tersebut

mengarah pada solusi yang integratif, dapat diterima secara sosial, dan

memuaskan secara pribadi.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri Pengambilan

Keputusan Karir
25

Menurut Brown (2002) terdapat empat hal yang mempengaruhi

pengambilan keputusan karir, yaitu:

a. Kesediaan untuk bersikap jujur dalam menggali pengetahuan tentang

diri sendiri seperti nilai dan kemampuan yang mengarahkan individu

untuk mengetahui identitas dirinya.

b. Motivasi belajar mengenai dunia kerja.

c. Kesediaan untuk belajar dan memecahkan masalah karir dan

pengambilan keputusan mencakup cara berpikir untuk mengambil

keputusan, kepercayaan diri atas keputusan yang dipilih, berkomitmen

dengan rencana yang telah disusun, dan bertanggung jawab untuk

keputusan yang telah ditetapkan.

d. Kesadaran tentang berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi

dan membatasi individu untuk memecahkan masalah, pengambilan

keputusan, kesediaan berbagi tanggung jawab, dan kemampuan untuk

mengamati pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusannya.

2.3 Review Jurnal

Judul 1 Hubungan Efikasi Diri dan Dukungan Sosial Keluarga

terhadap Pengambilan Keputusan Karir Remaja etnis Minang

Nama peneliti, Gita Mulia Yunanda (2018)

tahun

Tujuan & Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi

Responden diri dan dukungan sosial keluarga terhadap pengambilan

keputusan karir remaja etnis Minang.


26

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII

SMA N 2 Sijunjung yang berjumlah 203 orang. Sampel yang

digunakan untuk penelitian ini berjumlah 135 orang

Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif, dan teknik yang digunakan dalam pengambilan

sampel di penelitian ini yaitu menggunakan teknik cluster

random sampling.

Skala Pengambilan Keputusan Karir memiliki validitas sebesar

0,8 dan koefisien reliabilitas sebesar 0.839. Skala Efikasi Diri

memiliki validitas sebesar 0,8 dan koefisien reliabilitasnya

sebesar 0.858. Skala Dukungan Sosial Keluarga memiliki

validita sebesar 0,6 dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0.928.

Uji asumsi menggunakan uji normalitas dan uji linieritas,

sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda

Hasil & Diskusi Berdasarkan hasil perhitungan dengan teknik analisis regresi

berganda diperoleh nilai korelasi (r) sebesar 0.598 dengan p =

0.00 (p≤0.01). Artinya, ada hubungan yang sangat signifikan

antara efikasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan

pengambilan keputusan karir, dengan demikian hipotesis

mayor yang penulis ajukan diterima.

Hasil penelitian ini juga membuktikan ada hubungan positif

antara dukungan sosial keluarga dengan pengambilan


27

keputusan karir remaja etnis Minang. Hal ini ditunjukkan dari

hasil korelasi rx2y sebesar 0.392 dengan signifikansi (p)

sebesar 0.00 (p≤ 0.01), artinya ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan

pengambilan keputusan karir remaja etnis Minang,

Kesimpulan Didapatkan hubungan yang positif antara dukungan sosial

keluarga dengan pengambilan keputusan karir remaja etnis

minang, sehingga semakin tinggi dukungan sosial keluarga

yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula

pengambilan keputusan karir remaja etnis Minang, sebaliknya

semakin rendah dukungan sosial keluarga yang dimiliki maka

semakin rendah pula pengambilan keputusan karir remaja etnis

Minang.

Judul 2 Hubungan antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Efikasi

Diri Pengambilan Keputusan Karir remaja

Nama peneliti, Adiyaksa Atma Anggara (2016)

tahun

Tujuan & Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Hubungan positif

Responden antara dukungan sosial dengan keputusan karir membuat

efikasi diri pada siswa di SMK SMTI Yogyakarta. 2.

Hubungan positif antara pengambilan keputusan karir dan

dukungan sosial yang berasal dari ayah dan ibu di kalangan


28

siswa kelas XI dari semua jurusan di SMK SMTI Yogyakarta.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 71 orang yang

terdiri dari siswa kelas IX SMK SMTI.

Metode Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

metode skala

Hasil & Diskusi Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orangtua

dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir pada remaja.

Analisis data dalam penelitin ini menggunakan metode statistik

analisis regresi ganda menghasilkan nilai korelasi r = 0,367

dengan p = 0,000 (p < 0,01) dukungan sosial yang berasal dari

ayah terhadap efikasi diri pengambilan keputusan karir, yang

berarti terdapat korelasi yang sedang dan signifikan, dengan

demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diterima.

Sedangkan dukungan sosial yang berasal dari ibu dengan

efikasi diri pengambilan keputusan karir remaja menghasilkan

nilai korelasi r = 0, 434 dengan p = 0, 000 (p > 0,01) yang

berarti terdapat korelasi yang tinggi dan signifikan antara

dukungan sosial yang berasal dari ibu dengan efikasi diri

pengambilan keputusan karir remaja.

Dengan demikian, dukungan sosial yang kuat yang berasal dari

lingkungan sekitar terutama orangtua dapat membantu remaja


29

dalam menentukan efikasi diri pengambilan keputusan karir

pada remaja

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

bahwa hipotesis penelitian dapat diterima. 1. Ada hubungan

positif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan

efikasi diri pengambilan keputusan karir pada remaja. Artinya

semakin tinggi dukungan sosial orangtua yang berasal dari

dukungan ayah dan ibu maka semakin besar pula efikasi 19

diri pengambilan keputusan karir yang diambil oleh remaja

dalam menentukan masa depannya selepas lulus dari SMK.

2. Dukungan sosial dari ibu memiliki signifikansi yang lebih

besar daripada dukungan sosial yang berasal dari ayah,

meskipun keduanya sama-sama berpengaruh signifikan pada

efikasi diri pengambilan keputusan karir pada

remaja.Kesimpulannya adalah, dalam penelitian ini hipotesis

yang dibuat peneliti mengenai hubungan positif yang

signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri

pengambilan keputusan karir pada remaja dibuktikan dengan

hasil adanya signifikan yang terjadi yang dapat diartikan

bahwa Artinya semakin tinggi dukungan sosial orangtua yang

berasal dari dukungan ayah dan ibu maka semakin besar pula

efikasi 19 diri pengambilan keputusan karir yang diambil oleh

remaja dalam menentukan masa depannya selepas lulus dari


30

SMK.

Hipotesis yang kedua juga menerangkan bahwa adanya

signifikansi yang lebih besar mengenai dukungan sosial ibu

dibandingkan ayah meskipun keduanya sama-sama

berpengaruh signifikan.

Judul 3 Hubungan Social Support Dengan Career Decision Making

Self-Efficacy Pada Siswa SMA

Nama peneliti, Enggla Safriani, Rinaldi (2019)

tahun

Tujuan & Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang

Responden bertujuan untuk mengetahui hubungan antara career decision

making self efficacy dengan social support pada siswa kelas

XII SMA N 1 Sutera Pesisir Selatan.

Populasi penelitian adalah siswa kelas XII SMA N 1 Sutera

Pesisir Selatan. Dengan jumlah 50 orang

Metode Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif korelasional. Teknik sampel dalam penelitian ini

adalah total sampling, Skala dalam penelitian ini adalah skala

Likert

Hasil & Diskusi Berdasarkan dari hasil penelitian rata-rata empiris career

decision making self- efficacy dari subjek penelitian sebesar

86,80 dan rata-rata hipotetiknya sebesar 75. Pada skala social

support rata-rata empiris dari subjek penelitian diperoleh


31

sebesar 43 dan rata-rata hipotetiknya sebesar 36. Ini

menunjukkan bahwa secara umum skor rata-rata data

penelitian lebih tinggi daripada dugaan peneliti.

Pada tabel kategori variabel decision making self-efficacy

dapat dilihat bahwa sebanyak 14 orang (28%) beradaa pada

kategori sangat tinggi pada aspek penilaian diri. 21 orang

(42%) berada pada kategori sangat tinggi pada Informasi kerja.

13 Orang (26%) berada pada kategori sangat tinggi pada aspek

seleksi tujuan. 20 orang (40%) berada pada kategori tinggi

pada aspek perencanaan. 22 orang (44%) berada pada kategori

sangat

tinggi pada aspek penyelesaian masalah.

Sedangkan pada tabel dukungan sosial di dapatkan bahwa 18

orang (36%) berada dikategori tinggi pada aspek dukungan

keluarga, 23 orang (46%) berada dikategori tinggi pada aspek

dukungan teman, 15 orang (30%) berada dikategori tinggi pada

Aspek dukungan orang yang istimewa, sementara yang lainnya

dari ketiga aspek berada pada kategori sangat tinggi, sedang,

rendah, tidak ada sangat rendah.

Kesimpulan Terdapat signifikan hubungan positif yang antara social

support

dengan career decision making self- efficacy pada siswa kelas

XII SMA N 1 Sutera Pesisir Selatan. Semakin tinggi social

support siswa kelas XII SMA N 1 Sutera Pesisir Selatan maka


32

semakin tinggi career decision making self-

efficacynya.Kesimpulannya adalah peneliti dalam penelitian

ini membuktikan adanya hubungan yang signifikan positif

antara social support dan career decision making self- efficacy

pada siswa kelas XII SMAN 1 Sutera Pesisir Selatan. Peneliti

menjelaskan bahwa semakin tingginya social support yang di

dapat maka semakin tinggi juga dalam career decision making

self – efficacy.

Judul 4 Pengaruh Self Efficacy dan Dukungan Sosial Keluarga

terhadap Kemantapan Keputusan karir

Nama peneliti, Juli Widyastuti, Retno (2013)

tahun

Tujuan & Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

Responden self efficacy terhadap kemantapan pengambilan keputusan

karir, mengetahui besarnya pengaruh dukungan sosial keluarga

terhadap kemantapan pengambilan keputusan karir, dan

mengetahui hubungan simultan antara faktor self efficacy dan

dukungan sosial keluarga dengan kemantapan pengambilan

keputusan karir.

Responden yang digunakan adalah siswa kelas X SMA Negri

22.

Metode Peneliti menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan

rancangan penelitian korelasi, analisa statistik yang digunakan


33

adalah analisa regresi berganda.

Hasil & Diskusi Hasil yang didapatkan berdasarkan hasil kategorisasi skor

variabel self efficacy, diperoleh data bahwa dari 100 subjek

penelitian terdapat 78% subjek penelitian yang berada pada

kategori sedang dan 22 % subjek penelitian berada pada

kategori tinggi, dan 0% pada kategori rendah. Hal ini

menunjukan subjek yang diteliti memiliki keyakinan dalam

mencapai tujuan dan kemampuan dirinya.

Berdasarkan hasil kategorisasi skor variabel dukungan sosial

keluarga, diperoleh data bahwa dari 100 subjek penelitian

terdapat 13% subjek penelitian yang berada pada kategori

sedang dan 86 % subjek penelitian berada pada kategori tinggi,

dan 1% pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

subjek menerima dukungan sosial yang tinggi pada umumnya

di dalam keluarganya.

Berdasarkan hasil kategorisasi skor variabel pengambilan

keputusan karir, diperoleh data bahwa dari 100 subjek

penelitian terdapat 39% subjek penelitian yang berada pada

kategori sedang dan 61 % subjek penelitian berada pada

kategori tinggi, dan 0% pada kategori rendah. Yang

menunjukkan pengambilan keputusan karir bukan hal yang

mudah untuk subjek dalam mengambil keputusan.

Dari hasil penelitian menerangkan bahwa adanya hubungan


34

simultan antara faktor self efficacy dan dukungan sosial

keluarga dengan kemantapan pengambilan keputusan karir

karena P value = 0,000 berarti P value < 0,05. Untuk hasil uji

regresi linier sederhana pengaruh self efficacy terhadap

kemantapan pengambilan keputusan karir berdasarkan R

squared diperoleh 0,308 yang berarti self efficacy berpengaruh

terhadap kemantapan pengambilan keputusan karir dengan

kontribusi sebesar 30,8%. Sedangkan pengaruh dukungan

sosial keluarga terhadap kemantapan pengambilan keputusan

karir berdasarkan R squared diperoleh 0,116 yang artinya

dukungan sosial keluarga memiliki pengaruh terhadap

kemantapan pengambilan keputusan karir dengan kontribusi

sebesar 11,6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

self efficacy memiliki kontribusi lebih besar terhadap

kemantapan pengambilan keputusan karir dibanding dukungan

sosial keluarga.

Kesimpulan Dari hasil yang didapat peneliti mendapatkan hasil bahwa

dukungan sosial keluarga mempengaruhi secara signifikan

antara variabel dukungan sosial keluarga dengan kemantapan

pengambilan keputusan karir yang dapat diartikan bahwa

semakin tinggi dukungan keluarga semakin tinggi juga

kemantapan pengambilankeputusan karir dan sebaliknya.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan merupakan rancangan penelitian

non eksperimental yang menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif mencoba menjelaskan fenomena sosial melalui

pengumpulan data numerik (data kuantitatif) yang dianalisis menggunakan

statistik tertentu.

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

pendekatan deduktif pemilihan pendekatan deduktif karena peneliti tertarik

dengan masalah kemudian melihat kondisi di lapangan dan studi

kepustakaan, Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kausalitas,

Karena peneliti ingin mengetahui sebab-akibat antar variabel.

Pada penelitian ini, peneliti bertujuan ingin mengetahui pengaruh

variabel bebas yaitu dukungan sosial Teman Sebaya dan variabel terikat

yaitu Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karir kepada siswa SMAN 1

Campaka di Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Adapun variable

yang diteliti dalam penelitian ini yaitu:

35
36

1) Variable Independen : Dukungan Sosial Teman Sebaya

2) Variable Dependen : Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karir

Untuk mengukur kedua variabel terlebih dahulu dirumuskan definisi

konseptual dan definisi operasional dari kedua variabel tersebut.

3.2.1 Definisi Konseptual

3.2.1.1 Dukungan Sosial

“Social support refers to comfort, caring, esteem, or help available to

a person from other people or groups. social support refers to actions

actually performed by others, or received support. But it also refers to one’s

sense or perception that comfort, caring, and help are available if needed

or perceived support” (Uchino,2004).

Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan,

atau bantuan yang tersedia untuk seseorang dari orang atau kelompok lain.

dukungan sosial mengacu pada tindakan yang benar-benar dilakukan oleh

orang lain atau received support. Tetapi itu juga mengacu pada perasaan

atau persepsi seseorang bahwa kenyamanan, perhatian, dan bantuan tersedia

jika diperlukan atau perceived support.

3.2.1.2 Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karir

Menurut Betz dan luzzo (1996) Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karir,

yaitu:

“Self-efficacy in decision-making is an individual's belief in one's

abilities them to make career decisions”


37

Menurut Betz dan luzzo (1996) menjelaskan bahwa efikasi diri

pengambilan keputusan karir adalah keyakinan individu pada kemampuan

mereka untuk membuat keputusan karir.

3.2.2 Definisi Operasional

3.2.2.1 Dukungan Sosial

Dukungan sosial dalam penelitian ini adalah dukungan sosial teman

sebaya yang didapatkan oleh siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka dari orang

lain di luar dirinya di area teman sebaya.

Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau

bantuan yang tersedia untuk siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka dari orang

atau kelompok lain di area teman sebaya yang dapat diukur melalui

seberapa banyak siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka mempersepsikan bahwa

dirinya mendapatkan dukungan emosional, informasional, instrumental dan

persahabatan

- Dukungan Emosional

` Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan emosional

merupakan ekspresi dari afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan

didengarkan. Pada hal sini siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka memberikan

dukungan saat seseorang sedang merasa sedih, mendengarkan keluh kesah

seseorang, memberikan perhatian yang lebih apabila seseorang sedang

sedih, memberikan semangat dan motivasi saat seseorang sedang dalam

keadaan terpuruk.
38

- Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung, dapat berupa

jasa, waktu, atau uang. Dalam hal ini siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka

memberikan bantuan saat seseorang sedang kesusahan, meluangkan waktu

untuk mendengarkan cerita seseorang.

- Dukungan Informatif

Dukungan informatif mencakup pemberian nasehat, petunjuk-

petunjuk, saran-saran, dukungan, yang lebih bersifat nasehat

memberitahukan hal yang baik terhadap apa yang sudah dilakukan oleh

individu tersebut. Dalam hal ini siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka

memberikan nasehat, memberikan saran/petunjuk apabila seseorang sedang

kebingungan.

Dukungan sosial seseorang dapat dilihat dari hasil pengolahan skor

yang didapat dari kuisoner dengan norma sesuai yang tertulis dalam table

di bawah ini:

Tabel 1 norma ideal dukungan sosial

Rentang Skor Kategori

- -

- -

- Dukungan Persahabatan

Dukungan persahabatan mencakup kesediaan waktu orang lain untuk

menghabiskan waktu atau bersama dengan individu,. Dalam hal ini siswa
39

kelas 12 SMAN 1 Campaka bersedia menghabiskan waktu untuk melakukan

hobi bersama orang terdekat.

3.2.2.2 Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karir

Bagaimana keyakinan dan kemampuan siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka

untuk menyelesaikan tugas yang dimiliki dalam pemilihan karir

Efikasi diri pengambilan keputusan karir adalah besarnya keyakinan siswa

kelas 12 SMAN 1 Campaka pada kemampuan mereka untuk membuat

keputusan karir yang diukur melalui kemampuannya dalam menentukan

goal selection, Planning, self appraisal, gathering occupational information

dan problem solving

- Goal Selection

Siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka mampu menilai kemampuannya dalam

menyesuaikan keadaan diri dengan karakteristik berbagai pekerjaan.

- Planning

Siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka dapat menetapkan rencana untuk masa

depan dan dapat mengidentifikasi jalur karir yang diinginkan.

- Self Appraisal

Siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka mampu menilai secara akurat mengenai

kemampuan, nilai, dan minat yang relevan dengan karir yang dipilih.

- Gathering Occupational Information

Siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka memiliki pengetahuan tentang informasi

mengenai program studi di universitas, pekerjaan, dan pasar tenaga kerja.

Informasi tersebut mencakup tugas-tugas dan klasifikasi karir.

- Problem Solving
40

Siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka mampu mengetahui strategi dan

pemecahan masalah ketika perencanaan karir yang dibuat tidak sesuai

dengan yang direncanakan.

3.3 Subyek Lokasi Penelitian

3.3.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini yaitu

seluruh siswa SMAN 1 Campaka kelas 12 yang berjumlah 265 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Sampel yang digunakan dalam

penelitian menggunakan rumus Isaac dan Michael, berdasarkan tingkat

kesalahan 5% (Sugiono, 2013:87), maka didapatkan sampel dalam

penelitian ini sejumlah 158 orang siswa SMAN 1 Campaka kelas 12.

3.3.2 Data Demografi

Dalam pengambilan data peneliti menggunakan data demografi

untuk digunakan sebagai data penunjang dalam analisa data. Adapun

beberapa data demografi yang akan digunakan dalam analisa data adalah

sebagai berikut :

1. Nama

2. Usia

3. Jenis kelamin
41

3.3.3 Teknik Sampling

3.3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat untuk melakukan penelitian ini di

SMAN 1 Campaka yang berada di JL. Raya Campaka, Campaka, Kec.

Campaka, Kab. Purwakarta Prov. Jawa Barat

3.4 Penyusunan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

pernyataan kuantitatif yang dirancang berdasarkan dimensi yang terdapat

pada definisi operasional. Alat ukur ini terdiri dari dari dua kuesioner,

kuesioner pertama mengenai dukungan sosial teman sebaya dan kuesioner

kedua mengenai efikasidiri pengambilan keputusan karir.

3.4.1 Alat Ukur Dukungan Sosial

Alat ukur dukungan sosial merupakan alat ukur yang dibuat sendiri

oleh peneliti dengan melihat dari definisi operasional dari setiap bentuk

dukungan sosial itu sendiri dengan definisi tokoh dari sarafino (2011).

Teknik skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Likert. Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2019). Pengukuran dengan menggunakan skala likert

dengan menentukan beberapa alternative jawaban atau pernyataan, baik

pernyataan positif dan negative. Dalam penggunaannya responden diminta

untuk menjawab setiap item dengan cara memilih salah satu diantara empat

pilihan jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda ceklis ( ✓).


42

Penelitian ini, dukungan sosial menggunakan empat alternatif

pilihan jawaban yaitu, Sangat Sesuai (SS) apabila pernyataan tersebut

sangat sesuai dengan apa yang dirasakan oleh responden, Sesuai (S) apabila

pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang dirasakan oleh responden, Tidak

Sesuai (TS) apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan apa yang

dirasakan oleh responden, Sangat Tidak Sesuai (STS) apabila pernyataan

tersebut sangat tidak sesuai dengan apa yang dirasakan oleh responden.

Penilaian dilakukan berdasarkan jenis pernyataan, dimana tingkat yang

dirasakan oleh responden ditunjukan oleh pilihan jawaban yang diberikan

oleh responden.

Butir pernyataan pada dukungan sosial ini terdiri dari butir

favorable (berisi kalimat positif) yang dikombinasikan dengan butir

unfavorable (berisi kalimat negatif). Skor yang diberikan untuk masing-

masing pilihan jawaban pada alat ukur dukungan sosial adalah sebagai

berikut:

Tabel 1 skor pernyataan jawaban positif dan negative

Nilai Pernyataan Nilai Pernyataan


No. Pilihan Jawaban
Positif (+) Negatif (-)

1. Sangat Sesuai 4 1

2. Sesuai 3 2

3. Tidak Sesuai 2 3

4. Sangat Tidak Sesuai 1 4


43

Tabel 2 skor pernyataan jawaban positif dan negative

Tabel 3 Kisi - Kisi Alat Ukur Dukungan Sosial Teman Sebaya l

Dimensi Indikator Item Nomor

F UF

Dukungan Mendapatkan Teman-teman saya 1

Emosional perhatian dari menanyakan kabar dan kondisi

(Emotional teman sebaya kesehatan saya

Support) Saat saya kebingungan tentang 2

“Dukungan karir saya, teman-teman tidak

emosional peduli dengan saya

merupakan Teman-teman memberikan 3

empati, semangat ketika saya mulai

kepedulian, merasa resah tentang karir

perhatian, hal saya.

positif, dan Teman saya menanyakan 4


44

dorongan perkembangan terkait rencana

terhadap orang karir saya.

tersebut. Saya merasa lebih optimis 5

Memberikan dapat mewuudkan cita cita

kenyamanan apabila diberi dukungan oleh

dan kepastian teman saya

kepada orang Mendapatkan Teman-teman saya bersedia 6

tersebut dengan rasa kepedulian mendengarkan keluh kesah

rasa memiliki dari teman mengenai kebingungan yang

dan dicintai sebaya saya hadapi.

pada saat Teman-teman selalu 7

stress” menanyakan kesulitan apa

(Uchino,2004) yang sedang hadapi dalam

merencanakan karir saya

Saya merasa diabaikan oleh 8

teman-teman saya ketika

sedang bercerita

Ketika saya merasa ragu untuk 9

dapat mewujudkan karir saya,

teman-teman saya terlihat

tidak peduli

Mendapatkan Teman-teman saya merasa 10

empati dari senang dengan perencanaan

teman sebaya karir yang saya sukai.


45

Teman-teman saya bahagia 11

ketika saya bisa mewujudkan

perencanaan karir yang saya

pilih.

Teman-teman saya sedih 12

ketika saya gagal mewujudkan

rencana karir yang saya pilih.

Teman-teman saya bersikap 13

biasa saja ketika saya berhasil

mewujudkan rencana karir

saya.

Dukungan Mendapat Teman-teman saya membantu 14

Instrumental bantuan berupa saya membeli barang yang

(Instrumental finansial saya butuhkan

Support) Teman-teman saya 15

“Dukungan memberikan saya uang ketika

instrumental saya sedang tidak punya uang

melibatkan Teman-teman saya 16

bantuan, seperti meminjamkan uang ketika ada

ketika keaadan genting yang sedang

seseorang menimpa saya

memberi atau Bantuan Teman-teman saya bersedia 17

meminjamkan langsung (jasa meluangkan waktu untuk

uang kepada membantu saya ketika saya


46

orang tersebut dan waktu) kebingungan

atau membantu Teman-teman saya selalu 18

tugas-tugas di menghindar ketika dimintai

saat stres.” bantuan terkait tugas yang saya

(Uchino, 2004) tidak mengerti

Teman saya membantu 19

mengerjakan tugas saya ketika

saya sakit

Teman-teman menyempatkan 20

waktu untuk berdiskusi dengan

saya tentang rencana karir.

Dukungan Nasehat Teman-teman mengingatkan 21

Informatif agar untuk berhati hati dalam

(Informational memutuskan karir saya

Support) kedepannya

“Dukungan Teman-teman saya tidak 22

informatif menasehati ketika saya mulai

meliputi putus asa tentang karir saya

pemberian Teman-teman saya memberi 23

nasehat, arahan, nasehat ketika saya mulai

saran, atau putus asa

umpan balik Arahan Teman-teman saya memberi 24

tentang informasi mengenai karir yang

bagaimana akan saya pilih.


47

orang tersebut Teman saya memberi arahan 25

melakukannya. ketika saya kebingungan untuk

” (Uchino, memutuskan karir.

2004) Teman saya memberikan 26

petunjuk mengenai karir yang

akan saya pilih.

Teman-teman saya tidak ada 27

yang memberi arahan ketika

saya sedang kebingungan

Umpan balik Teman-teman saya memberi 28

tahu jika terdapat kesalahan

tentang informasi yang

dapatkan mengenai karir saya.

Teman-teman memberikan 29

saran terkait karir yang akan

saya pilih.

Teman-teman saya tidak 30

pernah memberi masukan

terkait rencana karir saya

Dukungan Menghabiskan Teman-teman saya selalu 31

Persahabatan waktu bersama meluangkan waktu untuk

“Dukungan orang lain dan bertemu dan bercengkrama

persahabatan melakukan dengan saya.

mengacu pada aktivitas Saya selalu dilibatkan dalam 32


48

ketersediaan bersama kegiatan yang akan dilakukan

orang lain bersama teman-teman

untuk Saya tidak pernah dilibatkan 33

menghabiskan dalam kegiatan yang akan

waktu dengan dilakukan bersama teman-

orang tersebut, teman

sehingga Teman-teman saya bersedia 34

memberikan menemani ketika saya sedang

perasaan putus asa dengan rencana karir

keanggotaan saya.

dalam Teman-teman tidak mau 35

sekelompok meluangkan waktu bersama

orang yang saya walaupun sedang tidak

memiliki minat ada kegiatan

yang sama dan

kegiatan

sosial.”

(Uchino, 2004)

3.4.2 Alat Ukur Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karir


49

Alat ukur efikasi diri pengambilan keputusan karir yang dipakai

menggunakan alat ukur baku yang sudah diadaptasi kedalam bahasa

Indonesia oleh Chandra Y. Purnama dan Linda Ernawati.

Alat ukur yang digunakan berjumlah 10 item yang mewakili

5aspek didalamnya, aspek yang diukur dalam alat ukur efikasi diri

pengambilan keputusan karir yang telahdi adaptasi adalah goal selection,

planning, self appraisal,gathering occupational information, problem

solving.

Teknik skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Likert. Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2019). Pengukuran dengan menggunakan skala likert

dengan menentukan beberapa alternative jawaban atau pernyataan, baik

pernyataan positif dan negative. Dalam penggunaannya responden diminta

untuk menjawab setiap item dengan cara memilih salah satu diantara empat

pilihan jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda ceklis ( ✓).

Penelitian ini, efikasi diri pengambilan keputusan karir

menggunakan empat alternatif pilihan jawaban yaitu, Sangat Sesuai5

(SELALUS) apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan apa yang

dirasakanselalu dilakukan oleh responden, Sesuai 4 (SERING) apabila

pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang dirasakansering dilakukan oleh

responden, Tidak Sesuai3 (KADANG-KADANGTS) apabila pernyataan

tersebut tidak sesuai dengan apa yang dirasakankadang-kadang dilakukan


50

oleh responden, 2 Sangat Tidak Sesuai (PERNAHSTS) apabila pernyataan

tersebut sangat tidak sesuai dengan apa yang dirasakan pernah dilakukan

oleh responden., 1 (TIDAK PERNAH) apabila pernyataan tersebut pernah

dilakukan oleh responden. Penilaian dilakukan berdasarkan jenis

pernyataan, dimana tingkat yang dirasakan oleh responden ditunjukan oleh

pilihan jawaban yang diberikan oleh responden.

TABEL ALAT UKUR EFIKASI DIRI PENGAMBILAN

KEPUTUSAN KARIR

No
ASPE
Lam No Baru Butir Pernyataan Isian
K
a

Saya mengukur dan memahami kemampuan yang


SA1 2 1
saya miliki  

Saya akan tekun dan menjalani karir saya meskipun


SA2 7 2
sedang dalam keadaan frustrasi  

GS2 8 3 Saya memilih satu karir utama dari daftar pilihan  


51

pekerjaan yang menjadi pertimbangan saya

Saya memutuskan hal apa yang penting bagi saya


PS2 10 4
dalam sebuah pekerjaan  

Saya mencari tahu pendapata rata-rata per tahun

GOI3 11 5 pada orang yang bekerja di bidang yang saya

minati  

Saya menentukan jenis pekerjaan yang ideal bagi


GS3 13 6
diri saya  

Saya berdiskusi dengan orang yang bekerja di


GOI4 16 7
bidang yang saya minati  

Saya mencari informasi mengenai program


PL4 19 8
pendidikan yang mendukung pengembangan karir  

Saya mengidentifikasi beberapa alternatif karir

PL5 24 9 apabila saya tidak mendapatkan karir yang saya

inginkan  

Saya menentukan langkah-langkah yang akan

PS5 25 10 diambil jika saya mengalami masalah akademik

pada jurusan yang saya pilih  

Variabel Aspek item

Efikasi diri pengambilan Goal selection 3,6

keputusan karir Planning 8,9,10

Self appraisal 1,2

Gathering occupational 5,7

information
52

Problem Solving 4

3.5 Teknik Pengambilan Data

3.5.1 Kuesioner

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data melalui

penyebaran kuesioner yang disebarkan dalam bentuk google formulir

kepada siswa SMAN 1 Campaka, Metode kuesioner ini bertujuan untuk

pengumpulan data utama dan alat ukur dapat mencapai tujuan dari

penelitian ini. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan Teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang

akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono,

2019).

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, alat ukur yang akan

digunakan harus diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba yang dilakukan

untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas suatu alat ukur, baik

variabel Dukungan Sosial maupun variabel efikasi diri pengambilan

keputusan karir akan diuji terlebih dahulu sebelum digunakan untuk

penelitian sebenarnya.
53

3.6.2 Validitas

Suatu alat ukur dinyatakan valid apabila dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur

yang telah disusun sudah benar-benar mengukur apa yang seharusnya

diukur dan seberapa akurat alat ukur tersebut mengukur apa yang akan

diukur. Validitas mempunyai arti validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Validitas merupakan sifat yang dimiliki oleh suatu pengukur,

dimana alat ukur tersebut bisa mengukur apa yang ingin diukur. Dalam

penelitian ini, jenis validitas yang digunakan yaitu contruct validity dalam

pengujian validitas ini karena peneliti ingin mengetahui mengenai pengaruh

Dukungan Sosial teman sebaya dan efikasi diri pengambilan keputusan karir

pada siswa SMAN 1 Campaka, Purwakarta.

Berdasarkan pada kisi-kisi alat ukur yang peneliti sebarkan. Jadi

suatu alat ukur dikatakan valid apabila hasil yang di dapatkan dari

pengukuran ini sesuai dengan konsep operasional yang telah ditentukan.

Perhitungan akan dibantu melalui perangkat lunak komputer dengan

program SPSS (Statical Packages for Social Scientists) versi 26.0 for

Windows.

Adapun Langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut:

1) Buka SPSS

2) Buat skor total masing-masing variabel atau tabel perhitungan skor


54

3) Klik icon yang bertuliskan Analyze, lalu klik Correlate, selanjutnya

klik Bivariate

4) Masukkan seluruh item dari variabel ke dalam kolom Items

5) Pada bagian Correlation Coeefecients ceklis Pearson padabagian

“Test of Significance” klik Two-tailed dan berikan ceklis Flag significant

correlations

6) Terakhir klik oke

Uji validitas yang dilakukan dapat menentukan validitas setiap item

dalam kuesiner apakah item tersebut dapat dipakai, tidak dapat dipakai, atau

direvisi. Hal tersebut dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan masing-

masing skor item dengan skor total, kemudian membandingkannya dengan

kriteria validitas menurut Christine P Dancey dan John Reidy (2011), yaitu

sebagai berikut:

Tabel 5 Kriteria Validitas Chritian P. Dancey

Rentang Keterangan

0 Zero / item dibuang / tidak dapat digunakan

0,1 - 0,3 Weak / item tidak dapat digunakan / revisi

0,4 - 0,6 Moderat / item dapat digunakan

0,7 – 0,9 Strong / item dapat digunakan

1,00 Perfect / item dapat digunakan


55

3.6.3 Reliabilitas

Perhitungan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach yang

terdapat dalam program SPSS 26.0 for windows. Adapun langkah-langkah

yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Buka SPSS

2) Buat skor total masing-masing variabel atau tabel perhitungan skor

3) Klik icon yang bertuliskan Analyze, lalu klik Scale, selanjutnya klik

Reliability Analysis

4) Masukkan seluruh item dari variabel ke dalam kolom Items

5) Untuk menentukan uji validitas variabel klik pada bagian Statistic,

kemudian beri tanda checklist pada pilihan Descriptive for; Item, Scale, dan

Scale if item deleted, lalu klik Continue

6) Selanjutnya, pada bagian Model pilih Alpha dan pada Scale Tabel

di tulis ‘Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur’. Kemudian klik OK

7) SPSS akan memproses perhitungan reliabilitas dan akan muncul

tampilan output SPSS

Alpha Cronbach dihasilkan dari korelasi jumlah total per item

dengan jumlah total nilai yang diperoleh subjek penelitian. Kriteria yang

digunakan untuk menentukan alat ukur ini reliabel atau tidak reliabel adalah

Reliabilitas

<0.50 Rendah

0.50 – 0.69 Moderat

0.70 – 0.90 Tinggi


56

>0.90 Sempurna

Suatu alat ukur dinyatakan valid

apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan untuk

mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun sudah benar-benar mengukur apa

yang seharusnya diukur dan seberapa akurat alat ukur tersebut mengukur apa yang

akan diukur. Validitas mempunyai arti validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Validitas merupakan sifat yang dimiliki oleh suatu

pengukur, dimana alat ukur tersebut bisa mengukur apa yang ingin diukur. Dalam

penelitian ini, jenis validitas yang digunakan yaitu contruct validity dalam

pengujian validitas ini karena peneliti ingin mengetahui mengenai pengaruh

Dukungan Sosial teman sebaya dan efikasi diri pengambilan keputusan karir pada

siswa SMAN 1 Campaka, Purwakarta.

Berdasarkan pada kisi-kisi alat ukur yang peneliti

sebarkan. Jadi suatu alat ukur dikatakan valid apabila hasil yang di dapatkan dari

pengukuran ini sesuai dengan konsep operasional yang telah ditentukan.

Perhitungan akan dibantu melalui perangkat lunak komputer dengan program

SPSS (Statical Packages for Social Scientists) versi 26.0 for Windows.

Adapun Langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut:

Buka SPSS
57

Buat skor total masing-masing variabel atau tabel perhitungan skor

Klik icon yang bertuliskan Analyze, lalu klik Correlate, selanjutnya klik Bivariate

Masukkan seluruh item dari variabel ke dalam kolom Items

Pada bagian Correlation Coeefecients ceklis Pearson padabagian “Test of

Significance” klik Two-tailed dan berikan ceklis Flag significant correlations

Terakhir klik oke

Uji validitas yang dilakukan dapat menentukan validitas setiap item dalam

kuesiner apakah item tersebut dapat dipakai, tidak dapat dipakai, atau direvisi. Hal

tersebut dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item

dengan skor total, kemudian membandingkannya dengan kriteria validitas

menurut Christine P Dancey dan John Reidy (2011), yaitu sebagai berikut:

Tabel 5 Kriteria Validitas Chritian P. Dancey

Rentang Keterangan

0 Zero / item dibuang / tidak dapat digunakan

0,1 - 0,3 Weak / item tidak dapat digunakan / revisi

0,4 - 0,6 Moderat / item dapat digunakan

0,7 – 0,9 Strong / item dapat digunakan

1,00 Perfect / item dapat digunakan


58

3.6.4 Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Dukungan Sosial teman

sebaya

Dalam pengukuran validitas peneliti menggunakan software SPSS

menggunakan teknik Pearson correlation.

Peneliti melakukan pengujian alatukur menggunakan 35 item pada

siswa kelas 12 SMAN 1 Cempaka dengan total 40 orang. Dari hasil

pengujian

Tabel Validitas Dukungan Sosial Teman Sebaya

ITEM_1 Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)  

N 40

ITEM_2 Pearson Correlation 0,144

Sig. (2-tailed) 0,376

N 40

ITEM_3 Pearson Correlation ,561**

Sig. (2-tailed) 0,000

N 40

ITEM_4 Pearson Correlation ,564**

Sig. (2-tailed) 0,000

N 40
59

ITEM_5 Pearson Correlation ,470**

Sig. (2-tailed) 0,002

N 40

ITEM_6 Pearson Correlation ,442**

Sig. (2-tailed) 0,004

N 40

ITEM_7 Pearson Correlation ,671**

Sig. (2-tailed) 0,000

N 40

ITEM_8 Pearson Correlation 0,051

Sig. (2-tailed) 0,755

N 40

ITEM_9 Pearson Correlation 0,198

Sig. (2-tailed) 0,220

N 40

ITEM_10 Pearson Correlation ,516**

Sig. (2-tailed) 0,001

N 40

ITEM_11 Pearson Correlation ,412**

Sig. (2-tailed) 0,008

N 40

ITEM_12 Pearson Correlation 0,284

Sig. (2-tailed) 0,076

N 40
60

ITEM_13 Pearson Correlation 0,036

Sig. (2-tailed) 0,824

N 40

ITEM_14 Pearson Correlation ,333*

Sig. (2-tailed) 0,036

N 40

ITEM_15 Pearson Correlation ,593**

Sig. (2-tailed) 0,000

N 40

ITEM_16 Pearson Correlation ,416**

Sig. (2-tailed) 0,008

N 40

ITEM_17 Pearson Correlation ,484**

Sig. (2-tailed) 0,002

N 40

ITEM_18 Pearson Correlation 0,124

Sig. (2-tailed) 0,444

N 40

ITEM_19 Pearson Correlation ,426**

Sig. (2-tailed) 0,006

N 40

ITEM_20 Pearson Correlation ,507**

Sig. (2-tailed) 0,001


61

N 40

ITEM_21 Pearson Correlation ,478**

Sig. (2-tailed) 0,002

N 40

ITEM_22 Pearson Correlation 0,293

Sig. (2-tailed) 0,066

N 40

ITEM_23 Pearson Correlation ,679**

Sig. (2-tailed) 0,000

N 40

ITEM_24 Pearson Correlation ,719**

Sig. (2-tailed) 0,000

N 40

ITEM_25 Pearson Correlation ,694**

Sig. (2-tailed) 0,000

N 40

ITEM_26 Pearson Correlation ,489**

Sig. (2-tailed) 0,001

N 40

ITEM_27 Pearson Correlation 0,154

Sig. (2-tailed) 0,341

N 40

ITEM_28 Pearson Correlation ,652**


62

Sig. (2-tailed) 0,000

N 40

ITEM_29 Pearson Correlation ,492**

Sig. (2-tailed) 0,001

N 40

ITEM_30 Pearson Correlation ,366*

Sig. (2-tailed) 0,020

N 40

ITEM_31 Pearson Correlation ,438**

Sig. (2-tailed) 0,005

N 40

ITEM_32 Pearson Correlation ,545**

Sig. (2-tailed) 0,000

N 40

ITEM_33 Pearson Correlation 0,107

Sig. (2-tailed) 0,513

N 40

ITEM_34 Pearson Correlation ,457**

Sig. (2-tailed) 0,003

N 40

ITEM_35 Pearson Correlation -0,022

Sig. (2-tailed) 0,891

N 40
63

SKOR_TOTAL Pearson Correlation ,694**

Sig. (2-tailed) 0,000

N 40

Setelah melakukan pengujian alat ukur peneliti membuang 5 item

pada dimensi dukungan emosional, pada dimensi dukungan instrumental

peneliti membuang 2 item, pada dimensi dukungan informasi ada 3 item

yang dibuang, dan pada dimensi dukungan persahabatan peneliti membuang

2 item

Tabel Hasil uji validitas

Reliability Statistics

Cronbach’s N of items

Alpha

,749 36

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas di dapatkan kesimpulan

sebagai berikut:

Dimensi Item sebelum uji Item sesudah uji

validitas dan validitas dan

reliabilitas reliabilitas

Dukungan Emosional 13 9

Dukungan Instrumental 7 6

Dukungan Informasional 10 10

Dukungan Persahabatan 5 4
64

TOTAL 35 29

3.6.2.1 Hasil Uji validitas dan reliabilitas Efikasi diri Pengambilan

Keputusan KarirBerdasarkan uji validitas alat ukur Dukungan

Sosial diperoleh 30 item dan 6 item yang dibuang dari 35 item

yang di uji cobakan. Dengan rincian sebagai berikut :

Berdasarkan hasil uji validitas untuk dimensi Dukungan

emosional didapatkan 9 item yang digunakan dengan nilai

pearson correlation antara 0,492 - 0,758 dan 4 item yang dibuang

dengan nilai pearson correlation antara 0,349-0,395. Pada dimensi

Dukungan instrumental didapatkan 6 item yang digunakan

dengan nilai pearson correlation antara 0,484 – 0,700 dan 1 item

yang dibuang dengan nilai pearson correlation 0,199. Pada

dimensi Dukungan informasi didapatkan 10 item yang digunakan

dengan nilai pearson correlation antara 0,498 -0,844. Pada

dimensi Dukungan persahabatan didapatkan 4 item yang

digunakan dengan nilai pearson correlation antara 0,403- 0,745

dan 1 item yang dibuang dengan pearson correlation 0,395.

Pengumpulan data untuk menguji instrumen CDMSE dilakukan

secara online menggunakan Google Forms, melibatkan 539 siswa SMA

dari Bandung dan Cimahi. Gambaran rinci responden yang mengikuti tes

instrumen CDMSE dapat dilihat pada Tabel 1.


65

Category N=539

Gender

Male 219 murid

Female 320 murid

Age

17 tahun 489 murid

18 tahun 50 murid

Berdasarkan deskripsi demografi pada Tabel 1, responden yang

mengikuti tes instrumen CDMSE didominasi oleh peserta perempuan,

dengan jumlah 320 responden (59%) dan 219 laki-laki (41). %). Usia

responden didominasi oleh siswa berusia 17 tahun dengan jumlah 489

responden (90,7%), dan usia 18 tahun sebanyak 50 responden (9,3%),

dan usia rata-rata responden adalah 17,09 tahun. . (SD = 0,29).

Pengolahan data uji reliabilitas instrumen CDMSE dilakukan

dengan menggunakan Microsoft Excel 2019, JASP versi 0.14, dan

Statcal. Rambut dkk. (2010) menjelaskan bahwa uji reliabilitas dalam

analisis CFA meliputi construct reliability (CR) dan variance extracted

(AVE).. Hair et al. (2010) menyatakan bahwa nilai CR 0,7 reliabilitas

baik, sedangkan nilai CR antara 0,6 dan 0,7 reliabilitas dapat diterima,

dengan catatan indikator memiliki beban faktor yang sesuai dengan

kriteria. Konsistensi internal juga dapat diukur dengan menggunakan

estimasi Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang

direkomendasikan adalah > 0,5 (Hair et al., 2010).

Variable CR AVE
66

Gathering of Information 0.84 0.51

Self Appraisal 0.83 0.51

Goal Selection 0.86 0.55

Planning 0.83 0.53

Problem Solving 0.89 0.63

CDMSE 0.97 0.88

Table 2. Construct Reliability (CR) and Average Variance Extracted (AVE)

Table 3. Frequentist Individual Item Reliability Statistics

If Item Dropped If Item Dropped

Item McDonald Item-Rest Item McDonald Item-Rest

's ω Correlati 's ω Correlatio

on n

GI 1 0.957 0.575 GS 4 0.956 0.670

GI 2 0.956 0.644 GS 5 0.955 0.745


67

GI 3 0.955 0.747 PL 1 0.956 0.640

GI 4 0.955 0.708 PL 2 0.956 0.652

GI 5 0.956 0.682 PL 3 0.956 0.622

SA 1 0.956 0.686 PL 4 0.957 0.602

SA 2 0.956 0.632 PL 5 0.956 0.697

SA 3 0.955 0.700 PS 1 0.955 0.730

SA 4 0.956 0.608 PS 2 0.955 0.777

SA 5 0.956 0.632 PS 3 0.955 0.757

GS 1 0.956 0.658 PS 4 0.956 0.672

GS 2 0.955 0.746 PS 5 0.956 0.685

GS 3 0.955 0.711

Tabel 2 menunjukan construct reliability (CR) dan average extracted

variance (AVE), sedangkan Tabel 3 menginformasikan tentang korelasi

item-sisa. Tabel 2 menggambarkan hasil pengolahan data untuk uji

reliabilitas CDMSE. Hal ini menunjukkan bahwa nilai CR untuk instrumen

CDMSE adalah 0,97. Suatu instrumen penilaian dikatakan reliabel jika nilai

koefisien CR lebih besar dari 0,7 (α 0,7) (Hair et al., 2019), sehingga

instrumen CDMSE yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dikatakan

reliabel. Tabel 3 memberikan informasi tentang analisis butir soal untuk

melihat kualitas butir soal pada skala CDMSE. Data tersebut menunjukkan

kualitas item pada skala CDMSE apakah item tersebut baik atau tidak,

dengan melihat skor pada kolom korelasi item-rest. Suatu item dikatakan

baik jika memiliki nilai korelasi item-rest lebih besar dari 0,3 (Pallant,
68

2011). Hasil uji kualitas butir soal diperoleh nilai koefisien korelasi butir

soal istirahat pada kisaran 0,575 sampai dengan 0,777.

Pemeriksaan bukti validitas pada skala CDMSE menggunakan

pedoman dari AERA. Dalam memperoleh bukti yang valid berdasarkan isi

tes, peneliti meminta UKM untuk menilai apakah item dalam skala CDMSE

relevan dan konstruktif. UKM memberikan skor 1 untuk item yang

dianggap sangat tidak relevan, skor 2 untuk item yang dianggap tidak

relevan, skor 3 untuk item yang dianggap agak relevan, skor 4 untuk item

yang dianggap relevan, dan skor 5 untuk item yang dianggap relevan. item

yang dianggap sangat relevan. Konteks penilaian dilihat dari kesesuaian

bahasa, kejelasan kata, dan kesesuaian makna kalimat yang diterjemahkan.

Hasil penilaian UKM diolah menggunakan rumus Aiken’s V (Aiken, 1985).

Nilai V Aiken untuk semua item CDMSE berkisar antara 0,83 hingga 0,92.

Oleh karena itu, skala CDMSE dapat digunakan untuk mengukur

kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan karir.

Dalam proses memperoleh bukti yang valid berupa pembuktian

berdasarkan jawaban tes yang diperoleh melalui keterbacaan 20 responden.

Berdasarkan respon siswa, butir soal pada skala CDMSE dapat dipahami

dengan baik.
69

Gambar 1. Hasil model fit test

Bukti lebih lanjut adalah bukti berdasarkan struktur internal

menggunakan analisis faktor konfirmasi (CFA). Tolok ukur yang digunakan

untuk menginterpretasikan kesesuaian model dalam penelitian ini mengacu

pada Hu dan Bentler yang merekomendasikan empat parameter yaitu uji Chi

Square p value 0,05; Average Average Approximation Error (RMSEA)

0,08; Comparative Fit Index (CFI) 0,95; dan Standardized Root Mean
70

Square Residual (SRMR) 0,08 (Hu & Bentler, 1999). Memenuhi kriteria ini

berarti instrumen memenuhi kriteria model yang sesuai. Gambar 1

menunjukkan hasil uji kesesuaian model menggunakan CFA.

Table 4. The Goodness of Fit Indices from the CDMSE Model

Category Parameter fit Output Cut off Criteria information

Absolute Fit Chi square p- <0.000 > 0.05 Good Fit Not Fit

value

GFI 0,86 ≥ 0.90 Good fit Marginal

0.80-0.89 Marginal Fit

FIt

RMSEA 0.07 ≤ 0.08 Good fit Good Fit

0.08-0.10 Marginal

Fit

SRMR 0.048 <0.08 Good fit Good Fit

0.08-0.10 Marginal

Fit

Incrimental AGFI 0.83 ≥ 0.90 Good fit Marginal

Fit 0.80-0.89 Marginal Fit

Fit

NFI 0.97 ≥ 0.90 Good fit Good Fit

0.80-0.89 Marginal

Fit

IFI 0.98 ≥ 0.90 Good fit Good Fit


71

0.80-0.89 Marginal

Fit

CFI 0.98 ≥ 0.90 Good fit Good Fit

0.80-0.89 Marginal

Fit

Parsimoniou PNFI 0.87 > 0.5 Good Fit Good Fit

s Fit

Berdasarkan uji indeks kesesuaian yang disajikan pada Tabel 4, ada

enam yang memenuhi kriteria yaitu RMSEA 0,07 ≤ 0,08, SRMR 0,048 ≤

0,08, NFI 0.97 ≥ 0.90, IFI 0.98 ≥ 0.90, CFI 0.98 ≥ 0.90 dan PNFI 0.90.

Terdapat dua kriteria yang memenuhi kriteria kesesuaian marginal yaitu GFI

0.85 ≤ 0.90, AGFI 0.83 ≤ 0.90, dan salah satu kriteria yang tidak dapat

dipenuhi adalah uji chi square karena nilai p yang diperoleh < 0,001. Nilai

Chi-Square adalah ukuran tradisional untuk menilai kesesuaian keseluruhan

model (Hu & Bentler, 1999). Model fit yang baik akan memberikan hasil

yang tidak signifikan pada threshold 0,05 (Barrett, 2007). Indeks Chi-

kuadrat adalah indeks yang paling banyak digunakan untuk memeriksa

keakuratan model. Namun, indeks ini sangat dipengaruhi oleh ukuran

sampel (Bergh, 2015).

Berdasarkan hasil uji kesesuaian model, dari sembilan parameter yang

diusulkan, ada delapan yang memenuhi kriteria, enam kriteria (RMSEA,

SRMR, NFI, IFI, CFI, dan PNFI) untuk kesesuaian baik, dan dua kriteria

(GFI dan PNFI) . AGFI) untuk marginal fit, sedangkan satu kriteria (Chi-
72

square) tidak memenuhi kriteria. Oleh karena itu, peneliti mencoba

memodifikasi model tersebut untuk mendapatkan model yang lebih baik.

Upaya untuk memodifikasi model adalah dengan menghapus item. Hasil

pengujian model setelah modifikasi ditunjukkan pada Gambar 2.

Berdasarkan hasil modifikasi diperoleh sepuluh item yang sesuai

dengan model, di antaranya GI3, GI4, SA1, SA2, GS2, GS3, PL4, PL5,

PS2, dan PS5. Kemudian, hasil uji indeks kesesuaian ditunjukkan pada

Tabel 5. Dari Tabel 5, model dinyatakan sesuai. Tidak ada perbedaan yang

signifikan antara model ideal dan model yang diusulkan berdasarkan

pengukuran. Semua parameter indeks kecocokan juga telah mengikuti

kriteria yang ditetapkan untuk mendapatkan model yang fit. Oleh karena itu,

model akhir sudah sesuai, artinya model yang diajukan sesuai dengan data

empiris. Model lengkap dan loading factor masing-masing item pada model

final dapat dilihat pada Gambar 2.


73

Gambar 2. Hasil dari Model Fit Test

Tabel 5. Indeks The Goodness of Fit model CDMSE

Category Parameter fit Output Cut off Criteria information

Absolute Fit Chi square p- 0.159 > 0.05 Good Fit Good fit

value

GFI 0.99 ≥ 0.90 Good fit Marginal

0.80-0.89 Marginal Fit

FIt

RMSEA 0.022 ≤ 0.08 Good fit Good Fit

0.08-0.10 Marginal
74

Fit

SRMR 0.020 <0.08 Good fit Good Fit

0.08-0.10 Marginal

Fit

Incrimental AGFI 0.97 ≥ 0.90 Good fit Marginal

Fit 0.80-0.89 Marginal Fit

Fit

NFI 0.99 ≥ 0.90 Good fit Good Fit

0.80-0.89 Marginal

Fit

IFI 0.99 ≥ 0.90 Good fit Good Fit

0.80-0.89 Marginal

Fit

CFI 0.99 ≥ 0.90 Good fit Good Fit

0.80-0.89 Marginal

Fit

Parsimoniou PNFI 0.66 > 0.5 Good Fit Good Fit

s Fit

Bagian selanjutnya mengkaji hasil analisis loading factor alat

penilaian CDMSE. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 6. Kriteria

suatu item dikatakan memiliki factor load yang baik adalah ketika nilai

factor load adalah 0,5 (Hair et al., 2019).

Tabel 6. Factor Loading of CDMSE


75

Factor Indikator Std.Est. (all)

Gathering of Information GI 3 0.827

GI 4 0.782

Self Appraisal SA 1 0.999

SA 2 0.998

Goal Selection GS 2 0.710

GS 3 0.794

Planning PL 4 0.720

PL 5 0.823

Problem Solving PS 2 0.856

PS 5 0.750

Berdasarkan hasil standar loading factor, item CDMSE dan masing-

masing dimensi memiliki nilai factor loading melebihi 0,5 dengan kisaran

antara 0,710 – 0,998. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas barang cukup

baik.

Setelah dilakukan pengujian model dan standar loading factor,

selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dalam CFA meliputi

construct reliability (CR) dan average variance extract (AVE). Hasil uji

reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Construct Reliability (CR) dan Average Variance Extracted (AVE)


76

Factor CR AVE

Gathering of Information 0.786 0.648

Self Appraisal 0.998 0.997

Goal Selection 0.723 0.568

Planning 0.747 0.597

Problem Solving 0.786 0.648

CDMSE 0.929 0726

Tabel 8. Frequentist Individual Item Reliability Statistic

If Item Dropped

Item McDonald's ω Item-Rest Correlation

GI3 0.896 0.714

GI4 0.898 0.683

SA1 0.898 0.688

SA2 0.898 0.687

GS2 0.902 0.605

GS3 0.897 0.701

PL4 0.906 0.576

PL5 0.900 0.663

PS2 0.828 0.729

PS5 0.901 0.640


77

Berdasarkan Tabel 7, nilai CR untuk instrumen CDMSE setelah

modifikasi adalah 0,929. Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengujian,

instrumen CDMSE yang diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia ini reliabel.

Tabel 8 menunjukkan hasil uji kualitas butir soal memperoleh koefisien

korelasi untuk butir soal sisanya dari 0,576 menjadi 0,729

Hasil penelitian ini dilakukan pada sampel mahasiswa asal Bandung

dan Cimahi. Hal ini menjadi salah satu keterbatasan penelitian ini karena

tidak banyak melibatkan mahasiswa dari kota lain di Indonesia. Oleh karena

itu, untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperluas cakupan

peserta mahasiswa dari berbagai kota dan wilayah di Indonesia dan

memperbanyak jumlah sampel untuk mendapatkan model yang lebih sesuai

untuk skala peserta yang lebih besar.

3.6.5 Reliabilitas

Reliabilitas pengukuran adalah kemampuan suatu alat ukur untuk

menghasilkan hasil yang sama ketika pengukuran ulang dibuat pada kondisi

yang sama dengan sebelumnya (Sugiyono, 2013). Reliabilitas nilai yang

menunjukan sampai sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dan tetap

konsisten. Apabila suatu alat ukur dapat dipakai dua kali untuk mengukur

gejala yang sama dengan hasil pengukuran yang relatif konsisten, maka alat

ukur tersebut dikatakan reliabel.


78

Perhitungan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach

yang terdapat dalam program SPSS 26.0 for windows. Adapun langkah-

langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:

Buka SPSS

Buat skor total masing-masing variabel atau tabel perhitungan skor

Klik icon yang bertuliskan Analyze, lalu klik Scale, selanjutnya klik

Reliability Analysis

Masukkan seluruh item dari variabel ke dalam kolom Items

Untuk menentukan uji validitas variabel klik pada bagian Statistic,

kemudian beri tanda checklist pada pilihan Descriptive for; Item, Scale, dan

Scale if item deleted, lalu klik Continue

Selanjutnya, pada bagian Model pilih Alpha dan pada Scale Tabel di tulis

‘Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur’. Kemudian klik OK

SPSS akan memproses perhitungan reliabilitas dan akan muncul tampilan

output SPSS

Alpha Cronbach dihasilkan dari korelasi jumlah total per item

dengan jumlah total nilai yang diperoleh subjek penelitian. Kriteria yang

digunakan untuk menentukan alat ukur ini reliabel atau tidak reliabel adalah

Reliabilitas

<0.50 Rendah

0.50 – 0.69 Moderat

0.70 – 0.90 Tinggi

>0.90 Sempurna
79

3.6.5.1 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,749 36

3.6.3.2 Berdasarkan tabel diatas alat ukur dukungan sosial memiliki nilai

alpha cronbach’s sebesar 0,749 dan dapat dinyatakan reliabel.

Jika dilihat berdasarkan kriteria reliabilitas menurut dancey dan

reidy maka nilai alpha cronbach’s tersebut dinyatakan reliabilitas

tinggi.

3.7 Analisa Data

Analisa data merupakan suatu proses penyederhanaan data dengan

mengelompokkan data ke dalam suatu bentuk yang mudah untuk dibaca dan

dipahami sehingga dapat diintrepretasikan dengan baik. Pengolahan dan

analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi. Uji regresi

digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap

variabel dependen. Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian diolah


80

dengan menggunakan aplikasi pengolahan data statistik yaitu software SPSS

Statistics 26.0.

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Langkah-langkah uji asumsi klasik:

1. Membuka data mentah hasil dari kuesioner yang diberikan kepada

responden dalam bentuk Microsoft Excel. Kemudian pada lembar kerja

tersebut buat kolom untuk masing-masing data, yaitu: 

a. Dukungan Sosial teman sebaya (X), sebagai variabel independen. 

b. Efikasi diri pengambilan keputusan karir (Y), sebagai variabel

dependen. 

2. Buka aplikasi IBM SPSS Statistics 26.0 dan klik variabel view.

3. Pada kolom Name tuliskan pada nomor 1 dengan huruf X, nomor 2

dengan Y.

4. Pada kolom Label, berikan keterangan dukungan sosial teman

sebaya pada tanda X, dan efikasi diri pengambilan keputusan karir pada

pada kolom yang sejajar dengan tanda Y.

5. Ubah skala menjadi interval (gambar penggaris).

6. Klik data view dan copy paste data Microsoft Excel pada menu

utama SPSS tersebut.

7. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian piliih sub

menu Regression, lalu pilih Linear.

8. Tampak di layar Linear Regression.


81

9. Masukkan variabel dependen (efikasi diri pengambilan keputusan

karir) dan variabel independen (dukungan sosial teman sebaya).

10. Klik tombol statistic.

11. Centang semua. Kemudian klik continue.

12. Klik tombol Plot, centang Histogram dan Normal Probability plot.

Sedangkan pada kotak Y, masukkan SRESID dan pada kotak X masukkan

ZPRED. Klik continue.

13. Klik tombol Save dan kemudian centang Unstandardized.

14. Klik tombol continue, lalu klik OK.

15. Buatlah interpretasi dari hasil pengolahan sesuai dengan

ketentuannya masing-masing yaitu Normalitas, Linearitas,

Heteroskedastisitas, dan Multikolinearitas.

a. Uji Normalitas

Data Menurut Ghozali (2018), uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependennya

berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi

data yang normal atau mendekati normal yaitu distribusi tidak menyimpang

ke kiri atau ke kanan (kurva normal). Pengujian normalitas data

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dalam program aplikasi SPSS

dengan taraf probabilitas (sig) 0,05. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

Kolmogorov-Smirnov adalah:

- Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data penelitian

berdistribusi normal.
82

- Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data penelitian

tidak berdistribusi normal.

b. Uji linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian

keduavariabel berkorelasi linear. Kedua variabel dikatakan berkorelasi

linear apabila p < 0,05 (Ghozali, 2018). Uji linearitas dapat dilakukan

dengan melalui test of linearity. Kriteria yang berlaku adalah:

- Jika nilai Deviation from Linearity Sig. > 0,05 maka ada hubungan

linear secara signifikan antara variabel independen dan variabel dependen.

- Jika nilai Deviation from Linearity Sig. < 0,05 maka tidak ada

hubungan linear secara signifikan antara variabel independen dengan

variabel dependen.

c. Multikoliniearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen atau bebas. Menurut Ghozali

(2018), tujuan uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regersi yang

baik memiliki model yang didalamnya tidak terjadi kolerasi diantara

variabel independen. Untuk mendeteksi multikolinieritas dapat dilihat dari

nilai VIF (Variance Inflantion Factor) dan Tolerance. Model Regresi yang

bebas dari multikolinieritas mempunyai angka tolerance mendekati satu

dengan VIF tidak lebih dari 10.


83

d. Heteroskedastisitas

Ghozali (2018) mengatakan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan

varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Uji

heteroskedastisitas untuk menguji terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas

maka dilihat dari nilai koefisien korelasi Rank Spearman antara masing-

masing variabel bebas dengan variabel penganggu. Apabila nilai

probabilitas (sig) > dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,

2018).

3.7.2 Teknik Analisis Regresi Berganda

Dalam Penelitian yang berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial

Teman Sebaya terhadap Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karir”

digunakan teknik analisa data uji regresi berganda. Sugiyono (2013)

mengatakan bahwa regeresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti

bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor

predictor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Analisis regresi berganda

akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.

Berikut adalah langkah-langkah analisis regresi berganda :

1. Buka menu SPSS versi 26 for windows.

2. Masukan data dari jumlah masing-masing total skor


84

dari dukungan sosial dan total skor efikasi diri pengambilan keputusan karir

ke SPSS

3. Pilih menu “Analyze”, kemudia pilih Regression, lalu

submenu linear.

4. Pada kotak “Linear Regression”, isi kolom Independent

variable dengan dukungan sosial.

5. Isi kolom Dependent variable dengan efikasi diri pengambilan keputusan

karir.

6. Klik “Statistics”, pilih Estimates, Model Fit dan

Descriptive, kemudian klik Continue.

7. Klik “Plot”, Beri tanda ceklis pada Normal Probability

Plot

8. Pada Method, klik “Enter”

9. Klik Continue.

10. Klik OK

a. Uji Koefisiensi determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa

kemampuan pengaruh variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Pengujian hipotesis koefisien determinasi dilihat dari besarnya

nilai R Square untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu

dukungan sosial yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan

instrumental, dukungan informatif, dukungan persahabatan serta

pengaruhnya terhadap efikasi diri pengambilan keputusan karir (Ghozali,

2011).
85

b. Uji Signifikan Simultan (uji statistik F)

Model regresi linier berganda, untuk membuktikan apakah variabel

variabel independent secara simultan mempunyai pengaruh terhadap

variabel dependen, maka dilakukan uji F. Uji F dilakukan bertujuan untuk

menguji secara bersama – sama variabel independent, yaitu dukungan sosial

yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan

informatif, dukungan persahabatan serta pengaruhnya terhadap satu variable

dependent yaitu efikasi diri pengambilan keputusan karir (Ghozali, 2011).

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a) Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Hο diterima dan Ha

ditolak.

b) Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Hο ditolak dan Ha

diterima.

Dengan membandingkan nilai F hitung dengan f tabel :

a) Hο diterima bila F hitung < F tabel

b) Ha diterima bila F hitung > F table

c. Uji Signifikan Paarsial (Uji T)

Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel

independent yang digunakan dalam penelitian ini secara individual dalam

menerangkan variabel dependent secara parsial (Ghozali, 2011).

Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat sebagai berikut :

1) Uji hipotesis dengan membandingkan T hitung dengan T tabel


86

a) Apabila t hitung > t tabel, maka Hο ditolak dan Ha diterima,

artinya variabel independent secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikam terhadap variabel dependent.

b) Apabila t hitung < t tabel, maka Hο diterima dan Ha ditolak,

artinya variabel independent secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependent.

2) Uji hipotesis berdasarkan Signifikansi

a) Jika angka sig > 0.05, maka Hο diterima.

b) Jika angka sig < 0.05, maka Hο ditolak.

3.7.3 Pengujian Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini data akan dianalisa berdasarkan hasil perhitungan

statistik uji regresi. Adapun hipotesa statistik yang ditetapkan oleh peneliti

yaitu sebagai berikut :

1. Hο : Nilai signifikansi < 0,05 ,Tidak terdapat pengaruh

dukungan emosional terhadap efikasi diri pengambilan

keputusan karir pada siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka.

Ha : Nilai signifikansi > 0,05 ,Terdapat pengaruh

dukungan emosional terhadap efikasi diri pengambilan

keputusan karir pada siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka.

2. Hο : Nilai signifikansi < 0,05 ,Tidak terdapat pengaruh

dukungan instrumental efikasi diri pengambilan keputusan

karir pada siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka.


87

Ha : Nilai signifikansi > 0,05 ,Terdapat pengaruh

dukungan instrumental terhadap efikasi diri pengambilan

keputusan karir pada siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka.

3. Hο : Nilai signifikansi < 0,05 ,Tidak terdapat pengaruh

pengaruh dukungan informasi terhadap efikasi diri

pengambilan keputusan karir pada siswa kelas 12 SMAN 1

Campaka.

Ha : Nilai signifikansi > 0,05 ,Terdapat pengaruh pengaruh

informasi terhadap efikasi diri pengambilan keputusan

karir pada siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka.

4. Hο : Nilai signifikansi < 0,05 ,Tidak terdapat pengaruh

pengaruh dukungan persahabatan erhadap efikasi diri

pengambilan keputusan karir pada siswa kelas 12 SMAN 1

Campaka.

Ha : Nilai signifikansi > 0,05 ,Terdapat pengaruh

dukungan persahabatan terhadap efikasi diri pengambilan

keputusan karir pada siswa kelas 12 SMAN 1 Campaka.

Sdsdrefbasbfliuc U FBEJFIO IRHHNS LHW 8 huh

fjabdjkf bjfui g

Anda mungkin juga menyukai