Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya pengaruh antara gaya pengambilan
keputusan dengan prokrastinasi akademik atau perilaku menunda Alat ukur prokrastinasi
akademik menggunakan skala yang merupakan adaptasi dari skala Sri Wiworo (2013).
Sedangkan skala gaya pengambilan keputusan akan dikembangkan dari indikator ciri-
cirinya.Respondennya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi semester II Universitas
Wisnuwardhana Malang yang II angkatan tahun 2014/2015 yang berjumlah 56 orang.
Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment. Hasil
penelitian ini dengan menggunakan program statistik (SPS-2000) menunjukkan
pengaruh sangat signifikan antara gaya pengambilan keputusan dengan
prokrastinasi akademik artinya gaya pengambilan keputusan, mempengaruhi
prokrastinasi akademik sehingga hipotesa yang menyatakan adanya pengaruh
antara gaya pengambilan keputusan dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa Universitas Wisnuwardhana Malang diterima pada taraf kepercayaan 99
%.Pada penelitian ini juga diperoleh variabel gaya pengambilan keputusan memberikan
sumbangan efektif sebesar 70,5 % terhadap variabel Prokrastinasi akademik, sedangkan
sisanya 29,5% disebabkan faktor lain.
Kata kunci : Gaya pengambilan keputusan, prokrastinasi akademik
Abstract
The research objective was to determine the influence of the style of decision
making with academic procrastination or delay the conduct academic
procrastination measuring instrument using a scale which is an adaptation of the
scale Sri Wiworo (2013). While the scale of the decision-making style will be
developed on the indicators of the students of the Faculty of Psychology
cirinya.Respondennya is the second half of the II University of Malang
Wisnuwardhana force in 2014/2015 which amounted to 56 people. While the
analytical technique used is the product moment correlation. The results of this
study using the statistical program (SPS-2000) edition Sutrisno Hadi and Yuni
Pamardiningsih show the influence is significant between the style of decision
making with academic procrastination means that the style of decision-making,
influencing academic procrastination thus hypothesized that the influence of the
style of decision making with academic procrastination on Wisnuwardhana
Malang University students accepted at the level of 99% .In this study also
acquired decision-making style variables contribute effectively amounted to
70.5% of the academic Procrastination variable, while the remaining 29.5% is
due to other factors.
Keywords: style of decision-making, academic procrastination
2
3
Ellis dan William Knaus (2004) akademik adalah jenis penundaan yang
menyatakan prokrastinasi sebagai suatu dilakukan pada jenis tugas formal yang
kegagalan untuk memulai melakukan berhubungan dengan akademik, misalnya
maupun menyelesaikan suatu tugas atau tugas sekolah atau kursus. Prokrastinasi
aktivitas pada waktu yang ditentukan. non akademik adalah penundaan yang
Mereka melihat prokrastinasi sebagai suatu dilakukan pada jenis tugas non formal atau
perilaku yang berasal dari pikiranpikiran tugas yang berhubungan dengan kehidupan
irrasional yang telah menjadi kebiasaan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga,
(traits). tugas sosial, tugas kantor, dan sebagainya.
Selanjutnya, dalam penelitian ini dibatasi Di kalangan ilmuan, istilah prokrastinasi
pengertian prokrastinasi sebagai suatu untuk menunjukan pada suatu
penundaan yang dilakukan secara sengaja kecenderungan menunda –nunda
dan berulang-ulang, dengan melakukan penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan,
aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pertama kali digunakan oleh Brown dan
pengerjaan tugas, dengan jenis Holzman (Manual surveys of study habits
disfungsional procrastination, yaitu and attitude, 1967). Istilah prokrastinasi
penundaan yang dilakukan pada tugas digunakan untuk menggambarkan suatu
yang penting, penundaan tersebut tidak kecenderungan menunda-nunda
bertujuan, dan bisa menimbulkan akibat penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan
yang negatif baik yang kategori decisional sehingga seseorang gagal menyelesaikan
procrastination atau avoidance tugas-tugas tersebut tepat pada waktunya
procrastination (Wie, 2008).
2. Pengertian Akademik Solomon dan Rothblum (dalam Mierrina
Berdasarkan Keputusan Menteri 2005) menyatakan suatu penundaan
Pendidikan Nasional RI Nomor dikatakan sebagai prokrastinasi, apabila
178/U/2001, akademik merupakan sebuah penundaan itu dilakukan pada tugas
penyampaian ilmu yang diarahkan penting, dilakukan berulang-ulang secara
terutama pada penguasaan dan sengaja dan meninbulkan perasaan tidak
pengembangan disiplin ilmu nyaman, secara subyektif dirasakan oleh
pengetahuan,teknologi, dan/atau seni seseorang procrastinator. Ferrari, dkk
tertentu, yang mencakup program (dalam Yusita, 2009) menyimpulkan
pendidikan. Program Pendidikan bahwa pengertian prokrastinasi dapat
Akademik adalah program pendidikan dipandang dari berbagai batasan tertentu,
yang diarahkan terutama pada penguasaan yaitu : (1) prokrastinasi hanya sebagai
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap
Program Pendidikan Akademik terdiri dari perbuatan untuk menunda dalam
Program Sarjana, Program Magister, dan mengerjakan suatu tugas disebut sebagai
Program Doktor. prokrastinas, tanpa mempermasalahkan
3. ProkrastinasiAkademik tujuan serta alasan penundaan yang
dilakukan. (2) prokrastinasi sebagai suatu
Schouwenberg (dalam Nur Lailatul M, kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki
2008) mengatakan bahwa prokrastinasi individu, yang mengarah kepada trait,
akademik sebagai suatu perilaku penundaan yang dilakukan sudah
penundaan dapat termanifestasi dalam merupakan respon tetap yang selalu
indikator tertentu yang dapat diukur dan dilakukan seseorang dalam menghadapi
diamati. Joseph Ferrari (1995) membagi tugas, biasanya disertai oleh adalanya
prokrastinasi menjadi 2 jenis tugas, yaitu kenyakinan-kenyakinanyang irrasional. (3)
prokrastinasi akademik dan non akademik. prokrastinasi sebagai suatu trait
Prokrastinasi akademik yaitu prokrastinasi kepribadian, dalam pengertian ini
akademik dan non akademik. Prokrastinasi prokrastnasi tidak hanya sebuah perilaku
8
yang telah ditentukan, baik oleh orang lain berguna bagi dirinya, akan tetapi dia
maupun rencana-rencana yang telah dia menunda-nunda untuk menyelesaikan dan
tentukan sendiri. Seorang procrastinator berguna bagi dirinya, akan tetapi dia
juga dengan sengaja tidak segera menunda-nunda untuk menyelesaikan
melakukan tugasnya, akan tetapi sampai tuntas jika sudah mulai
menggunakan waktu yang dia miliki untuk mengerjakan sebelumnya.
melakukan aktivitas lain yang dipandang b. Keterlambatan dalam mengerjakan
lebih menyenangkan dan mendatangkan tugas. Orang yang melakukan
hiburan seperti membaca (Koran, majalah, prokrastinasi memerlukan waktu yang
atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, lebih lama dalam mengerjakan suatu tugas
jalan, mendengarkan music, dan daripada waktu yang dibutuhkan pada
sebagainya, sehingga menyita waktu yang orang lain umumnya. Seorang
dia miliki untuk mengerjakan tugas yang prokrastinator menghabiskan waktu yang
harus diselesaikan. dimilikinya untuk mempersiapkan diri
Sedangkan Millgram (dalam secara berlebihan, maupun melakukan hal-
Yusita, 2007) mengatakan bahwa hal yang tidak dibutuhkan dalam
prokarastinasi adalah suatu perilaku menyelesaikan suatu tugas, tanpa
spesifik yang meliputi : (1) suatu perilaku memperhitungkan keterbatasan waktu
yang meibatkan unsur penundaan baik yang dimilikinya untuk mempersiapkan
untuk memulai maupun menyelesaikan diri secara berlebihan, maupun melakukan
suatu tugas atau aktivitas. (2) hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam
menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih menyelesaikan suatu tugas tanpa
jauh, misalnya keterlambatan memperhitungkan keterbatasan waktu
menyelesaikan tugas maupun kegagalan yang dimilikinya. Kadang-kadang kegiatan
dalam mengerjakan tugas., (3) melibatkan tersebut mengakibatkan seseorang tidak
suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku berhaasil menyelesaikan tugasnya secara
prokarstinasi sebagai suatu tugas yang memadai. Keterlambatan, dalam arti
penting untuk dikerjakan, misalnya tugas lambatnya kerja seseorang dalam
kantor, tugas sekolah maupun tugas rumah melakukan suatu tugas dapat menjadi diri
tangga, (4) menghasilkan keadaan yang utama dalam prokrastinasi akademik.
emosional yang tidak menyenangkan, c. Kesenjangan waktu antara rencana
misalnya perasaan cemas, perasaan dan kinerja aktual. Seorang prokrastinator
bersalah, marah, panik, dan sebagainya. mempunyai kesulitan untuk melakukan
Berdasarkan pendapat tersebut sesuatu sesuai dengan batas waktu yang
dapat disimpulkan bahwa perilaku telah ditetapkan sebelumnya. Seorang
prokrastinasi dapat menimbulkan prokrastinator sering tidak memenuhi
keterlambatan dan kegagalan dalam deadline yang telah ditentukan, baik oleh
penyelesaian tugas serta menimbulkan orang lain maupun rencana-rencana yang
stres. telah dia tentukan sendiri. Seseorang
5. Ciri-ciri Prokrastinasi Ferrari dkk. mungkin telah merencanakan untuk mulai
(1995) menyatakan bahwa sebagai suatu mengerjakan tugas pada waktu yang telah
perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dia tentukan sendiri, akan tetapi ketika
dapat memanivestasikan dalam indikator saatnya tiba dia tidak juga melakukan
tertentu yang dapat diukur dan diamati sesuai dengan apa yang telah direncanakan
melalui ciri-ciri tertentu berupa : sehingga menyebabkan keterlambatan
a. Penundaan untuk memulai maupun maupun kegagalan untuk menyelesaikan
menyelesaikan kerja pada tugas yang tugas .
dihadapi. Seseorang yang melakukan d. Melakukan aktivitas lain yang lebih
prokrastinasi tahu bahwa tugas yang menyenangkan daripada melakukan tugas
dihadapi harus segera diselesaikan dan yang harus dikerjakan. Seorang
10
dan apa yang dipercaya oleh seseorang mereka sangat baik dalam menemukan
sebagai sesuatu yang penting mengartikan kreativitas pemecahan masalah. Disamping
bahwa gaya pengambilan keputusan itu, tingkat kompleksitas kognitif dan
merefleksikan cara seseorang bereaksi orientasi..→ orientasi pada manusia tinggi.
terhadap situasi yang dihadapinya Ada kepercayaan dan kebutuhan dalam
Terdapat dua dimensi yang hubungan dengan bawahan. Cenderung
berbeda di dalam gaya pengambilan idealis, menekankan pada etika dan nilai.
keputusan, yaitu orientasi nilai dan Kreatif, cepat memahami hubungan yang
toleransi terhadap ambiguitas. Tipe kompleks. Fokusnya pada jangka panjang
pengambilankeputusan yang fokusnya dengan komitment organisasi yang tinggi.
pada tugas dan masalah teknis atau fokus Berorientasi ke masa depan pada prestasi
terhadap orang lain dan masalah sosial dan penghargaan, pengakuan, dan
adalah pengambil keputusan yang kemandirian. Lebih sebagai “pemikir”
berorientasi nilai. Toleransi terhadap daripada pelaksana.
ambiguitas mengindikasikan tingkat d. Behavioral
dimana seseorang memiliki kebutuhan Individu dengan gaya behavioral,
yang tinggi terhadap struktur atau kendali memiliki tingkat kompeksitas kognitif
dalam hidupnya . Dua dimensi ini ketika yang rendah, namun mereka memiliki
dikombinasikan akan menghasilkan 4 gaya perhatian yang mendalam terhadap
pengambilan keputusan yaitu directive, organisasi dan perkembangan orang lain.
analitis, konseptuaal dan behavioral. Peduli dengan prestasi rekan-rekan dan
a. Directive Individu bawahan, menerima saran dari orang lain,
dengan gaya direktif, toleransinya rendah serta mengandalkan pertemuan-pertemuan
terhadap ambiguitas, ia mencari (meeting) untuk berkomunikasi. Memiliki
rasionalitas. Efisien dan logis. Keputusan keinginan untuk kompromi. Fokus pada
dibuat dengan informasi yang minimal, jangka pendek, menghindari konflik untuk
dengan menilai beberapa alternatif. mencari penerimaan, namun kadangkala
Membuat keputusan yang cepat dan fokus merasa tidak aman.
pada jangka pendek Cenderung fokus pada Tabel.1 . Gaya apengambilan Keputusan
hal-hal yang bersifat teknis, lebih
menyukai hal-hal yang terstruktur, Analitis Konseptual
seringkali agresif, serta cenderung 1Menyukai 1Orientasi
mendominasi orang lain. pemecahan terhadap prestasi
b. Analytical masalah 2Berwawasan
Individu dengan gaya analitis, 2Menginginkan luas
toleransinya lebih besar terhadap jawaban terbaik 3Kreatif
ambiguitas. Fokus terhadap keputusan 3Menginginkan 4Humanistik/
yang bersifat teknis. Berkeinginan mencari kontrol artistik
informasi lebih lanjut dan 4Menggunakan 5Memberikan
mempertimbangkan lebih banyak berbagai data ide-ide baru
alternatif. Dicirikan sebagai pengambil 5Menyukai 6Berorientasi
keputusan yang terbaik dalam hal kehati- keragaman masa depan
hatiannya dan kemampuannya dalam 6Inovatif 7Independen
beradaptasi, sehingga tidak cepat dalam 7Melakukan 8Menginginkan
mengambil keputusan. analisis secara pengakuan
c. Conceptual hati-hati
Individu dengan gaya konseptual, 8Mengnginkan
cenderung luas pan-dangannya dalam tantangan (N-
mempertimbangkan berbagai alternatif. Ach)
Fokus mereka adalah jangka panjang, dan
12
(interval atau rasio) dengan asumsi bahwa menunda, dengan adanya gaya
korelasi itu bersifat linier. Program ini pengambilan keputusan seorang
memerlukan hanya dua masukan utama, mahasiswa akan segera memutuskan suatu
yaitu nomor-nomor rekaman dari variabel- pilihan untuk meraih hasil yang
variabel yang akan dicari korelasinya. Jika diharapkan, jadi bila ada situasi atau
variabel yang satu disebut variabel bebas kesempatan yang dapat menunda
X dan satunya variabel terikat Y, masukan penyelesaian tugas akademik akan
yang diperlukan adalah nomor rekaman diabaikan karena sudah memutuskan untuk
variabel Y. mencapai hasil yang terbaik. Hal ini
didukung oleh GaySweeney dan Mc Farlin
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN (2002) mendefinisikan pengambilan
1. Hasil keputusan sebagai proses dalam
Hasil penelitian menunjukkan ada mengevaluasi satu atau lebih pilihan
pengaruh yang sangat signifikan dengan tujuan untuk meraih hasil terbaik
pengambilan gaya keputusan dengan yang diharapkan. Demikian pula Kinicky
prokrastinasi akademik pada mahasiswa dan Kreiner (2003) mendefinisikan
Universitas Wisnuwardhana Malang . Hal pengambilan keputusan sebagai suatu
ini dapat diketahui dari tabel koefisien beta proses mengidentifikasi dan memilih
dan korelasi parsial model penuh pada seri solusi yang mengarah pada hasil yang
program statistik (SPS-2000) edisi diinginkan. Seorang mahasiswa pasti
Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, menginginkan hasil yang terbaik dalam
diperoleh nilai r = 0,840 dengan p sebesar studinya, prokrastinasi atau perilaku
0,000 taraf signifikansi 1% maka menunda khususnya pada masalah
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini akademik merupakan salah satu
ada pengaruh sangat signifikan antara gaya penghambat harapan atau keinginan
pengambilan keputusan dengan tersebut.Adanya gaya pengambilan
prokrastinasi akademik artinya gaya keputusan membuat mahasiswa segera
pengambilan keputusan, mempengaruhi mengambil suatu keputusan agar keinginan
prokrastinasi akademik sehingga hipotesa atau harapannya untuk menyelesaikan
yang menyatakan adanya pengaruh antara tugas dan menyelesaikan studi tepat waktu
gaya pengambilan keputusan dengan tercapai.
prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pada penelitian ini juga diperoleh
Universitas Wisnuwardhana Malang nilai R² = 0,705 artinya variabel gaya
diterima pada taraf kepercayaan 99 %. pengambilan keputusan memberikan
sumbangan efektif sebesar 70,5 %
Pada penelitian ini juga diperoleh
terhadap variabel Prokrastinasi akademik,
nilai R² = 0,705 artinya variabel gaya
sedangkan sisanya 29,5% disebabkan
pengambilan keputusan memberikan
faktor lain. Faktor lain tersebut bisa Stres,
sumbangan efektif sebesar 70,5 %
konsep diri, motivasi belajar dan lain-lain.
terhadap variabel Prokrastinasi akademik,
Stres bisa mempengaruhi prokrastinasi
sedangkan sisanya 29,5% disebabkan
akademik, Stres pada mahasiswa bisa
faktor lain.
terjadi karena beban tugas terlalu banyak,
permasalahan dengan teman maupun
2. Pembahasan
teman dekat bisa memicu stres. Seorang
Hasil penelitian menunjukkan ada
yang mengalami stres cenderung
Pengaruh yang sangat signifikan antara
melakukan prokrastinasi akademik,
gaya pengambilan keputusan dengan
sebagaimana pendapat Burka dan Yuen
prokrastinasi akademik pada mahasiswa
(1983) bahwa penundaan dapat semakin
Universitas Wisnuwardhana Malang .
meningkatkan stres, dan stres dapat
Gaya pengambilan keputusan sangat
meningkatkan penundaan. Siklus ini sulit
diperlukan untuk meminimalisir perilaku
15
Albert Ellis, William Knaus, 2004, Lazarus, R.S. 1996. Psychological Stres
Overcoming Procrastination, New and Coping Process. Mc. Graw Hill. New
American Library, New York, America. York.
Azwar, Saifuddin, 2003. Sikap Manusia Lewis, A, Barbara, 2004, Character
dan Teori Pengukurannya. Pustaka Building, Karisma Publising Group, Batam
Belajar, Yogyakarta.
Makin, P.E dan Lindley,P.A, 1994.
______________ , 2003. Reliabilitas dan Mengatasi Stres Secara Positif. PT.
Validitas. Pustaka Belajar, Yogyakarta. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Choulun, F. & Acocella, Joan Ross, 1990. Mierrina.2005. Pengaruh Pelatihan Sholat
Psikologi tentang Penyesuaian dan terhadap Prokrastinasi dan Stres kerja.
Hubungan Kemanusiaan (Edisi ketiga), Tesis.
IKIP Semarang Press. Semarang.
16