Utari, Rinaldi
Universitas Negeri Padang
email: Tiarautari29@yahoo.co.id
1
2
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang masih kurang memiliki kesadaran tentang
sangat penting bagi penerus bangsa ke pentingnya karir dimasa depan sehingga,
depannya. Dunia pendidikan setiap membutuhkan dukungan dari orang-orang
tahunnya mengalami perkembangan yang terdekat serta labilnya emosi remaja akan
sangat pesat mengikuti perkembangan menyebabkan seringnya terjadi konflik dan
zaman serta teknologi hingga saat ini. keraguan untuk mengambil sebuah
Dunia pendidikan merupakan salah satu keputusan yang sangat penting bagi masa
sarana sebagai permulaan untuk depannya, Pernyataan tersebut memiliki
merencanakan masa depan untuk menjadi kesamaan dengan penelitian yang dilakukan
seseorang yang professional didunia oleh Peilow dan Nursalim (2013).
pekerjaan nantinya. Perencanaan tersebut Faktor yang mempengaruhi pilihan
dimulai pada masa SMA. karir menurut (Kazi & Akhlaq, 2017),
Menurut Santrock (2003), siswa SMA adalah kurangnya kesadaran tentang
(Sekolah Menengah Atas) dikategorikan pekerjaan yang akan dihadapi siswa. Siswa
sebagai remaja karena berada pada rentang memiliki kesalahpahaman tentang
usia 16 hingga 18 tahun (Puspitaningrum & pekerjaan karena kurangnya informasi,
Kustanti, 2017). Siswa SMA membutuhkan yang menghambat mereka memilih karir
pendidikan. Pendidikan yang dimiliki oleh (Kazi & Akhlaq, 2017). Kesadaran dan
individu akan menciptakan individu keyakinan untuk dapat memenuhi
tersebut merasa dirinya memiliki potensi kebutuhan hidup untuk keberlangsungan
untuk mencapai kesejahteraan dalam hidup disebut dengan determinasi diri.
hidupnya. Pengambilan keputusan karir Determinasi diri merupakan salah satu
merupakan keterampilan penting yang bentuk dari motivasi intrinsik. Determinasi
dapat digunakan selama satu rentang diri adalah kemampuan diri dalam
kehidupan seseorang. Tahapan dalam mengidentifikasi dan mencapai tujuan
proses pengambilan keputusan karir dilalui berdasarkan pengetahuan dan penilaian
dengan mengindentifikasikan dan individu terhadap dirinya sendiri (Field &
ketrampilan pengolahan informasi Hoffman dalam Mamahit, 2014).
(Arjanggi, 2017). Teori determinasi diri merupakan
Proses pengambilan keputusan karir sebuah teori motivasi yang mengajukan
tidak mudah bagi siswa/siswi SMA yang terdapat tiga kebutuhan organismik dasar
berada dimasa perkembangan yaitu masa (kompetensi, otonomi, dan keterhubungan)
remaja. Masa remaja merupakan transisi yang mencirikan motivasi intrinsik.
perkembangan antara masa kanak-kanak Menurut Ries, et al (2000) kompetensi
dan masa dewasa yang mngandung adalah ketika kita merasa bahwa kita
perubahan besar fisik, kognitif, dan mampu untuk mencapai suatu hasil yang
psikososial (Papalia, 2008). Masa remaja diharapkan (King, 2010). Menurut King
3
kuantitatif korelasional. Menurut Azwar aitem. Pada skala determinasi diri tidak
(2007) pengukuran kuantitatif berwujud terdapat aitem yang gugur dari 21 aitem.
angka. Metode kuantitatif yaitu metode Koefisien reliabilitas pada skala
penelitian yang berlandasakan pada filsafat pengambilan keputusan karir adalah 0,874
positivism dan data yang dikumpulkan pada dan skala determinasi diri adalah 0,867.
penelitian kuantitatif berupa angka-angka Azwar (2012) mengatakan bahwa nilai
dan dianalisis menggunakan statistik Alpha Cronbach’s dianggap memuaskan
(Sugiyono, 2013). apabila koefisiennya mendekati 1. Uji
Populasi dalam penelitian ini adalah normalitas pada penelitian ini menggunakan
semua siswa SMAN 1 Kota Sungai Penuh. metode One Sample Kolmogorov Smirnov
Teknik pengambilan sampel dalam Test. Skala pengambilan keputusan karir
penelitian ini adalah pusposive sampling memperoleh nilai K-SZ=1,214 dengan
yang merupakan teknik penentuan sampel p=0.105 (p>0,05) dan skala determinasi diri
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, memperoleh nilai K-SZ=1,119 dengan
2013). Sampel dalam penelitian ini adalah p=0,163 (p>0,05). Jadi kedua variabel
sebagian dari siswa SMAN 1 Kota Sungai dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Penuh yang memiliki kriteria siswa/siswi Uji linearlitas pada penelitian ini
kelas XI Jurusan IPA dan IPS karena, menggunakan F-linearlity. Berdasarkan
siswa/siswi SMA di kategorikan sebagai hasil pengolahan data diperoleh nilai
remaja. Tugas utama dari perkembangan linearlitas pada pengambilan keputusan
remaja adalah mencapai kesuksesan karir dan determinasi diri adalah sebesar F
disekolah pada level akademis untuk = 5,576 yang memiliki p=0,018 (p<0,05)
menjadi jaminan di masa yang akan datang yang berarti asumsi linear dalam penelitian
(Arjanggi, 2017). ini terpenuhi. Teknik analisis data yang
Skala yang digunakan dalam digunakan pada penelitian ini teknik
penelitian ini adalah skala Likert, yaitu analisis data product moment dari Pearson.
skala determinasi diri dan pengambilan Hasil korelasi didapatkan nilai koefisien
keputusan karir. Koefisien validitas korelasi r=0,188 dengan signifikansi
pengukuran pada penelitian ini dapat dilihat p=0,021 (p<0,05) yang menandakan bahwa
berdasarkan koefisien korelasi total aitem H0 ditolak dan Ha diterima.
(Corrected aitem total correlation) dengan
batas minimum koefisien korelasi sudah HASIL DAN PEMBAHASAN
dianggap memuaskan jika nilai r=0,30 Hasil
(Azwar, 2012). Setelah dilakukan uji coba Berdasarkan dari hasil penelitian rata-
terdapat beberapa aitem yang gugur pada rata empiris pengambilan keputusan karir
skala pengambilan keputusan karir dari subjek penelitian sebesar 65,41 dan
didapatkan 2 aitem tidak valid dari 24 rata-rata hipotetiknya sebesar 55. Pada
skala determinasi diri rata-rata empiris dari
5
subjek penelitian diperoleh sebesar 58,58 subjek dalam penelitian ini sudah
dan rata-rata hipotetiknya sebesar 52,5. Ini mengetahui konsekuensi dari keputusan
menunjukkan bahwa secara umum skor yang diambil, mampu bertanggungjawab
rata-rata data penelitian lebih tinggi atas keputusan yang diambil, dan masih
daripada dugaan peneliti. membutuhkan dukungan dari orang-orang
Berdasarkan aspek dalam variabel terdekat. Berdasarkan hasil pengolahan data
pengambilan keputusan karir rata-rata pengambilan keputusan karir dapat dilihat
empiris lebih tinggi dari pada rata-rata sebagai berikut berdasarkan kategori:
hipotetiknya. Hal ini menunjukkan bahwa
Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada sebanyak 73 orang (48,67%). Dari data
aspek perencanaan berada pada kategori tersebut dapat digambarkan bahwa subjek
tinggi sebanyak 81 orang (54%). Pada penelitian (n=150) memiliki pengambilan
aspek intuitif berada pada kategori tinggi keputusan karir yang berada pada kategori
sebanyak 82 orang (54,67%). Pada aspek tinggi disetiap aspeknya.
depneden berada pada kategori tinggi
6
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat pada pada kategori sangat rendah. Sebanyak 71
aspek otonomi berada pada kategori tinggi orang (47,33%) pada aspek keterkaitan atau
sebanyak 60 orang (40%), yang lainnya keterhubungan berada pada kategori yang
berada pada kategori sangat tinggi, sedang, juga tinggi, yang lainnya berada pada
rendah dan sebanyak 1 orang (0,66%) yang kategori sangat tinggi, sedang, rendah dan 1
berada pada kategori sangat rendah. Pada orang (0,67%) \ yang berada pada kategori
aspek kompetensiberada pada kategori sangat rendah. Dari data tersebut dapat
sedang yaitu sebanyak57 orang (38%), yang digambarkan bahwa subjek penelitian
lainnya berada pada kategori sangat tinggi, (n=150) memiliki determinasi diri yang
sedang, rendah dan 4 orang (2,67%) berada berada pada kategori tinggi pada aspek
7
King, L. A. (2010). Psikologi umum. Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2017). Self-
Jakarta: salemba humanika. determination theory. New york,
london: library of congress
Mamahit, H. C. (2014). Hubungan antara cataloging-in-publication.
determinasi diri dan kemampuan
pengambilan keputusan karir siswa Santrock, J. (2008). Psikologi
sma. Jurnal psiko-edukasi. pendidikan.edisi kedua. Jakarta: kencana