Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier ......

Adhi Darmasaputro

Hubungan Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier dan


Pengambilan Keputusan Karier pada Siswa SMA

Adhi Darmasaputro, William Gunawan

Fakultas Psikologi UKRIDA Jakarta


email: william.gunawan@ukrida.ac.id

Abstrak

Pengambilan keputusan karier adalah proses yang penting bagi siswa SMA, khususn-
ya dalam menentukan masa depan karier mereka. Salah satu faktor yang dibutuhkan
untuk memiliki pengambilan keputusan karier yang benar adalah efikasi diri pengambi-
lan keputusan karier. Penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil korelasi antara
kedua variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri
pengambilan keputusan karier dan pengambilan keputusan karier. Data dari 405 siswa
SMA di Jakarta dianalisa dengan metode kuantitatif, menggunakan analisa korelasi
Pearson dengan aplikasi SPSS 17. Pengumpulan data menggunakan kuesioner CDS
(Career Decision Scale) dan CDSE-SF (Career Decision Self Efficacy Short Form)
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Uji validitas CDS menunjuk-
kan hasil skor dari 0,334-0,641 sementara CDSE-SF menghasilkan skor 0,310-0,551.
Hasil uji reliabilitas untuk skala CDS sebesar 0,866 dan 0.840 untuk skala CDSE-SF.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara efikasi diri pengambilan
keputusan karier dan pengambilan keputusan karier (r = 0,094, p > 0,05). Penelitian ini
memberikan kontribusi dalam bidang psikologi pendidikan khususnya dalam pengam-
bilan keputusan karier remaja.

Kata kunci: efikasi diri pengambilan keputusan karier, pengambilan keputusan karier,
remaja

Relationship of Self Efficacy Career Decision Making and


Decision Making Career for High School Students

Abstract

Career decision making is an important process among highschool students, especial-


ly in determining their career future. One of the factor needed to have a clear decision
making is career decision making self-efficacy. Different result found in the correlation
between these two variables. This study aimed to determine the corellation of career
decision-making self-efficacy and career decision making. Using 405 highschool stu-
dents in Jakarta, quantitative analysis with Pearson product moment correlation was
conducted using SPSS 17 application. Data collected using Using CDS (Career Deci-
sion Scale) and CDSE-SF (Career Decision Self Efficacy-Short Form) which has been
translated into Indonesian. The reliability score from CDS and CDSE-SF was 0,866
and 0,840. The CDS validity score was 0,334-0,641 and CDSE-SF validity score was
0,310-0,551. The results showed that there was no correlation between career deci-
sion making self-efficacy and career decision making (r = 0.094, p> 0.05). This study
has contributed in the field of educational psychology research especially in adoles-
cent career decision making.

Keywords: career decision-making self-efficacy, career decision making, adolescent.


Pendahuluan & Lent, 2005; Callanan & Greenhaus, 2006)
mengatakan remaja pada usia 16-17 tahun
Permasalahan pengambilan kepu- (tingkat akhir SMA) sudah mulai merencena-
tusan karier merupakan masalah yang ser- kan masa depan mereka. Remaja di usia ini
ing terjadi pada remaja yang baru saja usai juga secara kognitif meninjau diri mereka dan
menamatkan pendidikan SMA. Super (Brown situasi hidupnya. Namun, mereka belum me-

1
Jurnal Psikologi, Volume 14 Nomor 1, Juni 2018

mutuskan pilihan bidang apa yang akan mere- encanaan karier yang memuaskan dirinya
ka jalani. Tahapan setelah peninjauan diri dan dan bermanfaat bagi lingkungan sosialnya);
perencanaan ialah mereka harus menga- (2) sedikit jelas, individu yang tidak memiliki
rahkan diri pada bidang tertentu baik belajar komitmen terhadap pilihan pekerjaan atau
formal (kuliah dan kursus) maupun melaku- pendidikan; dan (3) tidak jelas, individu yang
kan kerja informal (magang, extension, dll). sering tidak mampu membuat keputusan ka-
Pada tahap ini, mau tidak mau, mereka harus rier dan merasa stress akibat pertimbangan
mengambil keputusan karier. yang tidak kunjung usai.
Corkin, Arbona, Coleman, dan Ram-
Pengambilan Keputusan Karier irez (2008) membagi pengambilan keputu-
Pengambilan keputusan karier meru- san karier kedalam empat dimensi yakni (1)
pakan suatu proses kompleks yang memerlu- kelemahan struktur yang menggambarkan
kan pemrosesan informasi tentang diri sendiri kurangnya pengalaman, rasa pecaya diri dan
dan karier di masa depan (Creed, Wang & pemahaman dalam pengambilan keputusan
Hood, 2009). Menurut Parson, pengambilan karier; (2) hambatan eksternal yaitu kebutu-
keputusan karier merupakan proses dimana han akan dukungan lebih lanjut dan informasi
seseorang mengenali dirinya, mencari tahu dalam mengambil keputusan karier; (3) pen-
tentang cakupan pekerjaan yang akan ia am- dekatan masalah dalam memilih pilihan ka-
bil, dan memiliki kemampuan untuk mengin- rier yang menarik dan memungkinkan untuk
tegrasikan kedua hal tersebut dalam pilihan diambil; dan (4) konflik personal, refleksi dari
karir yang akan ia ambil (Creed et al., 2009). kesulitan dalam pengambilan keputusan ka-
Sementara itu, Lee, Rojewski dan Hill (2013) rier seperti keinginan untuk mengejar karier
mendefinisikan pengambilan keputusan kari- yang diharapkan oleh orang lain yang diang-
er sebagai suatu proses yang meliputi pilihan gap penting.
untuk memilih pendidikan dan pekerjaan yang
diliputi oleh kesempatan yang dapat ia ambil, Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier
minat, tipe kepribadian, perasaan akan ham- Dalam menyelesaikan tugas yang
batan, dan identitas vokasional yang dimilikin- dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
ya. Selanjutnya, Rowland (2004) mengatakan karier, seseorang membutuhkan efikasi diri
bahwa pengambilan keputusan karier ialah pengambilan keputusan karier (Betz & Taylor,
proses seseorang mengintegrasikan penge- 2012; Chung, 2002). Efikasi Diri Pengambi-
tahuan akan pekerjaan dan pengetahuan diri lan Keputusan Karier ialah penilaian individu
yang akan membawa sesorang pada pilihan mengenai kemampuannya untuk menyelesai-
pekerjaan yang diambil. kan tugas yang dibutuhkan dalam pengam-
Berdasarkan definisi tentang pengam- bilan keputusan karier (Betz & Taylor, 2012;
bilan keputusan karier diatas, dapat disimpul- Kelly, 2010; Wolfe & Betz, 2004). Flores, Scott,
kan jika pengambilan keputusan karier meru- Yu-Wei, dan Yakushko (2006) mendefinisikan
pakan proses yang dilakukan oleh individu efikasi diri pengambilan keputusan karier se-
dalam memilih pendidikan dan pekerjaan bagai suatu keyakinan pribadi bahwa sese-
yang diliputi oleh aspek personal (minat, tipe orang mampu untuk menyelesaikan serang-
kepribadian, identitas vokasional, perasaan kaian tugas spesifik yang berkaitan dengan
akan hambatan) dan aspek informasi terkait membuat suatu pengambilan keputusan kari-
pilihan yang akan ia ambil. er. Kim et al.(2014) mendefinisikan efikasi diri
Reardon, Lenz, dan Sampson (2009) pengambilan keputusan karier sebagai keper-
mengatakan, pengambilan keputusan ka- cayaan diri seseorang terhadap kemampuan-
rier digolongkan kedalam tiga kategori ber- nya dalam meraih tujuan yang spesifik, men-
dasarkan tingkat kejelasannya, yakni (1) je- guasasi situasi dan menghasilkan keputusan
las, individu yang mampu mengintegrasikan karier yang tepat.
pengetahuan tentang dirinya dan pengeta- Berdasarkan uraian diatas, dapat di-
huan tentang pilihannya lalu menyusun per- simpulkan bahwa efikasi diri pengambilan

2
Hubungan Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier ......Adhi Darmasaputro

keputusan karier ialah keyakinan, keper- pengambilan keputusan karier pada siswa-
cayaan diri dan penilaian individu terhadap siswi SMA?
kemampuannya dalam melakukan serangka-
ian tugas yang berkaitan dengan pengambi- Metode
lan keputusan karier.
Betz dan Taylor (2012) mengatakan, Subjek
efikasi diri pengambilan keputusan karier ter- Subjek dalam penelitian ini siswa-
diri dari beberapa komponen yakni penilaian siswi kelas XII SMA di kecamatan Grogol
diri (kemampuan individu untuk menilai tu- Petamburan. Pengambilan data dimulai ber-
juan, keahlian , dan minat individu tersebut), tempat di beberapa SMA di kecamatan Gro-
informasi pekerjaan (informasi yang berisi gol Petamburan. Proses pengambilan sampel
penjelasan pekerjaan tertentu), pemilihan tu- menggunakan teknik sampling purposive.
juan (kemampuan seseorang untuk menen- Pengambilan menggunakan sampling pur-
tukan tujuan karir berdasarkan penilaian diri posive dikarenakan pertimbangan teretentu
yang dilakukannya), perencanaan (kemam- yakni keterbatasan waktu yang dimiliki oleh
puan individu untuk merencanakan persiapan peneliti dan rencana intervensi karier dari Uni-
kerja dan tugas-tugas yang menyertai persia- versitas peneliti di kecamatan Grogol Petam-
pan tersebut), dan penyelesaian masalah (ke- buran. Dari proses sampling yang dilakukan,
mampuan individu untuk menghadapi kesuli- diperoleh 405 subjek yang terbagi dalam tu-
tan-kesulitan yang terkait dengan karier ). juh sekolah.
Kim et al. (2014) dalam penelitiannya
menyatakan, kejelasan pengambilan kepu- Pengukuran
tusan karier remaja tidak terlepas dari peran Pengambilan data dilakukan dengan
efikasi diri remaja dalam pengambilan kepu- meminta subjek untuk mengisi dua buah kue-
tusan karier. Semakin remaja memiliki efi- sioner yaitu Career Decision Scale (CDS, Os-
kasi diri yang tinggi, semakin jelas keputusan ipow, 1994) dan Career Decision Self-Eficacy
karier yang diambil. Bandura mengatakan Scale (CDSE, Taylor & Betz, 2012) yang tel-
salah satu faktor yang terdapat dalam proses ah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
pengambilan keputusan karier ialah efikasi dan mengalamai proses back translation ke
diri (Brown & Lent, 2005). Efikasi diri memeg- dalam Bahasa Inggris.
ang peran penting karena akan menentukan Pengambilan keputusan karier diukur
kejelasan keputusan karier yang dibuat. menggunakan merupakan skor total dari alat
Penelitian sebelumnya yang dilaku- ukur CDS (career decision scale) yang meru-
kan oleh Peilouw dan Nursalim (2013) meng- pakan skala Likert dengan pilihan mulai dari
hasilkan temuan jika terdapat hubungan yang 1 (sangat sesuai) sampai 5 (sangat tidak
positif dan signifikan antara efikasi diri den- sesuai). Adapun dalam skor tersebut men-
gan kemampuan pengambilan keputusan cakup aspek kelemahan struktur, hambatan
karier pada remaja. Namun, penelitian yang eksternal, pendekatan masalah, dan konflik
dilakukan oleh Creed, Patton, dan Bartrum personal subjek dalam pengambilan keputu-
(2004) mengatakan, apabila remaja memi- san karier. Selanjutnya, menurut Hartman et
liki persepsi tentang hambatan karier (inter- al. (Creed, Patton, & Prideaux, 2006) validitas
nal dan eksternal) atau kondisi kehidupan- untuk skala CDS dilakukan dengan meng-
nya menghambat remaja untuk mengambil gunakan 3 metode yakni concurrent validity,
keputusan karier (kemiskinan, keterbatasan construct validity dan predictive validity. Skor
informasi, tingkat intelektual rendah), efikasi yang dihasilkan dari construct validity sebesar
diri tidak lagi memiliki hubungan terhadap 0, 61-0,90. Creed et al. (2006) dalam peneli-
pengambilan keputusan karier. Dari kedua tiannya mengatakan jika reliabilitas alat tes
hasil penelitian yang berbeda, maka perlu CDS telah dilakukan. Reliabilitas dilakukan
diteliti apakah terdapat hubungan antara efi- dengan metode konsistensi internal. Skor
kasi diri pengambilan keputusan karier dan yang dihasilkan sebesar 0,80. Skor tersebut

3
Jurnal Psikologi, Volume 14 Nomor 1, Juni 2018

menunjukkan bahwa alat ukur ini memiliki va- yang ditolak karena memiliki angka dibawah
liditas dan realibilitas yang baik (Azwar, 2012; 0,3 (Sarwono, 2009). Oleh karena hal ter-
Sarwono, 2012). sebut, hanya digunakan 15 aitem dalam
Efikasi diri pengambilan keputusan skala pengambilan keputusan karier. Adapun
karier diukur menggunakan skor total dari alat rentang validitas 15 aitem tersebut dari 0,334
ukur CDSE-SF (career decision self efficacy sampai dengan 0,641.
short form) yang merupakan skala Likert den- Uji validitas skala efikasi diri pengam-
gan pilihan 1 (sangat tidak sesuai) sampai 5 bilan keputusan karier dihitung menggunakan
(sangat sesuai). Dari skor tersebut akan bisa validitas konstruk (korelasi aitem total) den-
diketahui tinggi rendahnya skor keyakinan diri gan rumus Alpha Cronbach. Terdapat enam
subjek dalam melakukan tugas karier yang item (01, 13, 16, 17, 18, 25) ditolak pada
berkaitan dengan pengambilan keputusan. skala efikasi diri pengambilan keputusan
Adapun dalam skor tersebut mencakup aspek karier. Hal ini dikarenakan, keenam aitem
penilaian diri, pencarian informasi, penen- tersebut memiliki angka perhitungan dibawah
tuan tujuan, perencanaan, dan pemecahan 0,3. Berdasarkan hal tersebut, terdapat 19
masalah. aitem yang digunakan pada skala efikasi diri
Reliabilitas untuk alat tes CDSE telah pengambilan keputusan karier. Adapun rent-
dilakukan. Menurut Betz dan Taylor (2012) ang koefisien validitas 19 aitem tersebut dari
uji konsistensi internal menghasilkan relia- 0,310 sampai dengan 0,551. Selanjutnya,
bilitas sebesar 0,93; sedangkan untuk test- uji reliabilitas skala efikasi diri pengambilan
retest menghasilkan skor reliabilitas sebe- keputusan karier dilakukan dengan pendeka-
sar 0,83. Alat test ini juga sudah diadaptasi tan konsistensi internal (internal consistency).
dalam konteks Indonesia. Menurut Gunawan Hasil reliabilitas skala efikasi diri pengambilan
(2013) skor reliabilitas untuk alat tes yang su- keputusan karier sebsesar 0,840.
dah dalam konteks Indonesia sebesar 0,893.
Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas Hasil
yakni konsistensi internal dengan rumus al-
pha cronbach. Gunawan (2013) menjelaskan Uji Asumsi
alat ini juga diuji validitas dalam konteks Indo- Sebelum dilakukan proses analisa
nesia dan diperoleh skor berkisar 0,240 sam- lebih lanjut, skala yang telah dipisahkan dari
pai 0,790. Terdapat satu aitem yang ditolak. aitem-aitem yang tidak valid terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi. Hal tersebut dilakukan
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur untuk mengetahui normal atau tidaknya se-
Pelaksanaan uji validitas dan relia- baran aitem.
bilitas alat ukur dilakukan di sekolah peneliti
melakukan magang, yakni SMA XXX, kota Uji Normalitas
Tangerang. Sebanyak 221 siswa-siswi kelas Uji normalitas data dengan meng-
XII baik dari jurusan IPA maupun IPS men- gunakan metode Kolmogorov-Smirnov
jadi sampel. Pemilihan subjek di sekolah ini Goodnes of Fit. Hasil uji normalitas pada
didasarkan karena fenomena yang diperoleh variabel efikasi diri pengambilan keputu-
peneliti berasal dari sekolah ini. san karier menunjukkan nilai Kolmogorov-
Uji reliabilitas pada alat ukur pengam- Smirnov Goodness of Fit sebesar 0,095
bilan keputusan karier dilakukan dengan dengan p > 0,05, sedangkan uji normali-
metode konsistensi internal dan uji validitas tas pada variabel pengambilan keputusan
skala ini juga dihitung menggunakan validitas karier menunjukkan nilai sebesar 0,349
konstruk (korelasi aitem total). Hasil uji re- dengan p > 0,05. Karena signifikansi yang
liabilitas pada skala pengambilan keputusan diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data
karier sebesar 0,866. Selanjutnya pada validi- yang diperoleh berdistribusi normal (Azwar,
tas alat ukur terdapat satu aitem (nomor 18) 2013; Sarwono, 2012).

4
Hubungan Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier ......Adhi Darmasaputro

Uji Linearitas asumsi adanya hubungan dalam bentuk garis


Pengujian lineraitas dilakukan untuk lurus antar dua variabel. Adapun penilaian-
membuktikan asusmsi hubungan garis lurus nya dapat melalui observasi dari scatterplots
antara variabel penelitian. Menurut Sarwono bivariat. Adapun hasil scatterplots variabel
(2012), linearitas dapat diartikan sebagai penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 1. Uji linearitas

Berdasarkan hasil observasi scatter- litan mereka dalam memilih jurusan karena
plot yang dilakukan dapat disimpulkan jika jurusannya bertentangan dengan orang tua,
data yang diperoleh tidak linier. Hal ini dikare- merasa mustahil untuk meraih jurusan yang
nakan scatterplot tidak berbentuk oval dalam diinginkan, dan tidak dapat membuat keputu-
satu garis lurus. san karier sekarang karena tidak mengetahui
kemampuan yang dimilikinya. Skor minimal
Pengambilan Keputusan Karier di Kecamatan yang diperoleh sebesar 15 dan skor maksi-
Grogol Petamburan mal sebesar 60 .
Dalam penelitian ini, diperoleh mean
pengambilan keputusan karier sebesar 41,08 Kategorisasi Berdasarkan Dimensi Pengam-
dengan jumlah subjek sebanyak 405 siswa. bilan Keputusan Karier
Sebanyak 9 % subjek berada dalam kategori Untuk melihat lebih lanjut tentang
tidak jelas, 60 % subjek berada dalam kate- bagaimana kondisi pengambilan keputu-
gori cukup jelas, dan 31% berada dalam kat- san karier subjek berdasarkan dimensi dari
egori jelas. Berdasarkan data tersebut, rata- pengambilan keputusan karier, peneliti men-
rata siswa-siswi kelas XII SMA di Kecamatan gunakan mean empiric dalam menggolong-
Grogol Petamburan memiliki pengambilan kan tinggi rendahnya skor masing masing di-
keputusan kariernya berada dalam kategori mensi. Adapun hasilnya sebagai berikut
cukup jelas. Hal ini dapat dilihat dari kesu-

5
Jurnal Psikologi, Volume 14 Nomor 1, Juni 2018

Rendah Sedang Tinggi

4 8 12 16

Tabel 1. Kategorisasi Pengambilan Keputusan Karier

Dimensi Kategori Mean

Kelemahan Struktur Tinggi 13,82


Hambatan Eksternal Rendah 7,17
Pendekatan Masalah Tinggi 16,71
Konflik Personal Rendah 3,02

Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier akan mereka jalani. Skor minimal yang diper-
Dalam penelitian ini, diperoleh mean oleh sebesar 24 dan skor maksimal sebesar
efikasi diri pengambilan keputusan karier 92.
sebesar 68,95 dengan jumlah subjek seban-
yak 405 siswa. Sebanyak 1% subjek memi- Kategorisasi Berdasarkan Aspek-Aspek
liki efikasi diri pengambilan keputusan karier Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier
yang rendah sekali, 11 % rendah, 62 % ting- Selanjutnya, peneliti akan mengguna-
gi, dan 25 % tinggi sekali. Berdasarkan data kan kategorisasi untuk membedakan siswa-
tersebut, rata-rata siswa-siswi kelas XII SMA siswi berdasarkan lima aspek yang terdapat
di Kecamatan Grogol Petamburan memiliki dalam efikasi diri pengambilan keputusan
efikasi diri pengambilan keputusan karier karier. Untuk menentukan tinggi rendahnya
yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari keyaki- hasil pengukuran lima aspek dalam efikasi
nan mereka dalam memilih satu diantara be- diri pengambilan keputusan karier, peneliti
berapa beberapa pilihan jurusan yang dimina- menggunakan empat kategori yaitu rendah
ti, menilai kemampuan mereka secara akurat, sekali, rendah, tinggi, dan tinggi sekali. Peng-
menentukan pekerjaan yang ideal, mengenali golongan kategori tersebut dilakukan peneliti
institusi yang relevan dengan pilihan jurusan berdasarkan mean empirik yang diperoleh.
mereka, dan menemukan gaya hidup yang
Rendah Sekali Rendah Tinggi T. Sekali

5 10 15 20 25

Tabel 2. Kategorisasi Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier

Dimensi Kategori Mean


Penilaian Diri Tinggi 18.55
Pencarian Informasi Rendah 13.47
Penentuan Tujuan Tinggi 15.55
Perencanaan Tinggi 17.68
Pemecahan Masalah Rendah Sekali 3.60

Uji Hipotesis Petamburan menunjukkan nilai r = 0,094


Hasil uji korelasi antara efikasi diri dengan p > 0,05. Hal tersebut memiliki arti
pengambilan keputusan karier dengan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifi-
pengambilan keputusan karier pada siswa- kan antara efikasi diri pengambilan keputusan
siswi kelas XII SMA di kecamatan Grogol karier dengan pengambilan keputusan karier

6
Hubungan Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier ......Adhi Darmasaputro

pada siswa-siswi kelas XII SMA di kecamatan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), asal
Grogol Petamburan. sekolah (sekolah subjek penelitian). Proses
penghitungan dilakukan mengggunakan Uji
Perbedan Karakteristik Berdasarkan Data Beda rata-rata –Uji Varian satu arah (One
Demografis way Anova). Hasil penghitungannya terang-
Berdasarkan data demografis yang kum dalam tabel 3 dan 4.
diperoleh, peneliti ingin melihat apakah ter- Hasil perhitungan memperlihatkan
dapat perbedaan pada masing-masing kara- tidak ada perbedaan dalam pengambilan
ketristik. Adapun karaketristik yang dimaksud keputusan karier berdasarkan kelas, usia,
ialah kelas (XII IPA &XII IPS), Usia (16-20 thn), jenis kelamin dan asal sekolah.

Tabel 3. Pengambilan Keputusan Karier



Kelas Usia Jenis Kelamin Asal Sekolah

Hasil Uji Beda 0,562 ; p>0,05 1,350 ; p>0,05 1,018 ; p>0,05 1,684 ; p>0,05
(0,251) (0,454) (0,314) (0,123)
Kesimpulan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Perbedaan Perbedaan Perbedaan Perbedaan

Hasil perhitungan menunjukkan adan- asal sekolah, namun tidak ada perbedaan
ya perbedaan signifikan dalam efikasi diri berdasarkan kelas, usia dan jenis kelamin.
pengambilan keputusan karier berdasarkan

Tabel 4. Hasil Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier



Kelas Usia Jenis Kelamin Asal Sekolah

Hasil Uji Beda 0,525 ; p>0,05 1,715 ; p>0,05 6,080 ; p>0,05 4,576 ; p<0,05
(0,469) (0,146) (0,14) (0,00)
Kesimpulan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Perbedaan
Perbedaan Perbedaan Perbedaan

Pembahasan bilan keputusan karier dengan pengambilan


keputusan karier.
Uji hipotesis tentang hubungan anta- Menurut peneliti, tidak adanya hubun-
ra efikasi diri pengambilan keputusan karier gan antara efikasi diri pengambilan kepu-
dengan pengambilan keputusan karier men- tusan karier dan pengambilan keputusan
emukan bahwa tidak terdapat hubungan karier disebabkan oleh adanya situasi yang
yang signifikan antara efikasi diri pengam- ganjil pada subjek. Berdasarkan hasil yang
bilan keputusan karier dengan pengambilan dihimpun rata-rata subjek memiliki efikasi diri
keputusan karier. Hal tersebut juga didukung pengambilan keputusan karier yang tinggi,
oleh penelitian sebelumnya. Penelitian yang namun memiliki status pengambilan keputu-
dilakukan oleh Creed et al. (2006) meng- san karier yang sedikit jelas. Apabiila ditinjau
hasilkan temuan bahwa perubahan efikasi secara spesifik berdasarkan kategorisasi atau
diri pengambilan keputusan karier, tidak serta aspek –aspeknya subjek memiliki skor tinggi
merta diikuti perubahan pengambilan keputu- pada aspek penilain diri, penentuan tujuan
san karier. Hasil penelitian ini kontras dengan dan perencanaan. Namun hal tersebut juga
hipotesis yang dibuat oleh Creed et al. (2006) diikuti tingginya aspek kelemahan struktur
yang menyatakan terdapat hubungan yang (menggambarkan kurangnya pengalaman,
kuat dan signifikan antara efikasi diri pengam- rasa pecaya diri dan pemahaman dalam

7
Jurnal Psikologi, Volume 14 Nomor 1, Juni 2018

mengambilan keputusan karier) dan pen- Selanjutnya, ditemukan tidak adanya


dekatan masalah (masalah dalam memilih perbedaan efikasi diri pengambilan keputu-
pilihan karier yang menarik dan memungkin- san karier berdasarkan usia Hal tersebut juga
kan untuk diambil). didukung oleh penelitian Gunawan (2013).
Adapun dalam penelitian ini, efikasi Menurut Gunawan (2013), tidak ditemukan
diri pengambilan keputusan karier yang di- adanya perbedaan skor efikasi diri pengam-
hasilkan berada dalam kategori tinggi. Hasil bilan keputusan karier berdasarkan usia.
penghitungan yang dilakukan, diperoleh Feist dan Feist (2008) menyatakan
rata-rata skor subjek pada skala efikasi diri bahwa efikasi diri bervariasi dari satu situasi
pengambilan keputusan karier sebesar 68,95. ke situasi lainnya, tergantung dari kompetensi
Menurut Susantoputri & Gunawan (2014), se- yang dibutuhkan pada aktivitas yang berbeda,
seorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi ada atau tidak adanya orang lain, kompetensi
akan merasa mampu untuk melaksanakan tu- yang dirasakan oleh orang-orang lain, ke-
gas perkembangan karier yang dihadapinya. cenderungan untuk menghadapi kegagalan
Mereka akan berusaha keras untuk mengha- daripada keberhasilan serta keadaan fisiolo-
dapi kesulitan yang berkaitan dengan karier gis yang menyertai. Sejalan dengan pernyat-
yang mereka pilih, contohnya seperti pilihan aan tersebut, dalam penelitian ini ditemukan
alternatif pekerjaan. Hal tersebut didukung terdapat perbedaan efikasi diri pengambilan
oleh Bandura (1977) yang menyatakan bahwa keputusan karier berdasarkan asal sekolah.
seseorang yang memiliki efikasi diri yang Menurut Super (Ginantonio & Hur-
tinggi, akan mengeluarkan usaha yang besar ley-Hanson, 2006), seseorang yang berada
untuk mengatasi hambatan dalam mencapai dalam usia 16-24 tahun berada dalam tahap
tujuannya. eksplorasi. Pada tahapan ini, seseorang su-
Hasil efikasi diri pengambilan keputu- dah memikirkan alternative jabatan, namun
san karier yang tinggi, konsisten dengan nilai belum mengambil keputusan yang tepat. Hal
rata-rata masing-masing dimensi yang dihasil- ini diperkuat oleh hasil penelitian yang meny-
kan berdasarkan perhitungan yang dilakukan. atakan bahwa status pengambilan keputusan
Nilai rata-rata dimensi penilaian diri 18,55; karier siswa-siswi kelas XII SMA di kecama-
dimensi pencarian informasi 13,47; dimensi tan Grogol Petamburan sedikit jelas dan tidak
penetuan tujuan 15,55; dimensi perencanaan adanya perbedaan pengambilan keputusan
17,68; dan pemecahan masalah sebesar karier berdasarkan usia.
3,60. Dengan demikian dapat diasumsikan Kemudian, dalam penelitian ini dite-
jika seseorang yang memilki efikasi diri yang mukan pula tidak adanya perbedaan pengam-
tinggi ditandai dengan adanya penilaian diri bilan keputusan karier berdasarkan jenis
yang baik, pencarian informasi yang akurat, kelamin. Hal tersebut serupa dengan temuan
kejelasan dalam penentuan tujuan, dan per- Okubo, Yeh, Lin, Fujita & Shea (2007) yang
encanaan yang baik. akan menjadi tinggi menunjukkan tidak ada perbedaan pengam-
sekali dalam efikasi diri pengambilan keputu- bilan keputusan karier baik pada pria maupun
san karier jika memiliki kemampuan dalam wanita pada remaja Amerika yang berdomisili
memecahkan masalah yang baik. di jepang.
Dalam penelitian ini, ditemukan tidak Hijazi, Tatar, & Gati (2004) menyata-
terdapat perbedaan efikasi diri pengambi- kan bahwa tidak ada perbedaan pengambilan
lan keputusan karier berdasarkan kelas. keputusan karier pada lokasi sekolah yang
Hasil penghitungan tersebut didukung oleh berada di wilayah SMA di Israel. Hal terse-
penelitian yang dilakukan Rowland (2004) but serupa dengan temuan peneliti dalam
yang menghasilkan temuan tidak terdapat penelitian ini. Berdasarkan hasil peng-
perbedaan efikasi diri pengambilan keputu- hitungan yang dilakukan, tidak terdapat per-
san karier dalam kelas yang berada dalam bedaan pengambilan keputusan karier ber-
satu jenjang. Perbedaan ditemukan jika kelas dasarkan asal sekolah.
tersebut berbeda jenjang.

8
Hubungan Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier ......Adhi Darmasaputro

Dalam penelitian ini belum dibahas Journal of Counselling, 42(2), 79-100.


kaitan antara status sosial ekonomi dengan Diunduh dari http://search.proquest.
efikasi diri pengambilan keputusan karier com/docview/195793487?account
maupun pengambilan keputusan karier. Men- id=50673
urut Creed (dalam Waters, 2010), pengambi- Brown, S.D. & Lent, R.W. (2005)
lan keputusan karier dipengaruhi oleh faktor Preparing Adolescents to Make
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi Career Decision. Conecticut :
informasi tentang individu itu sendiri seperti Information Age Publishing.
minat, bakat, kemampuan, tipe kepribadian. Chung, Y. B. (2002). Career decision-
Adapun faktor eksternal meliputi informasi making self-efficacy and
tentang pilihan karier yang akan diambil, ling- career commitment: Gender and
kungan keluarga, status ekonomi sosial, dan ethnic differences among college
budaya. Demikian pula untuk variabel-vari- students. Journal of Career
abel lain yang belum dibahas seperti career Development, 28(4), 277. Diunduh
barier, locus of control dan dukungan sosial. dari http://search.proquest.com/
Variabel-variabel tersebut juga belum dapat docview/220426020?accountid=
dibahas dalam penelitian ini. 50673
Corkin, D., Arbona, C., Coleman, N., &
Kesimpulan Ramirez, R. (2008). Dimensions
of career indecision among puerto
Berdasarkan hasil yang didapatkan rican college students. Journal of
dan telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa College Student Development, 49(2),
hipotesis yang peneliti ajukan ditolak, yaitu 81-94. Diunduh dari http://search.
tidak terdapat hubungan yang signifikan proquest.com/docview/195185654?
antara efikasi diri pengambilan keputusan accountid= 50673
karier dengan pengambilan keputusan karier Creed, P. A., Patton, W., & Bartrum, D.
pada siswa-siswi kelas XII SMA di Kecamatan (2004). Internal and external barriers,
Grogol Petamburan. cognitive style, and the career
development variables of focus and
Daftar Pustaka indecision. Journal of Career
Development, 30(4), 277-294.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Diunduh dari http://search.proquest.
Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta : com/docview/ 220393683?accountid=
Pustaka Pelajar. 50673
Azwar, S. (2013). Metode Penelitian. Creed, P. & Patton, W. & Prideaux, L.A.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. (2006). Causal Relationship Between
Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Career Indecision and Career
New Jersey : Prentice Hall, Inc. Decision-Making Self-Efficacy: A
Betz, N.E. & Taylor, K.M. (2012). Career Longitudinal Cross-Lagged Analysis.
Decision Self Efficacy Scale and Journal Of Career Development 33
Short Form Sampler set : Manual, (1):pp. 47-65.
Instrument, and Scoring Sheet. Creed, P. A., Wong, O. Y., & Hood, M. (2009).
www.mindgarden.com. Career decision-making, career
Bloxom, J. M., Bernes, K. B., Magnusson, barriers and occupational aspirations
K. C., Gunn, T. T., Bardick, A. D., in chinese adolescents. International
Orr, D. T., & McKnight, K. M. (2008). Journal for Educational and
Grade 12 student career needs and Vocational Guidance, 9(3), 189-203.
perceptions of the effectiveness doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10775-
of career development services 009-9165-0
within high schools. Canadian Feist, J., & Feist, G.J. (2008). Teori Kepribadi-

9
Jurnal Psikologi, Volume 14 Nomor 1, Juni 2018

an : Theories of Personality (Edisi,7). cents’ career preparedness.


Jakarta : Salemba Humanika. International Journal for Educational
Flores, L. Y., Scott, A. B., Yu-Wei, W., and Vocational Guidance, 13(1),
Yakushko, O., & al, e. (2006). 25-45. doi:http://dx.doi.org/10.1007/
Practice and research in career s10775-012-9236-5
counseling and development-2002. Okubo, Y., Yeh, C. J., Lin, P., Fujita, K., &
The Career Development Quarterly, Shea, J. M. (2007). The career
52(2), 98-131. Diunduh dari http:// decision-making process of chinese
search.proquest.com/docview/ american youth. Journal of
219543964? accountid=50673 Counseling and Development : JCD,
Giannantonio, C. M., & Hurley-Hanson, A. 85(4), 440-449. Diunduh dari http://
(2006). Applying image norms across search.proquest.com/docview/
super’s career development stages. 218970641? accountid=50673.
The Career Development Quarterly, Osipow, S.H. (1994). The career decision
54(4), 318-330. Diunduh dari http:// scale: How good does it have to be?
search.proquest.com/docview/21938 Journal of Career Assessment, 2, 1,
9774?accountid=50673. 15-18. Doi: 10.1177/106907279400
Gunawan, W. (2013). Pengaruh Sumber- 200102
Sumber Efikasi Diri dan Efikasi Diri Peilouw, F.J. & Nursalim, M. (2013).
Pengambilan keputusan Karier Hubungan antara pengambilan
terhadap Adaptabilitas Karier Remaja keputusan dengan kematangan
(Tesis Tidak Diterbitkan). Universitas informasi dan self-efficacy pada
Indonesia , Depok. remaja. Character, 01(02), 1-5.
Hijazi, Y., Tatar, M., & Gati, I. (2004). Career Reardon, R.C. , Lenz, J.G. & Sampson, J.P.
decision-making difficulties among (2009). Career Development and
israeli and palestinian arab high- Planning, A comprehensive Approach.
school seniors. Professional School Ohio : Cengage Learning.
Counseling, 8(1), 64-72. Diunduh dari Rowland, K. D. (2004). Career decision-
http://search.proquest.com/docview/ making skills of high school students
213442759?accountid=50673 in the Bahamas. Journal of Career
Kelly, R. R. (2010). The relationship between Development, 31(1), 1-13. Diunduh
career decision-making self-efficacy dari http://search.proquest.com/doc
and perceived career barriers in the view/220425034?accountid=50673
career decision making of selected Sarwono, J. (2012). Prosedur-Prosedur
community college students. Populer Statistik untuk Mempermudah
Disertation. Missipi : University of Riset Skripsi. Metamorfosis, 6(22),
Missipi. 104-121.
Kim, B., Jang, S. H., Jung, S. H., Lee, B. H., Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi
Puig, A., & Lee, S. M. (2014). A Pendekatan Kuantitatif : Mengguna-
moderated mediation model of kan Prosedur SPSS : Tuntunan
planned happenstance skills, career Praktis dalam Menyusun Skripsi.
engagement, career decision self- Jakarta : Elex Media Komputindo.
efficacy, and career decision certainty. Sarwono, S. (2009). Psikologi Sosial.
The Career Development Jakarta : Salemba Humanika.
Quarterly, 62(1), 56-69. Diunduh Super’s Career Development Theory. (2006).
dari http://search.proquest.com/ In G. A. Callanan & J. H. Greenhaus
docview/1555300832?accountid= (Eds.), Encyclopedia of Career
25704 Development (Vol. 2, pp. 789-792).
Lee, I. H., Rojewski, J. W., & Hill, R. B. Thousand Oaks, CA: SAGE
(2013). Classifying korean adoles- Reference. Diunduh dari http://

10
Hubungan Efikasi Diri Pengambilan Keputusan Karier ......Adhi Darmasaputro

go.galegroup.com/ps/i.do?id= mediation of teachers. The Gifted


GALE%7CCX3469900288&v=2.1&u= Child Quarterly, 54(3), 222-238.
idpn ri& it=r& p=GV RL& sw=w& a s i Diunduh dari http://search.proquest.
d=7a1f71947f648bdf247c35ebf com/docview/608815460?account
67a6cf6 id=50673
Susantoputri, M.K. & Gunawan, W. (2014). Wolfe, J. B., & Betz, N. E. (2004). The
Hubungan antara efikasi diri karier relationship of attachment variables
dengan kematangan karier pada to career decision-making self-
remaja di daerah kota Tangerang. efficacy and fear of commitment.
Jurnal Psikologi UIN Suska, 10 (1), The Career Development Quarterly,
59-65. 52(4), 363-369. Diunduh dari http://
Watters, J. J. (2010). Career decision search.proquest.com/docview/21944
making among gifted students: The 5099?accountid=50673

11

Anda mungkin juga menyukai