Anda di halaman 1dari 16

Faktor-faktor Yang Menentukan Pemilihan Sekolah Lanjutan Siswa SMP

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah
menengah lanjutan yang akan ditempuh siswa setelah lulus dari Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Memilih sekolah lanjutan setelah lulus SMP tidak lantas mudah, karena
beberapa hal dari salah memilih sekolah lanjutan dapat berakibat tidak baik pada proses
belajar siswa dan dapat menghambat karir anak di masa depan. Dengan mengetahui
pentingnya peran sekolah bagi perkembangan kepribadian, intelektual, sosial dan karir,
maka siswa harus memilih sekolah yang tepat dan sesuai dengan cita-cita. Masa remaja
adalah masa dimana kemampuan kognitif remaja telah berkembang untuk dapat berpikir
kritis, seperti melakukan evaluasi, pengambilan keputusan, komitmen, dan mulai
menetapkan posisi mereka dalam realita hidupnya. Seorang individu yang memasuki masa
remaja memiliki tugas perkembangan yang berhubungan dengan perencanaan masa depan.
Manusia selalu dihadapkan oleh pilihan-pilihan yang mengarah pada masa depan dan
tidak terkecuali seorang remaja yang mulai memetakan dengan jelas dan terarah pilihan
karirnya kelak (Sagala & Yarni, 2023). Memilih dan mempersiapkan sebuah pekerjaan
menjadi salah satu dari Sembilan tugas perkembangan yang harus diselesaikan sebelum
akhir remaja. Remaja sebagai sebuah periode perkembangan ke arah kemandirian atau
independensi pribadi perlu memiliki kematangan dalam menentukan pilihan-pilihan yang
dihadapi di kehidupannya. Karir memiliki makna yang berbedabeda tergantung dari sudut
pandangnya masing-masing. Namun demikian, terdapat kesamaan bahwa masalah karir
tidak dapat dilepaskan dengan aspek perkembangan, pekerjaan, jabatan, dan proses
pengambilan keputusan.
Perencanaan karir merupakan hal yang sangat penting bagi siswa dalam mencapai
sukses karir. Semua siswa menginginkan sukses dalam karir, agar siswa dapat sukses
dalam karir diharapkan siswa dapat merencanakan kariernya, karena sukses dalam karier
diawali dengan perencanaan karir yang baik. Karir bukan hanya job dan bukan pula
okupasi, tetapi karier merupakan suatu rangkaian pekerjaan seseorang selama hidupnya.
Dalam dunia pendidikan siswa sebagai individu yang berproses hendaknya mempunyai
arah karir yang dapat menentukan langkah selanjutnya dengan memahami setiap potensi
yang ada pada dirinya. Memilih karir dan mengambil keputusan karir dalam melanjutkan
studi bukanlah hal yang mudah dan hanya dilakukan sekali pada waktu itu juga, melainkan
berlangsung panjang. Maka dari itu perlu adanya pengetahuan diri dan informasi serta
pengetahuan yang luas tentang studi lanjut sebelum mengambil keputusan.
Untuk dapat memilih sekolah lanjutan yang sesuai maka siswa perlu mempersiapkan
diri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat kusri yang menyatakan bahwa terkadang dalam
memilih sekolah lanjutan siswa belum menentukan pilihan sesuai dengan kemampuannya.
Menurut penelitian Purwandari menyatakan bahwa masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan untuk memilih sekolah lanjutan yang sesuai dengan pemahaman tentang
kemampuan diri siswa itu sendiri serta informasi mengenai sekolah lanjutan dikarenakan
siswa yang masih labil. Berbagai permasalahan remaja yang sangat kompleks tidak dapat
dihindari juga berhubungan dengan karir. Salah satunya masalah kesiapan karir.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK yang dilakukan oleh peneliti Nurhayani
dan Budi Santosa di SMPN 2 Rao, diperoleh beberapa faktor siswa yang sulit dalam
menentukan memilih sekolah lanjutan diantaranya yaitu keluarga yang kurang
memperhatikan keinginan anaknya, ragu dalam menentukan pilihan sendiri, dan juga
kurang mencari informasi mengenai sekolah lanjutan. Selanjutnya hasil wawancara yang
dilakukan dengan beberapa orang siswa di SMPN 2 Rao dapat diketahui bahwasanya takut
tidak mampu menjalani sekolah yang lebih tinggi, ragu dalam menentukan pemilihan
sekolah lanjutan. Dan sulit untuk mempertimbangkan keputusan dikarenakan siswa
tersebut tidak memahami bakat dan minatnya sendiri. Selanjutnya hasil observasi awal
yang dilakukan di Kelas IX SMPN 1 Gerbang, bahwa Sebagian besar siswa di kelas
tersebut bingung menjawab saat ditanyai mengenai cita-cita dan karirnya kedepan. Dan
menurut pengamatan peneliti (kelompok), masalah yang dialami siswa dalam pemilihan
karir ialah mengikuti keinginan orang tua dalam memilih jurusan dan terpengaruh oleh
teman sebaya atau sahabat.

B. Rumusan Masalah
Apa saja faktor-faktor yang menentukan pilihan karir atau studi lanjut siswa SMP setelah
lulus?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan pilihan karir atau studi lanjut siswa
SMP setelah lulus
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Perencanaan Karir
1. Pengertian Perancanaan Karir
Menurut Corey & Corey (2006), perencanaan karir adalah suatu proses yang
mencakup penjelajahan pilihan dan persiapan diri untuk sebuah karir. Witko (2005)
menyatakan bahwa perencanaan karir adalah proses yang harus dilewati sebelum
melakukan pengambilan keputusan karir. Perencanaan karir menjadi suatu hal yang
penting karena dengan adanya perencanaan karir maka akan mengurangi ketegangan
dan kekalutan individu dalam mencari informasi karir pengambilan keputusan akan
karir yang diinginkan. Menurut Supriatna (2009) perencanaan karier adalah aktivitas
siswa yang mengarah pada keputusan karier masa depan. Aktivitas perencanaan karier
sangat penting bagi siswa terutama untuk membangun sikap siswa dalam menempuh
karier masa depan. Tujuan utamanya adalah siswa memiiki sikap positif terhadap karir
masa depan terutama bidang karier yang diminatinya. Super (1980) mengatakan
perencanaan karier adalah proses pemikiran individu dalam pencarian informasi dan
pemahaman diri serta berbagai aspek pekerjaan. Menurut Simamora (2001)
perencanaan karir adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan
mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan karirnya. Perencanaan karir
melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan
penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan karir
merupakan proses untuk:
a. Menyadari diri sendiri terhadap peluang-peluang, kesempatan-kesempatan,
kendala-kendala, pilihanpilihan, dan konsekuensi-konsekuensi
b. Mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir
c. Penyusunan program kerja, pendidikan, dan yang berhubungan dengan
pengalaman-pengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah,
waktu, dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karir.

Melalui perencanaan karir, setiap idividu mengevaluasi kemampuan dan minatnya


sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, menyusun tujuan karir, dan
merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. Fokus utama dalam
perencanaan karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan kesempatankesempatan
yang secara realistis tersedia.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan karir adalah
sekumpulan pengetahuan sikap dan keterampilan yang diimiliki individu dalam
menyusun cara atau strategi tentang persiapan pilihan pendidikan lanjutan atau
pekerjaan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan masa depan.

2. Aspek Perencanaan Karir


Menurut Super dalam Savickas (2002) perencanaan karier terdiri dari dua aspek
yaitu pengetahuan dan sikap. Aspek pengetahuan meliputi individu mengetahui
mengenai dirinya. Aspek sikap meliputi menggunakan berbagai pengetahuan dan
informasi pekerjaan. Menurut Parsons dalam Winkel (2006), ada tiga aspek yang
harus terpenuhi dalam membuat suatu perencanaan karir, yaitu:
a. Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, yaitu pengetahuan dan pemahaman
akan bakat, minat, kepribadian, potensi, prestasi akademik, ambisi,
keterbatasanketerbatasan, dan sumber-sumber yang dimiliki.
b. Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu pengetahuan akan syarat-syarat
dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk sukses dalam suatu pekerjaan,
keuntungan dan kerugian, kompensasi, kesempatan, dan prospek kerja di
berbagai bidang dalam dunia kerja.
c. Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri
sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu kemampuan
untuk membuat suatu penalaran realistis dalam merencanakan atau memilih
bidang kerja dan/atau pendidikan lanjutan yang mempertimbangkan
pengetahuan dan pemahaman diri yang dimiliki dengan pengetahuan dan
pemahaman dunia kerja yang tersedia.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa aspek perencanaan karir
dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, pengetahuan
dan pemahaman dunia kerja, dan penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan
dan pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja.

3. Tujuan dari Perencanaan Karir


Menurut Dillard (1987) terdapat empat tujuan dari perencanaan karier, yaitu:
a. Meningkatkan kesadaran diri (selfawarenes) dan pemahaman diri
(selfunderstanding)
b. Mencapai kepuasan pribadi (personal satisfaction)
c. Mempersiapkan diri pada penempatan yang memadai (adequate placement)
dalam berkarier
d. Mengefisienkan waktu dan usaha yang dilakukan dalam berkarier.

Sedangkan menurut Holland (1973) perencanaan karir memiliki tujuan:


a. Mencocokkan individu dengan pekerjaan, baik dalam segi pemilihan pekerjaan
maupun pemilihan pelatihan/training yang sesuai.
b. Membantu merencanakan aktivitas karir untuk meningkatkan kualitas
individual.
c. Membantu individu dalam membuat keputusan karir yang tepat dan efektif.
d. Membantu individu untuk memahami dirinya serta pekerjaannya.
e. Membantu individu untuk mendapatkan kepuasan kerja.

Berdasarkan beberapa teori dapat disimpulkan bahwa tujuan perencanaan karir


adalah meningkatkan kesdaran dan pemahaman diri, mencapai kepuasan pribadi,
mempersiapkan diri pada penempatan yang memadai dalam berkarir, mengefisienkan
waktu dan usaha yang dilakukan dalam berkarir, mencocokkan individu dengan
pekerjaan, baik dalam segi pemilihan pekerjaan maupun pemilihan pelatihan/training
yang sesuai, membantu merencanakan aktivitas karir untuk meningkatkan kualitas
individual, membantu individu dalam membuat keputusan karir yang tepat dan
efektif, membantu individu untuk memahami dirinya serta pekerjaannya dan
mempunyai tujuan akhir membantu individu untuk mendapatkan kepuasan kerja.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Karir


Winkel (2006) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang
individu dalam membuat perencanaan karir, antara lain:
a. Nilai-nilai kehidupan, yaitu nilai ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang dimana
dan kapan juga. Nilai-nilai kehidupan menjadi pedoman dan pegangan dalam
hidup serta sangat menentukan gaya hidup.
b. Keadaan jasmani, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang. Untuk pekerjaan-
pekerjaan tertentu diberlakukan berbagai persyaratan yang menyangkut ciri-ciri
fisik.
c. Masyarakat, yaitu lingkungan sosial-budaya dimana seseorang dibesarkan.
d. Keadaan sosial ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi
yang lambat atau cepat, stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial ekonomi,
serta diversifikasi masyarakat atas kelompok-kelompok yang terbuka atau
tertutup bagi anggota dari kelompok lain.
e. Posisi anak dalam keluarga. Anak yang memiliki saudara kandung yang lebih tua
tentunya akan meminta pendapat dan pandangan mengenai perencanaan karir
sehingga mereka lebih mempunyai pandangan yang lebih luas dibandingkan anak
yang tidak mempunyai saudara yang lebih tua.
f. Pandangan keluarga tentang peranan dan kewajiban anak laki-laki dan perempuan
yang telah menimbulkan dampak psikologis dan sosial-budaya.
g. Orang-orang yang tinggal serumah. Selain orangtua sendiri dan kakak-adik
sekandung serta harapan keluarga mengenai masa depan anak akan memberi
pengaruh besar bagi anak dalam menyusun dan merencanakan karirnya.
h. Taraf sosial-ekonomi kehidupan keluarga, tingkat pendidikan orangtua, tinggi
rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah atau ibu, daerah tempat tinggal dan
suku bangsa.
i. Pergaulan dengan teman-teman sebaya, yaitu beraneka pandangan dan variasi
harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.
j. Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada
anak didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar mengenai nilai-nilai
yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan-jabatan,
dan kecocokan jabatan tertentu untuk anak laki-laki dan perempuan.
k. Gaya hidup, suasana keluarga, dan status perkawinan orangtua, yaitu kondisi
keluarga dimana anak dibesarkan.

Dari uraian diatas, dapat disimpulan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi
perencanaan karir seseorang, diantaranya adalah nilai-nilai kehidupan, keadaan
jasmani, masyarakat, keadaan sosial ekonomi negara, posisi anak dalam keluarga,
pandangan keluarga tentang peranan dan kewajiban anak laki-laki dan perempuan
yang telah menimbulkan dampak psikologis dan sosial-budaya. Orang-orang yang
tinggal serumah selain orangtua sendiri dan kakak-adik sekandung serta harapan
keluarga mengenai masa depan anak akan memberi pengaruh besar bagi anak dalam
menyusun dan merencanakan karirnya, taraf kehidupan sosial ekonomi keluarga,
pergaulan dari teman-teman sebaya, pendidikan sekolah, dan gaya hidup.
B. Penelitan Yang Relevan
1. Nurhayani dan Budi Santosa (2023)1 dalam penelitiannya yang berjudul Faktor Yang
Menentukan Pemilihan Sekolah Lanjutan Siswa kelas IX SMPN 2 Rao di Kabupaten
Pasaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang menentukan
siswa dalam memilih sekolah lanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif, sampel ditentukan oleh expert/orang ahli dan menggunakan
teknik wawancara. Hasil penelitiannya ialah faktor yang dapat menentukan siswa
dalam memilih sekolah lanjutan diantaranya yaitu faktor internal (faktor minat, faktor
nilai kehidupan, faktor pengetahuan, dan faktor keadaan jasmani) dan eksternal
(faktor status sosial ekonomi kelurga, faktor orangtua dan faktor lingkungan).
2. Angela Pratama, Nuzmi Sasferi, dan Farid Imam Kholidin (2022)2 dalam
penelitiannya yang berjudul Peran Kondisi Sosio-Ekonomi Keluarga terhadap
Perencanaan Karir Siswa. Penelitian ini bertujuan untuk peran kondisi sosio-ekonomi
keluarga terhadap perencanaan karir siswa. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dan merupakan penelitian studi kasus (Case Study). Teknik pengumpulan
data yaitu menyimak serta mencatat informasi penting. Hasil penelitian yaitu ada
beragam terkait dengan kondisi pekerjaan dan perekonomian orang tua siswa di
sekolah, pelaksanaan perancanaan karir dilakukan berdasarkan dengan karakteristik
siswa, orang tua sangat berkaitan dengan perencanaan karir, terkait dengan pemilihan
fasilitas pendidikan yang berkualitas, menyalurkan bakat dan minat anak yang sesuai
dengan bidangnya, memberikan motivasi, perhatian terhadap perkembangan sekolah
dan sebagian orang tua mempunyai keinginan untuk menyekolahkan anak sampai ke
perguruan tinggi serta sebagian lagi dipengaruhi oleh keadaan kondisi sosio ekonomi
keluarga.
3. Lenia Sitompul (2018)3 dalam penelitiannya yang berjudul Meningkatkan
Pemahaman Perencanaan Karir Melalui Layanan Bimbingan Karir Di Sekolah
Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas IX-1 SMP Negeri 1 Gebang
Tahun 2017-2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
siswa mengenai perencanaan karir menggunakan media gambar. Penelitian
dilaksanakan dikelas IX-1 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan metode penelitian deskriptif kualitatif
yang terdiri dari 2 siklus menggunakan teknik wawancara dan juga teknik observasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kritis dan analisis deskriptif
komparatif. Hasil penelitian yaitu dengan menggunakan media gambar dalam
meningkatkan perencanaan karir siswa melalui bimbingan karir di sekolah maka
pemahaman siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Gebang Tahun pelajaran 2017-2018
mengenai perencanaan karir dapat mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat dari
hasil penilaian yang dilakukan oleh peneliti.
4. Putri Luthfiyatul Chasanah (2018)4 dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan
Multimedia Interaktif Pemilihan Studi Lanjut Pada Siswa Kelas IX SMPN 2 Berbah
di Sanggrahan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan model Borg and Gall. Peneliti mengambil subyek
menggunakan teknik random sampling atau sampel acak. Penelitian ini bertujuan
untuk menghasilkan multimedia interaktif pemilihan studi lanjut pada siswa kelas IX
SMP N 2 Berbah yang layak sebagai multimedia pemilihan studi lanjut siswa SMP.
Dalam penelitian pengembangan ini, memakai metode observasi, wawancara,
dokumentasi dan angket. Teknik analasis data yang digunakan mengolah data dalam
penelitan pengembangan ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan untuk
menentukan kelayakan dari produk dianalisis menggunakan kualitatif. Hasil penelitian
yaitu multimedia interkatif pemilihan studi lanjut siswa kelas IX SMP N 2 Berbah
telah mencapai tujuan yang ingin dicapai yaitu menghasilkan multimedia yang layak
digunakan.
5. Putri Setyowati, Arie Supriyatno, dan Sugiyadi (2021)5 dalam penelitiannya yang
berjudul Pengaruh Bimbingan Karir Melalui Media Leaflet Terhadap Peningkatan
Pemahaman Pilihan Studi Lanjut Kelas VIII Buya Hamka SMP Muhammadiyah 1-A
Kota Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh bimbingan karir
melalui media leaflet dalam meningkatkan pemahaman pilihan studi lanjut. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Mutual Kota Magelang sebanyak 25
siswa dan sampel yang digunakan sebanyak 6 siswa yang pemahaman pilihan studi
lanjut rendah. Metode penelitian ini menggunakan desain pre eksperimen dengan
model One Group Pretest-Posttest Design dan penentuan subyek dilakukan dengan
purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan angket dan
wawancara serta teknik analisis data menggunakan Paired Sample t test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bimbingan karir melalui media leaflet berpengaruh
dalam meningkatkan pemahaman pilihan studi lanjut. Pengaruh tersebut dibuktikan
dengan siswa bisa memahami dan menentukan pilihan rencana studi lanjut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis riset kepustakaan (library research). Apa yang disebut
dengan riset kepustakaan atau sering juga disebut studi pustaka, ialah serangkaian kegiatan
yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta
mengolah bahan penelitian. Sedangkan menurut Mahmud dalam bukunya Metode
Penelitian Pendidikan menjelaskan bahwa penelitian kepustakaan yaitu jenis penelitian
yang dilakukan dengan membaca buku-buku atau majalah dan sumber data lainnya untuk
menghimpun data dari berbagai literatur, baik perpustakaan maupun di tempat-tempat lain.
Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan teknik penyajian yang diaplikasikan
adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
deskriptif, yakni pemaparan secara konseptual berdasarkan hasil kajian Pustaka.

B. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
a. Menurut Zafifatun dan Wiryosutomo6 dalam penelitiannnya yang berjudul
Pengembangan Aplikasi Karier Model Cognitive Information Processing (CIP)
Untuk Perencanaan Studi Lanjut Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Panceng Gresik,
faktor-faktor yang menentukan pemilihan studi lanjut siswa SMP yaitu keputusan
meninggalkan sekolah, persoalan belajar, pengambilan keputusan atau masih
bingung dalam memilih karier (studi lanjut) di masa depan setamat SMP para
peserta didik melanjutkan ke SMA/MA/SMK, masalah sosial dan siswa
menyatakan rencana masa depan tergantung pada orang tua.
b. Menurut Hendro Handoko, dkk7 dalam penelitiannnya yang berjudul Analisis
Pemahaman Pemilihan Studi Lanjut Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sanggau
Ledo Kabupaten Bengkayang, faktor-faktor yang menentukan pemilihan studi
lanjut siswa SMP yaitu, faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal
meliputi faktor yang ada didalam diri individu itu sendiri yang dapat
mempengaruhi pilihan studi lanjutnya, sedangkan faktor eksternal yaitu keluarga,
lingkungan sekolah dan masyarakat serta faktor lain yaitu pemahaman siswa
tentang sekolah lanjutan belum terarah dan sangat bergantung pada pihak luar
seperti teman, konselor, dan harapan orang tua.
c. Menurut Andika Karisma Putra8 dalam penelitiannnya yang berjudul Keterlibatan
Orang Tua Dalam Perencanaan Karir Anak Usia SMP Di Dusun Jamburejo,
faktor-faktor yang menentukan pemilihan studi lanjut siswa SMP yaitu, minat dan
bakat anak, kurangnya komunikasi dengan guru, kesibukan orang tua, pendidikan
orang tua yang rendah, perbedaan pandangan antara sekolah dan orang tua, dan
tidak adanya program atau prosedur dari sekolah yang dijelaskan kepada orang
tua untuk terlibat dalam perencanaan karir anak.
d. Menurut Ezra Addo Setiawan Putra9 dalam penelitiannnya yang berjudul Kontrol
Diri Terhadap Pengambilan Keputusan Karier Siswa, faktor-faktor yang
menentukan pemilihan studi lanjut siswa SMP yaitu, faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi kesulitan dalam membuat keputusan yang
berhubungan dengan karier terutama dalam kontrol diri pada saat membuat
keputusan. Semakin tinggi kontrol diri siswa maka semakin berpengaruh juga
dalam pengambilan keputusannya. Faktor eksternal meliputi ikut-ikutan orang
tua, teman dan orang-orang sekitar.
e. Menurut Ayu Isworo Widiawati dan Ninik Setyowani 10 dalam penelitiannnya
yang berjudul Faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan Siswa kelas IX
SMP Negeri 1 Cluwuk, faktor-faktor yang menentukan pemilihan studi lanjut
siswa SMP yaitu, faktor kondisi fisik, faktor kondisi psikis, faktor kondisi
keluarga, faktor kondisi sekolah. Faktor kondisi fisik meliputi aspek penampilan
dan jenis kelamin. Faktor kondisi psikis meliputi taraf inteligensi, bakat minat,
pengetahuan, dan motivasi diri. Faktor kondisi keluarga meliputi status sosial
ekonomi, pendapatan orang tua, ekspektasi keluarga, kurangnya dukungan dari
orang tua dan keluarga. Faktor kondisi sekolah meliputi siswa tidak memiliki
kemajuan nilai mata pelajaran dalam proses pendidikan di sekolah, kurangnya
peranan konselor, siswa tidak mempelajari mata pelajaran dengan baik, dan
pengaruh teman.

2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka faktor-faktor yang menentukan
pemilihan sekolah lanjutan siswa SMP yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
Merupakan faktor dari dalam diri individu itu sendiri dan dapat
mempengaruhi pilihan studi lanjutnya, yang meliputi:
1) Kesulitan dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan karier
terutama dalam kontrol diri pada saat membuat keputusan.
2) Pemahaman siswa tentang sekolah lanjutan belum terarah
3) Semakin tinggi kontrol diri siswa maka semakin berpengaruh juga dalam
pengambilan keputusannya,
4) Faktor kondisi fisik meliputi aspek penampilan dan jenis kelamin
5) Faktor kondisi psikis meliputi taraf inteligensi, bakat minat, pengetahuan,
dan motivasi diri.
b. Faktor eksternal
Merupakan faktor dari luar diri individu, meliputi:
1) Pengaruh Lingkungan
2) Bergantung pada pihak luar seperti teman, konselor, dan harapan orang
tua atau ikut-ikutan orang tua, teman dan orang-orang sekitar,
3) Perbedaan pandangan antara sekolah dan orang tua,
4) Tidak adanya program atau prosedur dari sekolah yang dijelaskan kepada
orang tua untuk terlibat dalam perencanaan karir anak.
5) Faktor kondisi keluarga meliputi status sosial ekonomi, pendapatan orang
tua, ekspektasi keluarga, kurangnya dukungan dari orang tua dan
keluarga, Kesibukan orang tua, Pendidikan orang tua yang rendah.
6) Faktor kondisi sekolah meliputi, Kurangnya komunikasi dengan guru,
siswa tidak memiliki kemajuan nilai mata pelajaran dalam proses
pendidikan di sekolah, kurangnya peranan konselor, siswa tidak
mempelajari mata pelajaran dengan baik, dan pengaruh teman.

Hal diatas sejalan dengan pendapat Thursan (2002:57), bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perencanaan studi lanjutan, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang bersumber dari diri sendiri (faktor internal)
1) Kemampuan intelegensi; secara luas diakui bahwa ada suatu perbedaan
kecepatan dalam memecahkan masalah, sehingga hal itu memperkuat
bahwa seseorang yang memiliki taraf intelegensi yang tinggi akan lebih
cepat dalam memecahkan masalah dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki intelegensi yang sedang-sedang saja atau bahkan intelegensi di
bawah rata-rata
2) Bakat; adalah suatu kualitas yang dimiliki individu untuk berkembang di
masa yang akan datang. Sehingga perlu adanya penanaman bakat sejak dini
sehingga seseorang dapat berkembang dengan baik, sesuai dengan bakat
yang dimiliki.
3) Minat; adalah seperangkat mental yang dimiliki oleh individu sehingga
dapat mengarahkan individu pada pilihan tertentu. Minat sangat
berpengaruh dalam pilihan karir atau sekolah lanjutan, karena tidak akan
pernah berkembang seseorang apabila mereka tidak memiliki minat akan
suatu pekerjaan. Sama halnya dengan pemilihan studi lanjut, apabila siswa
sudah tidak berminat dengan sekolah atau jurusan itu, maka hal itu tidak
bisa dipaksakan, karena akan berdampak kurang baik pada karir dan masa
depan siswa itu sendiri.
4) Sikap; adalah suatu kesiapan individu terhadap hal-hal tertentu. Dengan
sikap yang dimiliki maka individu mempunyai kecenderungan yang relatif
stabil dalam mereaksi terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.
5) Kepribadian; setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda dari orang
lain, bahkan tidak ada seorang pun yang sama. Maka dalam memilih
sekolah lanjutan-pun akan berbeda dengan kepribadiannya yang
dipengaruhi oleh keadaan fisik maupun psikis, lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat.
6) Nilai; sebagai patokan untuk seseorang melakukan tindakan, individu yang
memiliki nilai moral yang tinggi maka akan lebih bertanggung jawab atas
pilihannya dan mengerti konsekuensi dari pilihannya.
7) Prestasi; kegemaran pada suatu pekerjaan di sekolah akan mempengaruhi
siswa dalam memilih sekolah lanjutan. Misalnya siswa yang senang pada
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam maka dia lebih memiliki jurusan IPA di
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau siswa yang suka pelajaran akuntansi
maka dia lebih memiliki jurusan akuntansi di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
b. Faktor-faktor Sosial (faktor eksternal)
Faktor sosial dapat dipengaruhi oleh keadaan keluarga (orang tua, kakak,
atau adik) serta keadaan lingkungan masyarakatnya. Fungsi dari pada keluarga
sebagai peletak dasar pendidikan, keagamaan, rasa kemauan dan kesuksesan,
serta sebagai pendorong dan pemotivasi dalam menentukan, memilih sekolah
lanjutan dan hasil studinya. Sedangkan lingkungan masyarakat yang juga
menjadi peran dalam pemilihan studi lanjutan individu itu sendiri, juga perlu
diperhatikan. Dalam hal ini, ketika individu berada pada lingkungan yang
memandang bahwa pendidikan itu penting dan anak harus sekolah pada sekolah
yang bermutu, maka individu akan memilih sekolah yang menurut mereka
bermutu dan berkulaitas juga. Sedangkan mereka yang memandang sekolah
hanya sebagai modal untuk bisa bekerja dan memiliki wawasan maka mereka
akan memilih sekolah yang biasa biasa saja.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek perencanaan karir adalah pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, pengetahuan
dan pemahaman dunia kerja, dan penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan
pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja. Tujuan
perencanaan karir adalah meningkatkan kesdaran dan pemahaman diri, mencapai kepuasan
pribadi, mempersiapkan diri pada penempatan yang memadai dalam berkarir,
mengefisienkan waktu dan usaha yang dilakukan dalam berkarir, mencocokkan individu
dengan pekerjaan, baik dalam segi pemilihan pekerjaan maupun pemilihan
pelatihan/training yang sesuai, membantu merencanakan aktivitas karir untuk
meningkatkan kualitas individual, membantu individu dalam membuat keputusan karir
yang tepat dan efektif, membantu individu untuk memahami dirinya serta pekerjaannya
dan mempunyai tujuan akhir membantu individu untuk mendapatkan kepuasan kerja.
Faktor-faktor Yang Menentukan Pemilihan Sekolah Lanjutan Siswa SMP yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti bakat khusus, minat, motivasi, nilai-
nilai kehidupan, pengetahuan, (mampu membuat keputusan karena adanya rasa ragu-ragu
dalam diri siswa sehingga terpengaruh kemauan orang tua, kurang memahami sekolah
lanjutan, dan tidak memliki rasa percaya diri dalam memilih studi lanjut) dan keadaan
jasmani. Faktor eksternal seperti status sosial ekonomi keluarga, pengaruh teman sebaya,
lingkungan, orang tua seperti mengikuti saran orang tua, kesibukan orang tua, ekspektasi
keluarga, pendidikan orang tua yang rendah, perbedaan pandangan antara sekolah dan
orang tua, dan sekolah meliputi kurangnya perhatian guru dalam aspek studi lanjut, serta
permasalahan yang timbul dari sisi sarana dan pra-sarana, kurangnya komunikasi dengan
guru, dan tidak adanya program atau prosedur dari sekolah yang dijelaskan kepada orang
tua untuk terlibat dalam perencanaan karir anak, siswa tidak memiliki kemajuan nilai mata
pelajaran dalam proses pendidikan di sekolah, kurangnya peranan konselor, siswa tidak
mempelajari mata pelajaran dengan baik.
B. Saran
Disarankan agar para siswa selalu berlatih dalam merencanakan karir di masa depan
dan kepada guru Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat melanjutkan kembali
tindakan dengan menerapkan layanan bimbingan karir kepada siswa guna untuk membuat
para siswa mapan mempersiapkan karirnya di masa depan.
Daftar Pustaka

(1) Nurhayani, Nurhayani, dan Budi Santosa. “Faktor Yang Menentukan Pemilihan Sekolah
Lanjutan Siswa.” Educatum: Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 2, no. 1, Januari 2023, hlm. 9–
18. educatum.marospub.com, https://doi.org/10.56248/educatum.v2i1.56.

(2) Pratama, A.; Sasferi, N.; Kholidin, F. I. Peran Kondisi Sosio-Ekonomi Keluarga terhadap
Perencanaan Karir Siswa. Indones. J. Couns. Dev. 2022, 4 (1), 44–52.
https://doi.org/10.32939/ijcd.v4i1.1253

(3) Sitompul, Lenia. “Meningkatkan pemahaman perencanaan karir melalui layanan


bimbingan karir di sekolah dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IX-1
SMP Negeri 1 Gebang tahun 2017-2018.” Tabularasa, vol. 15, no. 3, 2018, hlm. 316–27.

(4) Luthfiyatul, Putri. “Pengembangan Multimedia Interaktif Pemilihan Studi Lanjut Pada
Siswa Kelas IX SMP”. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, vol. 4, no. 9,
Oktober 2018, hlm. 464–76.journal.student.uny.ac.id,
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/fipbk/article/view/12586.

(5) Setyowati, Putri, dkk. “Pengaruh Bimbingan Karir Melalui Media Leaflet Terhadap
Peningkatan Pemahaman Pilihan Studi Lanjut.” Prosiding University Research
Colloquium, Mei 2021, hlm. 237–42. repository.urecol.org,
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/1357.

(6) Nisa, Evi Zafifatun, and Hadi Warsito Wiryosutomo. "Pengembangan aplikasi karier
model cognitive information processing (CIP) untuk perencanaan studi lanjut siswa kelas
IX SMP Negeri 1 Panceng Gresik." Jurnal Bk Unesa 8.2 (2018).

(7) Handoko, Hendro, dkk. “Analisis Pemahaman Pemilihan Studi Lanjut Pada Siswa Kelas
IX SMP Negeri 1 Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang.” Bikons : Jurnal Bimbingan
Dan Konseling, vol. 2, no. 2, Agustus 2022. jurnal.fipps.ikippgriptk.ac.id,
https://jurnal.fipps.ikippgriptk.ac.id/index.php/BK/article/view/21-26.

(8) Putra, Andika Karisma. “Keterlibatan Orang Tua Dalam Perencanaan Karir Anak Usia
SMP Di Dusun Jamburejo.” Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, vol. 4,
no. 9, 2018, hlm. 501–11. journal.student.uny.ac.id,
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/fipbk/article/view/12589.
(9) Setiawan, Ezra Addo. “Kontrol Diri Terhadap Pengambilan Keputusan Karier Siswa.”
Jurnal Sosial Humaniora Dan Pendidikan, vol. 2, no. 1, Januari 2023, hlm. 84–91.
ejurnal.stie-trianandra.ac.id, https://doi.org/10.55606/inovasi.v2i1.935.

(10) Widiawati, Ayu Isworo, dan Ninik Setyowani. “Faktor Penghambat Pemilihan Sekolah
Lanjutan Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak.” Indonesian Journal of Guidance and
Counseling: Theory and Application, vol. 5, no. 1, Maret 2016. journal.unnes.ac.id,
https://doi.org/10.15294/ijgc.v5i1.12440.

Anda mungkin juga menyukai