Disusun Oleh:
Fitri Awayaro (032101062)
Astika Andina Putri (032101191)
La Ode Ansar (032101039)
Wa Ode Indah Lestari (032101239)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita
semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana
makalah ini membahas tentang ragam bahasa.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yan telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi semua semua orang.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pembangunan telah dilaksanakan dalam segenap aspek kehidupan bangsa
Indonesia. Namun, dewasa ini kondisi dari ketenagakerjaan di Indonesia tidak
menggembirakan. Kemampuan lapangan kerja untuk menyerap tenaga pekerja
rata-rata kecil. Menurut Berita Resmi Statistik No. 38/35Th.XVII, 5 Mei 2014
jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 7,2 juta orang. Sebagai akibat
terjadi penumpukan tenaga kerja, timbulnya kegelisahan dikalangan generasi
muda atau pelajar yang sebenarnya sudah memasuki masa produktif.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu memberikan
bimbingan dan pelatihan guna menyiapkan anak didiknya untuk dapat menjadi
anggotamasyarakat yang mampu dan bertanggung jawab, disamping menjadi
anggota yang aktif dansumber daya manusia yang tangguh.Untuk menyiapkan
tenaga kerja yang terampil maka sekolah mengusahakan suatu usaha nyata untuk
memberikan layanan bimbingan bagi peserta didik. Persiapan sumber daya
manusia atau tenaga kerja yang berkualitas dan berkuantitas, harus dioptimalkan
mulai dari tingkat pendidikan terendah.
Menurut data statistik Bulan Februari 2014, penduduk bekerja pada jenjang
pendidikan SD kebawah masih tetap mendominasi yaitu sebanyak 55,3 juta orang
(46,80 persen), sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan Diploma
sebanyak 3,1 juta orang (2,65 persen) dan penduduk bekerja dengan pendidikan
Universitas hanya sebanyak 8,8 juta orang (7,49 persen).
Berdasarkan masalah di atas, permasalahan yang menjadi masalah utama yaitu
bagaimana cara mengoptimalkan peranan dari bimbingan karir di sekolah,
khususnyan pada tingkatan Sekolah Dasar agar tercipta sumber daya manusia
yang berkualitas yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.Maka penulis
menyusun makalah yang berjudul “Bimbingan bagi Pengembangan Wawasan
Karir”.
3
B.Latar Belakang
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Karir
Istilah karir mungkin sering dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan,
Terdapat dua kecenderungan umum dalam mengartikan bimbingan karir, yaitu
yang menekankan keterlibatan variabel emosi dan kepribadian dalam
pemilihan karir, dan yang menekankan kepada proses pengambilan keputusan
dalam konteks perkembangan. Kecenderungan pertama mengartikan
bimbingan karir sebagai bantuan kepada individu untuk memilih,
mempersiapkan untuk memasuki dan mengembangkan suatu jabatan.
Sedangkan kecenderungan kedua, merumuskan pengertian bimbingan
karir sebagai proses membantu seseorang untuk mengembangkan dan
menerima gambaran diri secara terintegritas dan akurat serta peranan lainnya
dalam dunia kerja, menguji konsep tersebut terhadap kenyataan,
mengkonversikan ke dalam kenyataan dengan memberikan kepuasaan kepada
diri sendiri dan manfaat bagi masyarakat.
Secara umum bimbingan karir diartikan sebagai upaya bantuan kepada
undividu untuk menstimulasi (mendorong) dan memberikan kemudahan
perkembangan karir dalam kehidupannya. Bantuan tersebut mencakup
perencanaan karir, pengambilan keputusan dan penyesuaian pekerjaan
(karir).
Secara lebih rinci tujuan dari bimbingan karir tersebut ialah membantu
para siswa agar:
6
4. Menentukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang
disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari
jalan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
5. Para siswa dapat merencanakan masa depannya serta menemukan
karir dan kehidupan yang serasi, yang sesuai.
6. Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan
yang tersedia yang relevan dengan berbagai bidang pekerjaan.
Dengan demikian peserta didik memperoleh dan dapat menerapkan
pengetahuan dan keterampilan (skill) yang dituntut oleh peran-peran
kerja tertentu.
7. Peserta didik mampu mengambil keputusan karir bagi dirinya
sendiri, merencanakan langkah-langkah konkret untuk mewujudkan
perencanaan karir yang realistik bagi dirinya. Perencanaan karir yang
realistik akan meminimalkan faktor dan dampak negatif dan
memaksimalkan faktor dan dampak positif dari proses pemilihan
karir.
8. Mampu menyesuaikan diri dalam mengimplementasikan pilihannya
dan berfungsi optimal dalam karir/studi (Depdikbud, 1985:23).
7
dapat mencegah siswa salah dalam menentukan langkah-langkah
dalam menemukan karir yang dikehendaki.
3. Fungsi penempatan dan penyaluran
Contoh: guru pembimbing akan membantu dalam penempatan para
siswa pada bidang atau jenis pendidikan, misalnya dalam hal
penjurusan atau pelatihan dan pekerjaan sehingga mereka dapat
mengambil keputusan sendiri secara bijaksana.
4. Fungsi penyesuaian
Contoh: guru pembimbing membantu siswa dalam menyesuaikan diri
dengan jenis-jenis pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar.
5. Fungsi pengembangan
Contoh: guru pembimbing membantu siswa dalam mengembangkan
seluruh pribadinya secara terarah pada minat kerja (Raharjo, 2013).
8
d. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh
pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dengan
karirnya.
e. Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji
konsep, berbagai peranan dan keterampilannya guna
mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma yang memiliki
aplikasi bagi karir di masa depannya.
f. Program bimbingan karir di sekolah hendaknya berpusat di kelas,
dengan dikoordinasi oleh pembimbing, disertai partispasi orang tua
dan kontribusi masyarakat.
9
4. Kesadaran ekonomi: memahami hubungan secara ekonomis
antara ekonomi, gaya hidup dan pekerjaan.
5. Pengambilan keputusan: menyadari bahwa pengambilan
keputusan melibatkan tindakan dalam hal mengidentifikasi
alternatif, memilih alternatif yang konsisten dengan tujuan dan
implementasi keputusan tersebut.
6. Kompetensi awal: mengembangkan keterampilan kognitif yang
diperlukan untuk memasuki dunia karir.
7. Apresiasi dan sikap: internalisasi karir yang memberikan
kepuasan baik secara pribadi maupun sosial.
10
dengan pria; (d) Menjelaskan jenis-jenis keterampilan yang
dikaitkan dengan pekerjaan tertentu; (e) Melatih siswa
membayangkan hal-hal yang dilakukan kira-kira 25 tahun yang
akan datang; (f) Membimbing siswa tentang macam-macam gaya
hidup dan pengaruhnya; (g) Menjelaskan pengaruh nilai yang
dianut dalam pengambilan keputusan; (h) Membimbing siswa
untuk memperkirakan bahwa meneladani tokoh panutan dapat
mempengaruhi karir; (i) Melatih siswa merencanakan pekerjaan
yang cocok dengan dirinya pada masa dewasa nanti; (j)
Membimbing siswa berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang
terhadap kehidupan anak; dan (k) Melatih murid melihat hubungan
antara minat dan kemampuan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari makalah diatas yang berjudul “Bimbingan
bagi Pengembangan Wawasan Karir Murid SD”:
1. Bimbingan karir diartikan sebagai upaya bantuan kepada undividu untuk
menstimulasi (mendorong) dan memberikan kemudahan perkembangan karir
dalam kehidupannya.
2. Tujuan diselenggarakannya bimbingan karir di sekolah ialah membantu siswa
dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan
keputusan, perencanaan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju
kepada karir dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena
sesuai, serasi dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya.
3. Fungsi bimbingan karir di Sekolah Dasar adalah (1) Fungsi persiapan; (2)
Fungsi pencegahan; (3) Fungsi penempatan dan penyaluran; (4) Fungsi
penyesuaian; dan (5) Pengembangan.
4. Secara umum prinsip-prinsip bimbingan karir di sekolah adalah (1) memiliki
kesempatan yang sama mengembangkan dirinya; (2) Karir sebagai suatu jalan
hidup; (3) Mengembangkan pemahan perkembangan sosial pribadi dan
perencanaan pendidikan karir.
5. Tahap karakteristik perkembangan karir merupakan bagian dari
perkembangan manusia, karena: (1) Terjadi sepanjang hidup manusia; (2)
Dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan lingkungan; (3) Proses yang
continue; (4) Memperhatikan aspek-aspek dominan pada tahap perkembangan
tertentu; (5) Mencakup diferensiasi dan integrasi konsep diri dan persepsi
tentang dunianya; dan (6) Keragaman individu progam intervensi.
6. Bimbingan karir di sekolah dasar dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik,
seperti: terpadu dalam KBM, paket bimbingan karir, bacaan, narasumber dan
pengamatan. Berikut disajikan bahasan singkat dari masing-masing teknik.
12
B. Saran
1. Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, agar lebih mamperkaya wawasan
tentang bimbingan bagi pengembangan wawasan karir.
2. Bagi Pembaca, agar menjadikan bahan referensi materi dalam mengerjakan
tugas yang berkaitan dengan bimbingan bagi pengembangan wawasan karir
di Sekolah Dasar.
13
DAFTAR PUSTAKA
14