Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada satu anggapan, terutama dari kalangan guru, yang mengatakan kehadiran
bimbingan karier di sekolah adalah untuk menggantikan program bimbingan dan konseling
yang telah mulai dilaksanakan di sekolah sejak sebelumnya. Anggapan seperti itu sudah tentu
merupakan anggapan yang keliru. Bimbingan karier merupakan bagian dari program
bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Didalam program bimbingan dan konseling
terdapat beberapa jenis layanan bimbingan, seperti bimbingan pendidikan, bimbingan pribadi,
bimbingan sosial, bimbingan karier dan sebagainya. Kehadiran bimbingan karier di sekolah
dimaksudkan untuk lebih memberikan arti bagi program bimbingan dan konseling secara
keseluruhan.
Masalahnya sekarang adalah apakah yang di maksud dengan bimbingan karier? Untuk
mengerti maksud bimbingan karier yang sebenarnya perlu di kemukakan beberapa definisi
tentang bimbingan karier yang di buat oleh para ahlinya. Istilah karier biasanya menunjukkan
kepada rangkaian pekerjaan-pekerjaan yang di laksanakan oleh seseorang dalam hidupnya,
sedangkan pekerjaan atau jabatan menyatakan suatu hidupnya, sedangkan pekerjaan atau
jabatan menyatakan suatu peranan kerja yang khas, seperti dokter, masinis dan lain-lain.
Bimbingan karier mencakup semua layanan yang bertujuan untuk membantu murid dalam
membuat rencana-rencana dan keputusan-keputusan tentang pendidikan dan jabatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Bimbingan konseling karier?
2. Jelaskan tujuan bimbingan konseling karier!       
3. Apakah fungsi bimbingan konseling karier?
4. Bagaimanakah program bimbingan konseling karier di sekolah?
5. Jelaskan prinsip - prinsip bimbingan konseling karier!    
6. Bagaimana sejarah awal berdirinya konseling karier?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Megetahui pengertian dari bimbingan konseling karier
2. Mengetahui tujuan dari bimbingan konseling karier
3. Mengetahui fungsi bimbingan konseling karier
4. Mengetahui program bimbingan karier disekolah
5. Mengetahui prinsip – prinsip bimbingan konseling karier
6. Mengetahui Sejarah Awal Bimbingan Konseling Karir

2
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Konseling Karir

Ditinjau dari sisi sejarah, istilah bimbingan dan konseling karir berakar pada istilah
vocational guidance yang pertama kali dipopulerkan oleh Frank Parson dalam buku Choosing
a Vocation (1909) dan dikutip oleh Wikipedia (2012).
Pada awalnya penggunaan istilah ini lebih merujuk pada usaha membantu individu
dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya
mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan. Namun
selanjutnya terjadi perubahan pendekatan dari model okupasional (occupational) ke model
karir (career). Kedua model ini memiliki perbedaan, dimana pada model okupasional lebih
menekankan pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan, sedang
pada model karir, tidak hanya sekedar memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan,
namun mencoba pula menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan - tujuan
yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan
semacamnya mulai turut dipertimbangkan.
Bimbingan dan konseling karir berhubungan erat dengan pendidikan karir (career
education), seperti dikemukakan Calhoun dan Finch (1976) bahwa program pendidikan karir
di memiliki tahapan berupa kesadaran karir, eksplorasi karir, dan persiapan karir.       
Karir adalah pekerjaan, profesi (Hornby, 1957). Seseorang akan bekerja dengan
senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjakan itu memang sesuai dengan
keadaan dirinya, kemampuannya dan minatnya. Sebaliknya, apabila seseorang bekerja tidak
sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya maka dapat dipastikan ia akan kurang bergairah
dalam bekerja, kurang senang dan kurang tekun. Dengan demikian diperlukannya bimbingan
karir itu untuk mengarahkan seseorang kearah tersebut.
Donald D. Super (1975) mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu
pribadi untuk mengembangkan  penerimaan  kesatuan  dan gambaran  diri serta peranannya
dalam duria kerja. Menurut batasan ini, ada dua hal penting,  pertama proses
membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan kedua memahami  dan
menyesuaikan diri dalam dunia kerja.
Widiadmojo (2000:3) mengemukakan definisi bimbingan karier adalah kegiatan
birnbingan yang bertujuan ultuk mengenal, memahami, dan mengembangkan potensi diri

3
dalam mempersiapkan masa depan bagi dirinya. Lebih lanjut dijelaskan pelayanan
bimbingan karier diberikan agar siswa mengenal konsep diri yang berkaitan dengan minat,
bakat, dan kemampuannya serta mengenal jabatan karier yang ada.  
Berdasarkan  beberapa  definisi yang telah diuraikan di atas maka dapat  diperoleh
pengertian  bahwa bimbingan karier adalah kegiatan birnbingan yang diberikan kepada siswa
untuk memilih, menyiapkan diri, mencari, dan menyesuaikan diri terhadap  karier yang sesuai
dengan minat, bakat, dan kemampuannya sehingga dapat mengernbangkan dirinya secara
optimal sehingga dapat menemukan karier dan melaksanakan karier yang efektif  dan
memberi kepuasan dan kelayakan.

B. Tujuan Bimbingan Konseling Karir


Menurut Dewa Ketut Sukardi (1989), tujuan pelaksanaan Bimbingan Karir di Sekolah
adalah agar siswa dapat   :          
1. meningkatkan pengetahuannya tentang dirinya sendiri (self concept)     
2. meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja        
3. mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja
dalampersiapanemasukinya  
4. meningkatkan ketrampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan tenntang
jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja      
5. menguasai ketrampilan dasar yang penting dalam pekerjaan terutama kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama, berprakarsa dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Bimo Walgito (2010), tujuan bimbingan karir tersebut membantu
para siswa agar      :
1. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri terutama yang berkaitan dengan potensi
yang ada dalam dirinya       
2. Memahami dan menyadari nilai-nilai yang ada pada dirinya dan dalam masyarakat.
3. Mengetahui jenis pendidikan dan atau pekerjaan yang cocok dengan potensi yang ada
pada dirinya
4. Menemukan hambatan yang mungkin timbul dan mencari jalan keluar untuk
mengatasi hambatan tersebut
5. Para siswa dapat merencanakan masa depannya, dan menemukan karir dan kehidupan
yang sesuai atau serasi

4
Bimbingan karir merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri, memahami
apa yang ada dalam diri sendiri dengan baik, serta untuk mengetahui dengan baik pekerjaan
apa saja yang ada dan persyaratan apa yang dituntut untuk pekerjaan itu. Selanjutnya siswa
dapat memadukan apa yang dituntut oleh suatu pekerjaan atau karir dengan kemampuan atau
potensi yang ada dalam dirinya dan apabila muncul hambatan-hambatan siswa diharapkan
dapat mengatasi hambatan itu.

C. Fungsi Bimbingan Konseling Karir

Menurut Bimo Walgito (2010) saat ini bimbingan karir memang sedang mendapatkan
tempat tersendiri sehingga lebih sering dilakukan. Bimbingan karir ini perlu dan penting
untuk diberikan kepada para siswa, baik SMP maupun SMA dengan alasan sebagai berikut :
1. Para siswa ditingkat SMA pada akhir semester 2 perlu menjalani pemilihan program
studi atau penjurusan. Walaupun ada kata ‘memilih’ namun sebenarnya telah adanya
batas tertentu dalam pengambilan program karena ada persyaratan yang terkait
dengan prestasi akademik dari siswa yang bersangkutan. Penjurusan itu jelas akan
menentukan masa depan siswa diperlukan kecermatan serta perhitungan yang matang
dan tepat. 
2. Kenyataan menunjukan bahwa tidak semua siswa yang tamat dari SMA akan
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang akan langsung
terjun ke dunia kerja tentu memerlukan bimbingan karir ini agar siswa dapat bekerja
dengan senang dan baik.
3. Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial. Merekalah yang akan
menentukan bagaimana keadaan Negara yang akan datang. Mereka merupakan
sumber daya manusia dalam pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan persiapan
yang sebaik-baiknya untuk menghadapi masa depan dan menyiapkan pekerjaan atau
jabatan yang sesuai dengan potensi mereka.
4. Para siswa ada dalam masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa anak ke
masa dewasa. Pada umumnya, mereka belum dapat mandiri, maka dari itu mereka
membutuhkan bantuan orang lain untuk menuju kemandirian termasuk bimbingan
karir untuk menyiapkan kemandirian dalam hal pekerjaan.
5. Pada siswa SMP juga memerlukan bimbingan karir, baik untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari pekerjaan. Pada
pembahasan educational guidance danvocayional guidance, masalah pekerjaan di

5
tingkat SMP mulai tampak sehingga perlu adanyavocational
guidance, disamping educational guidance.    

    

D. Program Bimbingan Konseling di Sekolah

Sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah, yaitu secara
umum bertujuan untuk membantu para siswa untuk memperoleh pemahaman diri dan
pengarahan diri dalam proses persiapan diri untuk bekerja dan berguna dalam masyarakat
maka dari itu untuk mencapai tujuan tersebut perlu kiranya disusun suatu program Bimbingan
Karier yang di rencanakan dengan matang.
Dengan demikian penyusunan program layanan Bimbingan Karier di Sekolah
memegang peranan penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan Bimbingan Karier di
Sekolah.
Penyusunan suatu program Bimbingan Karier di Sekolah hendaknya didasarkan pada
beberapa prinsip diantaranya sebagai berikut   :

 Program Bimbingan Karier hendaknya direncanakan sebagai suatu proses yang


berkesinambungan dan terintegrasi.

 Program Bimbingan Karier hendaknya disusun dengan melibatkan siswa dalam


proses perkembangannya.

 Program Bimbingan Karier hendaknya menyajikan berbagai macam pilihan tentang


kesempatan kerja yang ada dalam lingkungan serta dalam dunia kerja yang menjadi
cita-cita para siswa.

 Program Bimbingan Karier hendaknya mempertimbangkan aspek pribadi siswa secara


totalitas. Dengan demikian para siswa akan memiliki kemampuan untuk mengenal
berbagai potensi, bakat, minat, kebutuhan diri serta nilai-nilai hidup yang dicita-
citakannya.

 Program Bimbingan Karier hendaknya diwujudkan untuk melayani semua siswa.

6
E. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling Karir

Agar Bimbingan Karier di Sekolah dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan, maka beberapa pandangan tentang prinsip-prinsip Bimbingan Karier
perlu diperhatikan para pembimbing khususnya dan administrator Sekolah pada umumnya
terutama dalam penyusunan program Bimbingan Karier di Sekolah. Prinsip bimbingan karir
di sekolah :
1. Seluruh siswa hendaknya mendapatkan kesempatan yang sama untuk
mengembangkan dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat.
2. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadai
terhadap dirinya sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial dan perencanaan
karier.      
3. Siswa secara keseluruhan dibantu untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan
antara pendidikan dengan kariernya.      
4. Siswa pada setiap tahap program pendidikannya hendaknya memiliki pengalaman
yang berorientasi pada karier secara berarti dan realistik.         
5. Program Bimbingan Karier hendaknya memiliki tujuan untuk merangsang pendidikan
siswa.
6. Program Bimbingan Karier di Sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan
dikoordinasi oleh pembimbing disertai partisipasi orang tua dan kontribusi
masyarakat.

F. Sejarah Awal Lahirnya Konseling Karir

Istilah bimbingan karir bermula dari Isitilah vocational guidance. Istilah ini  pertama
kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun 1908 ketika ia berhasil membentuk suatu
lembaga yang bertujuan untuk membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan.
Pada awalnya penggunaan istilah vocational guidance lebih merujuk pada usaha membantu
individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya
mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.

Konsep bimbingan yang bermula di Amerika Serikat ini dilatari oleh berbagai kondisi
obyektif pada waktu itu, diantaranya : (1) keadaan ekonomi; (2) keadaan sosial, seperti

7
urbanisasi; (3) kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan
menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan
kemampuan diri dan statusnya; dan (4) perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam
bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal, Atas desakan kondisi tersebut, maka
muncullah gerakan vocational guidance yang kemudian tersebar ke seluruh Negara, termasuk
ke Indonesia.

Pada tahun 1951, para ahli mengadakan perubahan pendekatan dari model
okupasional (occupational) ke model karir (career). Kedua model ini memiliki perbedaan
yang cukup mendasar, terutama dalam landasan individu untuk memilih jabatan. Pada model
okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan
pekerjaan. Sedangkan pada model karir, tidak hanya sekedar memberikan penekanan tentang
pilihan pekerjaan, namun mencoba pula menghubungkannya dengan konsep perkembangan
dan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana
pribadi dan semacamnya mulai turut dipertimbangkan.

Bimbingan karir tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah


yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diperlukan dalam pekerjaan. Penggunaan istilah karir didalamnya terkandung makna
pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang.
Hattari (1983) menyebutkan bahwa istilah bimbingan karir mengandung konsep yang lebih
luas. Bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang menentukan pekerjaan tertentu
sedangkan bimbingan karir menitikberatkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan
mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar ia memperoleh pandangan
yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang layak dilaksanakannya
dalam masyarakat.

Di Indonesia sendiri program ini masuk dan diadopsi oleh lembaga pendidikan pada
tahun 1950, yang kemudian terwadahi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan, yang kini
disebut bimbingan dan konseling. Ini diawali dari kebutuhan penjurusan peserta didik pada
jenjang pendidikan menengah atas.

8
Selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan diberlakukannya Kurikulum 1984,
bimbingan karir cukup terasa mendominasi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan, dan
pada tahun 1994, bersamaan dengan perubahan nama bimbingan penyuluhan menjadi
bimbingan dan konseling, bimbingan karir ditempatkan sebagai salah satu bidang bimbingan.

9
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Bimbingan karier adalah kegiatan birnbingan yang diberikan kepada siswa untuk
memilih, menyiapkan diri, mencari, dan menyesuaikan diri terhadap  karier yang  sesuai
dengan minat, bakat, dan kemampuannya sehingga dapat mengernbangkan dirinya secara
optimal sehingga dapat menemukan karier dan melaksanakan karier yang efektif  dan
memberi kepuasan dan kelayakan.

Bimbingan karir merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri, memahami
apa yang ada dalam diri sendiri dengan baik, serta untuk mengetahui dengan baik pekerjaan
apa saja yang ada dan persyaratan apa yang dituntut untuk pekerjaan itu. Selanjutnya siswa
dapat memadukan apa yang dituntut oleh suatu pekerjaan atau karir dengan kemampuan atau
potensi yang ada dalam dirinya.. dan apabila muncul hambatan-hambatan siswa diharapkan
dapat mengatasi hambatan itu.

B. Saran

Berakhirlah isi makalah kami, para penulis menyadari sepenuh hati bahwa makalah ini
begitu jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kami mengharap kritik dan saran dari dosen
pengampu dan para pembaca, guna perbaikan makalah kami diwaktu yang akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Walgito, B. 2010. Bimbingan Konseling Studi dan Karier. Yogyakarta: Andi

Endriani, A. 2011. Prinsip-prinsip Bimbingan Karir

Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karir-Tes. Surabaya : Usaha Nasional

https://www.google.com/url.com.bimbingan-karir-sejarah-bimbingan-karir

11

Anda mungkin juga menyukai