Anda di halaman 1dari 18

BIMBINGAN KEJURUAN

OLEH: KIR HARYANA


PENDAHULUAN
A. PERBEDAAN SEKOLAH UMUM DAN KEJURUAN
• Dalam Bimbingan dan konseling baik secara umum maupun khusus karir
haruslah disesuaikan dengan prinsip yang berlaku di sekolah kejuruan
(vocational school-INGAT 16 PRINSIP), tidak bisa disamakan dengan
sekolah menengah umum.

• Ada perbedaan mendasar antara pendidikan umum dan pendidikan


kejuruan, seperti disampaikan Prosser dan Miller (1985) yang dikutip
Basuki Wibawa (2005) yaitu “general education prepares us to live well,
vocational education prepares us to work well”. Hal ini juga didukung
oleh Wenrich dan Wenrich (1974) yang menyatakan bahwa “vocational
and technical education is for people, youth and adults interested in
preparing for and progressing in a career in some type of satisfying and
productive work”.
B. SEJARAH
1. Ditinjau dari sisi sejarah, istilah bimbingan dan konseling
karir berakar pada istilah vocational guidance yang pertama
kali dipopulerkan oleh Frank Parson dalam buku Choosing a
Vocation (1909) dan dikutip oleh Wikipedia (2012).

2. Pada awalnya penggunaan istilah ini lebih merujuk pada


usaha membantu individu dalam memilih dan
mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya
berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan
untuk memasuki suatu pekerjaan.
3. Namun selanjutnya terjadi perubahan pendekatan dari
model okupasional (occupational) ke model karir (career).
Kedua model ini memiliki perbedaan, dimana pada model
okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara bakat
dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan, sedang pada
model karir, tidak hanya sekedar memberikan penekanan
tentang pilihan pekerjaan, namun mencoba pula
menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan-
tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri,
rencana-rencana pribadi dan semacamnya mulai turut
dipertimbangkan.
4. Bimbingan dan konseling untuk suatu karir
berhubungan erat dengan pendidikan karir (career
education), seperti dikemukakan Calhoun dan Finch
(1976) bahwa program pendidikan karir di memiliki
tahapan berupa kesadaran karir, eksplorasi karir, dan
persiapan karir.

5. Berikut kutipan lengkapnya, yaitu: Career education


is a sytematic attempt to increase the career options
available to individuals and to facilitate more
rational and valid career planning and preparations;
the phases are career awareness, career exploration,
and career preparation. 
C. PENGERTIAN DASAR
1. Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris ”guidance”  kata “guidance” adalah kata
dalam bentuk mashdar (kata benda) yang berasal dari kata
kerja “to guide” artinya menunjukan , membimbing atau
menuntun orang lain yang membutuhkan.Jadi, kata
“guidance” berarti pemberian petunjuk ; pemberian
bimbingan atau tuntunan kepada orang lain yang
membutuhkan.[3]

2. Pengertian bimbingan dan bantuan menurut terminologi


bimbingan dan konseling harus memenuhi persyaratan
tertentu sebagaimana yang dimaksud dengan pengertian
guidance dan konseling.
3. Berikut ada beberapa pengertian tentang
bimbingan:

a. Dalam Ensiklopedi Pendidikan, disebutkan bahwa


bimbingan (guidance) adalah suatu proses dalam
hubungan antara individu untuk mempengaruhi sikap
dan tingkah laku orang lain.[4]

b. A. Mubarok memaknai bimbingan sebagai memberi


bantuan psikologis kepada seseorang yang secara
psikologis memerlukan bantuan dengan harapan
setelah dibantu bisa menyelesaikan masalahnya.[5]
c. Bimbingan merupakan pemberian pertolongan
atau bantuan (hal yang pokok).Pertolongan
yang bersifat menuntun,dalam pemberian
bimbingan bila keadaan menuntut,kewajiban
dari pembimbing adalah memberikan
bimbingan secara aktif,yaitu memberikan arah
kepada yang dibimbing.Arah diutamakan
kepada yang dibimbing.Hanya dalam keadaan
terdesak, pembimbing juga berperan aktif
dalam memberikan arah.
4. Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara
konselor dengan klien atau siswa yang berusaha
memecahkan sebuah masalah dengan
mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat
memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan sendiri.

5. Pengertian ini menunjukan bahwa konseling merupakan


situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan klien
dimana konselor berusaha membantu klien memecahkan
masalah yang dihadapi klien (siswa) berdasarkan
pertimbangan bersama-sama, tetapi penentuan pemecahan
masalah dilakukan oleh klien sendiri. Artinya bukan
konselor yang memecahkan masalah klien.[9]
7. Tujuan Bimbingan Konseling:

a. Membantu individu dalam mencapai kebahagiaan


hidup pribadi.
b. Membantu individu dalam mencapai kehidupan
yang efektif dan produktif dalam masyarakat.
c. Membantu individu dalam mencapai hidup
bersama dengan individu - individu yang lain.
d. Membantu individu dalam mencapai harmoni
antara cita-cita dan kemampuan yang dimilikinya.
[12]
8. PENGERTIAN PENYULUHAN

a. Penyuluhan sebagai terjemahan dari


counseling.Penyuluhan terkandung pengertian
aktivitas yang searah halnya dalam bimbingan.
b. Pengertian counseling salah satu prinsipnya
adalah aktivitas tidak hanya dari pihak konselor
(orang yang memberikan bimbingan),tetapi
konselor harus mengusahakan adanya
hubungan yang timbal antara klien (orang yang
mempunyai masalah) dan konselor,serta
menempatkan klien dalam posisi yang lebih
aktif.
c. Penyuluhan begitu memasyarakat maka istilah
tersebut kadang-kadang masih digunakan.
9. PENGERTIAN BIMBINGAN KEJURUAN
a. Bimbingan kejuruan adalah sebagaimana yang dimaksud Kepmen
Dikbud nomor 0490/U/1992, pasal 25 dan 26 yaitu meliputi
bimbingan secara umum dan karir kejuruan.

b. Bimbingan kejuruan pada SMK bertujuan memberikan layanan


kepada:
1) Calon peserta Diklat agar memperoleh informasi yang akurat
tentang bidang dan program keahlian yang sesuai;
2) Peserta Diklat agar dapat mengembangkan dirinya secara
optimal, khususnya pada bidang/program keahlian yang
dipilihnya;
3) Tamatan agar dapat memasarkan keahlian secara tepat dan
dapat hidup mandiri.
10. PENGERTIAN BIMBINGAN JABATAN

a. Konsep bimbingan jabatan lahir bersamaan dengan konsep


bimbingan di Amerika Serikat pada awal abad keduapuluh, yang
dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu (1850-1900),
di antaranya :

1) keadaan ekonomi;
2) keadaan sosial, seperti urbanisasi;
3) Kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan
menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka
meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan
4) perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan
psikologi eksperimantal yang dipelopori oleh Freechner, Helmotz dan Wundt,
psikometrik yang dikembangkan oleh Cattel, Binnet dan yang lainnya.

b. Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan bimbingan


jabatan (vocational guidance) yang tersebar ke seluruh negara
(Bahrul Falah, 1987).
c. Tahun 1951, para ahli mengadakan perubahan
pendekatan dari model okupasional (occupational) ke
model karier (career). Kedua model ini memliki
perbedaan yang cukup mendasar, terutama dalam
landasan individu untuk memilih jabatan. Pada model
okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara
bakat dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan.

d.Sedangkan pada model karier, tidak hanya sekedar


memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan,
namun mencoba pula menghubungkannya dengan
konsep perkembangan dan tujuan-tujuan yang lebih
jauh sehingga nilai- nilai pribadi, konsep diri, rencana-
rencana pribadi dan semacamnya mulai turut
dipertimbangkan.
D. PERBEDAAN BIMBINGAN
KARIR, KONSELING, DAN
KEJURUAN/JABATAN
1. Perubahan istilah dari bimbingan jabatan (vocational
guidance) ke bimbingan karir mengandung konsekuensi
terhadap peran dan tugas konselor dalam memberikan
layanan bimbingan terhadap para siswanya. Tetapi dari
aspek pelaksanaan, terdapat perbedaan yang mendasar di
antara keduanya. Sukardi (1989: 20) membedakan antara
bimbingan karir dan bimbingan jabatan (vocational
guidance).
2. Bimbingan karir lebih menitik beratkan pada perencanaan
kehidupan yang harus dimiliki terlebih dahulu, serta
lingkungan sekitarnya agar mereka memperoleh dan
memiliki pandangan yang luas dan positif tentang karir di
masyarakat.
3. Sedangkan bimbingan jabatan lebih menekankan pada
layanan yang berpusat pada pemberian informasi pasar
kerja dan jabatan.
4. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1989), tujuan pelaksanaan
Bimbingan Karir di Sekolah adalah agar siswa dapat:

a. meningkatkan pengetahuannya tentang dirinya sendiri (self


concept);
b. meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja;
c. mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi
pilihan lapangan kerja dalam persiapan memasukinya;
d. meningkatkan ketrampilan berpikir agar mampu mengambil
keputusan tenntang jabatan yang  sesuai dengan dirinya dan
tersedia dalam dunia kerja; dan
e. menguasai ketrampilan dasar yang penting dalam pekerjaan
terutama kemampuan berkomunikasi, bekerja sama,
berprakarsa dan lain sebagainya.
IMPLEMENTASI :
PROGRAM BK BERTUJUAN DI SMK???

1. Memperkembangkan pengertian dan 1. Untuk menghasilkan suatu perubahan,


pemahaman diri dalam kemajuan dirinya. perbaikan ,kesehatan dan kebersihan jiwa
2. Memperkembangkan dunia kerja, dan mental.
kesempatan kerja, serta rasa tanggung 2. Untuk menghasilkan suatu perubahn,
jawab dalam memilih suatu kesempatan perbaikan dan kesopanan tingakah laku
kerja tertentu. yang dapat memberikan manfaat, baik pada
3. Memperkembangkan kemampuan untuk diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan
memilih, mempertahankan pengetahuan keja, maupun lingkungan sosial dan alam
tentang dirinya dengan informasi tentang sekitar.
kesempatan yang ada secara bertanggung
3. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa
jawab.
(emosi) para individu sehingga muncul rasa
4. Mewujudkan penghargaan terhadap
toleransi dan tenggang rasa.
kepentingan dan harga diri orang lain.[13]
4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual
pada diri individu.
5. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah.

PRIBADI INDIVIDU

Anda mungkin juga menyukai