Anda di halaman 1dari 12

Konsep Dasar Konseling Karier

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah bimbingan dan konseling karier

Dosen pengampuh:

M. MUNIR AN-NABAWI,S.Pd.I.,M.Psi

Oleh:

Faisal Amri 201932045

INSTINTUT AGAMA ISLAM NEGERI


LHOKSEUMAWE
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

2021
KATA PENGANTAR

ِ ‫بِس ِْم هّللا ِ الرَّحْ َم ِن الر‬


‫َّحي ِْم‬
Alhamdulillahirobbillalamin, puji dan syukur saya ucap kehadirat AllAH
SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat serta salam kepada
Nabi Muhammad SAW. Berkat rahmat ALLAH SWT saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang konsep dasar konseling karier.

saya berterima kasih kepada bapak M. MUNIR AN-


NABAWI,S.Pd.I.,M.Psi Selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Karier.

Dengan selesainya makalah yang saya buat diharapkan dapat memberikan


masukan yang menambah pengetahuan pembaca. Semoga pembaca dapat
memanfaatkan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Karena makalah ini jauh dari kata sempurna, saya mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk memperbaiki penyusunan makalah yang
berikutnya.

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerakan konseling di Amerika Serikat memiliki keterkaitan


panjang dan berfokus kepada pengembangan karir dan pengambilan
keputusan. Selama tahun awal gerakan ini, upaya konseling yang
terorganisasikan disusun utamanya dari aktivitas bimbingan kerja. Minat
ini yang berakar pada parsons, tumbuh dari kepedulian kompleksitas dunia
kerja dan kesulitan yang di hasilkan oleh perencanaan karier, semua
konsep yang masih tersedia hingga hari ini. Seperti yang di praktikkan
oleh parson dan kolega-koleganya, konsep penyesuaian anak muda dengan
pekerjaan, berdasarkan karakterisktik keduanya, juga memiliki keterkaitan
panjang dan tradisional dengan gerakan konseling.

Ketika konsep ini dipeluas dan aktivitas dasar lainnya ditambahkan


di tahun 1920-an dan 1930-an, bimbingan pekerjaan menjadi sebuah
aktivitas layanan yang paling sering diidentifikasikan oleh pemberian
informasi pekerjaan dan pendidikan. Di akhir 1950-an dan 1960-an,
dengan lahirnya National Defence Education Act tahun 1958 penempatan
dan tindak-lanjut juga menjadi aktivitas signifikan bagi fase bimbingan
karier atau pekerjaan dari program konseling. Kalau begitu, hampir 60
tahunan, gerakan konseling sudah menjadi pengasuh utama perencanaan
karier di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga AS. Sebagaimana
pernyataan di atas makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai
konseling karier.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian karier ?

2. Apa pengertian karier ?

3. Apa saja teori-teori konseling karier?

A. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian karier
2. Mengetahui pengertian konseling karier
3. Mengetahui teori konseling karier

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian karier dan konseling karier


Pertumbuhan atensi yang semakin besar terhadap kebutuhan karier
dan penitikberatan berkesinambungan terhadap bimbingan dan konseling
karier telah mendorong pengembangan lebih jauh defenisi ini untuk
memilahkan sejumlah istilah yang agak membingungkan karena kemiripan
dan kedekatannya seperti pendidikan karier, pengembangan karier,
bimbingan karier, pendidikan kerja, dan pengembangan manusia. Berikut
beberapa defenisi yang telah pemakalah sebutkan di atas :
a. Karier (career): jumlah total pengalamaan kerja seseorang di
dalam kategori pekerjaan umum seperti mengajar, akuntansi,
pengobatan, atau penjualan.
b. Pekerjaan (occupation): sebuah aktivitas spesifik dari kerja atau
karya.
c. Pengembangan karier (career development): Apek dari
pengembangan total individu yang menitikberatkan pembelajaran,
persiapan, cara memasuki dan kemajuan dunia kerja.
d. Pendidikan karier (career education): Pengalaman pendidikan
terencana yang memfasilitasi pengembangan karier seseorang dan
mempersiapkannya masuk dunia kerja. Totalitas pengalaman di
mana seseorang belajar dan mempersiapkan diri untuk terlibat di
dalam pekerjaan sebagai bagian dari cara memperoleh
penghasilan. Tanggung jawab utama dengan sekolah dengan fokus
kepada pembelajaran, perencanaan dan persiapan memasuki
persiapan memasuki sebuah karier.
e. Bimbingan karier (career guidance): Aktivitas yang dilakukan
konselor di berbagai lingkup dengan tujuan menstimulasi dan
memfasilitasi perkembangan karier, seseorang di sepanjang usia

3
bekerjanya. Aktivitas ini meliputi bantuan dalam perencanaan
karier, pengambilan keputusan dan penyesuaian diri.
f. Pelatihan karier (career coaching): Membantu individu
menetapkan tujuan, mengidentifikasikan prosedur untuk mencapai
tujuan, dan mengevaluasi perkembangan menuju pencapaian
tujuan, ‘Pelatih’ juga memberi nasihat dan menguatkan klien untuk
‘tetap pada jalurnya’
g. Informasi pekerjaan (occupational information): Data tentang
pelatihan dan program pendidikan terkait, karier, pola karier, dan
kecendrungan dan peluang bagi pekerjaan tertentu.
h. Lapangan kerja (cocation); Penawaran kesempatan untuk bekerja
di bidang tertentu.
i. Pendidikan kerja (cocational education): pendidikan yang
merupakan persiapan bagi sebuah karier di sebuah pekerjaan atau
bidang teknis tertentu.
Defenisi yang terbatas ini mungkin berada di akhir kontinum.
Contohnya, karier kadang didefenisikan jumlah total pengalaman dan gaya
hidup seseorang, sedangkan pendidikan karier dilihat sebagai semua
aktivitas dan pengalaman terencana yang mempersiapkan seseorang untuk
bekerja. Namun begitu, defenisi lugas dan singkat meski terbatas ini
terbukti paling praktis bagi perencanaan spesifik program konseling,
pengembangan atau pendidikan karier.
Harus juga di catat kalau pengembangan, pendidikan dan konseling
karier saling berkaitan kendati berbeda-beda defenisinya. Salah satunya
tanpa yang lain akan menjadi tidak efektif dan tidak bermakna. Ketika
pndidikan karier menstimulusikan pengembangan karier, maka konseling
karier menyediakan arahan bagi pendidikan dan pengembangan karier itu
sendiri.
Konselor juga harus menyadari kalau pendidikan karier dan
program yang merupakan pelengkap konseling karier mestinya
berlandaskan pada tugas perkembangan sehingga tidak terbatas di

4
kelompok usia tertentu. Pengembangan karier di sepanjang usia hidup
adalah tema yang tepat bagi kondisi saat ini dan prospek masa depan.1

2. Teori-Teori Pengembangan Karier dan Pengambilan Keputusan


Salah satu aspek menyenangkan dari studi karier, entah formal atau tidak,
adalah upaya tanpa henti mengidentifikasikan kenapa seseorang berakhir di
sejumlah karier tertentu. Di teks-teks sejarah, kita dapat membaca faktor-faktor
yang dihasilkan oleh karier politik Franklin D, Rosevelt sepanjang hidupnya;
talenta multikarier Benjamin Franklin, Thomas Jefferson atau George
Washington carver; koboi yang kemudian menjadi penulis terkenal, O. Henry;
Elizabeth Cady Stanton, yang menjadi patriot dan aktivis menakjubkan; dan
yang lebih baru, aktor yang kemudian menjadi presiden AS, Ronald Reagen,
suatu saat kita pun pasti bertanya-tanya kenapa teman atau kerabat kita
akhirnya memilih suatu karier tertentu. Namun, agar pertanyaan ini menjadi
lebih pribadi kenapa anda sekarang berada di karier ini? Apakah yang sudah
memengaruhi Anda merencanakan karier merencanakan karier dan
pengambilan keputusan?Anda mungkin sudah ditanyai hal-hal semacam itu
sebelumnya, dan ketika anda kemudian berefleksi dan merespons, Anda
mungkin sudah menganalisis seperangkat faktor alasan yang tampaknya paling
rekevan bagi keputusan anda tersebut. Dari situ mungkin anda akan
menyajikan seperangkat penjelasan yang masuk akal, kebanyakan dari kita
mungin juga sudah menawarkan nasihat karier tertentu kepada orang lain,
berdasarkan pengalaman karier kita sendiri, atau berdasarkan teori kepribadian
bagi pengembangan karier. Kendati demikian, kita harus menyadari bias-bias
dan keterbatasan pengalaman kita sendiri. Untuk mengembangkan sebuah teori
bagi kondisi tertentu, perlu sekali mengumpulkan data yang relevan,
mempelajari hubungan di antara data, dan akhirnya, berspekulasi tentang
apakah maknanya. Spekulasi ini dinyatakan sebagai hipotesis, penjelasan, atau

1
Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell “Bimbingan dan Konseling”, terj. Intoroducion to
Conseling and Guidance, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hal. 445-446

5
prediksi yang bisa dites. Jika sebuah teori terbukti memiliki validitas, ia akan
dibangun dan dikembangkan lebih jauh, lewat aktivitas riset dan aplikasi.2

A. faktor-sifat/watak
Teori yang awal muncul bagi konseling dan pengembangan karier
disebut faktor-sifat/watak (trail-factor). Label ini berangkat dari asumsi bahwa
dengan menilai sifat/watak individu lewat ukuran-ukuran objektif lalu
menyesuaikannya dengan yang biasanya dibutuhkan bagi peforma yang sukses
di wilayah karier tertentu akan memampukan konselor menyediakan bantuan
objektif bagi klien yang mencari arah karier.
Pendekatan fakor-sifat/watak ini didasarkan pada konsep Frank Parsons
tentang bimbingan kerja yang diuraikan di bukanya choosing a vocation
(1909). Di buku ini, Parsons menyarankan tiga langkah besar untuk
mengembanggakan pengambilan keputusan karier individu. Dalam bentuk
ringkasnya, langkah-langkah tersebut berbunyi sebagai berikut:
1. Sebuah pemahaman yang jelas dan objektif bagi tentang diri
seseorang seperti kemampuannya, minatnya, sikapnya, dan lain
–lain.
2. Sebuah pengetahuan tentang persyaratan dan karakteristik
karier-karier yang spesifik.
3. Sebuah pengakuan dan pengaplikasian hubungan antara poin 1
dan 2 di atas bagi sebuah perencanaan karier yang sukses.
Pendekatan faktor-sifat/watak bagi pengambilan keputusan
karier adalah yang tertua, dan mungkin yang paling bertahan
lama dari sekian pendekatan teoretis yang tersedia bagi
konseling karier.
B. Teori perkembangan
Teori perkembangan relevan dengan dengan perencanaan karier yang
memandang pengembangan karier sebagai satu aspek dari perkembangan total
seseorang, lebih jauh lagi, teoritis perkembangan mengasumsikan kalau

2
Ibid.,hal.452-453.

6
perkembangan karier adalah sebuah proses yang terus berlangsung di seluruh
rentang usia individu, akibatnya, kebanyakan teori cenderumg berfokus kepada
tahap-tahap perkembangan yang sesuai dengan usia. Di titik ini, generasi
belakangan sudah melihat peningkatan minat dan riset pada orang dewasa,
termasuk juga orang dewasa yang sudah uzur. Ginzberg, Ginsburg, Axelrad
dan herma (1951) adalah para perintis awal bagi penciptaan teori pilihan kerja
berbasis prespektif perkembangan. Tim ini menganalisis proses pengambilan
keputusan kerja berdasarkan tiga periode: pilihan fantasi, pilihan tentatif dan
pilihan realistik. Teori ini menyatakan sebuah proses yang bergerak semakin
tinggi menuju realisme dalam pengambilan keputusan karier ketika seseorang
semakin lanjut usianya.
Di tahun 1972, Ginzberg memodifikasi teori awal dengan menyatakan
kalau pilihan dan pengembangan kerja merupakan proses seumur hidup dan
terbuka. Di dalam proses ini, pencapaian optimalisasi lebih tepat untuk
mendeskripsikan upaya-upaya individu saat mereka berusaha menemukan
pekerjaan yang cocok. Awalnya, Ginzberg dan kolega-koleganya menyatakan
kalau kristalisasi pilihan kerja mau tak mau memiliki kualitas kompromi. Teori
revisi Ginzberg juga meletakkan perhatian kepada batasan-batasan seperti
penghasilan dan situasi keluarga, sikap dan nilai orang tua, peluang di dunia
kerja, dan orientasi nilai. Baik teori awal maupun revisi Ginzberg sama-sama
menyatakan pentingnya tahun-tahun awal sekolah yang memengaruhi
perencanaan karier di masa depan.3
C. Teori kepribadian
Teori keprobadian melihat preferensi pekerjaan sebagai ekspresi
kepribadian. Mereka menyatakan kalau banyak perilaku pencarian karier
merupakan sebuah pertumbuhan dari upaya-upaya untuk menyesuaikan
karakteristik individu dengan bidang kerja tertentu.
Pendekatan popular saat ini yang merepresentasikan teori kepribadian
dalam bimbingan kerja adalah teori John Holland tentang tipe kepribadian dan
model lingkungan. Teori ini didasarkan kepada asumsi utama tentang tentang

3
Ibid.,hal.454-455.

7
tipe kepribadian dan determinasinya, dan kaitannya dengan beragam hasil dan
pilihan kerja. Dengan kata lain, individu mengekspresikan dirinya sendiri, nilai
yang di anutnya dan minat yang dikejarnya dan lain-lain melalui pilihan karier
sebuah lingkungan kerja bagi mereka.4

4
Ibid.,hal.458-461.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Karier (career): jumlah total pengalamaan kerja seseorang di
dalam kategori pekerjaan umum seperti mengajar, akuntansi,
pengobatan, atau penjualan.
2. Pekerjaan (occupation): sebuah aktivitas spesifik dari kerja atau
karya.
3. Pengembangan karier (career development): Apek dari
pengembangan total individu yang menitikberatkan pembelajaran,
persiapan, cara memasuki dan kemajuan dunia kerja.
4. Pendidikan karier (career education): Pengalaman pendidikan
terencana yang memfasilitasi pengembangan karier seseorang dan
mempersiapkannya masuk dunia kerja. Totalitas pengalaman di
mana seseorang belajar dan mempersiapkan diri untuk terlibat di
dalam pekerjaan sebagai bagian dari cara memperoleh
penghasilan. Tanggung jawab utama dengan sekolah dengan fokus
kepada pembelajaran, perencanaan dan persiapan memasuki
persiapan memasuki sebuah karier.
5. Bimbingan karier (career guidance): Aktivitas yang dilakukan
konselor di berbagai lingkup dengan tujuan menstimulasi dan
memfasilitasi perkembangan karier, seseorang di sepanjang usia
bekerjanya. Aktivitas ini meliputi bantuan dalam perencanaan
karier, pengambilan keputusan dan penyesuaian diri.
6. Pelatihan karier (career coaching): Membantu individu
menetapkan tujuan, mengidentifikasikan prosedur untuk mencapai
tujuan, dan mengevaluasi perkembangan menuju pencapaian

9
tujuan, ‘Pelatih’ juga memberi nasihat dan menguatkan klien untuk
‘tetap pada jalurnya’
7. Informasi pekerjaan (occupational information): Data tentang
pelatihan dan program pendidikan terkait, karier, pola karier, dan
kecendrungan dan peluang bagi pekerjaan tertentu.
8. Lapangan kerja (cocation); Penawaran kesempatan untuk bekerja
di bidang tertentu.
9. Pendidikan kerja (cocational education): pendidikan yang
merupakan persiapan bagi sebuah karier di sebuah pekerjaan atau
bidang teknis tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell “Bimbingan dan Konseling”, terj. Intoroducion
to Conseling and Guidance, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

10

Anda mungkin juga menyukai