Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI PERKEMBANGAN KARIER SUPER

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Teori Bimbingan dan Konseling Karier


Dosen Pengampu : Dr. Naharus Surur, M.Pd.

Oleh:

Kelompok 7

1. Alin Septi Pratiwi (K3120004)


2. Kukuh Surya Abadi (K3120032)
3. Reysya Chintyasari (K3120052)
4. Rindang Anggun Istiqomah (K3120054)
5. Sinta Rahmawati (K3120064)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat
dan kasih sayang-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Teori Perkembangan Karier Super ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Dr. Naharus Surur, M.Pd. pada mata kuliah Teori Bimbingan dan Konseling
Karier. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Teori Perkembangan Karier Super bagi penulis dan pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Naharus Surur, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Teori Bimbingan dan Konseling Karier yang telah
memberikan tugas ini dan memberikan bimbingan dalam penyusunannya sehingga
dapat menambah pengetahuan serta memperluas wawasan sesuai bidang studi yang
kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan cukup baik.

Kami menyadari betul bahwa makalah yang kami susun masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi
peningkatan mutu makalah ini. Sekian.

Surakarta, 18 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Perkembangan Karier Super ........................................ 3


B. Tujuan Perkembangan Karier Super ....................................................... 3
C. Manfaat Perkembangan Karier Super ..................................................... 3
D. Proposisi Teori Perkembangan Karier Super .......................................... 3
E. Tahapan Perkembangan Karier Super ..................................................... 5
F. Implementasi Teori di Bidang Bimbingan dan Konseling ...................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
B. Saran ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Life-career Rainbow................................................................... 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan yang
berupaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka
ketercapaian tugas perkembangan yang utuh dan optimal. Model bimbingan dan
konseling saat ini mengacu pada ASCA dengan konsep Bimbingan dan
Konseling Komprehensif dimana tujuan utamanya adalah preventive dan
developmental. Tujuan kuratif yang ada dalam BK konvensional merupakan
tujuan paling akhir dalam BK komprehensif karena BK komprehensif lebih
menekankan pada upaya pencegahan dan pengembangan diri peserta
didik/konseli.
Bimbingan dan konseling berasaskan pada kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, keaktifan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan,
keharmonisan, keahlian, serta tut wuri handayani yang disebutkan dalam
Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Berdasarkan acuan ASCA yang
diperbaharui pada tahun 2014, bidang layanan bimbingan dan konseling
komprehensif meliputi bidang sosial/emosional, akademik, dan karier.
Berbicara tentang karier tentu berbeda dengan pekerjaan. Karier
didefinisikan sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan
pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan
rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan (Gibson et al, 1995). Dalam
bimbingan dan konseling, guru BK atau konselor tentu harus memiliki
pemahaman teoritis mengenai karier. Dengan demikian, pembahasan dalam
penulisan makalah ini meliputi gagasan Donald Super tentang perkembangan
karier. Melalui pengetahuan teoritis perkembangan karier dari tokoh tersebut,
diharapkan calon guru BK/konselor atau bahkan guru BK maupun konselor
mampu memahami proses menemukan karier dan memiliki pemahaman yang

1
komprehensif terkait karier dan pemanfaatan teorinya dalam proses
pembentukan karier.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori perkembangan karier Super?
2. Apa saja tujuan dari adanya teori perkembangan karier Super?
3. Seperti apa manfaat yang diberikan oleh teori perkembangan tersebut?
4. Seperti apa bentuk proposisi teori perkembangan karier Super?
5. Bagaimana tahapan perkembangan karier Super?
6. Bagaimana peran teori tersebut dalam bimbingan dan konseling?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makna teori perkembangan karier Super
2. Memahami tujuan adanya teori perkembangan karier Super
3. Menganalisis manfaat yang diperoleh dari teori perkembangan karier Super
4. Mengetahui bentuk proposisi teori perkembangan karier Super
5. Menelaah tahapan perkembangan karier Super
6. Mengetahui peran teori perkembangan karier Super dalam bimbingan dan
konseling

D. Manfaat Penulisan
1. Secara teoritis, penulisan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan bagi penulis dan pembaca
2. Memberikan gambaran dari teori perkembangan karier menurut Super
3. Dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran
4. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi penulis lain yang akan melakukan
penulisan lain yang sejenis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Teori Perkembangan Karier Super


Teori perkembangan karier menurut Donald Super yaitu teori yang
dasarnya perwujudan dari konsep diri. Hanya berfokus pada pertumbuhan dan
arah dari sejumlah persoalan karir individu sepanjang rentang hidupnya. Jadi
teori ini menekankan pada konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan yang akan dipegang nantinya.

B. Tujuan Teori Perkembangan Karier Super


Teori Perkembangan karier Super bertujuan untuk mengenalkan individu
pada perencanaan karier menurut Super. Perencanakan karier adalah
serangkaian pekerjaan, jabatan, dan kedudukan yang mengarah pada dunia kerja
dan menyusun program kerja di masa mendatang guna menyiapkan tujuan karier
dan informasi tentang dunia kerja.

C. Manfaat Teori Perkembangan Karier Super


Teori Perkembangan karier Super memiliki beberapa keuntungan, yaitu
untuk mempertimbangkan bahwa individu berubah dari waktu ke waktu, selain
itu dapat membantu siswa memperjelas konsep diri. Mewujudkan konsep diri
dalam suatu bidang yang paling diinginkan untuk mengekspresikan diri sendiri
dan juga berkaitan dengan pilihan terhadap peran yang dimiliki, tersedianya
kesempatan untuk mengambil keputusan sepanjang hidup serta dapat
mengetahui tahap perkembangan karier jelas.

D. Proposisi Teori Perkembangan Karier Super


Menurut Brown, teori Super dinyatakan dalam bentuk proposisi (Maxwell,
2007). Pada mulanya tahun 1953, Super menghasilkan sepuluh (10) proposisi.

3
Kemudian tahun 1957, bersama Bachrach dikembangkan menjadi dua belas
(12) dan tahun 1990 dikembangkan lagi menjadi empat belas proposisi yaitu:

1. Setiap orang memiliki perbedaan individual dalam kemampuan,


kepribadian, kebutuhan, nilai, minat, sifat, dan konsep diri.

2. Berdasarkan karakteristik tersebut, setiap individu masing-masing


memiliki kecakapan untuk sejumlah pekerjaan.

3. Setiap pekerjaan membutuhkan pola karakteristik kemampuan dan


kepribadian yang cukup luas sehingga bagi setiap orang tersedia
beragam pekerjaan dan setiap pekerjaan terbuka bagi bermacam-
macam orang.

4. Pilihan vokasional dan kompetensi, situasi-situasi di mana orang


hidup dan bekerja, serta konsep diri akan mengalami perubahan
karena waktu dan pengalaman, karena itu membuat pilihan pekerjaan
dan penyesuaiannya merupakan suatu proses yang kontinyu.

5. Proses perkembangan itu dapat kita simpulkan dalam serangkaian


tahap-tahap perkembangan kehidupan manusia, yaitu pertumbuhan,
eksplorasi, pembentukan, pemeliharaan, dan kemunduran, dan dibagi
lagi menjadi: (a) fantasi, fase tentatif, dan realistis dari tahap
eksplorasi dan (b) fase uji coba (trial) dan fase stabil (stable) dari
tahap pembentukan.

6. Pola karier seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi


orangtua, kemampuan mental, pendidikan, keterampilan, karakteristik
kepribadian (kebutuhan, nilai, kepentingan, sifat, dan konsep diri),
dan kematangan karier serta kesempatan yang terbuka bagi dirinya.
Semua faktor di belakang pengalaman individu berkontribusi terhadap
sikap dan perilaku. Beberapa faktor jelas berkontribusi lebih
signifikan daripada yang lain.

4
7. Perkembangan orang dalam melewati tahap-tahap dapat dipandu
dengan bantuan untuk pematangan kemampuan dan minat.
8. Proses perkembangan karier pada dasarnya adalah pengembangan dan
implementasi konsep diri.
9. Proses kompromi antara faktor individu dan sosial, antara konsep diri
dan realitas, adalah permainan peranan dalam berbagai latar dan
keadaan (pribadi, kelompok, pergaulan, hubungan kerja).
10. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada sejauh mana
individu dapat menyalurkan kemampuan, nilai, minat, karakter
kepribadian, dan konsep dirinya.
11. Kesuksesan dalam menghadapi tuntutan lingkungan dalam setiap
tahap kehidupan karir diberikan tergantung pada kesiapan individu
untuk mengatasi tuntutan tersebut (kematangan karir).
12. Kematangan karier adalah konstruksi hipotetis. Penelitian awal Super
(Studi Pola Karier) membahas konsep diri yang terkait dengan karier
atau masalah perkembangan vokasional. Super dan rekan kerja
mencari cara untuk mendefinisikan dan menilai konsep ini. Dari
upaya ini muncul Inventori Perkembangan Karier Super.
13. Tingkat kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan itu selaras dengan
penerapan konsep diri.
14. Bekerja dan pekerjaan merupakan titik pusat organisasi kepribadian
bagi kebanyakan orang, sedangkan bagi segolongan orang lagi yang
menjadi titik pusat adalah hal lain, misalnya pengisian waktu luang
dan kerumahtanggaan.

E. Tahapan Perkembangan Karier Super


Pada tahun 1996, Super mencetuskan konsep life span-life space yang
merupakan hubungan antara tahapan hidup psikologis dan teori peranan sosial
untuk mendapatkan gambaran umum mengenai karier yang multiperan.
Terdapat dua dimensi yang dibangun dalam teori tersebut: waktu yang
diistilahkan sebagai life span (tahapan perkembangan karier yang diperankan

5
sesuai dengan usia mulai dari seorang anak, belajar, hidup bermasyarakat,
bekerja, menikah, hingga masa pension), dan ruang yang diistilahkan sebagai
life space (berkaitan dengan kondisi sosial tempat individu hidup). Dengan
demikian, pada usia tertentu individu memiliki peran perkembangan yang harus
dijalankan sesuai dengan tahap perkembangannya. Hubungan antara usia dan
tahapan perkembangan karier menurut Super disebut dengan pelangi karir
kehidupan (life-career rainbow). ‘Pelangi’ ini menggambarkan koneksi antara
usia dan tahapan perkembangan yang menjadi tugas dalam hidupnya (Marinhu,
1988).

Gambar 2.1 Life-career Rainbow


Life-career rainbow yang digambarkan oleh Super terdapat lima tahapan
(Super dalam Cosette & Allison, 2007). Fase pertumbuhan (growth) dimulai
sejak usia 4 – 13 tahun. Pada tahap ini, kebutuhan dan fantasi merupakan dua
hal yang dominan. Konsep diri yang dimiliki dibentuk melalui identifikasi
terhadap tokoh inti dalam keluarga dan lingkungan sekolah. Tugas
perkembangan pada fase growth yakni menjadi lebih perhatian dan berorientasi

6
pada masa depan, meningkatkan kontrol diri terhadap hidupnya, meyakinkan
diri supaya berprestasi secara akademik di sekolah, dan memilih tingkah laku
dan kebiasaan yang kompeten untuk bekerja. fase eksplorasi (exploration)
berada pada rentang usia 14 – 24 tahun yang di dalamnya terdapat penggalian
sosial yang sesuai dengan dirinya dari dalam maupun luar dunianya. Pada fase
ini, individu sudah memikirkan berbagai alternatif karier tetapi belum
mengambil keputusan yang mengikat. Pencarian informasi ini melibatkan
perilaku remaja dari karier impian menjadi pekerja sesungguhnya melalui tiga
proses:
1. Kristalisasi: Muncul ketika empat tugas perkembangan di fase
sebelumnya sudah terpenuhi. Individu dalam proses ini
mengembangkan dan merencanakan tujuan karier tentatifnya
berdasarkan informasi yang diperoleh dari lingkungan sekitar.
Individu sudah beridentitas vokasional melalui preferensi dari
kelompok kerja dengan tingkat kemampuan tertentu (Super et al.,
1996).
2. Spesifikasi: Membutuhkan individu untuk menggali lebih dalam
tentang kariernya dan beralih dari karier tentative menjadi karier yang
spesifik. Hal ini melibatkan perubahan konsep diri vokasional pribadi
menjadi peran karier umum yang melibatkan proses psikososial dalam
pembentukan identitas (Savickas, 2002).
3. Implementasi atau aktualisasi: Individu membuat suatu pilihan dengan
melakukan pekerjaan berlandaskan proses latihan dan merasakan
sendiri pekerjaan dalam suatu karier.

Berikutnya fase pemantapan (estabilishment) yang melibatkan


implementasi dari konsep diri dalam peran karier. Fase ini berada pada rentang
usia 25 – 44 tahun yang bertujuan untuk mendapatkan kohesi antara zona di
dalam dan di luar diri individu dengan tugas berupa stabilisasi posisi karier, serta
memajukan tingkat kinerja yang lebih tinggi. Fase pemeliharaan (maintenance)
terjadi pada rentang usia 45 – 65 tahun. Individu akan menetapkan pilihannya
dalam suatu karier dan memeliharanya. Tiga tugas perkembangan dalam tahap

7
ini yakni mempertahankan apa yang sudah diraih, meningkatkan kemampuan
dan pengetahuan, serta melakukan inovasi dengan melakukan tugas secara
berbeda maupun menggali tantangan baru. Terakhir, fase penurunan
(disengagement). Ketika individu berada di tahap ini, terdapat tugas
perkembangan dalam melambatnya diri, rencana pension yang mengarahkan
pada perpisahan karier, dan kehidupan pension itu sendiri. Tahap ini terjadi di
usia 65 tahun ke atas ketika kekuatan fisik dan mental menurun, sehingga
aktivitas kerja berubah dan berhenti pada waktunya (Angelia, 2012).

F. Peran Teori Perkembangan Karier Super dalam Bimbingan dan Konseling


Implementasi program layanan BK karir dalam fase ini menjadi hal yang
sangat penting, karena pada usia inilah keputusan-keputusan mengenai karir
diambil oleh seorang individu. Individu yang matang akan melakukan pilihan-
pilihan karir yang tepat bagi dirinya dengan mempertimbangkan berbagai aspek
yang terdapat pada dirinya. Sementara individu yang tidak matang sangat
memungkinkan melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan karir
(Hidayat & Prabowo, 2019).
Perencanaan karier sebagai bagian penting dari keseluruhan kegiatan di
perguruan tinggi. Rangkaian model untuk program perencanaan karir di
perguruan tinggi yaitu: orientasi kesadaran, asesmen diri, penjajakan karir,
membuat tujuan karir, pengalaman kerja, konteks karir, tersedianya dunia kerja,
penempatan dan alumni. Sistem penyampaian dalam layanan bimbingan dan
konseling karir dengan cara: layanan orientasi, layanan informasi, layanan
penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, serta bimbingan dan
konseling kelompok.
Program layanan BK karir di perguruan tinggi bertujuan untuk membantu
mahasiswa memahami perencanaan karir dan proses penempatan setelah
menamatkan perguruan tinggi di masa depan. Sukardi (1989) mengemukakan
agar siswa dapat:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri
2. Meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja

8
3. Mengembangkan sikap dan nilai diri dalam menghadapi pilihan
lapangan kerja dan persiapan memasukinya
4. Meningkatkan keterampilan berpikir supaya mampu mengambil
keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia
dalam dunia kerja
5. Menguasai keterampilan dasar yang penting dalam pekerjaan
Sebuah layanan diberikan tentu menginginkan adanya perubahan setelah
proses layanan itu terjadi. Bimbingan konseling memberikan berbagai bentuk
layanan dengan harapan dapat memberikan perubahan baik bagi siswa-siswa
yang pernah mendapatkan layanan karena bentuk permasalahan atau bagi
perkembangan sekolah pada umumnya. Perubahan perilaku diwujudkan sebagai
dampak implementsi dari layanan bimbingan konseling.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi di atas, dapat disimpulkan bahwa teori
perkembangan karier yang dicetuskan oleh Super dapat diartikan sebagai dasar
perwujudan konsep diri yang berkaitan dengan karier di masa depan. Teori ini
bertujuan untuk memberikan gambaran diri secara utuh untuk mampu
mengarahkan dirinya pada sejumlah pilihan karier yang ada. Teori Super ini juga
bermanfaat untuk melihat peluang karier yang linier dengan potensi diri
seseorang. Super mengembangkan sepuluh proposisi yang akhirnya
dikembangkan lebih luas oleh Bachrach menjadi empat belas proposisi. Selain
proposisi yang diprakarsai oleh Super, ia juga menuliskan tahapan
perkembangan karier yang terdiri atas lima fase penting yakni growth,
exploration, estabilishment, maintenance, dan disengagement. Implementasi
teori Super dalam bidang BK yakni membantu guru BK atau konselor untuk
mengarahkan individu sebagai konseli dalam mengenali dirinya secara utuh
guna melihat peluang pekerjaan/karier yang ada. Selain itu, teori ini juga
membantu konseli untuk memantapkan pilihannya dalam pekerjaan.

B. Saran
Penggunaan teori perkembangan karier Super hendaknya dapat digunakan
di berbagai bidang, tidak hanya bidang pendidikan. Metode penerapan teori juga
sebaiknya bisa digunakan dalam layanan dasar dan tidak hanya berfokus pada
layanan responsif. Guru BK sebagai fasilitator bagi konseli juga tentu harus
mampu menguasai teori perkembangan karier ini untuk mengupayakan konseli
memahami dirinya sendiri dan pilihan-pilihan karier yang tersedia. Apalagi di
zaman yang semakin canggih dimana peluang karier sangat luas, guru BK harus
mampu mengarahkan peserta didik untuk memantapkan pilihannya sesuai
potensi yang dimiliki.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anjarwati, A. 2015. Hubungan antara Tingkat Konsep Diri dengan Tingkat


Kematangan Karir pada Siswa Kelas XI SMK Taruna Jaya Gresik. Jurnal
Psikosains, 10 (1), 11 – 24. [Online]
https://bit.ly/GarudaRistekdiktiAnjarwati diakses pada 12 September 2021

Journalpapers. 2020. Sejarah Teori Super


https://www.journalpapers.org/2020/06/sejarah-teori-super.html diakses
pada 17 September 2021

Prayitno. 2010. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Layanan Bimbingan dan


Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia

Putra, B. J. 2021. Studi Literatur: Teori Perkembangan Karir Donald Edwin


Super. Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, 2 (1), 22-30
[Online]
http://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/coution/article/view/
diakses pada 14 September 2021

Utami, S.W. 2012. Peningkatan Kematangan Karir Melalui Konseling Kelompok


pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Muhammadiyah I Yogyakarta.
Yogyakarta: Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta [Online]
https://eprints.uny.ac.id/9296/ diakses pada 12 September 2021

Zuraida, D.J. 2017. Chapter Report Bimbingan dan Konseling Perkembangan


Karir: Teori Perkembangan Karir Super, Savickas, dan Blustein
https://bit.ly/BimbinganKarirSuperSavickasBlustein diakses pada 12
September 2021

Anda mungkin juga menyukai