Anda di halaman 1dari 13

ANALISA KEPRIBADIAN GREYSIA POLII &

APRIYANI RAHAYU
diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Humanistik dan
Psikologi Kognitif
Dosen Pengampu : Dyah Titi Setyaningrum, M.Psi

Disusun Oleh :
     Yudha Indera Putra     7111211225
Mochamad Vigo Prawira A 7111211227
Danastri Fauziyah Kinanti 7111211229
Denisha Aftania Hafiza 7111211248

Kelas : 2G
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI 
2022

BAB I
BIOGRAFI TOKOH

A. Biografi Greysia Polii


Greysia Polii atau dikenal dengan Greys lahir di Jakarta pada
tanggal 11 Agustus 1987. Atlet bulu tangkis dalam sektor ganda putri
Indonesia lahir dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi. Dia merupakan
anak ketiga dari lima bersaudara. Wanita keturunan Manado ini telah
menikah dengan seorang pengusaha bisnis perhiasan, Felix Djimin.

Saat kecil, Greys tinggal di Jakarta hingga berusia 2 tahun, lalu


pindah ke Manado karena ayahnya meninggal dunia. Ia tertarik untuk
terjun ke permainan bulu tangkis karena pengaruh dari salah seorang
kakaknya, Deyana Lomban, salah satu mantan atlet bulu tangkis nasional
Indonesia. Bakat Greys mulai terlihat ketika berusia 6 tahun. Ketika
menginjak usia 8 tahun, Greys dan ibunya memutuskan untuk pergi ke
Jakarta sehingga Greys bisa mendapatkan pelatihan bulu tangkis dan
bersekolah dengan baik. Ibunya harus banting tulang sehingga dapat
membiayai Greysia Polii, salah satunya dengan menerima jasa jahit baju.

Greysia Polii bergabung ke sebuah klub bernama Jaya Raya


Jakarta. Semasa berada di klub, ia sangat sering berlatih untuk
mewujudkan mimpinya tersebut. Pada awalnya, ia difokuskan untuk
menjadi pemain tunggal. Kemudian Retno Koestijah menyadari bahwa
Greysia memiliki bakat untuk menjadi pemain ganda. Keputusan tersebut
membuat Greys dapat bergabung dengan tim nasional bulu tangkis
Indonesia pada tahun 2003.

Greys memulai karirnya sebagai atlet ganda putri dan campuran.


Bersama dengan Heni Budiman dan Muhammad Rijal, Greys banyak
menghasilkan prestasi pada kejuaraan – kejuaraan bulu tangkis junior.
Pada tahun 2008, Greys berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari.
Selama berpasangan selama setahun, mereka belum menunjukkan prestasi
yang diharapkan. Tahun 2009, Greys dipasangkan dengan Meiliana
Jauhari dan membawa hasil yang cukup mengejutkan yakni sampai ke
perempat final Singapura Open. Pada tahun 2012, Greys diberi
kesempatan pertama untuk mengikuti Olimpiade di London. Namun, ia
dan Meiliana dianggap melanggar kode etik sehingga harus
didiskualifikasi dari pertandingan tersebut. Awal 2013, Greys dipasangkan
lagi dengan orang lain yakni Anggia Shitta Awanda.

Tidak lama setelah itu, Greys harus mengganti partnernya lagi. Ia


dipasangkan kembali dengan rekan lamanya, yakni Nitya. Tahun 2016,
Greys mendapat kesempatan kedua untuk mengikuti Olimpiade. Namun,
ia kembali gagal. Pada tahun itu juga, rekannya, Nitya mengalami cedera
serius dan harus pensiun. Hal tersebut sempat membuat Greysia Polii
menyerah. Ia berpikir untuk berhenti dan keluar dari olahraga bulu tangkis
seperti rekannya.
Akan tetapi, sang pelatih membujuk agar Greys tetap bermain di
tim nasional dan tidak keluar. Greys menuruti perkataan pelatihnya dan
bersabar untuk menunggu partner yang mampu membawanya menjadi
juara. Penantian panjang yang dilakukan oleh Greysia Polii membuahkan
hasil. Tahun 2017, ia dipasangkan dengan partnernya sampai sekarang,
Apriyani Rahayu. Greys yang umurnya tidak muda lagi  harus bersabar
karena dipasangkan dengan Apriyani yang bisa dikatakan belum
mempunyai banyak pengalaman, seperti Greys.

Namun harapan mulai muncul ketika ia bersama dengan Apriyani


mampu menjadi juara pada Thailand Open 2017 dan Prancis Open.
Bersama dengan Apriyani, ia mulai bangkit lagi dan meraih gelar juara di
banyak turnamen. Titik utamanya adalah ketika Olimpiade di Tokyo.
Olimpiade ini menjadi penebusan dari kekalahan dua kali yang diderita
olehnya pada tahun-tahun sebelumnya. Greys juga membuktikan
kemampuan, kerja keras, dan kesabaran yang selama ini telah ia berikan
tidak berakhir sia-sia.

B. Biografi Apriyani Rahayu

Apriyani Rahayu lahir pada 29 April 1998 di Konawe, Sulawesi


Tenggara. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara pasangan
Ameruddin dan Sitti Jauhar. Sejak kecil Apriyani sudah akrab dengan bulu
tangkis. Ia mulai terobsesi dan serius menggelutinya saat berusia 9 tahun.
Pada saat itu pula Apriyani memulai latihan bulutangkisnya menggunakan
raket kayu yang dibuat oleh ayahnya bahkan raket kayu itupun tidak
memiliki senar. Raket sederhana itu juga terlihat terbuat dari potongan-
potongan kayu yang kemudian disatukan. 
Ayahanda menyebut raket tersebutlah yang menyimpan banyak
sejarah. Karena, sedari kecil Apriyani sudah menggunakannya untuk
latihan bulutangkis. Ia pun mengajak ayah maupun ibunya untuk latihan
bermain bulutangkis dengan menggunakan raket kayu tersebut. Sang
ayahanda menjelaskan bahwa ibu Apriyani sebenarnya mempunyai raket
seperti pada umumnya. Raket tersebut juga kerap kali dipakai oleh
Apriyani ketika bermain bulutangkis bersama sang ibu atau pun ayah.
Namun ketika ia bermain dengan para teman sebayanya, Apriyani lebih
memilih menggunakan raket kayu.
Ketertarikannya terhadap bulu tangkis mendapat dukungan penuh
dari ayah dan ibunya. Meskipun banyak orang yang meremehkan, orang
tua Apriyani selalu yakin pada putrinya. Mereka berupaya
mengembangkan potensi yang dimiliki Apriyani semaksimal mungkin
hingga berhasil memenangkan beberapa pertandingan tingkat regional.
Apriyani pun mengawali karier sebagai atlet bulu tangkis pada
2011 di Klub Pelita Bakrie, Jakarta. Ia menunjukkan kemampuannya
dengan tampil single di ajang Sirnas Djarum 2012 di Banjarmasin walau
harus tersingkir di babak pertama. Bersama Jauza Fadhillah Sugiarto,
Apriyani mulai menorehkan prestasi untuk bulu tangkis Indonesia.
Di usianya yang masih terbilang muda, Apriyani telah menorehkan
sejumlah prestasinya untuk Indonesia. Beberapa di antaranya Kejuaraan
Dunia Junior di Malaysia 2014 (perak), Kejuaraan Dunia Junior 2015 di
Peru (perunggu), Kejuaraan Asia Junior 2015-2016 (2 perunggu), BWF
International 2015-2016, BWF Grand Prix 2017, BWF Super Series 2017,
BWF World Tour (2018-2021), Kejuaraan Dunia 2018 di Tiongkok
(perunggu), Asian Games 2018 (perunggu), dan Kejuaraan Dunia 2019 di
Swiss (perunggu).
Prestasi tersebut tentu tidak lepas dari peran pasangan mainnya.
Sempat berganti pasangan beberapa kali, Apriyani akhirnya dipasangkan
dengan Greysia Polii pada 2017. Bersama Greysia, Apriyani tampil
perdana di Kejuaraan Beregu Sudirman Cup 2017. Mereka sempat
memenangkan beberapa pertandingan bersama, di antaranya Juara
Thailand Open Grand Prix Gold 2017, Juara France Open Super Series
2017, Runner Up Hongkong Open Super Series 2017, Runner Up
Indonesia Masters HSBC WTS 500 2018, Juara India Open HSBC WTS
500 2018, Juara Thailand Open HSBC WTS 500 2018, Asian Games
2018, BWF World Championship 2019, dan Juara Thailand Open 2021,
dan Juara Olimpiade Tokyo 2020.

 
BAB II
ALASAN MEMILIH TOKOH

Greysia Polii merupakan salah satu seorang Atlet Bulu Tangkis yang
memiliki segudang prestasi dan memiliki partner main yaitu dengan Apriyani
Rahayu yang juga memiliki banyak sekali penghargaan bahkan prestasi yang telah
mereka dapatkan. Terbilang pada tahun 2017, Greysia Polii dipasangkan dengan
Apriyani Rahayu dengan tampil perdana di Kejuaraan Beregu Sudirman Cup
2017.
Dari penampilan perdana mereka, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu
mendapatkan gelar juara dan segudang prestasi mulai dari pertandingan club
sampai internasional yang dikenal dunia sampai sekarang, di antaranya Juara
Thailand Open Grand Prix Gold 2017, Juara France Open Super Series 2017,
Runner Up Hongkong Open Super Series 2017, Runner Up Indonesia Masters
HSBC WTS 500 2018, Juara India Open HSBC WTS 500 2018, Juara Thailand
Open HSBC WTS 500 2018, Asian Games 2018, BWF World Championship
2019,  Juara Thailand Open 2021 dan yang paling mengesankan adalah gelar
mereka sebagai Juara Olimpiade 2020.
Perjalanan mereka yang sangat panjang dan segala rintangan yang mereka
hadapi juga sempat menjadi kontroversi, khususnya masalah Greysia yang sempat
didiskualifikasi pada Olimpiade 2012 dan terkena skors dari BWF karena dinilai
memanipulasi skor untuk menghindari lawan yang dianggap sulit. Lewat kejadian
tersebut, Greysia banyak mengembangkan dirinya dan menjadikan pengalaman itu
sebagai perjalanan yang berarti. Cara pandang positif Greysia terhadap masa
lalunya hingga motivasi yang dimilikinya sangat luar biasa hingga ia bisa bangkit
dari keterpurukan. Cita-cita yang memang sudah Greysia dan Apriani tanam
untuk menyumbangkan medali dari sektor ganda putri bulu tangkis benar-benar
merupakan tekad yang sangat besar hingga bisa terwujud pada Olimpiade 2020
yang lalu.
Dari kegigihan, usaha, dan doa yang dilakukan nya sampai saat sekarang
tentu ini memunculkan banyak sekali nilai moral dan nilai teladan bagi kami
pribadi selaku penulis diantaranya adalah ia merupakan sosok yang sangat pekerja
keras, tekun dalam menjalani suatu hal, dan saat mereka tampil membawa nama
Bangsa Indonesia mereka tidak luput dari etika dan tata krama yang sudah
diajarkan oleh kedua orang tuanya.
Terakhir kami sebagai penulis merasa kagum bahwa atas segala
pencapaian yang telah didapatkan oleh Greysia Polii dan Apriani Rahayu yang
selama ini tidak menjadikan mereka menjadi sosok yang angkuh, sombong dan
gila harta. Mereka selalu menundukan kepala ke bawah atau rendah hati yang
sesuai diajarkan oleh kedua orang tuanya dan tidak pernah pelit akan ilmu yang
telah didapatkan di sepanjang perjalanan karir dan hidupnya.
BAB III
TEORI

Teori Motivasi dan Hierarki Kebutuhan Oleh Abraham Maslow


Secara garis besar, Maslow menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam
pembentukan kepribadian. Dalam psikologi humanistik yang dipelopori oleh
Maslow, sangat menyakini bahwa manusia memiliki potensi di dalam dirinya
untuk berkembang sehat dan kreatif. Salah satu teori yang sangat populer dalam
aliran humanistik oleh maslow adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Dalam teori ini,
maslow membahas motivasi yang dimiliki manusia dan juga menyatakan variasi
kebutuhan manusia yang tersusun berjenjang dalam bentuk hirarki dan
digambarkan melalui piramida.
BAB IV
ANALISA
BAB V
KESIMPULAN
REFERENSI

Berita Hari Ini. 2021. “Profil Apriyani Rahayu, Pemain Ganda Putri yang Berhasil
Sumbangkan Medali Emas”, https://m.kumparan.com/berita-hari-ini/profil-
apriyani-rahayu-pemain-ganda-putri-yang-berhasil-sumbangkan-medali-emas-
1wFkas4tew6, diakses pada 17 April 2022 pada pukul 21.17.

Adytya, Billy. 2021. “Unik, Ini Raket Bulutangkis Apriyani dari Kayu Buat Latihan”,
https://m.merdeka.com/trending/unik-ini-raket-bulutangkis-apriyani-dari-kayu-
buat-latihan.html, diakses pada 17 April 2022 pukul 21.49.

Susanto, Karyn. 2021. “Biografi Greysia Polii, Pahlawan Indonesia di Olimpiade 2021”,
https://m.kumparan.com/karyn-susanto/biografi-greysia-polii-pahlawan-
indonesia-di-olimpiade-2021-1wbar93K27w/1, diakses pada 17 April 2022 pukul
20.53.

Anda mungkin juga menyukai