Pada awalnya Rivan adalah orang yang tidak terlalu berminat atau tidak suka
bermain bola voli. Akan tetapi, saat ia melihat kondisi badan yang tinggi pada waktu
SMA, membuatnya mencoba bermain bola voli sebagai salah satu olahraga yang
mendukung tubuhnya.
Rivan Nurmulki mulai mencoba bermain bola voli pada tahun 2012 tepat di usianya
yang ke 17. Semakin lama ia bermain bola voli, akhirya ia mulai mencitai permainan
olahraga tersebut.
Dari kecintaannya bermain bola voli, skill rivanpun naik dan menjadikannya salah
satu pemain yang mengikuti turnamen bola voli. Berbagai turnamen telah ia ikuti di
daerah bangko, jambi kala itu.
Banyaknya turnamen yang ia ikuti, membuat skillnya dalam bermain bola voli terus
meningkat dan berkembang.
Perkembangan skill yang ia dapatkan terlihat dari kekuatan pukulan dan tinggi
badan, akan tetapi saat itu ia belum menguasai teori dasar bermain bola voli.
Lahir dari keluarga atlet, Nandita Ayu Salsabila serius mengikuti jejak
ibunya. Ia menorehkan berbagai prestasi sebagai pemain voli .
Nandita Ayu Salsabila atau biasa disapa Ayu ini lahir di Jakarta, 12 Juli 1997. Ia tumbuh dari
keluarga olahraga. Sang ayah, Sudirman adalah seorang pemain sepakbola profesional dan ibunya
Tri Wahyuni atlet voli yang pernah membela Timnas Indonesia.
Ayu sudah mengenal voli sejak masih duduk di Sekolah Dasar (SD). Kelas 2 SD ia sering melihat
ibunya bermain voli. Awalnya, ia berlatih voli dengan melakukan passing.
Melihat anaknya mulai menyukai olahraga voli, ibunya langsung mengarahkan Ayu untuk lebih
serius. Selain kedua orang tuanya seorang atlet, kedua adik Ayu juga menggeluti bidang olahraga.
Adik pertamanya, Tasya seorang atlet voli dan yang paling bungsu, Rizky M Sudirman seorang
pesepakbola.
Berada dalam keluarga atlet, Ayu dengan mantap fokus untuk menekuni karier dan menjadi atlet
profesional bergabung dengan Sekolah Khusus atlet di Ragunan, Jakarta. Meskipun begitu ia tidak
pernah merasa terpaksa dengan sekolah di sana.
Ayu sudah mengikuti kejuaraan nasional ketika duduk di kelas 2 SMP dengan membela DKI
Jakarta. Penampilannya yang memukau di kejurnas, ia terpilih untuk mengikuti ASEAN School
Games pada 2012 di Thailand. Saat itu, ia menjadi pemain timnas paling muda.
Pada tahun itu juga, Ayu bergabung dengan Jakarta Popsivo Polwan untuk berkiprah di Proliga.
Hebatnya, ia berhasil membawa Popsivo menjadi juara Proliga dua kali berturut-turut, tahun 2012
dan 2013.
Pemain yang berposisi sebagai open spike ini terpilih Timnas Indonesia untuk mengikuti ajang SEA
Games Myanmar 2013. Sayangnya, Indonesia hanya meraih medali perunggu.
Pada tahun 2016, Ayu kembali terpilih membela Indonesia untuk mengikuti Piala VTV 2016.
Meskipun finis diperingkat ketiga, Ayu dinobatkan menjadi Miss Bola Voli di ajang tersebut.
Pada Proliga 2017, Ayu memperkuat tim Jakarta Pertamina Energi. Ia dan kawan-kawan hanya
berhasil menjadi runner up, setelah di final kalah dari Jakarta Elektrik PLN.
Permainan Ayu yang semakin matang membuatnya kembali dipanggil Timnas Indonesia untuk
ajang SEA Games Malaysia 2017. Ayu dan kawan-kawan hanya sanggup meraih medali perak
setelah dikalahkan Thailand di final. Dengan hasil tersebut, Ayu hanya mampu menyamai
pencapaian prestasi ibunya yang pernah juga meraih perak pada ajang SEA Games. (AA/DN)
(Photo: Instagram/Nandita Ayu Salsabila)
KELUARGA
Ayah : Sudirman
Ibu : Tri Wahyuni
Saudara :Tasya Aprilia Putri
Rizky M Sudirman
KARIER
Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan, Jakarta
Jakarta Popsivo Polwan, 2012
Jakarta Pertamina Energi, 2017
Timnas Indonesia, 2012-2017
PRESTASI
Juara Proliga 2012, Jakarta Popsivo Polwan
Juara Proliga 2013, Jakarta Popsivo Polwan
Medali Perunggu, Timnas Indonesia, SEA Games Myanmar 2013
Medali Perunggu, Timnas Indonesia, SEA Games Singapura 2015
Medali Perak, Timnas Indonesia, SEA Games Malaysia 2017
Runner Up Proliga 2017, Jakarta Pertamina Energi
Profil Abraham Damar Grahita,
Bertanding melawan Timnas Basket Korea Selatan di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2021,
Kamis (20/02/20) di Mahaka Arena, Kelapa Gading, Timnas Indonesia harus takluk
dengan skor 76-109.
Meski takluk dari lawan, namun sebagai salah satu pemain terbaik dan kapten Timnas
Basket Indonesia, Abraham Damar Grahita alias Bram diundang untuk menghadiri
konferensi pers paska pertandingan bersama sang pelatih, Rajko Toroman.
Sayangnya, dalam konferensi pers itu, Abraham Damar menunjukkan gestur tak etis kala
sang pelatih berbicara, bahkan membenamkan wajahnya di meja seolah tak ingin menatap
awak media.
Alhasil, gerak-gerik Bram yang tak terpuji itu pun menjadi kritikan di laman media sosial,
hingga membuatnya harus dicoret dari Timnas Basket Indonesia untuk waktu yang tidak
ditentukan, seperti yang disampaikan oleh manajemen timnas dan PP Perbasi.
Prestasi
Abraham Damar Grahita adalah pebasket kelahiran Pangkal Pinang, 8 Oktober 1995, dan
saat ini memperkuat tim Stapac Jakarta di kompetisi Indonesia Basketball League (IBL).
Sebelumnya, ia sempat meniti karir di Stadium Jakarta pada tahun 2015-2016 lalu.
Salah satu prestasi terbaik Abraham Damar adalah saat menjadi IBL Most Improved
Player 2017 dan IBL Sixthman of the Year 2019. Ia juga menjadi sosok penting saat
membawa Stapac Jakarta menjuarai kompetisi IBL musim 2019.
Selain di level klub, Bram juga mengantarkan Indonesia meraih medali emas di ajang
SEABA Championship 2018, medali perak di SEA Games 2017 Malaysia, hingga
menjadi andalan tim Merah Putih di Asian Games 2018 lalu.
Kerja keras dan pencapaian Abraham Damar di usia muda, membuatnya mendapat
kehormatan untuk menjadi pebasket Indonesia pertama yang memiliki signature shoes
sendiri, yakni AD 1 dari DBL Indonesia dan Ardiles.
MARIO WUYSANG
Mario Wuysang adalah pemain basket untuk timnas Indonesia 2011. Ia juga
bermain untuk Satria Muda Britama Jakarta. Pria kelahiran Sidoarjo ini besar di
Sam.
Mario Wuysang atau yang biasa dipanggil Roe ini ketika di Amerika pernah
menjuarai turnamen basket untuk wilayah Indiana State di bangku SMA. Saat
pulang ke Indonesia, ia bergabung dengan klub Putra Riau dan berhasil membawa
timnya untuk menjadi juara di A Mild IBL tahun 2003 dan 2005. Atas prestasinya,
Roe ditarik di timnas sejak tahun 2003. Sebelum bergabung di Satria Muda Britama
Jakarta saat ini, sebelumnya ia juga pernah berada di naungan klub XL Aspac
Penggemar Michael Jordan dan Kobe Bryant ini merupakan seorang starting point
guard untuk timnas basket putra Indonesia. Kemampuan ball handlingnya yang
solid membuat musuh sulit untuk merebut bola dari tangannya. Ball security yang
Bahkan Roe sering kali harus mengambil keputusan dalam pola pick and roll yang
dimainkan timnas, entah itu mempassing, menerobos, atau menembak dari luar.
Faisal, anggota timnas yang lain, bahkan berkomentar bahwa Roe adalah point
guard terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Bersama Dodo, Roe adalah salah satu
dari dua pemain yang pasti mengisi posisi starter, baik itu di center maupun point