Anda di halaman 1dari 10

Biografi Singkat Egy Maulana Vikri

Nama Lengkap : Egy Maulana Vikri


Tempat Lahir : Medan, Sumatera Utara
Tanggal Lahir : 7 Juli 2000
Umur : 18 Tahun
Tinggi : 163 cm
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : Syarifudin
Profesi : Pemain Sepakbola
Posisi : Penyerang/pemain tengah
No punggung : 10
Prestasi :
 Best Player piala soeratin
 Top skor piala soeratin
 Top Skor AFF U-19 2017
 Jouer Revelation Trophee, Turnamen Toulon, Prancis, 2017

Prestasi Egy Maulana Vikri


1. Eggy pertama kali masuk Sekolah Sepakbola (SSB) di usia 7 tahun. Ia
bergabung bersama SSB lokal Medan bersama Taman Setiabudi Indah (Tasbih)
2. Eggy pernah dibuatkan trofi palsu oleh sang ayah. Hal itu agar Egy tidak terus
menangis karena urung dinobatkan sebagai pemain terbaik di sebuah turnamen
sepakbola sewaktu kecil.
3. Eggy bertemu Indra Sjafri pertama kali pada 2012. Saat itu Egy sedang tampil
di salah satu turnamen sepakbola yang berada jauh dari Kota Medan.
4. Mengaku canggung saat pertama kali berlatih bareng Evan Dimas. Pada awal
Juli, Egy mendapat kesempatan menjalani pelatnas bareng Timnas Indonesia U-
22
5. Pernah dipinjamkan Diklat Ragunan ke ASIOP Apacinti untuk tampil di Gothia
Cup U-15 2016. Hebatnya di turnamen itu, Egy keluar sebagai pemain terbaik dan
juga top skor dengan koleksi 28 gol.
6. Egy bertekad membawa Timnas Indonesia U-19 tampil di Piala Dunia U-20
2019. Syaratnya, Garuda Nusantara harus lolos ke semifinal Piala Asia U-18 2019.
7. Meraih trofi Jouer Revelation di Turnamen Toulon 2017. Penghargaan itu
diterima karena Egy memberikan pengaruh besar terhadap permainan Timnas
Indonesia U-19 di turnamen tahunan tersebut. Sebelumnya, trofi itu pernah
disabet Zinedine Zidane (1991) dan Cristiano Ronaldo (2003).
8. Lionel Messi merupakan pemain favorit Egy. Keluwesan La Pulga saat
menggiring bola jadi alasan Egy mengagumi Messi.
9. Sebelum mengagumi Messi, Egy ternyata lebih dulu menjadikan Arjen Robben
(Bayern Munich) sebagai idola. Namun, karena Robben sering didera cedera, Egy
pun beralih ke Messi.
10. Barcelona jagi tim favorit Egy. Alasannya karena bermain taktis, Barcelona juga
dibela Messi sang idola.
Profil & Biografi Lengkap Rivan Nurmulki

Pada awalnya Rivan adalah orang yang tidak terlalu berminat atau tidak suka
bermain bola voli. Akan tetapi, saat ia melihat kondisi badan yang tinggi pada waktu
SMA, membuatnya mencoba bermain bola voli sebagai salah satu olahraga yang
mendukung tubuhnya.
Rivan Nurmulki mulai mencoba bermain bola voli pada tahun 2012 tepat di usianya
yang ke 17. Semakin lama ia bermain bola voli, akhirya ia mulai mencitai permainan
olahraga tersebut.
Dari kecintaannya bermain bola voli, skill rivanpun naik dan menjadikannya salah
satu pemain yang mengikuti turnamen bola voli. Berbagai turnamen telah ia ikuti di
daerah bangko, jambi kala itu.
Banyaknya turnamen yang ia ikuti, membuat skillnya dalam bermain bola voli terus
meningkat dan berkembang.
Perkembangan skill yang ia dapatkan terlihat dari kekuatan pukulan dan tinggi
badan, akan tetapi saat itu ia belum menguasai teori dasar bermain bola voli.

Prestasi Rivan Nurmulki


Rivan adalah pemain bola voli yang sifatnya pemalu. Pada tahun 2016 di ajang
Proliga, ia mendapatkan penghargaan MVP [ Most Valuable Player ].
Pada saat panitia memanggil rivan untuk memberikan apresiasi kepadanya, ia tidak
kunjung datang sampai-sampai panitia mengulang beberapa kali. Karena ia adalah
pemalu, walaupun di ulang berapa kali ia tetap tidak naik ke podium.
Akhirnya teman-teman timnya memaksa ia untuk naik ke podium agar ia mengambil
penghargaan tersebut.
Pada tahun 2016 di ajang Proliga ia telah berhasil membawa timnya juara, pada
ajang PON 2016 pun ia telah berhasil mempertahankan emas untuk Jawa Timur dan
membawa sukses klub Samator menjadi juara.
Pada tahun 2017, dalam kejuaraan Asia Rivan Nurmulki juga berhasil kembali unjuk
gigi  dengan mendapatkan penghargaan The Best Opposite Spiker yang dimana ia
telah mengalahkan spiker-spiker terbaik asia lainnya.
Dengan penghargaan yang Rivan dapatkan, diyakini ia memiliki karir yang panjang
dalam bermain bola voli.
Sehingga dalam usia mudanya, Pelatih Samator Ibarsjah Djanu mengingatkan
kepada pemain yang memiliki tinggi badan 194 cm tersebut untuk tidak cepat puas
karena telah meraih banyak penghargaan.
Ibarsjah Djanu meminta Rivan untuk terus mengembangkan keahliannya dalam
bermain bola voli, khususnya menjadi spike.
Latihan yang dilakukanya tersebut adalah untuk menjadi salah satu tulang punggung
timnas Indonesia di masa yang akan datang menggantikan senior-seniornya.
Pasalanya Pelatih tersebut menginginkan kejayaan voli nasional seperti di era
Djonni Sugianto dan kawan-kawannya.
NANDITA AYU SALSABILA

Lahir dari keluarga atlet, Nandita Ayu Salsabila serius mengikuti jejak
ibunya. Ia menorehkan berbagai prestasi sebagai pemain voli .

Nandita Ayu Salsabila atau biasa disapa Ayu ini lahir di Jakarta, 12 Juli 1997. Ia tumbuh dari
keluarga olahraga. Sang ayah, Sudirman adalah seorang pemain sepakbola profesional dan ibunya
Tri Wahyuni atlet voli yang pernah membela Timnas Indonesia.

Ayu sudah mengenal voli sejak masih duduk di Sekolah Dasar (SD). Kelas 2 SD ia sering melihat
ibunya bermain voli. Awalnya, ia berlatih voli dengan melakukan passing.

Melihat anaknya mulai menyukai olahraga voli, ibunya langsung mengarahkan Ayu untuk lebih
serius. Selain kedua orang tuanya seorang atlet, kedua adik Ayu juga menggeluti bidang olahraga.
Adik pertamanya, Tasya seorang atlet voli dan yang paling bungsu, Rizky M Sudirman seorang
pesepakbola.

Berada dalam keluarga atlet, Ayu dengan mantap fokus untuk menekuni karier dan menjadi atlet
profesional bergabung dengan Sekolah Khusus atlet di Ragunan, Jakarta. Meskipun begitu ia tidak
pernah merasa terpaksa dengan sekolah di sana.

Ayu sudah mengikuti kejuaraan nasional ketika duduk di kelas 2 SMP dengan membela DKI
Jakarta. Penampilannya yang memukau di kejurnas, ia terpilih untuk mengikuti ASEAN School
Games pada 2012 di Thailand. Saat itu, ia menjadi pemain timnas paling muda.

Pada tahun itu juga, Ayu bergabung dengan Jakarta Popsivo Polwan untuk berkiprah di Proliga.
Hebatnya, ia berhasil membawa Popsivo menjadi juara Proliga dua kali berturut-turut, tahun 2012
dan 2013.

Pemain yang berposisi sebagai open spike ini terpilih Timnas Indonesia untuk mengikuti ajang SEA
Games Myanmar 2013. Sayangnya, Indonesia hanya meraih medali perunggu.

Pada tahun 2016, Ayu kembali terpilih membela Indonesia untuk mengikuti Piala VTV 2016.
Meskipun finis diperingkat ketiga, Ayu dinobatkan menjadi Miss Bola Voli di ajang tersebut.
Pada Proliga 2017, Ayu memperkuat tim Jakarta Pertamina Energi. Ia dan kawan-kawan hanya
berhasil menjadi runner up, setelah di final kalah dari Jakarta Elektrik PLN.

Permainan Ayu yang semakin matang membuatnya kembali dipanggil Timnas Indonesia untuk
ajang SEA Games Malaysia 2017. Ayu dan kawan-kawan hanya sanggup meraih medali perak
setelah dikalahkan Thailand di final. Dengan hasil tersebut, Ayu hanya mampu menyamai
pencapaian prestasi ibunya yang pernah juga meraih perak pada ajang SEA Games. (AA/DN)
(Photo: Instagram/Nandita Ayu Salsabila)

KELUARGA
Ayah    : Sudirman
Ibu        : Tri Wahyuni
Saudara    :Tasya Aprilia Putri
                  Rizky M Sudirman

KARIER
Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan, Jakarta
Jakarta Popsivo Polwan, 2012
Jakarta Pertamina Energi, 2017
Timnas Indonesia, 2012-2017

PRESTASI
Juara Proliga 2012, Jakarta Popsivo Polwan
Juara Proliga 2013, Jakarta Popsivo Polwan
Medali Perunggu, Timnas Indonesia, SEA Games Myanmar 2013
Medali Perunggu, Timnas Indonesia, SEA Games Singapura 2015
Medali Perak, Timnas Indonesia, SEA Games Malaysia 2017
Runner Up Proliga 2017, Jakarta Pertamina Energi
Profil Abraham Damar Grahita,

Bertanding melawan Timnas Basket Korea Selatan di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2021,
Kamis (20/02/20) di Mahaka Arena, Kelapa Gading, Timnas Indonesia harus takluk
dengan skor 76-109.

Meski takluk dari lawan, namun sebagai salah satu pemain terbaik dan kapten Timnas
Basket Indonesia, Abraham Damar Grahita alias Bram diundang untuk menghadiri
konferensi pers paska pertandingan bersama sang pelatih, Rajko Toroman.

Sayangnya, dalam konferensi pers itu, Abraham Damar menunjukkan gestur tak etis kala
sang pelatih berbicara, bahkan membenamkan wajahnya di meja seolah tak ingin menatap
awak media.

Alhasil, gerak-gerik Bram yang tak terpuji itu pun menjadi kritikan di laman media sosial,
hingga membuatnya harus dicoret dari Timnas Basket Indonesia untuk waktu yang tidak
ditentukan, seperti yang disampaikan oleh manajemen timnas dan PP Perbasi.

Prestasi

Abraham Damar Grahita adalah pebasket kelahiran Pangkal Pinang, 8 Oktober 1995, dan
saat ini memperkuat tim Stapac Jakarta di kompetisi Indonesia Basketball League (IBL).
Sebelumnya, ia sempat meniti karir di Stadium Jakarta pada tahun 2015-2016 lalu.
Salah satu prestasi terbaik Abraham Damar adalah saat menjadi IBL Most Improved
Player 2017 dan IBL Sixthman of the Year 2019. Ia juga menjadi sosok penting saat
membawa Stapac Jakarta menjuarai kompetisi IBL musim 2019.

Selain di level klub, Bram juga mengantarkan Indonesia meraih medali emas di ajang
SEABA Championship 2018, medali perak di SEA Games 2017 Malaysia, hingga
menjadi andalan tim Merah Putih di Asian Games 2018 lalu.

Kerja keras dan pencapaian Abraham Damar di usia muda, membuatnya mendapat
kehormatan untuk menjadi pebasket Indonesia pertama yang memiliki signature shoes
sendiri, yakni AD 1 dari DBL Indonesia dan Ardiles.
MARIO WUYSANG

Nama Lengkap Mario Wuysang


Alias Roe
Tempat Lahir Sidoarjo, Jawa Timur
Tanggal Lahir Sabtu, 5 Mei 1979
Zodiak Taurus
Warga Negara Indonesia
-
Biografi

Mario Wuysang adalah pemain basket untuk timnas Indonesia 2011. Ia juga

bermain untuk Satria Muda Britama Jakarta. Pria kelahiran Sidoarjo ini besar di

Amerika dan mengembangkan talentanya sejak usia 12 tahun di negeri Paman

Sam. 

Mario Wuysang atau yang biasa dipanggil Roe ini ketika di Amerika pernah

menjuarai turnamen basket untuk wilayah Indiana State di bangku SMA. Saat

pulang ke Indonesia, ia bergabung dengan klub Putra Riau dan berhasil membawa

timnya untuk menjadi juara di A Mild IBL tahun 2003 dan 2005. Atas prestasinya,

Roe ditarik di timnas sejak tahun 2003. Sebelum bergabung di Satria Muda Britama

Jakarta saat ini, sebelumnya ia juga pernah berada di naungan klub XL Aspac

Jakarta sampai tahun 2008.

Penggemar Michael Jordan dan Kobe Bryant ini merupakan seorang starting point
guard untuk timnas basket putra Indonesia. Kemampuan ball handlingnya yang

solid membuat musuh sulit untuk merebut bola dari tangannya. Ball security yang

mantap membuat pelatih mempercayakan posisi jendral lapangan padanya.

Bahkan Roe sering kali harus mengambil keputusan dalam pola pick and roll yang

dimainkan timnas, entah itu mempassing, menerobos, atau menembak dari luar.

Faisal, anggota timnas yang lain, bahkan berkomentar bahwa Roe adalah point

guard terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Bersama Dodo, Roe adalah salah satu

dari dua pemain yang pasti mengisi posisi starter, baik itu di center maupun point

guard timnas basket putra Indonesia.


Penghargaan

 Juara A Mild IBL pada tahun 2003 dan 2005

 All Defensive Team Player tahun 2005 & 2006

 MVP Sesi Reguler ABL 2011

Anda mungkin juga menyukai