Anda di halaman 1dari 13

ATLET SEPAK BOLA BAMBANG PAMUNGKAS

Bambang Pamungkas (lahir 10 Juni 1980), juga dikenal sebagai Bepe, adalah seorang
Manajer Persija Jakarta pada Liga 1 2020. Ia juga mantan pemain sepak bola Indonesia yang
bermain untuk Persija Jakarta di Liga 1 dan Tim nasional sepak bola Indonesia. Posisi alami
nya adalah striker. Bambang membuat namanya di sepak bola Asia Tenggara ketika ia
mencetak satu-satunya gol untuk Indonesia di Piala Tiger 2002 semifinal melawan Malaysia,
[2]
dan merupakan pencetak gol terbanyak turnamen dengan delapan gol.[3]

Bambang dianggap memiliki header bola yang luar biasa, dan memiliki reputasi untuk
ketajaman di kotak penalti.[4] Dia adalah pemain Indonesia yang paling banyak mengoleksi
caps dan pencetak gol, dengan 85 caps dan 37 gol. Dia adalah pemain yang paling populer di
tim nasional Indonesia.[5]

Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain
terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi
pencetak gol terbanyak untuk skuat Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.

Karier profesional
Bambang menjaringkan 24 gol pada musim pertamanya di Liga Indonesia walaupun tim yang
diwakilinya Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut berakhir, Bambang
bergabung dengan sebuah tim divisi 3 Belanda, EHC Norad. Namun masalah keluarga dan
kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan
setelah itu, EHC Norad meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua
pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.

Pada tahun 2005 Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FA. Pada tahun itu dia
menjadi pencetak gol terbanyak Liga Malaysia dengan 22 gol. Pada Musim 2007 ia kembali
memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia.

Pada tahun 2010 ia hendak menjalani masa trial di Selandia Baru, klub Wellington Phoenix
FC. tetapi gagal untuk mengamankan kontrak.[6] Pada 9 Desember 2013, ia menandatangani
kontrak berdurasi satu tahun dengan Pelita Bandung Raya.[7] Dia mencetak 2 gol debut bagi
klubnya saat melawan Persija dan pertandingan berakhir dengan hasil imbang.[8]
Karier Internasional
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa
dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bab atau
bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki
atau pranala luar.

Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam
pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun,
berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.

Pada tahun 2002, Bambang menjadi pencetak gol terbanyak dengan 8 gol dari 6 penampilan
sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002. Pada 10 Juli 2007,
ketika pertandingan Indonesia-Bahrain, ia mencetak gol, memastikan Indonesia menang 2-1.

Saat ini Bambang menjadi pemegang rekor penampilan terbanyak (caps) dan Top Skorer
untuk Indonesia dengan 77 penampilan dan 36 gol sesuai dengan pertandingan katagori A
FIFA. Tetapi jika mengikutkan pertandingan Non-FIFA (termasuk melawan Klub dan Tim
Nasional U-23) maka penampilan Bambang adalah 88 dengan 42 gol.

Pada tanggal 1 April 2013, Bambang Pamungkas menyatakan pensiun dari Timnas Indonesia

Perjalana Karier
 SSB Ungaran Serasi (1988-1990)
 Diklat Salatiga (1990-1995)
 Persikas Kab. Semarang (1992)
 Persikas Apac Inti (1995-1999)
 EHC Norad (2000)
 Persija Jakarta (2000-2004)
 Selangor FA (2005-2007)
 Persija Jakarta (2007-2012)
 Pelita Bandung Raya (2013-2014)
 Persija Jakarta (2015 hingga pensiun di 2019)
 Persija Jakarta sebagai Manajer (2020- )

Tokoh Publik
Sebagai seorang tokoh terkenal publik, Bambang telah muncul dalam dukungan banyak
produk, termasuk untuk Biskuat, Ti Phone, Nike, Bodrex, KukuBima, Tolak Angin, Nivea
Men.

Bambang telah menulis sebuah buku dalam bahasa Indonesia, Ketika Jemariku Menari,
berkaitan hidupnya, kariernya, dan rekan tim di klub dan tingkat nasional, khususnya selama
kampanye 2010 AFF. Mantan manajer tim nasional Indonesia Ivan Venkov Kolev
berkomentar dalam buku itu adalah Bambang "Satu striker langka di Indonesia. Komitmen
dan profesionalisme adalah keunggulan dari pemain lainnya dan langka di Indonesia".[9]
Pamungkas telah dipilih sebagai pembawa obor untuk Olimpiade 2012 api lintas melalui
Calderdale pada tanggal 24 Juni 2012.[10]

Filmografi
 Rio the Survivor (2020)
Kehidupan pribadi
Bambang menikah dengan Tribuana Tungga Dewi, dengan dia ia memiliki tiga anak: Salsa
Alicia, Jane Abel Syaura Abana dan. Kedua bungsu berumur 7 tahun. Ia awalnya tidak punya
pikiran untuk menjadi pemain sepak bola. Dia suka membaca dan memasak, dan memiliki
ambisi untuk menjadi seorang guru atau koki setelah karier sepak bola nya selesai.[11]

Bambang mencurahkan sebagian waktu luangnya untuk kegiatan amal, mempromosikan


Yayasan Bambang Pamungkas bahwa ia dibentuk untuk memberikan bantuan keuangan dan
sumber daya untuk sekolah-sekolah di Indonesia. Dia juga terlibat dalam penggalangan dana
bagi badan amal kanker anak-anak.

Kontroversi
Pada tanggal 18 Desember 2011, setelah pertandingan antara Sriwijaya dan Persija Jakarta,
Bambang, Ismed Sofyan, dan Leo Saputra terlibat dalam serangan terhadap Hilton Moreira di
hotelnya, diduga dipicu oleh perilaku Hilton selama pertandingan.[12]

Bambang adalah salah satu pendukung dan penggiat untuk kesejahteraan pemain dan hak-hak
di Indonesia.[13]

Prestasi
Klub

Persija

 Liga 1: 2001, 2018


 Piala Presiden: 2018

Selangor

 Liga Utama Malaysia: 2005


 Piala Malaysia: 2005
 Piala FA Malaysia: 2005

Internasional

 Kejuaraan AFF

 Runner-up (3) : 2000, 2002, 2010

Individu

 Pencetak Gol Terbanyak Kejuaraan AFF: 2002


 Pencetak Gol Terbanyak Liga Indonesia: 1999–2000
 Pemain Terbaik Liga Indonesia: 2001
 Pencetak Gol Terbanyak Liga Utama Malaysia: 2005
 Pemain Asing Terbaik Piala Malaysia: 2005
 Pencetak Gol Terbanyak Piala FA Malaysia: 2005
 Pemain Terbaik Copa Indonesia: 2008
ATLET SEPAK BOLA IRFAN HAARYS BACHDIM

Irfan Haarys Bachdim (lahir 11 Agustus 1988) adalah pemain sepak bola Indonesia
keturunan Belanda[1] yang bermain untuk klub Persis Solo dan timnas Indonesia. Dalam
bermain, ia bisa menempati berbagai posisi seperti penyerang, gelandang maupun sayap.[2][3][4]

Latar belakang
Ayah Irfan, Noval Bachdim merupakan warga negara Indonesia keturunan Arab - Indonesia
yang dilahirkan di Malang dan menetap di Lawang, Malang hingga tahun 80-an, sebelum
tinggal di Belanda selama lebih dari 20 tahun. Ibunya Hester van Dijk adalah warga negara
Belanda. Keluarga Bachdim tinggal di kota Amsterdam. Kakeknya Ali Bachdim adalah
purnawirawan TNI Angkatan Laut. Namun Irfan Bachdim tetap merupakan pemain warga
negara Indonesia asli karena dirinya bermain di Indonesia tanpa melalui proses naturalisasi.[3]

Irfan terlahir dari keluarga pemain sepak bola. Ayahnya merupakan mantan pemain sepak
bola dari klub PS Fajar Lawang (anggota kompetisi internal Persekam Malang) pada era 80-
an. Kakeknya Ali Bachdim merupakan mantan pemain Persema Malang dan PSAD Jakarta.[3]

Kehidupan pribadi
Pada tanggal 8 Juli 2011, Irfan menikah dengan Jennifer Kurniawan, kakak dari Kim Jeffrey
Kurniawan berasal dari Jerman.[5][6] Tanggal 5 Februari 2012 Irfan dikaruniai seorang putri,
Kiyomi Sue Bachdim.[7] Pada tanggal 21 Maret 2014, pasangan ini dikaruniai anak kedua,
Kenji Zizou Bachdim.[8]

Karier
Di Belanda

Irfan mulai bermain sepak bola di akademi sepak bola Ajax Amsterdam bersama dengan
Mitchell Donald, Jeffrey Sarpong, Christian Supusepa dan Ryan Babel. Setelah tiga tahun ia
pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun ia bermain
sebagai gelandang. Irfan kemudian direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht, dan
menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia kemudian bermain untuk tim junior
Utrecht, dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior. Setelah kontraknya tidak
diperpanjang lagi, maka pada bulan Juli 2009 ia ditransfer tanpa biaya ke klub HFC Haarlem.
[9]

Di Indonesia

Pada bulan Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija
Jakarta, tetapi kedua klub tersebut tidak memilihnya. Tanggal 9 Agustus 2010, ia direkrut
pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, setelah sang pelatih melihat permainan Irfan
dan para pemain muda berlaga amal untuk tokoh sepak bola Lucky Acub Zaenal di Stadion
Gajayana, Malang.[10] Irfan Bachdim direkrut bersama-sama dengan Kim Jeffrey Kurniawan,
pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim. Irfan
sendiri adalah permain berpaspor Indonesia sejak kecil dan dia bukanlah seorang pemain
naturalisasi.

Ketika Persema memutuskan hijrah dari Liga Super Indonesia ke Liga Primer Indonesia,
Irfan sempat ingin meninggalkan Persema karena ancaman tidak dapat memperkuat timnas.
[11][12]
Namun akhirnya ia memilih berkomitmen dengan Persema dengan menandatangani
kontrak selama tiga tahun,[13][14] karena terus-menerus diintimidasi oleh PSSI untuk keluar
dari Persema,[15][16] meski beberapa klub LSI menawarkan kontrak besar.[16] Akhirnya
Menpora Andi Mallarangeng menjamin haknya untuk tampil di timnas[17] dan ia dipanggil
untuk memperkuat tim nasional U-23 Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara 2011
dan kualifikasi Olimpiade 2012.[14]

Chonburi

Bachdim mengikuti trial di Thailand dengan klub BEC Tero Sasana F.C. di mana ia mampu
memberikan kinerja rata-rata, maka ia tidak dipilih oleh tim. Kemudian ia ditandatangani
oleh klub Thailand yang lain Chonburi dengan kontrak 1 tahun.[18] Pada pertandingan
pertama, Irfan mampu mencetak satu gol, sehingga Chonburi akhirnya bisa memaksakan
hasil imbang 2–2 saat menghadapi BEC Tero Sasana F.C.. Gol lain Chonburi dicetak oleh
Ivan Boskovic.[19]

Consadole Sapporo

Gelandang blasteran Indonesia Irfan Bachdim resmi dikontrak klub Divisi Dua J-League (J2)
Consadole Sapporo. Selain Irfan, Consadole juga mengontrak mantan gelandang timnas
Jepang Junichi Inamoto.Menurut Transfermarkt, nilai transfer Bachdim selama semusim
sebesar 88 ribu poundsterling atau sekitar Rp1,6 miliar.

Tim nasional
Tahun 2006, Irfan sempat hampir membela tim sepak bola U-23 Indonesia di Asian Games
Qatar. Namun ia harus absen dari turnamen tersebut karena menderita cedera.

Dalam Piala AFF 2010, ia tergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah pelatih Alfred
Riedl. Debut pertama bersama timnas Indonesia ia awali ketika timnas menang 6-0 di laga
persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang pada 21 November 2010. Penampilan
pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010, saat
Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan
sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut.[20]

Gol Internasional

Irfan Bachdim: Gol Internasional


Gol Tanggal Stadion Lawan Skor Hasil Laga
1 Desember Stadion Utama Gelora Bung Piala Suzuki AFF
1  Malaysia 5–1 5–1
2010 Karno, Jakarta, Indonesia 2010
4 Desember Stadion Utama Gelora Bung Piala Suzuki AFF
2  Laos 0–4 0–6
2010 Karno, Jakarta, Indonesia 2010
Stadion Rizal Memorial, Pertandingan
3 5 Juni 2012  Filipina 1–2 2–2
Manila, Filipina persahabatan
26 Stadion Sultan Hassanal
Pertandingan
4 September Bolkiah, Bandar Seri Begawan,  Brunei 1–0 5–0
persahabatan
2012 Brunei Darussalam
26 Stadion Sultan Hassanal
Pertandingan
5 September Bolkiah, Bandar Seri Begawan,  Brunei 3–0 5–0
persahabatan
2012 Brunei Darussalam
26 Stadion Sultan Hassanal
Pertandingan
6 September Bolkiah, Bandar Seri Begawan,  Brunei 5–0 5–0
persahabatan
2012 Brunei Darussalam

Yayasan
 Ketika Irfan Bachdim masih berseragam Arema FC pada tahun 2010, Irfan Bachdim
mendirikan sebuah yayasan untuk anak yatim piatu di Malang, Jawa Timur bernama
Wees Een Kind. Yayasan milik Irfan Bachdim ini sudah beranggotakan 14 anak.
Yayasan ini memberi anak-anak yang kurang beruntung untuk bisa memiliki rumah.
Yayasan memiliki kapasitas untuk 18 orang anak yatim piatu ataupun memiliki ayah
atau ibu namun karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk dapat mengasuh
mereka. Wees Een Kind menyediakan bagi mereka baik tkempat tinggal dan keluarga.

Filmografi
 Tendangan dari Langit (2011)

Iklan
 Indonesia

 Suzuki Hayate 125


 Nike Sports
 Pocari Sweat (bersama Jennifer Bachdim)
ATLET BOLA VOLI RIVAN NURMULKI

Rivan Nurmulki (lahir 16 Juli 1995) adalah pemain bola voli tim nasional Indonesia, yang
saat ini bermain di Liga Voli Jepang Divisi 1 dalam naungan klub VC Nagano Tridents.[2]

Latar Belakang
Awalnya Rivan tidak terlalu berminat pada voli. Namun, melihat tinggi badannya yang
menjulang saat SMA. Pada tahun 2012 saat usianya sudah menginjak 17 tahun, Rivan
akhirnya mulai coba-coba bermain voli, dan ia pun mulai tampil dalam berbagai turnamen di
daerahnya, Merangin, kala itu. Dari turnamen ke turnamen, penampilannya makin
berkembang. Saat itu Rivan hanya mengandalkan kekuatan pukulan dan tinggi badan,
sedangkan teori dasar voli belum ia kuasai betul.

Hingga akhirnya saat Rivan bermain di ajang Kapolda Cup Jambi, bakat Rivan terpantau oleh
pemandu bakat dari klub Surabaya Samator. Mereka tertarik mengajak bergabung Rivan
karena melihat tinggi badannya yang ideal untuk pemain voli. Nama besar Samator di
olahraga Voli Nasional membuat Rivan tertarik untuk bergabung meskipun dia harus jauh
dari keluarga. Pindah ke Samator, Rivan harus hijrah ke Sidoarjo yang merupakan markas
Samator. Letaknya sangat jauh dari daerah asalnya Jambi.[3]

Di sisi lain selain menjadi atlet voli, Rivan juga tidak melewatkan pendidikan formal. Rivan
saat ini telah tercatat sebagai alumni Universitas Yos Sudarso Surabaya. Dalam karier voli
profesional, Rivan dikenal sebagai pemain yang mengenakan nomor punggung 12 di klub
Surabaya Samator dan timnas Indonesia meskipun saat bergabung dengan klub VC Nagano
Tridents ia diberi nomor lain.

Prestasi
Penghargaan Individu
 Most Valuable Player : 2016 - Proliga
 Best Spiker : 2016 - Proliga
 Best Opposite Spiker : 2017 Asian Men's Volleyball Championship
 Most Valuable Player : 2018 - Proliga
 Most Valuable Player : 2018 - LienVietPostBank Cup[4]
 Most Valuable Player : 2019 Men's Volleyball Thai-Denmark Super League

Kompetisi Nasional

 Pekan Olahraga Nasional


o Medali Emas : 2016 bersama Jawa Timur

Bersama Timnas

 Asian Men's Volleyball Championship


o Semifinal : 2019
 Asian Men's Volleyball Championship U23
o 9th Place : 2015
 Asian Games
o 6th Place : 2018

 SEA Games
o Medali Emas (1) : 2022
o Medali Emas (1) : 2019
o Medali Perak (1) : 2017
o Medali Perunggu (1) : 2015

Klub

 Asian Club Championship


o 9th Place : 2016 (dengan Surabaya Samator)
o 9th Place : 2019 (dengan Surabaya Samator)

 Indonesia Proliga
o Medali Emas (4) : 2014 (dengan Surabaya Samator), 2016 (dengan Surabaya
Samator), 2018 (dengan Surabaya Bhayangkara Samator), 2019 (dengan
Surabaya Bhayangkara Samator)
o Medali Perak (1) : 2015 (dengan Surabaya Samator)

 Volleyball Thai-Denmark Super League


o Medali Emas (1) : 2019 (dengan Nakhon Ratchasima)
 Thailand League
o Semifinal : 2019
ATLET BOLA VOLI NIZAR ZULFIKAR

Nizar Zulfikar dilahirkan pada 12 September 1994. Pria bernama lengkap Nizar Zulfikar
Munawar ini sudah berkenalan dengan dunia voli sejak kecil. Sebagai pemain voli, ia punya
tinggi badan yang ideal, yaitu 184 cm. Sementara itu beratnya 65 Kg. 

Bakatnya sebagai pemain akan semakin terasah ketika bergabung dengan klub profesional
saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Keluarga Nizar memang dekat
dengan olahraga voli. Ayahnya merupakan seorang mantan pemain voli tingkat daerah. 

Saat kelas tiga SMP, Nizar bermain di klub voli Surabaya Bhayangkara Samator. Dia dites
oleh Li Qiujiang, pelatih di Samator. Ia pun lolos di sesi latihan dan resmi diterima pada
tahun 2010. 

Debut Nizar bersama Klub Samator saat tampil di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas)
pada tahun 2011. Di ajang tersebut, ia berhasil membantu Samator meraih emas. 

Meski sekarang cukup meroket, ternyata Nizar pernah tidak menyukai olahraga seperti itu. Ia
mengaku awalnya tidak suka kemauan. Dulu ia memilih menekuni olahraga tenis meja,
renang, hingga tenis lapangan. Ia juga sempat bergabung dengan klub renang Pesut,
Kalimantan Timur.

Namun saat Nizar di jenjang Sekolah Dasar (SD), ayahnya memintanya untuk berlatih voli.
Sejak itu, ia rutin berlatih teknik voli setiap hari. Hingga akhirnya ia mendapat panggilan
untuk bergabung dengan timnas junior saat SMP.

Prestasi dan Karir Nizar Zulfikar

Pencapaian terbaru Nizar Zulfikar sebagai atlet voli, yakni berhasil mengantarkan timnas
memenangkan SEA Games di Vietnam. Namun demikian, prestasi baru Nizar dalam pemain
voli. 
Nizar punya banyak penonton di ajang Proliga bersama klub Samator. Ia bahkan menjadi
setter andalan klub Samator dalam Proliga 2022. Prestasi pertama Nizar yang diraih saat
debutnya bersama Samator dalam ajang Popnas 2011. Ia bersama timnas junior tampil
sebagai juara.

Setelah itu, Nizar turut membantu tim Merah Putih menyabet juara ASEAN School Games
2012 setelah berhasil menumbangkan Thailanda di laga final. 

Sebelumnya, dia juga membawa Timnas Indonesia merebut medali emas SEA Games 2019
di Filipina. Lalu pada tahun 2016, ia diturunkan untuk tampil melakoni laga final Proliga. Ia
pun berhasil membantu klub meraih juara Proliga.

Setelahnya Nizar mendapat amanah menjadi pemain inti dan membawakan Samator
menjuarai laga-laga Proliga. Ia berhasil mengantar Samator menjadi juara pada tahun 2018
dan 2019. Dalam ajang yang lebih bergengsi, Nizar berhasil membawa Timnas Indonesia
merebut medali emas SEA Games 2019 di Filipina. 

Ada fakta menarik dari kehidupan Nizar Zulfikar. Selain sebagai jagoan di lapangan, Nizar
juga menjadi anggota kepolisian di Jawa Timur. Ia merupakan anggota berpangkat Iptu. 
ATLET BOLA BASKET MICHAEL JEFFREY JORDAN

Michael Jeffrey Jordan (lahir 17 Februari 1963)


adalah pemain bola basket profesional asal Amerika. Ia
merupakan pemain terkenal di dunia dalam
cabang olahraga itu. Setidaknya, enam kali
merebut kejuaraan NBA bersama kelompok Chicago
Bulls (1991-1993, 1996- 1998). Ia memiliki tinggi
badan 198 cm dan merebut gelar pemain
terbaik.

Karier
Ia mulai berkarier di NBA pada 1984 dan bergabung
dengan klub Chicago Bulls hingga 1998. Selama
kariernya, ia telah mengoleksi enam gelar juara
dan lima kali ditunjuk sebagai MVP reguler. Pemilik nama terkenal Air Jordan ini pensiun
dari dunia basket pada 2003 setelah dua tahun bergabung dengan Washington Wizards.[8]
Setelah itu, ia menjadi pengusaha. Selain tercatat sebagai pemilik Bobcats, Jordan sibuk
dengan bisnis properti dan bermain di film berjudul Space Jam (1996) dengan tokoh kartun
Looney Tunes.

Kehidupan pribadi
Pada tahun 1985, ia bertemu dengan Juanita Vanoy dan menikah pada tanggal 2 September
1989 di Little White Chapel (Las Vegas). Dari pernikahan mereka lahir tiga anak, yaitu
Jeffrey, Marcus, dan Jasmine. Mereka bercerai setelah 17 tahun mempertahankan
pernikahannya. Bahkan, keduanya sama-sama mengaku sudah tinggal terpisah sejak Februari
2006. Puncaknya terjadi pada tahun 2002. Ketika itu, ia mengaku bahwa dirinya membayar
Karla Knafel sebesar US$ 250 ribu untuk menjaga kerahasiaan hubungan. Knafel
mengatakan bahwa Jordan menyebut pernikahannya sebagai "hubungan bisnis".

Mendengar hal itu, Juanita langsung mengajukan tuntutan cerai dan meminta separo dari total
kekayaannya yang disebut mencapai US$ 400 juta (sekitar Rp 3,6 triliun). Juanita juga
menuntut kepemilikan rumah mewah dan hak asuh ketiga anak. Jordan kemudian bekerja
keras menyelamatkan bahtera rumah tangganya. Sebulan kemudian, Juanita membatalkan
tuntutannya.

Sejak Februari 2006, Juanita tinggal di Highland Park (Illinois), sedang Jordan di pusat
Chicago. Akhirnya, keduanya memutuskan berpisah dan berbagi aset sekaligus hak asuh
anak. Sidang perceraian berlangsung di Lake County, Amerika Serikat.

Catatan
1. Jordan wore a nameless No. 12 jersey in a February 14, 1990 game against the Orlando
Magic because his No. 23 jersey had been stolen.[6] Jordan scored 49 points, setting a
franchise record for players wearing that jersey number. [7]
ATLET BOLA BASKET ANDAKARA PRASTAWA DHYAKSA

Andakara Prastawa Dhyaksa (lahir 16 Agustus


1992) merupakan seorang pemain bola basket
berkebangsaan Indonesia yang saat ini bermain untuk
tim Indonesia Patriots. Di tim tersebut, dia memakai
nomor punggung 1. Prastawa memiliki tinggi
badan 172 cm dan berat 76 kg. Prastawa juga
merupakan pemain lulusan SMA Negeri 3
Jakarta, yang juga merupakan sekolah dari
Daniel Timothy Wenas.

Pada tahun 2013, dia terpilih sebagai Rookie of


The Year dalam NBL tahun 2013.[1]

Kehidupan awal
Andakara lahir di Jakarta, 16 Agustus 1992. Ia
merupakan lulusan SMA Negeri 3 Jakarta. Prastawa
memang lahir dari keluarga bola basket yang sejak dini tentu sudah mengenal teknik dasar
bola basket. Ayahnya, Rastafri Horongbala adalah pelatih senior yang kini juga menjadi
penasihat teknik W88.news Aspac.[2] Sang ibu, Julisa Rastafari adalah mantan point guard tim
nasional putri yang ikut sukses membawa Indonesia meraih medali perak di SEA Games
1991.[3]

Karier
Prastawa memulai karier profesionalnya pada tahun 2011 bersama tim Aspac Jakarta di NBL
Indonesia (sekarang IBL Indonesia). Pertama kali terjun ke dunia bola basket profesional,
Prastawa langsung mencuri perhatian. Dia terpilih sebagai Rookie of The Year dan Sixth Man
of The Year pada kiprah perdananya di tahun 2013.[1] Gelar Sixth Man of The Year kembali
jadi miliknya saat IBL 2016 dan 2018.[4]

Statistik
Legend

Menit tiap
  GP Main dalam pertandingan   GS Pemain utama pertandingan  MPG
pertandingan

Persentase Field-goal 3-
 FG% Persentase Field-goal  3P%  FT% Persentase Free-throw
angka

Rebound tiap
 RPG  APG Assist tiap pertandingan  SPG Steal tiap pertandingan
pertandingan

 BPG Blok tiap pertandingan  PPG Poin tiap pertandingan  Bold Rekor pribadi

† Menyatakan musim ketika Prastawa memenangkanIBL championship

* Memimpin liga
Musim reguler

Tahun Tim Liga GP MPG FG% 3P% FT% RPG APG SPG BPG PPG

2012-13 32 - 37.8 35.7 83.3 2.2 2.0 2.1 0.1 15.3


Dell Aspac Jakarta
NBL
2013-14 25 - 36.8 25.3 76.9 3.7 3.5 2.0 0.0 13.0
Indonesia
2014-15 33 - 36.7 27.2 77.8 2.9 3.9 1.3 0.1 11.8
M88 Aspac Jakarta
2015-16 32 23.4 40.0 33.0 75.0 3.1 4.4 1.6 0.1 14.7

W88 News Aspac


2016-17 15 27.5 42.0 30.0 68.0 2.3 4.2 1.4 0.1 12.1
Jakarta IBL
Indonesia
2017-18 Stapac Jakarta 16 20.6 33.0 25.0 84.0 2.6 3.1 0.9 0.0 8.1

2018-19 Pelita Jaya Jakarta 16 27.8 37.0 32.0 77.0 3.2 3.8 1.7 0.1 10.7

Playoff

Tahun Tim Liga GP MPG FG% 3P% FT% RPG APG SPG BPG PPG

2016 M88 Aspac Jakarta 4 22.29 26.0 26.0 87.0 2.8 5.3 2.0 0.0 13.0

W88 News Aspac IBL


2017 4 22.07 27.0 23.0 100.0 4.0 4.5 3.0 0.0 10.5
Jakarta Indonesia

2018 Stapac Jakarta 4 16.52 35.0 31.0 50.0 1.0 0.8 0.5 0.0 5.8

Penghargaan
 Rookie Of The Year NBL (2013)[6]
 Sixth Man Of The Year NBL (2013)
 Sixth Man Of The Year IBL (2016)

Anda mungkin juga menyukai