Anda di halaman 1dari 7

Bambang Pamungkas (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 10 Juni 1980; umur 36 tahun), juga

dikenal sebagai Bepe, adalah pemain sepak bola Indonesia yang bermain untuk Persija Jakarta di
Liga Super Indonesia dan Tim nasional sepak bola Indonesia. Posisi alami nya adalah striker.
Bambang membuat namanya di sepak bola Asia Tenggara ketika ia mencetak satu-satunya gol
untuk Indonesia di Piala Tiger 2002 semifinal melawan Malaysia, dan merupakan pencetak gol
terbanyak turnamen dengan delapan gol.

Bambang dianggap memiliki header bola yang luar biasa, dan memiliki reputasi untuk ketajaman
di kotak penalty. Dia adalah pemain Indonesia yang paling banyak mengoleksi caps dan pencetak
gol, dengan 85 caps dan 37 gol. Dia adalah pemain yang paling populer di tim nasional Indonesia

Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain
terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak
gol terbanyak untuk skuat Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.

Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam
pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun,
berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.

Pada tahun 2002, Bambang menjadi pencetak gol terbanyak dengan 8 gol dari 6 penampilan
sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002. Pada 10 Juli2007, ketika
pertandingan Indonesia-Bahrain, ia mencetak gol, memastikan Indonesia menang 2-1.

Saat ini Bambang menjadi pemegang rekor penampilan terbanyak (caps) dan Top Skorer
untuk Indonesia dengan 77 penampilan dan 36 gol sesuai dengan pertandingan katagori A FIFA.
Tetapi jika mengikutkan pertandingan Non-FIFA (termasuk melawan Klub dan Tim Nasional U-
23) maka penampilan Bambang adalah 88 dengan 42 gol.

Pada tanggal 1 April 2013, Bambang Pamungkas menyatakan pensiun dari Timnas Indonesia

Kurniawan Dwi Yulianto atau biasa kita sebut si kurus adalah pria yang lahir di desa
Kalinegoro Kabupaten Magelang jawa tengah dia adalah seorang pesepak bola Indonesia yang
juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik yang prenah dimiliki Indonesia di masanya. Dia
biasa bermain sebagai striker dan juga gelandang walaupun posisi aslinya adalah striker.
Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Liga Eropa.
Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim Sampdoria U21 sebelum kemudian pindah ke FC
Luzern di Liga Swiss akibat masalah dengan PSSI.

Pemain yang akrab dipanggil Ade ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga
Indonesia dan bermain dengan beberapa tim seperti PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita
Bakrie, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, PSS Sleman, Persitara Jakarta Utara, Persisam
Samarinda, Persela Lamongan, PSMS Medan, Tangerang Wolves FC, PPSM Magelang, Persipon
Pontianak, dan masih banyak lagi club yang pernah di belanya entah itu dengan transfer resmi
ataupun sebagai pemain pinjaman. Pernah juga pada Desember 2005 hingga Mei 2006
Kurniawan memperkuat Sarawak FC di Liga Malaysia, namun ia dianggap gagal karena jarang
mencetak gol sehingga club tersebut memutus kontrak.

Karier Kurniawan juga pernah melorot akibat mengonsumsi obat-obatan terlarang


(narkoba) pada sekitar akhir 1990an, namun dia kemudian berhasil bangkit lagi dan kembali
memperoleh karier sepak bola yang di bilang lumayan sukses. Saat ini Kurniawan adalah
pencetak gol kedua terbanyak di timnas sepak bola Indonesia dengan 31 gol setelah Bambang
Pamungkas yang mencetak 34 gol sejauh ini. Dan tentu kita tahu bahwa selain Kurniawan,
Bambang pamungkas juga merupakan pemain yang sangat bersinar di timnas indonesia dan juga
di club-club luar negeri.

Andik Vermansyah pemuda kelahiran jember jawatimur 23 November 1991 ini tentu
menjadi salah satu pemain terbaik yang dimiliki indonesia saat ini, dengan postur nya yang
mungil dia tidak termasuk dalam pemain yang mudah untuk dilewati pemain lawan atau bahkan
di hadang dan di jatuhkan oleh pemain bertahan lawan.

Andik Vermansyah adalah pemain sepakbola profesional asal Indonesia, Andik


vermansyah memiliki tinggi badan 162 cm dan berat 57kg. Walau demikian dengan tubuh
mungil tersebut, Andik muncul sebagai pemain yang menakutkan. Cepat, lincah, dan memiliki
skill diatas rata-rata. Karena kemampuannya tersebut, andik diminati banyak Klub-klub besar
Liga Indonesia bahkan beberapa tim luar negeri seperti LA Galaxi, Benfica, Red Bull dan masih
banyak lagi tim-tim yang memanggil dia untuk seleksi. Andik Vermansyah sendiri memulai awal
kariernya bersama Persebaya U18. Bersama Persebaya U18, Andik sukses mempersembahkan
gelar juara Liga Remaja Regional Jawa Timur pada tahun 2007. Dan pada tahun 2007 juga,
Andik sukses mempersembahkan mendali emas kesekian bagi Kota Surabaya dalam Pekan
Olahraga Provinsi. Bersama club Persebaya asal surabaya itulah Andik mengasah kemampuan
bermain sepakbolanya. Dan di usia 17 tahun, Andik Vermansyah bergabung dengan tim senior
Klub yang berjuluk bajul ijo kebanggaan kota pahlawan tersebut. Dan kala itu, Andik menjadi
salah satu pemain termuda di Skuad Persebaya yang mampu mengisi jajaran pemain inti di
persebaya. Di tahun 2008, Andik mempunyai andil besar saat memenangkan mendali emas pada
Pekan Olahraga Nasional PON, yang saat itu diselenggarakan di Kalimantan timur. Bukan itu
saja, dalam beberapa kali uji coba timnas indonesia melawan club-club atau negara-negara yang
memiliki nama besar dan di isi sengan pemain-pemain bintang dunia, dia banyak mendapatkan
pujian dari ofisial, pelatih, pemain dan pengamat sepakbola, bahkan pemain paling terkenal di
dunia seperti David Beckkam pun kagum dengan panampilan Andik saat itu.

Evan Dimas merupakan putra asli kota pahlawan Surabaya 13 maret 1995. Semenjak
kecil dia sudah di didik untuk menjadi pemain sepak bola profesional, hal tersebut terbukti
dengan aktifnya Evan Dimas di sekolah sepak bola SSB Sasana Bhakti dan SSB Mitra Surabaya
di kawasan surabaya. Karirnya dalam sepakbola sebenarnya dimulai semenjak bergabung dengan
Timnas U-17 Indonesia, namun pada saat itu nama Evan Dimas belum sebesar setelah menjadi
Kapten di Timnas indonesia U19.

Karir Evan Dimas dalam dunia sepak bola sangat membanggakan, sejak tahun 2012 Evan
Dimas dipercaya untuk bergabung dengan skuad sepak bola Jawa Timur dan berlaga pada Pekan
Olaharaga Nasional PON ke XVIII di Pekanbaru sumatera barat. Kemudian berlanjut untuk
masuk Timnas Indonesia U17 dan sejak itu dia sudah dipercaya untuk memegang ban kapten
tim.

Evan Dimas juga ikut mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dengan
membawa Timnas Indonesia pada saat itu dalam menjuarai HKFA International Youth Invitation
pada tahun 2012 yang diselenggarakan di Hongkong. Bukan itu saja, Evan Dimas juga terpilih
dan ikut mewakili dalam ajang pencarian bakat yang bernama (The Chance). Dalam ajang
tersebut Evan Dimas terpilih dari 100 anak berbakat untuk dilatih langsung oleh mantan pelatih
Barcelona Joshep Guardiola atau akrab di sapa Pep Guardiola.

Dan puncaknya adalah di AFF CUP U19 di sidoarjo jawatimur baru-baru kemarin, Evan
Dimas menjadi bintang pembawa kemenangan indonesia setelah lebih dari 20th tanpa gelar
juara, mengalahkan timnas vietnam di final AFF di sidoarjo dan membawa indonesia masuk
putaran final piala AFC di myanmar 2014, bahkan mengalahkan korea selatan dan memborong
semua gol di Gelora Bung Karno jakarta adalah hasil dan prestasi yang sangat membanggakan.
Bukan hanya Evan Dimas, namun semua pemain Timnas Indonesia U19 dari pemain belakang
sampai pemain depan adalah sebuah satuan yang sangat solid, tim yang sangat kompak, kuat dan
banyak ditakuti lawan dimana-mana. Banyak tim-tim atau club dari mancanegara yang berminat
memboyong pemain-pemain muda indonesia tersebut, bukan main-main bahkan club seperti
Barcelona pun menginginkan beberapa pemain timnas U19 indonesia katakanlah seperti
Hansamu yama pranata, Maldini palli, Ilham Udin armain, Muchlis hadining Shaifulloh dan lain-
lain. Bahkan akhir-akhir ini tawaran uji coba atau pertandingan persahabatan dari negara-negara
sepakbola dunia pun datang silih berganti.

Irfan Haarys Bachdim (lahir di Amsterdam, Belanda, 11 Agustus 1988; umur 28 tahun)
adalah pemain sepak bola Indonesia keturunan Belanda yang bermain untuk klub Consadole
Sapporo di Divisi Dua J. League dan timnas Indonesia. Dalam bermain, ia bisa menempati
berbagai posisi seperti penyerang, gelandang maupun sayap.

Ayah Irfan, Noval Bachdim merupakan warga negara Indonesia keturunan Arab -
Indonesia yang dilahirkan di Malang dan menetap di Lawang, Malang hingga tahun 80-an,
sebelum tinggal di Belanda selama lebih dari 20 tahun. Ibunya Hester van Dijk adalah warga
negara Belanda. Keluarga Bachdim tinggal di kota Amsterdam. Kakeknya Ali Bachdim
adalah purnawirawan TNI Angkatan Laut. Namun Irfan Bachdim tetap merupakan pemain warga
negara Indonesia asli karena dirinya bermain di Indonesia tanpa melalui proses naturalisasi.

Irfan terlahir dari keluarga pesepak bola. Ayahnya merupakan mantan pesepak bola dari
klub PS Fajar Lawang (anggota kompetisi internal Persekam Malang) pada era 80-an. Kakeknya
Ali Bachdim merupakan mantan pemain Persema Malang dan PSAD Jakarta.

Pada bulan Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija
Jakarta, namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Tanggal 9 Agustus 2010, ia direkrut
pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, setelah sang pelatih melihat permainan Irfan dan
para pemain muda berlaga amal untuk tokoh sepak bola Lucky Acub Zaenal di Stadion
Gajayana, Malang. Irfan Bachdim direkrut bersama-sama dengan Kim Jeffrey Kurniawan,
pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim. Irfan sendiri
adalah permain berpaspor Indonesia sejak kecil dan dia bukanlah seorang pemain naturalisasi.

Ketika Persema memutuskan hijrah dari Liga Super Indonesia ke Liga Primer Indonesia,
Irfan sempat ingin meninggalkan Persema karena ancaman tidak dapat memperkuat timnas.
Namun akhirnya ia memilih berkomitmen dengan Persema dengan menandatangani kontrak
selama tiga tahun, karena terus-menerus diintimidasi oleh PSSI untuk keluar dari Persema, meski
beberapa klub LSI menawarkan kontrak besar. Akhirnya Menpora Andi Mallarangeng menjamin
haknya untuk tampil di timnas dan ia dipanggil untuk memperkuat tim nasional U-23 Pesta
Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara 2011 dan kualifikasi Olimpiade 2012.

Tahun 2006, Irfan sempat hampir membela tim sepak bola U-23 Indonesia di Asian
Games Qatar. Namun ia harus absen dari turnamen tersebut karena menderita cedera.

Dalam Piala AFF 2010, ia tergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah
pelatih Alfred Riedl. Debut pertama bersama timnas Indonesia ia awali ketika timnas menang 6-
0 di laga persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang pada 21 November 2010.
Penampilan pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010,
saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan
sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai