PEMBAHARUAN PEMIKIRANNYA :
3) Pendidikan
Meskipun Muhammad Ali Pasya buta huruf,namun dia mengerti
tentang pentingnya pendidikan.Maka dibangunlah berbagai sekolah
seperti sekolah teknik, sekolah kedokteran,pertambangan,pertanian
dan sekolah penerjemah dengan mendatangkan guru-guru dari
barat.Sekolah penerjemah ini yang kemudian memperlancar
penerjemahan berbagai buku dalam bahasa Arab.
4) Pemerintahan
Muhammad Ali Pasya memerintah dengan diktaktor,dia memiliki
penasehat tetapi putusan terakhir tetap ditangannya.
AL TAHTAWI(1801-1873)
PEMBAHARUAN PEMIKIRANNYA :
Al-Tahtawi bukanlah seorang yang sekuler.Dia menghendaki Mesir
maju seperti barat,namun tetap dijiwai oleh agama dalam segala aspek.Salah
satu jalan untuk kesejahteraan adalah dengan berpegang dengan Agama dan
akhlak.Oleh karenanya pendidikan adalah penting untuk membentuk
manusia berkepribadian dan patriotik (hubbul wathan).Dia juga mencetuskan
emansipasi pendidikan bagi wanita,agar mereka bisa mendidik anak-
anaknya,menjadi pathner suami dalan kehidupan intelek dan sosial serta
dapat pula bekerja.
Dalam hal agama,Dia menghendaki agar para ulama mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak menutup pintu ijtihad.
MUHAMMAD IQBAL
b. Al-Hadis
Sejak dulu hadist memang selalu menjadi bahan yang menarik
untuk dikaji. Baik umat Islam maupun kalangan orientalis. Tentu saja
maksud dan titik berangkat dari kajian tersebut berbeda pula. Umat Islam
didasarkan pada rasa tanggung jawab yang begitu besar terhadap ajaran
Islam. Sedangkan orientalis mengkajinya hanya untuk kepentingan
ilmiah. Bahkan terkadang hanya untuk mencari kelemahan ajaran Islam
itu lewat ajaran Islam itu sendiri.[3]
Iqbal setuju dengan pendapat Syah Waliyullah tentang hadist, yaitu
cara Nabi dalam menyampaikan Dawah Islamiyah adalah memperhatikan
kebiasaan, cara-cara dan keganjilan yang dihadapinya ketika itu. Selain
itu juga Nabi sangat memperhatikan sekali adat istiadat penduduk
setempat. Dalam penyampaiannya Nabi lebih menekankan pada prinsip-
prinsip dasar kehidupan sosial bagi seluruh umat manusia, tanpa terikat
oleh ruang dan waktu. Jadi peraturan-peraturan tersebut khusus untuk
umat yang dihadapi Nabi. Untuk generasi selanjutnya, pelaksanaannya
mengacu pada prinsip kemaslahatan. Dari pandangan ini Iqbal
menganggap wajar saja kalau Abu hanifah lebih banyak mempergunakan
konsep istihsan dari pada hadist yang masih meragukan kualitasnya. Ini
bukan berarti hadist-hadist pada zamannya belum dikumpulkan, karena
Abdul Malik dan Al Zuhri telah membuat koleksi hadist tiga puluh tahun
sebelum Abu Hanifah wafat. Sikap ini diambil Abu Hanifah karena ia
memandang tujuan-tujuan universal hadist daripada koleksi belaka.
Oleh karenanya, Iqbal memandang perlu umat Islam melakukan
studi mendalam terhadap literatur hadist dengan berpedoman langsung
kepada Nabi sendiri selaku orang yang mempunyai otoritas untuk
menafsirkan wahyu-Nya. Hal ini sangat besar faedahnya dalam
memahami nilai hidup dari prinsip-prinsip hukum Islam sebagaimana
yang dikemukakan al Quran.
Pandangan Iqbal tentang pembedaan hadist hukum dan hadist
bukan hukum agaknya sejalan dengan pemikiran ahli ushul yang
mengatakan bahwa hadist adalah penuturan, perbuatan dan ketetapan
Nabi saw, misalnya yang berkaitan dengan hukum, seperti mengenai
kebiasaan-kebiasaan Nabi yang bersifat khusus untuknya, tidak wajib
diikuti dan diamalkan.
PEMBAHARUAN PEMIKIRANNYA :
Sayyid Ahmad Khan memiliki ide-ide yang cemerlang untuk
membangkitkan ummat Islam India dari keterpurukan. Diantara ide-ide yang
cemerlang itu adalah sebagai berikut:
1. Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan
ummat Islam India, dapat diwujudkan dengan bekerjasama dengan
Inggris. Inggris merupakan penguasa terkuat di India, dan menentang
kekuasaan itu tidak membawa kebaikan bagi umat Islam India. Hal ini
akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan
dari masyarakat Hindu India. Disamping itu dasar ketinggian dan
kekuatan barat, termasuk didalamnya Inggris, ialah ilmu pengetahuan
dan teknologi modern. Untuk dapat maju, umat Islam harus menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi modern itu. Jalan yang harus ditempuh
ummat Islam untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern
yang diperlukan itu bukanlah kerjasama dengan Hindu dalam menentang
Inggris tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan
Inggris. Ia berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa dalam
pemberontakan 1857, ummat Islam tidak memainkan peranan utama.
Atas usaha-usahanya dan atas sikap setia yang ia tunjukkan terhadap
Inggris Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam merubah pandangan
Inggris terhadap ummat Islam India. Dan sementara itu kepada ummat
Islam ia anjurkan supaya jangan mengambil sikap melawan, tetapi sikap
berteman dan bersahabat dengan Inggris. Cita - citanya untuk menjalani
hubungan baik antara Inggris dan umat islam, agar ummat islam dapat di
tolong dari kemunduranya , dapat di wujudkan di masa hidupnya.
2. Sayyid Ahmad Khan melihat bahwa ummat Islam India mundur karena
mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam klasik
telah hilang dan telah timbul peradaban baru di barat. Dasar peradaban
baru ini ialah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu akal
mendapat penghargaan tinggi bagi Sayyid Ahmad Khan. Tetapi sebagai
orang Islam yang percaya kapada wahyu, ia berpendapat bahwa
kekuatan dan kebebasan akal mempunyai batas, ia percaya pada
kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dan
melakukan perbuatan. Alam, berjalan dan beredar sesuai dengan hukum
alam yang telah ditentukan Tuhan. Segalanya dalam alam terjadi menurut
hukum sebab akibat. Tetapi wujud semuanya tergantung pada sebab
pertama yaitu Allah SWT. Kalau ada sesuatu yang putus hubungannya
dengan sebab pertama, maka wujud sesuatu itu akan lenyap.
3. Sayyid Ahmad Khan menolak faham Taklid bahkan tidak segan-segan
menyerang faham ini. Sumber ajaran Islam menurut pendapatnya
hanyalah Al Quran dan Al Hadist. Pendapat ulama di masa lampau tidak
mengikat bagi ummat Islam dan diantara pendapat mereka ada yang
tidak sesuai lagi dengan zaman modern. Pendapat serupa itu dapat
ditinggalkan. Masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahan dan
oleh karena itu perlu diadakan ijtihad baru untuk menyesuaikan
pelaksanaan ajaran-ajaran Islam dengan suasana masyarakat yang
berubah itu. Dalam mengadakan ijtihad, ijma dan qiyas baginya tidak
merupakan sumber ajaran Islam yang bersifat absolute. Hadits juga tidak
semuanya diterimanya karena ada hadits buat-buatan. Hadits dapat ia
terima sebagai sumber hanya setelah diadakan penelitian yang seksama
tentang keasliannya.
4. Yang menjadi dasar bagi sistem perkawinan dalam Islam, menurut
pendapatnya, adalah sistem monogamy, dan bukan sistem poligami
sebagaimana telah dijelaskan oleh ulama-ulama dizaman itu. Poligami
tidak dianjurkan tetapi dibolehkan dalam kasus-kasus tertentu. Hukum
pemotongan tangan bagi pencuri bukan suatu hukum yang wajib
dilaksanakan, tetapi hanya merupakan hukum maksimal yang dijatuhkan
dalam keadaan tertentu. Disamping hukum potong tangan terdapat
hukum penjara bagi pencuri. Perbudakan yang disebut dalam Al Quran
hanyalah terbatas pada hari-hari pertama dari perjuangan Islam. Sesudah
jatuh dan menyerahnya kota Makkah, perbudakan tidak dibolehkan lagi
dalam Islam. Tujuan sebenarnya dari doa ialah merasakan kehadiran
Tuhan, dengan lain kata doa diperlukan untuk urusan spiritual dan
ketenteraman jiwa. Faham bahwa tujuan doa adalah meminta sesuatu
dari Tuhan dan bahwa Tuhan mengabulkan permintaan itu, ia tolak.
Kebanyakan doa yang demikian, ia menjelaskan tidak pernah dikabulkan
Tuhan.
5. Dalam ide politik, Sayyid Ahmad Khan, berpendapat bahwa ummat
Islam merupakan satu ummat yang tidak dapat membentuk suatu Negara
dengan ummat Hindu. Ummat Islam harus mempunyai Negara tersendiri,.
Bersatu dengan ummat Hindu dalam satu Negara akan membuat
minoritas Islam yang rendah kemajuannya, akan lenyap dalam mayoritas
ummat Hindu yang lebih tinggi kemajuannya.