Anda di halaman 1dari 25

BIOGRAFI MUHAMMMAD ALI PASHA SANG TOKOH

PEMBAHARUAN MESIR

(1765-1849 M)

Biografi

Diajukan kepada Bapak Ahmad Damin,S.Sy.,M.Ag.


Selaku dosen mata kuliah Ilmu Fiqih
Guna memenuhi tugas mandiri mata kuliah Ilmu Fiqih

Oleh:

Siti Hasna Zamilah


1193010128

JURUSAN HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu Kami panjatkan kehadirat Alloh Subhanahu Wa Ta’ala,
karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya Saya dapat menyelesaikan
Biografi ini dengan baik. Shalawat beserta salam tak lupa kita curah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, tabiut
tabi’in dan kita selaku umatnya.
Biografi ini ditulis dan disusun dengan baik sebagai salah satu bukti bahwa
Saya telah menyelesaikan tugas Mandiri mata kuliah Ilmu Fiqih dengan judul
“Biografi Muhammad Ali Pasha”. Dalam menyusun Biografi ini, Saya menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang Saya lakukan karena keterbatasan waktu
dan kemampuan yang dimiliki oleh Saya, maka sekiranya pembaca memaklumi
segala kekurangan serta kekeliruan baik dari segi isi, sistematika Saya serta tata
bahasa yang kurang. Dengan demikian dengan adanya kritik dan saran dapat
membantu Saya dalam rangka menyempurnakan tugas ini.
Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati Saya sedangkan kesempurnaan
hanya milik Alloh yang Maha Berkehendak, Saya menyadari dalam penyusunan
laporan ini masih banyak sekali kekurangan. Maka kami sangat terbuka untuk
setiap masukan dan kritikan yang membantu untuk memperbaiki laporan ini.
Laporan makalah ini tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dan dukungan
yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hati dan
penghargaan yang tulus kami mengucapkan banyak terimakasih kepada:

i
1. Bapak Ahmad Damin,S.Sy.,m.Ag. selaku Dosen mata kuliah Ilmu Fiqih.
2. Teman-teman kelas yang senantiasa mendukung dan memberikan motivasi
tiada henti.
Ucapan terima kasih juga Kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan yang tidak dapat Kami sebutkan satu persatu. Semoga
bantuan, do’a, simpati, dan kerjasama yang telah diberikan mendapat balasan dari
Alloh SWT. Amiin Yaa Robbal ‘Alamin.

Bandung,September

2019

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II PROFIL MUHAMMAD ALI PASHA ........................................ 3
A. Masa Kecil Ali Pasha .................................................................. 3
B. Pendidikan Ali Pasha .................................................................. 4
C. Organisasi Ali Pasha ................................................................... 6
BAB III PEMBAHARUAN DAN DAMPAK YANG DI LAKUKAN ..... 8
A. Pembaharuan yang di lakukan Ali Pasha.................................... 8
B. Gerakan dan Dampak yang di lakukan Ali Pasha ....................... 12
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

iii
ABSTRAK
Biografi Muhammad Ali Pasha
(1765-1849 M)

Biografi ini bertujuan untuk mengungkapkan peranan Muhammad Ali Pasha.


Masalah yang diteliti yaitu: 1) Bagaimana gerakan pejuangan Muhammad Ali
Pasha dalam mengembangkan Islam di Mesir? 2) Bagaimana hambatan yang
dihadapi Muhammad Ali Pasha dalam mengembangkan Islam di Mesir? 3)
Bagaimana pengaruh Muhammad Ali Pasha dalam pengembangan Islam di
Mesir? Penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu, heuristik, kritik,
interpretasi dan historiografi dengan jenis penelitian kualitatif. Untuk
mengungkapkan fakta sejarah tentang gerakan, hambatan yang dihadapi
Muhammad Ali Pasha, dan pengaruhnya tehadap perkembangan Islam di Mesir.
Untuk menganalisis fakta tersebut peneliti menggunakan pendekatan yang sering
digunakan dalam penelitian sejarah, yaitu pendekatan historis, sosiologi, dan,
agama. Biografi ini menemukan bahwa: 1) Muhammad Ali Pasha adalah seorang
keturunan Turki dan seorang tokoh pembaharu di Mesir. Muhammad Ali buta
huruf karena ia tidak memperoleh kesempatan untuk menempuh ilmu pendidikan

iv
sehingga ia tidak pandai menulis dan membaca. Sebelum memasuki dinas militer,
ia menjadi seorang pedagang rokok kemudian menjadi pemungut pajak. Pada
tahun 1801 M, Muhammad Ali berhasil mengusir tentara Prancis dari Mesir.
Akhirnya tahun 1805 M, rakyat Mesir memilih dan mengangkat Muhammad Ali
sebagai Gubernur Mesir. 2)Muhammad Ali melakukan usaha-usaha dalam bidang
pendidikan, ekonomi, dan militer. Beliau mendirikan Lembaga Kementrian
Pendidikan, memperbaiki irigasi lama dan membuat irigasi baru, serta dalam
bidang militer Muhammad Ali mendirikan sebuah sekolah Militer di Kairo. 3)
Kelahiran negara Mesir modern tidak bisa dilepaskan dari Muhammad Ali Pasya.
Ia dikenal sebagai pembawa obor pencerahan karena melakukan modernisasi
hampir di berbagai sektor kehidupan. Selain itu, Muhammad Ali Pasya membawa
pengaruh yang besar dalam menjadikan Mesir sebagai negara modern dan
memajukan pendidikan di Universitas al-Azhar. Implikasi dari penelitian ini
adalah penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dan diskusi akademik,
dapat mengetahui peran dan pembaharuan Muhammad Ali Pasha dalam
perkembangan Islam di Mesir, serta dapat lebih jauh mengenal sosok tokoh
pembaharu Islam yakni Muhammad Ali Pasha sehingga dapat mengambil suatu
pelajaran.

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jatuhnya kota Bagdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan
saja mengakhiri system kekhalifahan Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan
masa awal dari kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Bagdad sebagai
pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu
pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumi hanguskan oleh pasukan Mongol yang
dipimpin Hulagu Khan.

Setelah itu seiring perjalanan waktu, maka dengan secara signifikan bangsa
Barat menjadi semakin maju dan modern. Hal ini disebabkan karena mereka
mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan yang mereka rampas
dari kota Seribu Satu Malam itu sendiri. Semuanya ini telah membuka mata hati
kaum muslimin bahwa mereka telah mengalami kemunduran.
Dengan demikian kaum muslimin terutama di Mesir mulai bangkit dan
reparasi mulai dari bidang agama hingga bidang politik, sains, dan
teknologi. Menyadari kekalahan dan kelemahan dalam berbagai aspek kehidupan
dari bangsa-bangsa Barat, umat Islam mulai bangkit kembali untuk mengejar
ketertinggalan dan keterbelakangan.
Perjalanan sejarah Mesir tidaklah sesederhana kawasan Timur Tengah
lainnya. Ia dengan segudang kisah historisnya mampu menarik berjuta-juta
wisatawan asing dengan pendapatan devisa yang melimpah. Bukan tanpa alasan
Mesir dikatakan sebagai salah satukota terunik di dunia, karena sejarah yang
terukir di kota ini memiliki variasi yang sangat beragam. Berawal dari masa
Pharaonic, Hellenistic, Romawi, Islam sampai pada periode Mesir Modern yang
diusung oleh Muhammad Ali Pasha. Sebagai seorang revolusioner tak ayal
Muhammad Ali mempunyai keinginan untuk merubah Mesir layaknya Paris di
belahan bumi Eropa. Kemodernan sistem dan administrasi negara mulai
digalakkan. Sehingga jadilah Mesir ketika itu sebagai sebuah negara maju dari
segi ekonomi, politik dan sosial.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah pokok yang akan dibahas dalam draft proposal ini adalah
bagaimana peranan Muhammad Ali Pasha dalam mengembangkan Islam di
Mesir.
Mengacu pada uraian diatas, dan untuk mendapatkan jawaban dari pokok
permasalahan, maka disusun sub-sub masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana gerakan perjuangan Muhammad Ali Pasha dalam
mengembangkan Islam di Mesir?
2. Bagaimana hambatan yang dihadapi Muhammad Ali Pasha dalam
mengambangkan islam di mesir
3. Bagaimana pengaruh Muhammad Ali pasha dalam pengembangan Islam
di mesir?

C. Tujuan
Berdasarkan tujuan dari penelitian skripsi ini, penulis berharap hasil dari

penelitian dapat memberi manfaatdiantaranya sebagai berikut:

1. Agar penulis dan pembaca dapat memahami riwayat hidupMuhammad Ali


2. Dapat memberi informsi khususnya dalam aspek kebudayaannya yang
dapat digunakan sebagai bahan diskusi
3. Sebagai bahan kajian dan diskusi akademik mengenai tokoh Muhammadi
Ali Pasha
4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi siapapun yang ingin mengetahui
dan
5. Mengenal peranan Muhammad Ali Pasha dalam pengembangan Islam di
mesir

2
BAB II
PROFIL MUHAMMAD ALI PASHA

A. Masa Kecil Ali Pasha


Muhammad Ali Pasha adalah seorang keturunan Turki dan seorang
tokoh pembaharu di Mesir yang dilahirkan pada tahun 1769 M di Kavala,
Macedonia,sebuah kota yang terletak di bagian utara Yunani, dan
meninggal di Mesir pada tahun 1849. Negeri ini telah menjadi bagian
negara Turki Utsmani sejak ditaklukkan oleh Sultan Muhammad II al-
Fatih pada tahun 857 H/1453 M dan baru dapat melepaskan diri dari
kekuasaan Istambul pada tahun 1245/1829 M.1Ayah Muhammad Ali
Pasha bernama Ibrahim Agha seorang imigran Turki, kelahiran Yunani. Ia
mempunyai 17 orang putra dan salah seorang diantaranya bernama
Muhammad Ali Pasha. Pekerjaan ayahnya disamping sebagai penjual
rokok juga sebagai kepala petugas pada sebuah
kota di daerahnya.
2
Sejak kecil Muhammad Ali Pasha harus bekerja keras membantu
orangtuanya, sehingga ia tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan
baik. Dengan demikian ia tidak pandai menulis maupun membaca.
Sebelum memasuki dinas militer, Muhammad Ali Pasha pernah menjadi
pedagang rokok, kemudian menjadi pegawai di kantor pajak3 sebagai
pemungut pajak dan karena kecakapannya dalam pekerjaan ini, ia menjadi
kesayangan Gubernur Usmani setempat.4

1
Harun Nasution, Pembaharuandalam Islam,(cet.12; Jakarta: PT Bulan Bintang,1996),h.34.
2
Nur Wahyudin,Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam,(Medan: IAIN SU,2000),h.10.
3
H. Ris’an Rusli,Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam,(Cet.1; Jakarta: Rajawali
Pers,2013),h.43.
4
Harun Nasution,Pembaharuan dalam Islam,h.34.12

3
B. Pendidikan Ali Pasha

Muhammad Ali Pasha adalah seorang buta huruf. Ia tidak memperoleh


kesempatan untuk menempuh ilmu di sekolah, maka ia tidak pandai
membaca dan menulis.5 Hal ini dikarenakan ia harus bekerja keras
untuk keperluan hidupnya.6

Ketika menginjak usia dewasa, Muhammad Ali Pasha bekerja sebagai


pemungut pajak dan karena keuletan dan rajin bekerja, akhirnya ia
menjadi menantu kesayangan seorang Gubernur7 Usmani setempat.
Sejak saat itu pula bintangnya (pangkatnya) semakin naik.8 Kemudian
ia masuk dalam dinas militer dan dalam lapangan ini juga sangat terlihat
kecakapan dan kesanggupan ia dalam menjalankan tugas sehingga pada
akhirnya ia diangkat menjadi seoorang perwira.9

Pada awal kehadiran Muhammad Ali Pashadi Mesir, hubungannya


berjalan dengan mudah menyesuaikan diri dengan masyarakatnya. Hampir
setiap masalah yang muncul dapat diselesaikan, karena iadikenal sebagai
perwira yang luwes dan mempunyai wawasan masa depan.Tetapi ketika ia
mulai menerapkan idenya, maka mulailah muncul tantangan dari
penduduk Mesir terutama dari kaum ulama.10

Namun karena kearifannya, Muhammad Ali Pasha dapat meredam


setiap reaksi yang muncul sehingga dalam waktu singkat ia dapat
mewujudkan program pembaharuannya dalam berbagai bidang antara lain
bidang militer, ekonomi, pendidikan dan ilmu pengetahuan.11

Setelah memasuki dinas militer, ia menunjukkan kecakapan,


keberanian dan kesanggupannya yang luar biasa sehingga pangkatnya
cepat naik menjadi perwira. Karena kecakapan dan keberaniannya itulah ia

5
Nasution,Pembaharuan Dalam islam,34
6
Asmuni,Pengantar Studi Pemikiran,69
7
Ibid,69
8
Nasution,Pembaharuan Dalam Islam,34
9
Ibid,34
10
Wahyudin,Perkembangan Pemikiran,10

4
dipercaya oleh Sultan Turki Utsmani untuk memangku jabatan panglima
pasukan Albania yang dikirim ke Mesir untuk mengusir tentara
pendudukan Prancis.12 Dalam pertempuran yang terjadi dengan tentara
Prancis ia menunjukkan keberanian yang luar biasa sehinnga diangkat
menjadi kolonel. Dan akhirnya ia beserta pasukannya berhasil mengusir
tentara pendudukan Prancis dari Mesir pada tahun 1801 M.13
Pada tahun 1805 M, rakyat Mesir memilih dan mengangkat Muhammad
Ali sebagai Gubernur Mesir. Tindakan ini kemudian disampaikan kepada
Sultan Salim III selaku Sultan Turki Utsmani pada waktu itu dan mereka
mengaharapkan agar Sultan Turki berkenan merestui dan mengukuhkan
Muhammad Ali sebagai Gubernur Turki di Mesir. Satu tahun kemudian,
Muhammad Ali diauki secara resmi sebagai Gubernur Mesir oleh Turki
Utsmani. Kemudian pada tahun 1807, ia bersama rakyat
Mesir berhasil mematahkan intervensi Inggris ke Mesir.14
Keberhasilan Muhammad Ali mengambil kekuasaan di Mesir
tampaknya didukung oleh beberapa faktor. Pertama, Muhamad Ali
mendapatkan dukungan dari rakyat Mesir. Dukungan ini ia peroleh karena
rakyat Mesir menaruh rasa benci terhadap kaum Mamluk. Kebencian
mereka sebenarnya cukup beralasan, karena ketika kaum Mamluk
berkuasa di Mesir, yang secara de facto sampai pada tahun 1798 M mereka
telah melakukan pemungutan pajak dengan cara kekerasan dan bahkan
sering kali disertai dengan perlakuan mereka yang kasar. Disamping rasa
benci, hubungan antara rakyat Mesir di satu pihak dan kaum Mamluk di
pihak lain juga tidak begitu akrab, terutama karena perbedaan bahasa yang
mereka gunakan masing-masing. Dengan demikian, kedua hal inilah yang
menyebabkan Muhammad Ali memperoleh duungan dari rakyat Mesir.
Kedua, karena pasukan yang dipimpin oleh Muhammad Ali terdiri dari
orang-orang Albania, bukan orang-orang Turki yang memiliki disiplin dan
ketaatan yang tinggi serta mendapat latihan yang baik dari seorang kolonel
tentara Prancis

12
Ris’an rusl Pembaharuan Pemikiran Modern dalam islam.hl.43.
13
Harun Nasution,Pembaharuan dalam Islam,(Cet 13;Jakarta: PT. Bulan Bintang,2003)hl.34.
14
Cark Broklmaan.Tarikh al syu,ub al- islamiyat,(beriut: dar al-ilm li al-Malayin 1974),hal 543.

5
yang masuk Islam, yang kemudian diberi nama Sulaiman Pasya al-
Paransawy yang bertindak sebagai pelatih dan mengorganisir pasukan
secara modern.15Ini terbukti karena mereka telah mampu memukul
mundur Turki Utsmani yang ingin menguasai kembali Mesir setelah
tentara Prancis pergi. Ketiga, adanya kedua kelompok yang saling bertikai
(kaum Mamluk dan Turki Utsmani) berada pada posisi yang lemah baik
secara politik maupun militer, ini terbukti karena mudahnya ekspedisi
Napoleon merebut kekuasaan di daerah itu, sebagaimana yang tergambar
dari perjalanan perang di Mesir. Dimana Napoleon mendarat di
Alexanderia pada tanggal 2 Juni 1798 dan keesokan harinya kota
pelabuhan yang penting ini jatuh. Sembilan hari kemudian, Rasyid, sebuah
kota yang terletak di sebelah Timur Alexanderia, jatuh pula. Pada tanggal
21 Juli tentara Napoleon sampai di daerah Piramida di dekat Cairo.
Pertempuran kemudian terjadi di tempat itu dan kaum Mamluk karena tak
sanggup melawan senjata-senjata meriam Napoleon, melarikan diri ke
Cairo. Akhirnya pada tanggal 22 Juli, tidak sampai tiga minggu setelah
mendarat di Alexanderia, Napoleon telah dapat menguasai Mesir.16
C. Organisasi Ali Pasha
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ketika menginjak usia
dewasa, Muhammad Ali Pasha bekerja sebagai pemungut pajak dan
karena keuletan dan kerajinannya, akhirnya ia menjdai menantu
kesayangan seorang Gubernur Usmani. Sejak saat itu pula pangkatnya
semakin naik. Kemudian ia masuk dalam dinas militer dan dalam lapangan
ini juga sangat terlihat kecakapan dan kesanggupan ia dalam menjalankan
tugas sehingga pada akhirnya ia diangkat menjadi seorang perwira.17Pada
organisasi militernya, Muhammad Ali Pasha pertama-tama melakukan
rekontruksi terhadap kekuatan militenya. Ia yakin bahwa kekuasaan hanya
dapat dipertahankan dan diperbesar dengan kekuatan militer. Seperti yang
terlihat dalam pertempuran dengan tentara Prancis, Muhammad Ali Pasha
menunjukkan keberanian dan kekuatan militernya yang luar biasa. Karena

15
Cark Broklmaan, Tarikh al-Syu’ub al-Islamiyat, h. 543
16
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, h. 29.
17
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, h. 34.

6
itu, ia diangkat menjadi seorang kolonel. Hal tersebut diakui oleh rakyat
Mesir yang ketika itu menyaksikan secara langsung bagaimana keberanian
dan kesuksesan yang diraih oleh Muhammad Ali Pasha dengan
mengalahkan Napoleon.18 Kemudian ketika Muhammad Ali Pasha telah
mendapatkan kepercayaan rakyat dan pemerintah pusat di Turki, ia
menumpas semua musuh-musuhnya terutama golongan Mamluk yang saat
itu masih berkuasa di daerah-daerah dan pada akhirnya Mamluk ditumpas
habis oleh Muhammad Ali Pasha. Dengan demikian ia pun menjadi
penguasa tunggal di Mesir Begitupun pada saat Sultan Turki mengahadapi
lawan-lawannya baik dari dalam negeri maupun luar negeri, Sultan selalu
meminta bantuan kepada Muhammad Ali Pasha, termasuk menghadapi
penyerbuan penyerbuan dari kaum Wahabi yang kemudian dapat
dimusnahkan oleh Muhammad Ali Pasha. Selain itu, Muhammad Ali
Pasha juga memberikan bantuan kepada Sultan Mahmud II ketika terjadi
pemberontakan bangsa Yunani (1824-1826) dan perang antara Turki
dengan Rusia. Muhammad Ali Pasha menyadari bahwa kekuasaannya
hanya dapat dipertahankan dengan kekuatan militer. Di belakang kekuatan
militer itu juga harus ada kekuatan ekonomi.19Lahirnya keinginan
Muhammad Ali Pasha untuk memajukan peradaban modern termotivasi
dari unsur-unsur dan hal-hal yang dibawa oleh Napoleon Bonaparte, ketika
ia memimpin ekspedisi di daerah-daerah kekuasaan pemerintahan yang
dibangun oleh umat Islam. Menurut Muhammad Ali Pasha kunci utama
untuk menciptakan langgengnya kekuasaan adalah merubah sistim militer.
Akhirnya Muhammad Ali Pasha mengundang seorang kolonel Prancis,
yang bernama Save, yang memeluk agama Islam dan mengganti namanya
menjadi Sulayman Pasha. Ia ditugaskan untuk melatih dan
memodernisasikan angkatan bersenjata di Mesir. Untuk memajukan
organisasi militernya, Muhammad Ali Pasha juga mendirikan Sekolah
Militer pada tahun 1815 M yang bertujuan untuk memperkuat
kekuasaannya di Mesir.20

18
Wahyudin, Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, h. 10.
19
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, h. 36.
20
Philip K. Hitti, History of the Arabs, (London: The Macmillan Press, 1974), h. 926

7
BAB III
PEMBAHARUAN YANG DI LAKUKAN ALI PASHA DAN
DAMPAK YANG DI LAKUKAN ALI PASHA

A. Pembaharuan yang dilakukan ali pasha


1. Dalam Bidang Militer
Jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte menyadarkan
Muhammad Ali Pasha. Ia melihat kemajuan yang dicapai negara-
negara Barat, terutama Perancis, begitu hebat. Kemajuan dalam
teknologi peperangan membuat Perancis dengan mudah menguasai
Mesir (1798-1802 M). Setelah Perancis dapat diusir Inggris pada
tahun 1802 M, Muhammad Ali Pasha mengundang Save, seorang
perwira tinggi Perancis untuk melatih tentara Mesir.
Sama hanya dengan raja-raja Islam lainnya, Ali Pasha juga
mementingkan hal-hal yang berkaitan dengan kemeliteran, karena ia
yakin bahwa kekuasaanyan dapat dipertahankan dan diperbesar
dengan kekuatan militer. Muhammad Ali Pasha juga mengundang
para ahli militer barat untuk melatih angkatan bersenjata Mesir dan
juga mengirim misi ke luar negeri (Eropa) guna mempelajari ilmu
kemiliteran. Pada tahun 1815 M untuk pertama kalinya Mesir
mendirikan Sekolah Militer yang sebagian besar instrukturnya
didatangkan dari Eropa. Tidak hanya itu, namun ia juga banyak
mengimpor persenjataan buatan Eropa seperti buatan Jerman atau
Inggris. Terinspirasi oleh pelatihan militer bangsa Eropa, Muhammad
Ali kemudian melatih bala tentaranya berdasarkan “ Nidzam al-Jadid “
atau bisa disebut dengan peraturan baru. Ia mengatur tentara-tentara
Mesir dan mulai memperkuatkannya dengan menjadikan para petani
luar daerah untuk mengikuti wajib militer. Upaya itu ternyata cukup
berhasil untuk menjadikan kekuatan militer Mesir semakin
berkembang.

8
2. Bidang Ekonomi dan Sosial
Muhammad Ali Pasha sangat memahami bahwa di belakang
kekuatan militer mesti harus ada kekuatan ekonomi yang sanggup
membelanjai pembaharuan di bidang militer dan bidang-bidang yang
bersangkutan dengan militer. Jadi dua hal yang penting baginya,
kemajuan ekonomi dan kekuatan militer, dan dua hal ini menghendaki
pengetahuan atau ilmu-ilmu modern.
Salah satu dampak perkembangan ekonomi tersebut adalah ekspor
kapas ke negara Eropa. Hal itu sangat menguntungkan, karena adanya
angsuran terhadap para petugas administrasi yang dijadikan sebagai
salah satu titik poin keuntungan bagi Mesir. Selain itu wisatawan
asing juga turut menyumbangkan pendapatan bagi devisa negara.
Pengambil alihan pemilikan tanah oleh negara dan hasilnya
dipergunakan untuk kepentingan pembangunan negara. Harta kaum
Mamluk yang telah dimusnahkannya dirampas, demikian pula dengan
harta-harta orang kaya di Mesir berada di bawah kekuasaannya.
Untuk meningkatkan perkembangan ekonomi Muhammad Ali Pasha
juga membangun sistem irigasi, sehingga hasil pertanian menjadi
lebih baik. Karena Mesir adalah negara pertanian, di samping
memperbaiki irigasi lama ia juga mengandalkan irigasin baru,
memasukkan penanaman kapas dari India dan Sudan dan
mendatangkan ahli pertanian dari Eropa untuk memimpin pertanian.
Dalam tatanan sosial Muhammad Ali Pasha mengubah pengaturan
administrasi bagi penduduk desa dan kota dengan sistem yang lebih
modern.
Pembangunan prasarana masyarakat umum mulia digalakkan,
seperti pembangunan Rumah Sakit, sekaligus mendatangkan beberapa
dokter spesialis untuk menangani problematika penduduk setempat.
Hal itu tidak lain adalah sebagai bentuk kekhawatiran Ali Pasha
terhadap kesejahteraan penduduk desa yang mengikuti wajib militer.
Terutama ketika virus cacar mulai melanda sebagian penduduk Mesir
ketika itu.

9
Usaha terhebat lainnya adalah dengan terselesaikannya
pembangunan sebuah terusan kuno yang menghubungkan antara
Alexandria dengan sungai nil. Menurut beberapa laporan, upaya
tersebut diawali dengan penggalian yang mengerahkan kurang lebih
100.000 petani Mesir. Dari hal tersebut meningkat pulalah pusat
irigasi dari tahun 1813-1830 M hingga 18%, yang sebelumnya proyek
irigasi ini sangat lemah dan kurang menguntungkan terlebih ketika
masa awal kepemimpinannya.
3. Dalam Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan walaupun ia buta huruf, namun ia
menaruh perhatian besar pada perkembangan ilmu. Hal ini terbukti
dengan dibentuknya kementrian pendidikan. Setelah itu didirikan
Sekolah Militer tahun 1815 M, Sekolah Teknik tahun 1816 M,
Sekolah Kedokteran tahun 1827 M, Sekolah Pertanian dan Apoteker
tahun 1829 M, Sekolah Pertambangan tahun 1834 M dan Sekolah
Penerjemah tahun 1839 M. Selain itu, ia juga banyak mengirim pelajar
ke Perancis untuk belajar pengetahuan berupa sains dan teknologi
Barat di Perancis. Menurut catatan sejarah ia mengirim 311 pelajar
Mesir ke Italia, Perancis, Inggris dan Austria dengan mengambil
disiplin keilmuan yang beragam seperti kemiliteran, ilmu administrasi,
arsitek, kedokteran dan obat-obatan.
Selain mendirikan beberapa sekolah dan mengirim pelajar ke luar ia
juga melakukan penerjemahan buku-buku terbitan Eropa dalam skala
yang besar. Di samping mendelegasikan pelajar Mesir ke Eropa ia
juga mendatangkan guru-guru agung Eropa untuk mengajar di
sekolah-sekolah yang telah ia bangun. Muhammad Ali juga
menerbitkan majalah berbahasa Arab pertama kalinya yang diterbitkan
tahun 1828 M, ia menamainya dengan majalah " al-Waqa'i al-
Mishriyah" (Berita Mesir). Majalah ini digunakan rezim Muhammad
Ali sebagai organ resmi pemerintah.
Inilah pembahasan singkat mengenai Muhammad Ali pasha,
begitu banyak peninggalan termegah Muhammad Ali yang bisa kita

10
lihat di perbukitan Jabal Muqatam, ia dengan mengerahkan desainer
Yunani bernama Yusuf Bushnak akhirnya berhasil membuat Masjid
indah dengan corak menara Turki yang berwarna putih perak. Jika kita
amati, masjid ini terbuat dari bahan marmer yang menawan, maka
tidak heran jika mayoritas penduduk Mesir menamainnya sebagai
masjid Alabaster. Di dalam masjid inilah jasad Muhammad Ali
dikuburkan, meskipun ia meninggal di Alexandria. Jasa lain
Muhammad Ali adalah melakukan renovasi benteng Sholahuddin
yang dibangun pertama kali oleh pahlawan Perang Salib muslim,
Sholahuddin al-Ayyubi. Dalam hal ini, ia banyak melakukan
perbaikan tembok-tembok yang sudah runtuh baik yang berada
didalam maupun diluar. Kemudian, ia juga membangun sebuah istana
keluarga yang dapat kita nikmati jika kita melewati Babal-Qullah.
Pada tahun 1949 istana ini dijadikan museum oleh Raja Faruq.
Dalam sejarahnya Mesir dibagi menjadi dua bagian; Kuno dan
Modern. Dengan peradabannya yang telah dimulai sejak 7000 tahun
yang silam, ia termasuk salah satu diantara negara yang menempati
urutan papan atas, tujuan wisata dunia. Maka tidak heran jika setiap
jengkal tanahnya yang kita pijak merupakan saksi sejarah yang
memberikan cerita sendiri. Begitulah kira-kira diskripsi sejarahnya.
Muhammad Ali Pasha yang dianggap sebagai pendiri Mesir Modern,
kekuasaannya saat itu meliputi Sudan dan Syiria. Bahkan pasukannya
pun ikut berperang bersama ke Sultanan Usmani di Yunani, Asia
Kecil, hingga ke Eropa Timur.

11
B. Gerakan dan dampak Perjuangan Muhammad Ali Pasha dalam
Mengembangkan Islam di Mesir

Masa pendudukan Napoleon di Mesir tidaklah berlangsung lama, hanya


sekitar 3 tahun 6 bulan. Namun, pengaruhnya sangat luas dan mendalam.
Lewat ekspedisi ini, benih-benih pemikiran dan peradaban Barat tertanam dan
menyebar Di bumi Mesir yang subur. Kemudian setelah itu, timbul pergumulan
pemikiran dan proses tarik menarik antara pandangan hidup Barat dan Timur.
Pada akhirnya, pemikiran dan peradaban Barat memberikan pengaruh pada
perkembangan Mesir masa selanjutnya. Pengaruh itu sudah mulai terlihat pada
masa Muhammad Ali Pasya, yang dipandang sebagai pendiri Mesir modern.21

Gerakan perjuangan yang dilakukan Muhammad Ali diawali ketika ia


bersama dengan pasukan-pasukan lainnya diutus ke Mesir untuk mengusir
Napoleon dari negara itu. Untuk melawan tentara Napoleon yang telah
menguasai seluruh Mesir serta telah menyerang Syria dan dari sini kemudian
ke Istambul, Sultan Salim III (1789-1807) mengumpulkan tentara. Salah satu
diantara perwira dari pasukanpasukan yang disediakan tersebut bernama
Muhammad Ali.

Dalam pertempuran yang terjadi dengan tentara Prancis ia menunjukkan


keberanian luar biasa dan segera diangkat menjadi kolonel. Ketika tentara
Prancis keluar dari Mesir di tahun 1801, Muhammad Ali turut memainkan
peranan penting dalam kekosongan kekuasaan politik yang timbul sebagai
akibat dari kepergian tentara itu. Kaum Mamluk, yang dahulu lari dikejar
Napoleon, kembali ke Kairo untuk memegang kekuasaan mereka yang lama.
Dari Istambul datang pula Pasya dengan tentara Usmani, kedua golongan ini
berusaha keras untuk merebut kekuasaan. Muhammad Ali mengambil sikap
mengadu domba antara keduanya. Simpati rakyat Mesir yang menaruh rasa
benci kepada kaum Mamluk dapat diperolehnya. Pasukan yang dipimpinnya
bukan terdiri dari orang-orang Turki, tetapi dari orang-orang Albania. Kedua
unsur ini memperkuat kedudukannya untuk memasuki pertarungan merebut
kekuasaan.

21
H. Ris’an Rusli, Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam, h. 29-30.

12
Muhammad Ali mulai dengan memukul saingan yang terlemah. Pasukan yang
dikirim Sultan ia kepung. Pasya menyerah dan dipaksa kembali ke Istambul.
Muhammad Ali mengangkat dirinya sendiri sebagai Pasya yang baru dan
akhirnya terpaksa diakui oleh Sultan Usmani pada tahun 1805.

Setelah menduduki puncak kekuasaan di Mesir ia pun mulai memusnahkan


pihak-pihak yang mungkin akan menentang kekuasaannya, terutama kaum
Mamluk. Kesempatan timbul,ketika yang tersebut belakangan ini berusaha
untuk membunuh Muhammad Ali, tetapi konspirasi mereka ketahuan,
pemimpin-pemimpinnya ditangkap dan dibunuh. Muhammad Ali bersikap
seolah-olah mengampuni yang lain, dan pada suatu ketika mengundang mereka
berpesta di istananya di Bukit Mukattam. Setelah mereka semua masuk, pintu-
pintu yang membawa ke daerah istana dikunci, dan sebelum pesta selesai ia
beri tanda untuk menyembelih mereka semuanya. Menurut cerita dari 470
kaum Mamluk, hanya seorang yang dapat melepaskan diri dengan melompat
dari pagar istana ke jurang yang ada di Bukit Mukattam itu. kudanya mati
tetapi ia selamat dengan pergi lari. Kaum Mamluk yang ada di luar Kairo
kemudian diburu, mana yang dapat dibunuh dan sebagian kecil dapat
melarikan diri ke Sudan. Pada akhir tahun 1811, kekuatan kaum Mamluk di
Mesir telah habis.22

Menurut Bosworth, Muhammad Ali adalah seorang prajurit Turki dalam


ketentaraan Ustmaniyah. Mulanya ia datang ke Mesir sebagai bagian dari
pasukan Turki yang ditugaskan untuk mengusir pendudukan Prancis, dan
tinggal di sana sebagai penguasa de facto negeri itu, memaksa sultan
mengakuinya sebagai gubernur atau Pasya dan melepaskan diri dari kelas
penguasa lama Dinasti Mamluk Circassia.23

Muhammad Ali kemudian mulai berkuasa penuh. Ia telah menjadi wakil


Sultan dengan resmi di Mesir dan rakyat Mesir sendiri tidak mempunyai
organisasi dan kekuatan untuk menentang kekuasaannya. Iapun bertindak
sebagai diktator. Muhammad Ali, seperti Raja-raja Islam lainnya juga

22
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Cet. 13, h.
27-28.
23
C.E. Bosworth, Dinasti-dinasti Islam, (Terj.) Ilyas Hasan, (Mizan Machester, 1980), h. 93.

13
mementingkan hal-hal yang bersangkutan dengan militer karena ia yakin
bahwa kekuasaannya hanya dapat dipertahankan dan diperbesar dengan
kekuatan milter. Tetapi berbeda dengan raja raja lain, ia mengerti bahwa
dibalik kekuatan militer harus ada kekuatan ekonomi yang sanggup
membelanjai pembaharuan dalam bidang militer dan bidang-bidang yang
berkaitan dengan urusan militer. Jadi, ada dua hal penting bagi Muhammad Ali
yaitu kemajuan ekonomi dan kemajuan militer dan kedua hal ini menghendaki
ilmu ilmu modern yang telah dikenal orang-orang di Eropa.

Dengan kekuatan militer yang dimiliki Muhammad Ali Pasha, ia telah


mencoba mengirim beberapa kali pasukan untuk menaklukkan daerah-daerah
di luar Mesir. Pengiriman tentaranya yang pertama dilakukan pada tahun 1811
M ke Jazirah Arabia untuk memerangi gerakan Wahabi, karena mereka
dianggap mengancam kedaulatan Turki Utsmani.24 Menurut H. A. R. Gibb,
pada tahun 1818 kekuasaan Wahabi telah dipatahkan, Dar’ijah ditundukkan
dan dibumihanguskan serta keluarga Su’udi yang memegang pemerintahan
dikirim ke Istambul untuk dihukum mati.25Ekspedisi militer Muhammad Ali
yang kedua terjadi pada tahun 1820 M ke Sudan yang dipimpin oleh anaknya
Ismail dengan pasukan darat dan laut dengan mengikutsertakan beberapa
ulama untuk mengajak rakyat Sudan bersatu dan mengikat tali persaudaraan
antara sesama Muslim dan mengajak mereka yang belum Islam agar memeluk
agama Islam, kemudian menyusul pengiriman militer berikutnya yang
dipimpin oleh anaknya Ibrahim, tetapi tidak lama kemudian Ibrahim kembali
ke Mesir karena sakit.26 Pada tahun 1823, diadakan penyerangan terhadap
Yunani di bawah piminan anaknya Ibrahim sehingga terjadi peperangan yang
hebat. Tetapi Rusia, Inggris dan Prancis datang membantu Yunani dengan
mengirim armada angkatan laut di bawah pimpinan Inggris, yang
mengakibatkan lebih dari 1.000 prajurit angkatan laut Mesir gugur, yang

24
0Philip K. Hitti, History of the Arabs, h. 724.
25
H.A.R. Gibb, Islam dalam Lintasan Sejarah, (Terj. Abu Salamah), (Jakarta: Bhratara Karya Aksara,
1983), h. 123
26
Ahmad Syalabi, Al-Tarikh al-Islam wa al-Hadharah, (Cairo: Maktabah al-Nahdiyah, Jilid V, 1979),
h. 363.

14
memaksa Mesir mengakui kemerdekaan Yunani pada September 1829.27 Dan
pada tahun 1831, Muhammad Ali mengirim tentara di bawah pimpinan
anaknya Ibrahim ke Suria, dan berhasil merebut Akka pada tahun 1832 M dan
menjajah Palestina. Meskipun demikian, kemajuan dan kehebatan kekuatan
militer Muhammad Ali, namun belum sanggup menandingi dan mengimbangi
kekuatan militer Negaranegara Barat. Hal ini terbukti ketika gabungan armada
angkatan laut Turki-Mesir dihancurkan oleh gabungan armada angkatan laut
Inggris, Prancis, dan Rusia di Navarino pada tanggal 20 Oktober 1827.28
Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa adapun usaha tau
gerakan perjuangan yang dilakukan oleh Muhammad Ali seperti yang terlihat
dalam bidang pendidikan, ia mendirikan Kementrian Pendidikan, Sekolah
Militer, Sekolah Teknik dan Sekolah Kedokteran untuk membantunya dalam
hal ilmu pengetahuan. Ia lebih fokus kepada ilmu-ilmu kemiliteran darat dan
laut, arsitek, kedokteran, dan obat-obatan.

Gerakan perjuangan Muhammad Ali selanjutnya yakni gerakan


penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab. Ia mendirian sekolah
Penerjemah pada tahun 1836 M. Buku-buku yang digunakan di sekolah-
sekolah Eropa diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, oleh penerjemah-
penerjemah yang pandai bahasa Asing dan yang bekerja di Dewan Muhammad
Ali, oleh pegawai-pegawai departemendepartemen dan oleh mahasiswa-
mahasiswa yang sedang belajar di Eropa. Diantara buku-buku yang
diterjemahkan ialah buku-buku mengenai falsafat, riwayat hidup orang-orang
besar di Eropa, logika, ilmu bumi, kunjungan-kunjungan ke negara-negara
asing, politik, ilmu asal manusia (antropologi) dan lain-lain. Di tahun 1841 M,
diterjemahkan buku mengenai sejarah Raja-raja Prancis yang antara lain
mengandung keterangan tentang Revolusi Prancis. Dibandingkan dengan
gerakan penerjemah di abad kesembilan, perhatian gerakan penerjemah abad
kesembilan belas, hanya terbatas pada soal teknik, dan sedikit sekali mengenai
sejarah, hukum, dan falsafat. Di abad kesembilan, gerakan

27
Ahmad Syalabi, Al-Tarikh al-Islam wa al-Hadharah, h. 364
28
H. Ris’an Rusli, Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam, h. 52.

15
penerjemahan itu lebih luas, meliputi ilmu pengetahuan Yunani, logika, ilmu
pasti, ilmu binatang, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu bintang, dan falsafat.

Perbandingan besar lagi di antara kedua gerakan ini ialah bahwa gerakan
penerjemahan abad kesembilan terjadi ketika umat Islam dalam keadaan
makmur dan menuju kemajuan, sedangkan Barat pada waktu itu berada dalam
zaman kegelapan. Dalam suasa yang demikian pengetahuan-pengetahuan yang
diajarkan oleh buku buku Yunani itu cepat membawa kepada kemajuan umat
Islam.

Gerakan penerjemahan di abad kesembilanbelas ini terjadi ketika suasana


Barat dan umat Islam berada dalam keadaan sebaliknya. Dunia Islam sedang
dalam keadaan mundur, sedangkan dunia Barat dalam keadaan maju.
Penerjemahan sekarang dengan demikian tidak cepat membawa kemajuan
Islam seperti di abad kesembilan.29

29
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Cet. 12, h. 38-41

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa Sebagai seorang
revolusioner tak ayal Muhammad Ali mempunyai keinginan untuk
merubah Mesir layaknya Paris di belahan bumi Eropa. Kemodernan sistem
dan administrasi negara mulai digalakkan. Sehingga jadilah Mesir ketika
itu sebagai sebuah negara maju dari segi ekonomi, pendidikan, dan sosial.
Muhammad Ali memperkuat kekuatannya dengan memajukan negara
dari segala lini kehidupan. Kepercayaan yang dimilikinya sebagai seorang
Sultan Utsman mampu menggerakkan pemerintahan Mesir untuk
memodernisasikan kekuatan dan administrasi militer.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun, Pembaharuan dalam Islam, (Cet. 12, Jakarta: PT Bulan bintang

Pembaharuan dalam Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang, 2003).

Wahyudin,Nur, Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, (Medan:IAIN


SU,2000).

Rusli, H, Ris’an, Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam, (Cet 1. Jakarta:


Rajawali Pers, 2013)

Broklmaan, Cark, Tarikh al-Syu’ub al-Islamiyat, (Beirut: Dar al-Ilm li al-Malayin,


1974), h. 543

Ulfiah Siti Shofiatul, Studi Biografi dan Perannya dalam Perkembangan Al-
Irsyad Tahun 1914-1943, (Skripsi, Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Surabaya, 2012)

Hitti, Philip, K, History of the Arabs, (London: The Macmillan Press, 1974

Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, PT.Karya Toha Putra, Semarang, 1997

https://docplayer.info/45739657-Bab-iii-riwayat-hidup-muhammad-ali-pasha-dan-
pemikiran-pembaharuannya-terhadap-peradaban-modern.html

http://rizki261116.blogspot.com/2017/12/makalah-muhammad-ali-pasya.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Ali_dari_Mesir

18

Anda mungkin juga menyukai