2/Mar/2015/Edisi Khusus
26
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
27
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
Beberapa diantaranya yang eksplisit menyebut hak anak sebagaimana diamanatkan dalam
anak dapat dijumpai dalam: Konvensi Hak Anak.
1. Geneva Declaration of the Rights of the Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak
Child 1924. Anak (KHA) ke dalam hukum nasional melalui
2. UN General Assembly Declaration on the Keputusan Presiden No. 36/1990 tertanggal 25
Rights of the Child 1959. Agustus 1990 Tentang Pengesahan Convention
3. Internasional Convenant on Civil and Rights On The Rights Of The Child. Oleh karena itu
of the Child 1966. sebagai negara peserta terdapat kewajiban
4. Internasional Convenant on Economic, Sosial untuk melaksanakan seluruh kesepakatan yang
& Cultural Rights 1966. tercantum didalamnya. Dengan meratifikasi
5. UN Convention on the Rights of the Child KHA Indonesia secara teknis telah dengan
1989.6 sukarela mengikatkan diri pada ketentuan yang
Instrumen-instrumen tersebut telah terkandung dalam KHA. Hampir semua negara
menerapkan seperangkat hak anak dan di dunia telah meratifikasi KHA.
kewajiban negara-negara yang mnandatangani Bagaimanapun, anak tidak bisa berjuang sendiri
dan meratifikasinya untuk melindungi anak untuk menegakkan hak-hak anak sebagaimana
dalam hal pekerja anak, pengangkatan anak, tertulis indah dalam dokumen formal ataupun
konflik bersenjata, peradilan anak, pengungsi ketentuan hukum positif. Disinilah urgensi
anak, eksploitasi, kesehatan, pendidikan advokasi anak untuk menciptakan tatanan
keluarga, hak-hak sipil, dan hak-hak ekonomi, dunia yang lebih baik bagi anak.
sosial dan politik, serta budaya. Berbagai Disadari ataupun tidak, sesungguhnya
dokumen internasional jelas merupakan refleksi realita anak dimuka bumi belum seindah
dari kesadaran dan keprihatinan masyarakat ungkapan verbal dan jargon-jargon untuk
interna¬sional akan perlunya perlindungan mereka. Hukum dan regulasi perlindungan anak
terhadap keadaan buruk/menyedihkan yang bahkan tak jarang menjadi hiasan bibir yang
menimpa anak-anak di seluruh dunia. hampir tak bermakna lagi. Penegakan hak-hak
Berbagai dokumen/instrumen internasional anak masih mengenaskan diantara segmen
dalam upaya memberikan perlindungan manusia lainnya, dan pada kenyataannya
terhadap anak itu, sepantasnya mendapat sampai saat ini persoalan anak belum menarik
perhatian semua negara (termasuk Indonesia) banyak pihak untuk dibela.
dan diimplementasikan dalam berbagai bentuk Realitas keadaan anak masih belum
kebijakan perundang-undangan dan kebijakan menggembirakan. Nasib mereka belum seindah
sosial lainnya. ungkapan verbal yang kerapkali memposisikan
Peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli 1997, anak bernilai atau penting. Pada tataran
Presiden Republik Indonesia atas inisiatif hukum, hak-hak yang diberikan hukum kepada
Menteri Sosial mencanangkan Gerakan anak belum sepenuhnya bisa ditegakkan. Hak-
Nasional Perlindungan Anak (GNPA), sebagai hak anak sebagaimana dimaksud dalam
wacana dan momentum bagi perlindungan dan dokumen hukum mengenai perlindungan hak-
advokasi hak-hak anak di Indonesia. Sebagai hak anak masih belum cukup ampuh bisa
suatu gerakan, seperti halnya gerakan keluarga menyingkirkan keadaan yang buruk bagi anak.
berencana misalnya, GNPA juga menghendaki Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku
komitmen dan dukungan segenap pihak, baik kehidupan masyarakat masih menyimpan
instansi pemerintah maupun masyarakat. masalah anak. Bahkan keadaan seperti itu
Upaya-upaya perlindungan anak dan bukan saja melanda Indonesia, namun juga
penegakan hak-hak anak diletakkan sebagai hampir semua negara yang ada di muka bumi
bagian sentral dari kegiatan pembangunan, ini.
walaupun memang harus segera diikuti dengan Organisasi Inggris "Save the children"
program aksi konkret untuk perlindungan hak- mengeluarkan laporan tentang situasi anak-
anak di Suriah, dua tahun setelah pecah perang
saudara. Menurut lembaga itu, dua juta anak-
6
Nandang Sambas, Pembaharuan Sistem Pemidanaan anak di Suriah menjadi korban dalam konflik
Anak Di Indonesia, Graha Ilmu
28
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
berdarah ini. Mereka direkrut oleh kedua pihak kurang untuk mendukung maksud dan
yang bertikai untuk bertempur di garis depan tujuannya itu. Eksploitasi anak-anak yang
dan bahkan sering digunakan sebagai perisai berada dalam usia sekolah untuk membantu
manusia. Anak-anak ini harus berjuang untuk kehidupan keluarganya, baik sebagai
mendapat makanan yang cukup. Banyak anak pengamen, pengasong, tukang parkir, tukang
yang terancam penyakit dan malnutrisi. Mereka payung di musim hujan, dan lain-lainnya, tidak
juga tidak bisa pergi ke sekolah. Anak hanya dikenal di kota besar, melainkan juga ada
perempuan sering dipaksa untuk menikah di sekitar kita seperti di pusat Kota Manado.
secepatnya, karena keluarganya takut mereka Eksploitasi seperti ini sudah tentu
jadi korban perkosaan. Anak-anak makin sering bertentangan dengan UU No. 23/2002, dan
ditempatkan dalam kondisi berbahaya karena diancam pidana sesuai Pasal 88 dengan pidana
mereka direkrut oleh kelompok-kelompok penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
bersenjata dan oleh militer,” demikian denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua
disebutkan dalam laporan Save the Children ratus juta rupiah). Namun persoalannya
yang dirilis hari Rabu 13 Maret 2014.7 menjadi rumit kalau anak yang memang sadar
Terdapat beberapa hal yang baru dan dengan kondisi ekonomi keluarganya, ikut
menarik sehubungan dengan disahkan dan membantu ekonomi itu. Tentu tidaklah adil
diundangkannya UU No. 23/2002 tentang untuk memindana orang tuanya, misalnya
Perlindungan Anak, pada tanggal 22 Oktober dengan denda ratusan juta rupiah, yang seumur
2002, untuk dikaji. Diantaranya bahwa telah hidup orang tua yang bersangkutan tidak
ada sejumlah instrumen hukum dan pernah membayangkan jumlah sebesar itu.
perundangan yang mengatur Tentang Demikian pula tidaklah adil untuk menuntut
Perlindungan Anak di Indonesia, seperti dalam Negara yang tidak mampu menjalankan
BW Indonesia, UU No. 1/1974 tentang kewajibannya di bidang kesejahteraan sosial
Perkawinan, UU No. 4/1979 tentang yang menyangkut perlindungan anak
Kesejahteraan Anak, UU No. 3/1997 Tentang sebagaimana diatur dalam UUD 1945 (dan
Pengadilan Anak, serta sejumlah ketentuan Amandemennya) yang juga ditentukan oleh UU
Konvensi Internasional di bidang Hak Asasi No.23/2002 (Bab IV), karena disebabkan pada
Manusia yang diratifikasikan oleh Indonesia, keterbatasan dana, seperti pembebasan biaya
termasuk di dalamnya ketentuan Hak Asasi sekolah, kesehatan, dan jaminan sosial.
Manusia berdasarkan UU No. 39/1999; bahkan Hal yang menarik lainnya belum ada
dalam UUD 1945 dan Amandemennya. rumusan standar atau baku tentang batas umur
Persoalannya adalah walaupun telah ada untuk disebut sebagai seorang anak menurut
sejumlah instrumen hukum dan hak Asasi ketentuan perundang-undangan di Indonesia.
Manusia yang mengatur tentang anak dan Dalam putusan Pengadilan pun belum ada
perlindungan anak sebelum berlakunya UU No. kesepakatan mengenai penentuan umur untuk
23/2002, masih dirasakan kurang cukup untuk dinamakan dan dikategorikan sebagai anak.
memberikan dan menjamin perlindungan anak. Dalam UU No.4/1979 tentang Kesejahteraan
Hal lainnya adalah dengan berlakunya UU Anak, diberikan rumusan dan batasan umur
No. 23/2002 berlum menjadi jaminan bahwa “Anak adalah seorang Yang belum
perlindungan anak dapat dijamin menjadi lebih mencapai usia 21 (dua puluh satu) tahun dan
baik lagi. Kemudian hukum dan Hak Asasi belum pernah kawin” (Pasal 1 ayat 2).
Manusia tentang anak itu belum dijabarkan Sedangkan UU No. 23/2002 tentang
lebih lanjut sedangkan sebagian besar rakyat perlindungan anak, merumuskan dan
Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. menentukan batasan umur bahwa “Anak
Perlindungan anak tentu terkait untuk adalah seorang yang belum berusia 18 tahun,
memberikan kebahagiaan yang bersifat materiil termasuk anak yang masih dalam kandungan”
maupun spiritual, akan tetapi kondisi (Pasal 1 Angka 1). Dapatlah dikatakan
perekonomian sebagian besar rakyat Indonesia menyangkut usia seseorang untuk disebut
sebagai seorang anak, pada perundang-
7
http://www.dw.de/makin-banyak-anak-menderita-di- undangan di Indonesia tidak seragam.
suriah/a-16668010
29
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
30
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
g. Bahan hukum dari jaman penjajahan ini penting karena perubahan hukum tidak
yang hingga kini masih berlaku. bergantung kepada jumlah peristiwa,
2. Bahan hukum sekunder, yang memberikan perjanjian, atau putusan pengadilan tetapi
penjelasan mengenai bahan hukum primer kepada gejala-gejala sebagai hasil pola sikap
seperti; textbook, jurnal dan hasil penelitian. tindak manusia. yang didasarkan pada aspek
3. Bahan hukum tertier, yakni bahan yang hukum normatif dan evaluatif.
memberikan petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan PEMBAHASAN
sekunder, seperti; kamus dan enciklopedia. 1. Prinsip-prinsip Hukum HAM Yang Di Atur
Adapun bahan hukum primer dalam Dalam Instrumen Hukum Nasional Dan
penelitian ini adalah : Kitab Undang-Undang Internasional
Hukum Pidana, Kitab Undang-Undang Hukum a. Konvensi Hak Anak sebagai Sumber
Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Hukum Internasional.
Pidana (KUHAP), UU No. 3 Tahun 1997 tentang Konvensi merupakan salah satu bentuk dari
Pengadilan Anak dan UU No. 23 Tahun 2003 perjanjian internasional yang penting. Dalam
tentang Perlindungan Anak. hukum internasional, perjanjian internasional
Sedangkan bahan hukum sekunder terdiri adalah salah satu sumber hukum internasional.9
dari hasil-hasil seminar, karya ilmiah baik Dalam hal Konvensi Hak Anak, pemerintah
berupa literatur maupun hasil penelitian, Republik Indonesia telah meratifikasi dengan
jurnal, yang ada kaitannya dengan mengeluarkan Keppres Nomor 36 Tahun 1990.
permasalahan yang dibahas dalam penelitian Ketentuan Keppres Nomor 36 Tahun 1990 ini
ini. mengintrodusir kaidarh hukum yang terdapat
Bahan hukum tertier, yakni bahan yang dalam Konvensi Hak Anak ke dalam hukum
memberikan petunjuk maupun penjelasan nasional. Dengan perkataan lain, terdapat
terhadap bahan hukum primer dan sekunder kewajiban pemerintah Republik Indonesia
yang terdiri dari: Black’s Law Dictionary, Kamus mengikat negara peserta, dan sekaligus sebagai
Hukum, Kamus umum Bahasa Indonesia, sumber-sumber hukum dalam pembentukan
maupun buku-buku petunjuk lain yang ada hukum nasional yang berkenaan dengan
kaitannya dengan permasalahan dalam pelaksanaan Konvensi Hak Anak. Untuk
penelitian ini. mengimplementasikan Konvensi Hak Anak,
Penelitian hukum yang dilakukan dengan pembentukan hukum atau legislasi atas hak-
cara meneliti bahan pustaka atau data hak anak adalah kewajiban negara untuk
sekunder belaka dapat dinamakan penelitian menuangkannya dalam bentuk hukum nasional,
hukum normatif atau penelitian hukum apakah sebagai undang-undang, peraturan
kepustakaan. (Soerjono Soekanto dan Sri pemerintah, keputusan presiden, peraturan
Mamuji, 1995:13). Penelitian kepustakaan menteri dan produk hukum positif lainnya.
bertujuan untuk mendapatkan bahan-bahan
hukum melalui telaah pustaka (umumnya legal b. Prinsip-prinsip Dalam Hukum
document) dari berbagai referensi yang ada. Internasional Dan Nasional.
Dalam prinsip-prinsip Hukum Internasional
C. Teknik Analisis terdapat 30 prnsip-prinsip hukum internasional
Bahan hukum yang diperoleh, yang merupakan sebagian dari sekian banyak
diinventarisasi dan diidentifikasi kemudian prinsip-prinsip hukum internasional yang ada
diolah dan dianalisis secara kualitatif dengan dan diakui.
menggunakan logika berpikir secara deduksi Instrumen Internasional yang menerapkan
yaitu dari hal-hal yang berifat umum kemudian seperangkat hak-hak anak dapat dijumpai
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. dalam:
Penggunaan analisis kualitatif artinya hasil 1. Geneva Declaration of the Rights of the
analisis tidak bergantung kepada data dari segi Child 1924.
jumlah (kuantitatif), tetapi data dianalisis dari
9
berbagai sudut secara mendalam (holistik). Hal Mochtar Kusumaatmadja dan Etty Agoes, pengantar
Hukum Internasional, Binacipta, bandung, 2003, hlm 114
31
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
32
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
sebagai International Programe on Elimination dikenal dengan catur wangsa yang meliputi
of Child Labour (IPEC). kepolisian (lembaga penyidik), kejaksanaan
Di Indonesia sendiri dimulai Tahun 1990 setelah (penuntut), hakim (peradilan), dan
ditandatanganinya Memory of Understanding pengacara atau advokat. Untuk menegakan
antara Pemerintah Indonesia dalam hal ini hak-hak anak dan menegakkan hukum anak,
Menteri Tenaga Kerja dengan Direktur Jenderal menghadapi permasalahan umum yang
ILO.11 melanda Indonesia yakni keterbatasan
kemampuan para penegak hukum yang
b. Masalah Hukum Implementasi Hak-Hak memahami hukum anak dan hak-hak anak,
Anak kualitas, pendidikan dan keahlian masing-
Secara teoritis masalah hukum bukan masing aparat penegakan hukum, dan
sekedar membuat materi hukum yang baik kemampuan organisasi dalam menegakkan
akan tetapi berkenaan dengan berberapa hal hukum anak dan hak-hak anak.
lain yang juga menentukan bagaimana hukum 3. Budaya hukum masyarakat, yakni struktur
bergerak dalam masyarkat hukum, oleh karena sosial dan pandangan kultural yang
itu, untuk menghadapi masalah berlangsung dan diyakini masyarakat dalam
pengimplementasian hak-hak anak menghadapi menegakkan yang berlangsung dan diyakini
masalah kehendak politik nasional negara masyarakat dalam menegakkan hukum
untuk meratifikasi Konvensi Hak Anak, dan sebagai sebuah pedoman tingkah laku
masalah internal bangsa dan negara Indonesia sehari-hari. Masalah budaya hukum
yang berkenaan dengan penerapan hak-hak merupakan masalah penting dalam
anak ke dalam hukum dan penegakan hukum menegakkan hukum di Indonesia yang
(enforcement of Masalah penegakkan hak-hak menyangkut keyakinan masyarakat pada
anak dan hukum anak, pada dasarnya sama hukum dan para penegak hukum.
dengan masalah penegakkan hukum secara 4. Masyarakat hukum, yakni tempat
keseluruhan. Oleh karena itu, masalah bergeraknya hukum dalam kehidupan
pengimplementasian hukum anak dipengaruhi sehari-hari yang mencakup sejauhmana
oleh beberapa faktor-faktor : kepatuhan masyarakat kepada hukum,
1. Peraturan hukumnya, yakni peraturan kepedulian masyarakat untuk menegakkan
perundang-undangan yang mengatur hukum untuk menuju ketertiban dan
tentang masalah hukum tertentu. Dalam hal kedamaian dalam hal penegakan hak-hak,
konvensi hukum anak, maka peraturan masyarakat adalah bagian terpenting untuk
hukum tersebut merupakan perwujudan menghormati hak-hak anak dalam praktek
dari kaidah hukum tentang hak-hak anak. kehidupan sehari-hari. Hukum anak hanya
Dalam hal ini, masalah peraturan hukum pedoman yang bisa dijadikan acuan untuk
tentang hak-hak anak berkenaan dengan : mengarahkan bagaimana masyarakat
a. Cara pembentukan dan persyaratan bertindak jika masalah anak ditemukan.
yuridis pembentukannya; law).
b. Materi hukum tersebut apakah telah
sesuai dengan semangat, nilai asas dan c. Hak-Hak Anak Dalam Hak Asasi Manusia.
kaidah hukumnya.
c. Peraturan pelaksanaan yang dikehendaki Presiden Republik Indonesia atas inisiatif
perlu dipersiapkan untuk mencegah Menteri Sosial telah mencanangkan Gerakan
kekosongan hukum. Nasional Perlindungan Anak (GNPA), sebagai
2. Aparat penegak hukum, yakni para petugas wacana dan momentum bagi perlindungan dan
atau lembaga yang berkaitan dengan proses advokasi hak-hak anak di Indonesia.
berlangsungnya hukum dalam masyarakat. Sebagai negara peserta (state party) yang
Dalam hal penegakan hukum di Indonesia, telah meratifikasi Konvensi Hak Anak ke dalam
aparat yang bertugas menegakkan hukum hukum nasional, maka pemerintah Indonesia
berkewajiban menjamin tegaknya hak-hak
anak, sebagaimana juga sekarang diemban 191
11
(Purnanto, 1997:17)
33
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
(seratus sembilan puluh satu) negara peserta perawatan pre-natal dan menurunkan
Konvensi Hak Anak di seluruh dunia. angka kematian anak dan bayi di semua
negara dan di kalangan rakyat. Kita
1. Instrumen Internasional dan Prinsip akan meningkatkan pengadaan air
Perlindungan Hak-Hak Anak. bersih di semua masyarakat untuk
Hak-hak anak yang merupakan Hak Asasi seluruh anak mereka, di samping
manusia adalah bagian dari Hukum menyediakan sarana sanitasi untuk
Internasional maka dari itu menjadi bahan semua.
pertimbangan lahirnya Konvensi Hak Anak 3. Kita akan bekerja untuk pertumbuhan
diantarnya : dan pengembangan yang optimal pada
a. Deklarasi mengenai Prinsip-prinsip Sosial masa kanak-kanak, melalui langkah-
dan Hukum menyangkut Perlindungan langkah untuk menghilangkan
dan Kesejahteraan Anak; kelaparan, kekurangan gizi dan
b. Standar Minimum PBB bagi kekurangan pangan, dan dengan
Penyelenggara Peradilan Anak demikian meringankan jutaan anak dari
(“Ketentuan Beijing”) (Resolusi Sidang penderitaan yang tragis di dunia yang
Umum, 29 November 1985); sebenarnya memiliki sarana untuk
c. Deklarasi Perlindungan bagi Wanita dan memberi makan semua warganya.
Anak dalam keadaan Darurat dan Konflik 4. Kita akan bekerja untuk memperkuat
Bersenjata (Resolusi Sidang Umum, 14 peranan dan kedudukan wanita. Kita
Desember 1974). akan meningkatkan perencanaan
d. Deklarasi Jenewa tentang hak-hak anak ukuran keluarga yang bertanggung
Tahun 1924; jawab, pengaturan jarak antara dua
e. Deklarasi Hak-hak Anak yang disetujui anak, pemberian air susu ibu dan masa
oleh Sidang Umum tanggal 20 November hamil dan persalinan yang aman.
1959. 5. Kita akan bekerja untuk menghormati
peranan keluarga dalam mengasuh
2. Agenda Aksi Perlindungan Hak-hak Anak. anak-anak dan akan mendukung usaha-
Komitmen yang lahir dari KTT Anak itu usaha para orang tua, para pengasuh
menyebutkan bahwa kesejahteraan anak lainnya, dan masyarakat untuk
menghendaki tindakan politik pada tingkat merawat dan mengasuh anak-anak,
yang paling tinggi. Artinya bahwa masalah dari tahap-tahap paling dini dalam
perlindungan anak termasuk sebagai agenda masa anak-anak sampai kepada masa
pembangunan yang dilaksanakan segenap remaja. Kita juga mengetahui
negara di seluruh dunia. kebutuhan-kebutuhan khusus anak-
Oleh karena itu, KTT Anak sepakat anak yang terpisah dari keluarga-
memberikan komitmen kepada 10 program keluarga mereka.
pokok untuk melindungi hak-hak anak dan 6. Kita akan bekerja untuk program-
meningkat-kan taraf hidup mereka, yaitu: program yang mengurangi buta huruf
1. Kita akan bekerja untuk mendorong dan memberi peluang pendidikan untuk
ratifikasi dan pelaksanaan Konvensi Hak semua anak, tanpa membedakan latar
Anak sedini mungkin. Program-program belakang dan jenis kelamin mereka;
untuk mendorong informasi tentang yang mempersiapkan anak-anak untuk
hak-hak anak harus dilancarkan di lapangan kerja yang produktif dan
seluruh dunia, dengan memperhatikan peluang belajar sepanjang hayat, yaitu
nilai-nilai sosial dan budaya yang melalui pelatihan kejuruan; dan yang
berbeda di masing-masing negara. memungkinkan untuk tumbuh menjadi
2. Kita akan bekerja untuk suatu usaha suatu konteks budaya dan sosial yang
yang kokoh baik nasional maupun menunjang dan mengasuh.
internasional guna meningkatkan 7. Kita akan bekerja untuk memperbaiki
kesehatan anak, mempromosikan keadaan yang menyedihkan yang
34
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
dialami jutaan anak yang hidup dalam kebutuhan khusus anak-anak di negara-
keadaan yang sangat sulit sebagai negara berkembang, dan khususnya di
korban apartheid dan pendudukan negara-negara kurang berkembang,
asing; anak-anak yatim dan anak-anak pantas mendapat prioritas. Tetapi
jalanan dan anak-anak dari pekerja- pertumbuhan dan perkembangan
pekerja musiman; anak-anak terlantar memerlukan promosi di semua Negara,
dan korban bencana alam dan bencana melalui tindakan nasional, dan kerja
buatan manusia sendiri; anak-anak sama internasional. Ini menghendaki
cacat dan yang disalahgunakan, anak pemindahan sumber-sumber daya
yang kurang beruntung dari segi sosial tambahan yang layak kepada negara-
dan anak-anak yang dimanfaatkan. negara berkembang di samping
Anak-anak pengungsi harus dibantu peningkatan persyaratan perdagangan,
agar mereka dapat menemukan akar liberalisasi perdagangan lebih jauh lagi
baru dalam kehidupan. Kita akan dan langkah-langkah untuk keringanan
bekerja untuk perlindungan khusus bagi pinjaman. Ini juga berarti penyesuaian-
anak-anak yang bekerja dan untuk penyesuaian struktural yang
penghapusan tenaga kerja anak yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi
tidak sah. Kita akan melakukan segala dunia, terutama di negara-negara
usaha untuk menjaga agar anak-anak berkembang, sementara menjamin
tidak akan menjadi korban dari bencana kesejahteraan sebagian besar sektor
yang ditimbulkan obat-obat terlarang. penduduk yang lemah, khususnya anak-
8. Kita akan bekerja dengan hati-hati anak.
untuk melindungi anak-anak dari
malapetaka peperangan dan 3. Realitas Masalah Anak.
mengambil langkah-langkah untuk Paradoks hak anak melanda anak-anak yang
mencegah sengketa bersenjata lebih pada tataran praktis terlibat sebagai pekerja
jauh lagi, untuk memberi kepada anak- anak (child labor), Anak-anak jalanan (street
anak di mana saja masa depan yang children) yang merupakan produk dinamika
aman dan ter-jamin. Kita akan perkotaan marak di kota-kota besar Indonesia
meningkatkan nilai-nilai perdamaian, yang ironisnya tanpa perlindungan hukum,
pengertian dan dialog dalam rawan dengan kekerasan, asumsi kriminal
pendidikan anak-anak. Kebutuhan- (crime image) dan destruktif bagi kemajuan
kebutuhan dasar anak-anak dan kota. Sementara itu eksploitasi seks (sex
keluarga harus dilindungi bahkan dalam exploitation) dan pelacuran anak (child
masa peperangan dan di daerah-daerah prostitution) yang rentan dalam industri
yang dilanda kerusuhan sekalipun. Kita pariwisata dan bisnis hiburan mulai menjalari
menjamin agar masa-masa tenang dan anak-anak Indonesia mulai menggejala.
jalur-jalur bantuan khusus dipatuhi Demikian juga praktek jual beli, penculikan dan
demi kepentingan anak-anak, di mana penyeludupan anak (sale, trafficking, and
peperangan dan kekerasan masih juga abdurating). Kasus-kasus lain yang muncul lebih
terjadi. dahulu seperti kekerasan terhadap anak (chid
9. Kita akan bekerja untuk langkah- violation), penyiksaan dan perampasan hak.
langkah bersama bagi pelestarian Dalam spektrum permasalahan anak
lingkungan, pada semua tingkat, sedemikian rupa, implementasi hak-hak harus
sehingga semua anak bisa me-nikmati dilakukan dengan transformasi hak anak secara
masa depan yang lebih aman dan lebih struktural. Hak-hak anak harus diaktualisasikan
sehat. dalam kebijakan politik tertinggi Negara.
10. Kita akan bekerja untuk menyerang Implementasi Hukum Dan hak Asasi Manusia
kemiskinan di seluruh dunia, yang akan Tentang Perlindungan Anak Dalam UU No. 23
memberi manfaat langsung kepada tahun 2002.
kesejahteraan anak. Kepekaan dan
35
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
36
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
37
Lex et Societatis, Vol. III/No. 2/Mar/2015/Edisi Khusus
38