ABSTRACT
This study is to analyze Ijarah financing in Islamic banking. Theories related to this
study include about Ijarah, Ijarah financing, DSN-MUI fatwa, Ijarah financing application.
This study is a qualitative descriptive study which is conducted in 2016. Data collection
methods used is study literature.
The result of this study shows that the product is based on the principles of Islamic
banking financing leases consist of pure rents and leases, which ended with the transfer of
ownership, known as Ijarah muntahiya bit Tamlik. Ijarah Muntahia bit Tamlik or IMBT is
basically a mix between a lease with purchase.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 106
Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 107
Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah
Rukun dari akad ijarah yang harus 3. Harga sewa dan harga jual disepakati
dipenuhi dalam transaksi adalah3: pada awal perjanjian antara bank
1. Pelaku akad, yaitu mustajir (penyewa), dengan nasabah.
adalah pihak yang menyewa aset dan
mu‟jir/muajir (pemilik) adalah pihak Jenis Akad Ijarah
pemilik yang menyewakan aset. Dilihat dari sisi obyeknya, akad ijarah
2. Objek akad, yaitu ma‟jur (aset yang dibagi menjadi dua, yaitu:
disewakan) dan ujrah (harga sewa). 1. Ijarah manfaat (Al-Ijarah ala al-
3. Sighat yaitu ijab dan qabul. Manfa‟ah)
Syarat ijarah yang harus ada agar Hal ini berhubungan dengan sewa jasa,
terpenuhi ketentuan-ketentuan hukum yaitu memperkerjakan jasa seseorang
Islam, sebagai berikut: dengan upah sebagai imbalan jasa yang
1. Jasa atau manfaat yang akan diberikan disewa. Pihak yang mempekerjakan
oleh aset yang disewakan tersebut disebut musta‟jir, pihak pekerja disebut
harus tertentu dan diketahui dengan ajir, upah yang dibayarkan disebut
jelas oleh kedua belah pihak. ujrah.4 Misalnya, sewa menyewa
2. Kepemilikan aset tetap pada yang rumah, kendaraan, pakaian dll. Dalam
menyewakan yang bertanggung jawab hal ini mu‟jir mempunyai benda-benda
pemeliharaannya, sehingga aset tertentu dan musta‟ji butuh benda
tersebut harus dapat memberi manfaat tersebut dan terjadi kesepakatan antara
kepada penyewa. keduanya, di mana mu‟jir mendapatkan
3. Akad ijarah dihentikan pada saat aset imbalan tertentu dari musta‟jir dan
yang bersangkutan berhenti. musta‟jir mendapatkan manfaat dari
4. memberikan manfaat kepada penyewa. benda tersebut.5
Jika aset tersebut rusak dalam periode 2. Ijarah yang bersifat pekerjaan (Al-
kontrak, akad ijarah masih tetap Ijarah ala Al-„Amal)
berlaku. Hal ini berhubungan dengan sewa aset
atau properti, yaitu memindahkan hak
Penjelasan transaksi ijarah untuk memakai dari aset atau properti
1. Transaksi ijarah ditandai dengan tertentu kepada orang lain dengan
adanya pemindahan manfaat. Jadi imbalan biaya sewa. Bentuk ijarah ini
dasarnya prinsip ijarah sama saja mirip dengan leasing (sewa) di bisnis
dengan prinsip jual beli. Namun konvensional.6 Artinya, ijarah ini
perbedaan terletak pada objek berusaha mempekerjakan seseorang
transaksinya adalah barang maka, pada untuk melakukan sesuatu. Mu‟jir
ijarah objek transaksinya adalah jasa. adalah orang yang mempunyai
2. Pada akhir masa sewa, bank dapat saja keahlian, tenaga, jasa dan lain-lain,
menjual barang yang disewakan kepada kemudian musta‟jir adalah pihak yang
nasabah. Karena itu dalam perbankan
syariah dikenal dengan al-ijarah
4
muntahiyah bit-tamlik ( sewa yang Ascarya, “Akad & Produk Bank Syari‟ah”,
diikuti dengan perpindahan cet ke-3, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 99.
5
Yazid Afandi, “Fiqh Muamalah Dan
kepemilikan). Imlementasinya Dalam Lembaga Keuangan
Syari‟ah”, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009),
Hlm. 187-188.
3. 6
Ascarya, Akad dan Produk Syari‟ah, Ascarya, “Akad & Produk Bank Syari‟ah”,
PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2007, hal.99. Hlm. 99.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 108
Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 109
Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah
ijarahan yang dilakukan oleh pihak membayar atas penggunaan objek sewa
penyewa, harus dibayar berdasarkan secara bertahap berdasarkan waktu
kesepakatan atau kebiasaan. Dalam penggunaan. Jika telah disepakati bahwa
hal ujroh yang ditarik dari Rahn Emas, pembayaran sewa dikenakan setelah masa
berdasarkan fatwa Fatwa nomor 26/DSN- sewa berakhir maka kontrak sewa tetap
MUI/III/2002 tentang Rahn Emas bahwa sah. Kepemilikan ujroh adalah mengikuti
besaran ongkos yang dibebankan kepada kepemilikan manfaat objek sewa, sedang
nasabah harus didasarkan pada kepemilikan manfaat objek sewa
pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan mengikuti perjalanan waktu. Menetapkan
untuk operasional Rahn Emas. Salah satu penyerahan objek sewa dapat mengikuti
komponen ongkos tersebut adalah ongkos perkembangan masa (waktu per waktu),
yang dibebankan atas dasar tempat namun hal tersebut sangat susah
penyimpananmarhun yang dilakukan diterapkan, oleh sebab itu ditetapkan
berdasarkan akad ijârah. bahwa pembayaran sewa adalah
Model Pembayaran Akad Ijârah mengikuti hari atau mengikuti peringkat.
Terdapat 2 (dua) model Metode tersebut didasari pada
13
pembayaran ijârah yang lazim digunakan dalil istihsân.
di industri keuangan syariah12:
1. Contigent to Performance: Pembayaran Berakhirnya Akad Ijârah
tergantung pada kinerja objek sewa. Para ulama menyatakan bahwa
Contoh: Andi mengatakan akan akad ijârah akan berakhir apabila14:
memberikan uang sebesar Rp 500.000,- 1. Obyek hilang atau musnah, seperti
bagi orang yang dapat menemukan rumah sewaan terbakar dan lain
KTP milik Andi yang hilang di rental sebagainya.
komputer Aida. 2. Waktu perjanjian berakhir. Apabila
2. Not Contigent to Performance: yang disewakan itu rumah, maka
Pembayaran tidak tergantung rumah itu dikembalikan ke pemiliknya.
pada kinerja objek sewa. Contoh Sewa Apabila yang disewa itu adalah jasa
Safe Deposit Box selama 2 bulan tarif seseorang, maka ia berhak menerima
Rp 100.000,-/bulan. Setelah akad upahnya.
bilamana nasabah hanya 3. Karena pembatalan oleh kedua pihak
mempergunakan SDB selama 1 ½ yang berakad, sebagaimana pembatalan
bulan, maka nasabah tetap bayar untuk dalam akad jual beli.
sewa 2 bulan yaitu sebesar Rp 4. Menurut ulama Hanâfiyah berakhirnya
200.000,-. akad ijârah karena salah satu pihak
Dalam hal lain, dinyatakan yang berakad meninggal sebab
bahwa ujroh akan menjadi wajib dibayar akad ijârah tidak dapat diwariskan.
oleh musta‟jir dan dapat dimiliki Sedangkan menurut jumhur ulama,
oleh mu‟jir jika: i) dipersyaratkan segera akad ijârah tidak batal/berakhir dengan
dibayar sebagaimana terdapat dalam wafatnya salah seorang berakad, karena
kontrak, ii) menyegerakan manfaat boleh diwariskan
pembayaran ujroh dengan tujuan untuk dan ijârah sama dengan jual-beli, yaitu
mempercepat berakhirnya akad iii)
12 13
Adiwarman Azwar Karim. 2006. Bank Al-Zuhaili. 2004. Al-fiqh al-islâmi ... Juz 5.
Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan. Ed 3. hal 3839-3840
14
Jakarta : Raja Grafindo Persada. hal 141 Ibid. hal 3862-3863
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 110
Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 111
Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah
objek sewa yang terjadi bukan karena dari sewa murni dan sewa yang diakhiri
pelanggaran akad atau kelalaian dengan pemindahan hak kepemilikan atau
nasabah. dikenal dengan ijarah muntahiya bit
Berdasarkan SOP yang disampaikan oleh tamlik.17 Ijarah muntahia bit tamlik
Bank Syari‟ah, tahapan pelaksanaan (IMBT) pada dasarnya merupakan
ijarah adalah sebagai berikut16 : perpaduan antara sewa menyewa dengan
a. adanya permintaan untuk menyewakan jual beli. Semakin jelas dan kuat
barang tertentu dengan spesifikasi yang komitmen untuk membeli barang di awal
jelas, oleh nasabah kepada bank akad, maka hakikat IMBT pada dasarnya
syari‟ah, lebih bernuansa jual beli. Namun, apabila
b. Wa‟ad antara bank dan nasabah untuk komitmen untuk membeli barang di awal
menyewa barang dengan harga sewa akad tidak begitu kuat dan jelas (walaupun
dan waktu sewa yang disepakati, opsi membeli tetap terbuka), maka hakikat
c. Bank Syari‟ah mencari barang yang IMBT akan lebih bernuansa ijarah.
diinginkan untuk disewa oleh nasabah, Dari sisi ijarah, perbedaan IMBT
d. Bank syari‟ah menyewa barang terletak dari adanya opsi untuk membeli
tersebut dari pemilik barang, barang dimaksud pada akhir periode.
e. Bank syari‟ah membayar sewa di muka Sedangkan dari sisi jual beli, perbedaan
secara penuh, IMBT terletak pada adanya penggunaan
f. Barang diserahterimakan dari pemilik manfaat barang dimaksud terlebih dahulu
barang kepada bank syari‟ah, melalui akad sewa (ijarah), sebelum
g. Akad antara bank dengan nasabah transaksi jual beli dilakukan. Secara
untuk sewa, teknis, implementasi IMBT juga diatur
h. Nasabah membayar sewa di belakang dalam Surat Edaran Bank Indonesia
secara angsuran, (SEBI) No. 10/14/DPBS pada tanggal 17
i. Barang diserahterimakan dari bank Maret 2008 yaitu:
syari‟ah kepada nasabah, dan a. Bank sebagai pemilik objek sewa juga
j. Pada akhir periode, barang bertindak sebagai pemberi janji
diserahterimakan kembali dari nasabah (wa`ad) untuk memberikan opsi
ke bank syari‟ah, yang selanjutnya pengalihan kepemilikan dan/atau hak
akan diserahterimakan ke pemilik penguasaan objek sewa kepada nasabah
barang. penyewa sesuai kesepakatan,
b. Bank hanya dapat memberikan janji
(wa`ad) untuk mengalihkan
Selain Bank Syari‟ah sebagai kepemilikan dan/atau hak penguasaan
pemberi sewa, di beberapa bank terdapat objek sewa setelah objek sewa secara
juga posisi bank sebagai wakil atau prinsip dimiliki oleh bank,
menggunakan wakalah. Bank syari‟ah c. Bank dan nasabah harus menuangkan
mewakilkan pemilik barang (objek sewa) kesepakatan adanya opsi pengalihan
kepada nasabah (penyewa). kepemilikan dan/atau hak penguasaan
objek sewa dalam bentuk tertulis,
Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT) d. Pelaksanaan pengalihan kepemilikan
Di atas telah disebutkan bahwa dan/atau hak penguasaan objek sewa
produk pembiayaan perbankan syariah
berdasarkan akad sewa-menyewa terdiri 17
Abdul Ghofur Anshori, “Hukum Perjanjian Islam
di Indonesia”, (Yogyakarta: Gadjah Mada
16
Ibid. University Press, 2010), hlm. 79
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 112
Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 113
Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah
Metodologi Penelitian
Metode Pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Keterangan Studi literatur, yaitu dengan cara
1. A: Rumah milik Developer PT. membaca atau mengambil informasi dari
Makmur jurnal ilmiah, buku dan juga
1. B: Nasabah mengajukan permohonan memanfaatkan internet sebagai sumber
pembiayaan untuk memiliki rumah kepada informasi. Studi literatur dilakukan untuk
LKS dengan membawa semua berkas- mempelajari teori-teori yang berkaitan
berkas yang dibutuhkan. Kemudian LKS dengan penelitian, sehingga data yang
melakukan proses analisa pembiayaan. akan dikumpulkan untuk dianalisis lebih
2. LKS telah menyetujui permohonan akurat. Teori-teori yang berhubungan
pembiayaan pemilikan rumah untuk dengan penelitian ini antara lain tentang
nasabah, LKS melakukan Akad Wakalah Ijarah, pembiayaan ijarah, fatwa DSN-
dengan Nasabah untuk (transfer) MUI, aplikasi pembiayaan ijarah.
pembayaran uang transaksi pembelian
rumah sebesar Rp 450 juta atas nama LKS Kesimpulan
kepada Developer/penjual yang berasal Dari pembahasan di atas, maka penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
dari rekening nasabah. Dalam contoh ini,
bahwa produk pembiayaan perbankan
nasabah telah melakukan pembayaran
syariah berdasarkan akad sewa-menyewa
uang muka kepada LKS sebesar Rp 50
terdiri dari sewa murni dan sewa yang
juta.
diakhiri dengan pemindahan hak
2. A: Rumah seluas xx m2 menjadi milik
kepemilikan atau dikenal dengan ijarah
penuh LKS
muntahiya bit tamlik. Ijarah muntahia bit
3. LKS dan Nasabah melakukan Akad
tamlik (IMBT) pada dasarnya merupakan
Pembiayaan berdasarkan Prinsip Ijarah
perpaduan antara sewa menyewa dengan
(Muntahiya Bit Tamlik) selama 100 bulan
jual beli. Semakin jelas dan kuat
untuk menyewa Rumah seluas xx m2
komitmen untuk membeli barang di awal
dengan uang sewa sebesar Rp 7 juta
akad, maka hakikat IMBT pada dasarnya
/bulan.
lebih bernuansa jual beli. Namun, apabila
3. A: Nasabah menyewa Rumah seluas xx
komitmen untuk membeli barang di awal
m2 milik LKS dan memperoleh manfaat
akad tidak begitu kuat dan jelas
dengan menempati rumah tersebut
(walaupun opsi membeli tetap terbuka),
4. Nasabah membayar uang sewa bulan
maka hakikat IMBT akan lebih bernuansa
pertama sebesar Rp 7 juta hingga 99
ijarah.
(sembilan puluh sembilan) bulan ke
Berdasarkan SOP yang disampaikan
depan.
oleh Bank Syari‟ah, tahapan pelaksanaan
5. Pemindahan pemilikan dapat
ijarah adalah sebagai berikut:
dilakukan dengan Akad Hibah bilamana
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 114
Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 115
Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, Juli 2015 116