Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH LEMPAR LEMBING

Tugas Penjaskes Remedial Tentang Lempar Lembing

Disusun oleh :

Nama : ANDRI FERDIANA


Kelas : XI 6 TSM

SMK MUHAMMADIYAH LEMAHABANG


Teraktreditasi: A NPSN: 20244688 NSSN: 322021706001
Jl. KH. Akhmad Dahlan No. 1 Lemahabang Kabupaten Cirebon
No. Telp: 0231 – 637425 E-mail: smkmla_crb@yahoo.co.id
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam
melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal
mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia.
Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki
pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat
manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang
lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun
perkampungan atau perkotaan.

Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar
lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga
yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya
pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang
otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang
sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah
dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.

B. TUJUAN

Mengetahui pengertian lempar lembing

Mengetahui persyaratan yang syah pada olah raga lempar lembing

Mengetahui teknik bermain lempar lembing

C. METODE PENULISAN

Metode yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan cara browsing atau
mencari dari internet sebagai bahan dari pembuatan makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LEMPAR LEMBING

Lembing adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk


kompetisidiperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan melemparkan dari
peluru. Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk bagian dari Olimpiade kuno,
dan itu termasuk dalam perdana Olimpiade modern pada tahun 1896. Lembing akhirnya
diatur oleh lintasan dan lapangan payung tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional
(IAAF).

Javelin kompetisi paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga pada
Olimpiade, di mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-laki dan
perempuan. Javelin juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik Dunia kejuaraan atletik
dan berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah bagian dari National Collegiate
Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan lapangan. Ini juga merupakan salah
satu peristiwa yang meliputi baik dasalomba dan heptathlon.

Beruang lembing sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional lainnya yang
mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin. Yang menembak, melempar
palu, dan cakram semua memerlukan atlet untuk mempertimbangkan berbagai faktor fisik,
termasuk efek angin, sudut di mana objek dilepaskan, ketinggian di mana objek dilepaskan,
dan kecepatan objek pada rilis. Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik lembing itu
sendiri yang memisahkan olahraga ini dari peristiwa melempar lain.

Proyektil yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-kepala,
dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau komposit lain bahan
sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek dipegang oleh pelempar sebelum
pengiriman.

Berbeda dengan gerak kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang atlet untuk
menghasilkan peluru yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing aturan melarang spin
atau memutar dari tubuh pelempar sebelum pelepasan lembing (bagian belakang pesaing
mungkin tidak menghadapi garis melemparkan setiap saat sebelum pelepasan lembing).
1. Cara Memegang

Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata
lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau
pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan
pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke
belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut
memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari
tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada
saat melempar (Syarifuddin, 1992).

Gambar 1.1 Cara Memegang Finlandia

Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata
lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau
pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi
belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan
ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi
lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari
memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin,
1992).

Gambar 1.2 Cara Memegang Amerika


Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari
telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.

Peraturan lomba lempar lembing

Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing.

Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing
putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram.

Gambar 1.3 Lapangan Lempar Lembing

Lembing harus dipegang pada tempat pegangan

Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah

Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung lemparan

Cara membawa lembing

Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa
lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.

Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala
dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini
digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu
akan melempar.

Membawa lembing Di bawah

Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing
menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat dengan tanah.
Membawa lembing di depan dada

Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati
pundak sebelah kanan.

Gambar 1.3 Cara Membawa Lembing

B. PERSYARATAN SUATU LEMPARAN YANG SYAH

Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau
bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya non
orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.

Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian
lembing lainnya.

Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau
jalur paralel.

Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota
badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis
paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.

Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara,
tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi
sektor lemparan.

Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan
jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung
garis lempar dan garis perpanjangan.
1. Peralatan lembing

Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3) tali
pegangan.

Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata
lembing yang runcing.

Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi
garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan
bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.

Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk
putra 800 gr dan putri 600 gr.

2. Jalur Lari Awala

Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus
di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.

Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.

3. Garis Lengkung Lemparan

Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan
jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau
terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang
ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m.
Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.

C. TEKNIK-TEKNIK DALAM LEMPAR LEMBING

Olah raga lempar lembing merupakan cabang olahraga atletik, dimana atlet dari melemparkan
lembing atau tombak pada lapangan dengan ukuran yang telah ditentukan. Lembing yang
digunakan dalam olahraga ini terbuat dari logam metal dan pada ujungnya terdapat mata
lembing yang bentuknya runcing. Lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu mata lembing yang
berbentuk runcing, badan lembing, dan tali pegangan pada lembing. Pada olahraga lempar
lembing, panjang dan berat lembing yang digunakan berbeda, untuk putra panjangnya 2,6
sampai 2,7 meter dengan berat 800 gram. Sedangkan untuk putri panjang lembing adalah 2,2
sampai 2,3 meter dan beratnya 600 gram. Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa
teknik yang harus diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara
membawa lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar lembing.

1. Cara Memegang Lembing

Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus yang perlu diperhatikan.
Ada dua macam cara dalam memegang lembing, yaitu:

Cara Finlandia: antara kedua jari tengah dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan
lembing, sedangkan jari telunjuk diletakkan sewajarnya.

Cara Amerika: antara kedua jari telunjuk dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang
balutan lembing.

2. Cara Membawa Lembing

Dalam membawa lembing, ada tiga cara yang bisa digunakan, yaitu:

Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan telinga.
Sementara mata lembing diarahkan ke depan agak serong ke arah bawah.

Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan telinga,
tetapi mata lembing diarahkan ke depan dengan serong ke atas.

Lembing dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang badan dengan mata lembing
diarahkan ke depan serong atas.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Di dalam gerakan lempar lembing banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh bagian atas
dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang lengkap dari
bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan lempar lembing yang baik.

B. SARAN

Sebagai calon guru olahraga, dengan mengetahui analisis gerak lempar lembing mulai dari
gerakannya itu sendiri, sendi yang berperan, bidang dan sumbu yang terkait, serta otot-otot
yang digunakan, diharapkan dapat menjadi suatu pegangan dalam membelajarkan anak
didiknya kelak.

Anda mungkin juga menyukai