Sejak kecil, pemain yang membela skuad Persija Jakarta dengan nomor punggung 20
ini sudah menggeluti sepak bola. Bepe kecil tergabung di beberapa klub lokal sejak ia
berusia delapan tahun, seperti di SSB Getas (1988-1989), SSB Ungaran Serasi (1989-
1993) dan Klub Diklat Salatiga (1996-1999). Bepe beraksi di rumput hijau tingkat
internasional pertama kali sebagai pemain timnas U-19 di turnamen Piala Asia. Ketika
itu Bepe berhasil mengantongi gelar "Top Scorer" dengan mencetak tujuh gol selama
turnamen berlangsung. Prestasi yang ditorehkannya tersebut memberinya modal untuk
mencoba seleksi pemain Persija pada 1999 dan ia pun lolos.
Namun akhirnya, pilihan Bepe jatuh pada klub divisi tiga Belanda, EHC Norad. Bepe tak
memperpanjang masa kontraknya di negara kincir angin tersebut karena gagal
beradaptasi dengan cuaca. Pria yang ketika kecil mengidolakan Maradona ini pulang ke
Indonesia setelah membela EHC Norad selama empat bulan.
Kecintaannya pada Persija, membuat Bepe mengakhiri dua tahun karir emasnya di
Malaysia dan kembali ke Indonesia. Ia kemudian mengenakan seragam Persija
bernomor punggung 20 kebanggaannya dan membela klub itu lagi hingga saat ini.
Berbagai prestasi telah sukses ia torehkan, baik di Liga Indonesia, Indonesia Super
League, hingga kompetisi internasional seperti Piala Suzuki AFF 2010 dan Kualifikasi
Pra-Piala Dunia 2014. Bepe bahkan dinobatkan sebagai pemegang rekor penampilan
terbanyak dan top skorer Indonesia dengan 77 penampilan dan 36 gol versi FIFA
kategori A.