A. Agama
1. Pengertian Agama Etimologi)
Agama dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan peraturan. Kata agama berasal
dari bahasa Sansekerta a berarti tidak dan gamma berarti kacau, agama berarti tidak kacau.
Agama semakna dengan kata religion (bahasa Inggeris), religie (Belanda),
religio (Latin), yang berarti mengamati, berkumpul/bersama, mengambil dan menghitung.
Dengan padanan kata re + Leg + io, yang artinya:
Leg = to observe mengamati
= to gather - berkumpul/bersama
= to take up - mengambil (njumput/jawa)
= to caout menghitung
Agama semakna juga degan kata ad-Dien (Bahasa Arab) yang berarti cara, adat
kebiasaan, peraturan, undang-undang, perhitungan, hari kiamat, dan nasihat.
B. Kepercayaan
1. Pengertian (Etimologi)
Dalam tata bahasa Indonesia kepercayaan berasal dari kata dasar percaya mendapat
imbuhan awalan ke dan akhiran an. Kata percaya menurut kamus bahasa Indonesia
berarti:
1. (Akan kepada) menganggap (mengakui, yakin) bahwa memang benar (ada dan
sebagainya).
2. (Akan, kepada) menganggap dengan pasti bahwa (jujur, kuat, baik dsb):
mengharapkan benar atau memastikan (bahwa akan dapat memenuhi harapannya,
dsb).
Adapaun pengertian Kepercayaan menurut ilmu makna kata (sematik) mempunyai arti:
a. Iman kepada agama
b. Anggapan (keyakinan) bahwa benar sungguh ada, misalnya kepada dewa-dewa dan
orang-orang halus.
c. Dianggap benar dan jujur, musalnya orang kepercayaan.
d. Setuju kepada kebijakansaan pemerintah atau pengurus.
2. Definisi Kepercayaan (Pengertian Termonologis)
Kata kepercayaan menurut istilah (terminology) di Indonesia pada waktu ini ialah
keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa di luar agama atau tidak termasuk kedalam agama.
(Rasyidi : 1980).
A.L. Huxley di dalam bukunya The Perennial Philosophy. Seorang pengarang dan ahli filsafat
di negeri Inggeris menyebutkan empat arti:
a. Percaya/mengandal (kepada orang tertentu).
b. Percaya (Inggeris: Faith) kepada wibawa (dari para ahli di suatu bidang ilmu
pengetahuan).
c. Percaya (Inggeris: believe) kepada dalil-dalil yang kita ketahui bahwa kita dapat
menceknya, apabila kita mempunyai kesediaan. Kesempatan dan kemampuan untuk
itu (misalnya : mempercayai toeri atom).
d. Percaya (Inggeris: believe) kepada dalil-dalil yang kita ketahui bahwa kita dapat
menceknya, sekalipun kita menghendakinya (missal, mempercayai pasal-pasal
pengakuan iman Athanasius).
Huxley berpendapat, bahwa ketiga arti yang pertama mempunyai peranan yang
penting dalam Kehidupan sehari-hari dan dalam ilmu pengetahuan, tetapi percaya dalam arti
yang ke empat itu pandangannya sama dengan apa yang disebut kepercayaan agamani.
(Permadi,1994:3).
Kamus umum Purwadarminto, 1976. Mengatakan bahwa kepercayaan mempunya
pengertian:
a. Anggapan atau keyakinanbenar (ada, sengguh-sungguh).
b. Sesuatu yang dipercayai (dianggap dengan benar).
Menurut Endang Syaifuddin Anshari (1985) percayailah sifat dan sikap membenarkan
sesuatu atau menganggap sesuatu sebagai benar. Sedangkan menurut Dananjaya (153)
kepercayaan pada intinya bukan hanya mencakup kelakuan (behavior) tetapi juga pengalama
(experiences) juga alat.
Jadi kepercayaan adala anggapan atau keyakinan terhadap sesuatu yang mempengaruhi
sifat mental yang meyakininya.
3. Religi
a.Pengertian Religi
Secara bahasa, kata religi adalah kata kerja yang berasal dari kata benda religion.
Religi itu sendiri berasal dari kataredan ligare artinya menghubungkan kembali yang telah
putus, yaitu menghubungkan kembali talihubungan antara Tuhan dan manusia yang telah
terputus oleh dosa-dosanya (Mubarok, 2003:45). Menurut Gazalba (Rohilah,2010), bahwa
religi berasal dari bahasa latin religio yang berasal dari akar kata religare yang berarti
mengikat. Religi adalah kecenderungan rohani manusia untuk berhubungan dengan alam
semesta, nilai yang meliputi segalanya, makna yang terakhir, dan hakekat dari semuanya.
Sedangkan Sarwono (2006) mendefinisikan religi sebagai suatu kepercayaan terhadap
kekuasaan suatu zat yang mengatur alam semesta ini.
Istilah religi menunjukkan pada aspek religiyang telah dihayati oleh individu dalam
hatinya (Mangunwijaya dalam Sudrajat, 2010). Dister (Sudrajat, 2010) menyatakan bahwa di
dalam religi terdapat unsur internalisasi agama dalam diri individu. Definisi lain menyatakan
bahwa religi merupakan perilaku terhadap agama yang berupa penghayatan terhadap nilai-
nilai agama yang dapat ditandai tidak hanya melalui ketaatan dalam menjalankan ibadah
ritual tetapi juga dengan adanya keyakinan, pengamalan, dan pengetahuan menganai agama
yang dianutnya (Ancok dan Suroso, 2008).
Glock dalam Paloutzian (Sudrajat, 2010) menyebut bahwa religi meupakan sebuah
komitmen beragama, yang dijadikan sebagai kebenaran beragama, apa yang dilakukan
seseorang sebagai bagian dari kepercayaan, bagaimana emosi atau pengamalan yang
disadariseseorangtercakupdalamagamanya,danbagaimana seseorang hidup dan terpengaruh
berdasarkan agama yang dianutnya.
Terdapat dua istilah yang dikenal dalam agama yaitu kesadaran beragama (religious
conciousness) dan pengalaman beragama (religious experience). Kesadaran beragama adalah
segi agama yang terasa dalam fikiran dan dapat diuji melalui introspeksi atau dapat dikatakan
sebagai aspek mental dari aktivitas agama, sedangkan pengalaman beragama adalah unsur
perasaan dalam kesadaran beragama yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang
dihasilkan oleh tindakan (Drajat, 1989).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa religi adalah internalisasi dan penghayatan seorang
individu terhadap nilai-nilai agamayang diyakini dalam bentuk ketaatan dan pemahaman
terhadap nilai-nilai tersebut untuk kemudian dapat diimplentasikan dalam perilaku sehari-
hari. Sehingga tingkat religi seseorang dapat dilihat dari tingkah laku, sikap, dan perkataan,
serta kesesuaian hidup yang dijalani dengan ajaran agama yang dianutnya.
b. Dimensi Religi
Menurut R.Stark dan C.Y. Glock (Ancok dan Suroso, 2008) religi (religiosity)
meliputi lima dimensi yaitu keyakinan beragama (beliefs), praktik keagamaan (practice), rasa
keberagamaan (feelings), pengetahuan agama (knowledge), dan konsekuensi (effect) dari
keempat dimensi tersebut.
1. Keyakinan beragama (beliefs) adalah kepercayaan atasdoktrin teologis, seperti
percaya terhadap adanya Tuhan, malaikat, hari akhirat, surga, neraka, takdir,dan lain-
lain (Djarir, 2005). Ancok dan Surosa (2008) menyatakan bahwa orang religi
berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-
doktrin tersebut. Indikator dari dimensi keyakinan adalah:
a)Keyakinan tentang Allah
b)Keyakinan tentang malaikat Allah
c)Keyakinan tentang kitab-kitab Allah
d)Keyakinan tentang Nabi/Rasul Allah
e)Keyakinan tentang hari akhir
f)Keyakina tentang qadha dan qadar Allah
g)Keyakinan tentang syurga dan neraka
Berdasarkan paparan diatas, dapat dikatakan bahwa dimensi religi terdiri dari 5 yaitu:
kepercayaan seseorang terhadap ajaran agama (beliefs), pelaksanaan ajaran agama dalam
bentuk praktek ibadah-ibadah ritual (practice), kepahaman seseorang terhadap nilai- nilai dan
ajaran agama yang dianutnya d(knowledge), pengalaman- pengalaman agama yang dirasakan
oleh seseorang (experience), dan pengaruh dari kepercayaan, pelaksanaan, kepahaman, dan
pengalaman tentang agama terhadap sikap, ucapan, dan perilaku seseorang yang tercermin
dalam kehidupan sehari-hari